Negara
Indonesia bisa dibilang merupakan bangsa yang selalu berjuang tanpa menyerah.
Hal tersebut bisa dilihat dari dua zaman yaitu zaman sebelum kemerdekaan dan
setelah kemerdekaan. Berdasarkan sejarah yang dipelajari saat berada di bangku
sekolah kita sebagai masyarakat sudah mengetahui bahwa negara Indonesia ini
dijajah oleh berbagai macam negara. Negara-negara yang menjajah dari mulai
negara Belanda, negara Jepang, dan lain-lain. Akibat dari penjajah yang
dilakukan tentunya memberikan efek kurang baik didalam kehidupan sehari-hari
masyarakat. Penyiksaan sampai pertumbahan darah pastinya selalu terjadi bagi
masyarakat di negara Indonesia pada saat itu. Maka dari itu untuk melepaskan hal
kurang baik dari penjajahan dibutuhkan perjuangan.
Ya,
pada saat itu pastinya setiap komponen di seluruh negara Indonesia bahu membahu
untuk melepaskan diri dari tangan para penjajah. Tetapi karena pada saat itu
perlawanan yang dilakukan masih bersifat ditambah beberapa faktor lainnya
membuat perlawanan masih belum mampu mengusir para penjajah di tanah negara
Indonesia. Setelah beberapa perjuangan kedaerahan tidak memberikan hasil
maksimal pastinya dibutuhkan sebuah cara yang lebih efektif. Maka dari itu
disini seluruh pemuda yang ada baik itu dari Sabang sampai Merauke membentuk
sebuah perkumpulan. Dimana perkumpulan tersebut memiliki tujuan menyatukan
seluruh masyarakat agar menjadi sebuah satu. Dari penyatuan yang dilakukan oleh
perkumpulan para pemuda akhirnya tanggal 28 Oktober 1982.
Dengan
sudah disatukan oleh sumpah tersebut secara perlahan-lahan perlawanan yang
diberikan oleh bangsa negara Indonesia kepada penjajah mulai menemukan titik
terang. Bukti titik terang tersebut mulai terlihat dengan jelas dan nyata pada
tanggal 17 Agustus 1945. Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan tanggal yang sangat
bersejarah bagi negara Indonesia. Dimana pada tanggal tersebut negara Indonesia
melakukan proklamasi diri kemedekaan. Dengan melakukan proklamasi tersebut menandakan
bahwa negara Indonesia sudah terbebas dari tangan para penjajah.
Apakah Ketika Sudah Merdeka Pejuangan Sudah
Berakhir???
Pastinya
para pembaca memiliki sebuah pertanyaan diatas atas perjuangan meraih
kemedekaan bagi negara Indonesia. Tentunya jawabannya adalah tidak, nyatanya
setelah kemedekaan negara Indonesia perjuangan masih panjang. Harus diakui
pastinya akan ada sebuah perbedaan antara perjuangan sebelum kemedekaan dan
setelah kemedekaan. Jika sebelum kemedekaan pejuangan yang tanpa batas dilakukan
memiliki tujuan untuk melepaskan bangsa negara Indonesia terhadap penjajahan
yang dilakukan. Tetapi setelah kemerdekaan telah diraih perjuangan yang tanpa
batas dilakukan memiliki tujuan untuk memajukan negara Indonesia agar sejajar
dengan negara lainnya.
Dasar Negara Terhadap Negara
Untuk
melanjutkan perjuangan para pahlawan serta mengisi kemedekaan setiap negara
pastinya membutuhkan dasar negara. Dimana dasar negara yang diciptakan haruslah
kuat agar dapat mampu menjadi penopang akan harapan yang dipikirkan oleh bangsa
dari negara Indonesia. Dengan dibuat sebagai penopang pastinya negara Indonesia
membutuhkan yang namanya dasar negara. Berbicara dasar negara untuk negara
Indonesia sudah dikenal pada masyarakat dengan sebuah sebutan Pancasila.
Pancasila
merupakan sebuah hal yang harus dipahami dan diaplikasikan didalam kehidupan
sehari-hari dari masyarakat negara Indonesia. Eksistensi dari nilai-nilai yang
ada didalam pancasila diambil dari kehidupan sehari-hari masyarakat di negara
Indonesia. Sehingga ketika nilai-nilai yang ada didalam pancasila tidak bisa
dipisahkan dan bisa dikatakan pancasila adalah landasan kehidupan bagi masyarat
di negara Indonesia. Apabila dilihat dari sisi etimologi pengertian dari
pancasila berasal dari sebuah bahasa Sansekerta. Pancasila terdiri dari dua
kata yaitu Panca dan Sila. Panca memiliki arti lima dan Sila memiliki arti
dasar atu diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi atas perilaku atau
tingkah laku seseorang atau bangsa. Sedangkan menurut penulis sendiri pancasila
adalah lima dasar aturan yang dianut oleh masyarakat di negara Indonesia
didalam menjalani kehidupan sehari-harinya.
Keadilan
Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dari
kata-kata “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” kita sebagai masyarakat
dari negara Indonesia sudah mengetahui bahwa kata yang diatas merupakan salah
satu point yang ada didalam pancasila. Lebih tepatnya kata-kata diatas
merupakan pancasila untuk sila ke-5. Dimana sila ke-5 digambarkan oleh sebuah
lambang padi dan kapas.
Padi
diambil karena didalam masyarakat negara Indonesia dikenal dengan negara
agraris. Dimana pada saat tersebut mata pencarian didominasi dengan bertani
lebih spesifik lagi kepada tanaman padi. Ya, tanaman padi merupakan tanaman
yang menghasilkan beras. Beras merupakan makanan pokok yang selalu dikonsumsi
oleh masyarakat negara Indonesia. Padi yang sudah berwarna kuning menandakan
bahwa padi tersebut sudah siap panen. Dari hal tersebut menandakan bahwa sila
ke-5 yang digambarkan padi menandakan sebuah kesejahteraan bagi masyarakat
negara Indonesia ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pokok berupa nasi.
Kapas
merupakan bahan utama didalam pembuatan pakaian atau sandang. Fungsi dari
pakaian adalah agar dapat melindungi tubuh dari sebuah sinar matahari, debu,
maupun hal lainnya. Dari fungsi tersebut dapat diartikan bahwa pancasila sila
ke-5 yang digambarkan dengan kapas memiliki arti untuk menjaga seluruh rakyat
Indonesia supaya dapat memiliki sebuah kehidupan yang sejahtera. Warna dari
kapas tediri dari dua yaitu warna putih dan warna hijau. Warna putih memiliki
arti yaitu kedamaian, ketenangan, serta kerukunan. Sedangkan untuk warna hijau
memiliki arti kesegaran, kesuburan, serta kehiudpan. Apabila ditarik sebuah
benang merahnya kapas serta warna putih dan hijau memiliki arti akan selalu
menjaga rakyat agar memiliki kehidupan yang sejahtera didalam menjalani
kehidupan sehari-hari.
Dari
pengertian yang telah dipaparkan diatas dapat ditarik sebuah benang merahnya
bahwa arti bahwa pancasila pada point ke-5 memiliki arti bahwa kesejahteraan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Salah satu cara nyata untuk dapat meraih
kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah melalui pembangunan. Ada
banyak sekali pembangunan yang dilakukan oleh pihak pemerintah dari negara
Indonesia salah satunya pembangunan untuk infrastuktur yang berkaitan dengan
energi listrik.
Energi listrik saat ini merupakan sebuah energi yang sangat dibutuhkan oleh kita sebagai masyarakat didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Penggunaan dari energi listrik ada banyak sekali dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali oleh masyarakat. Dari mulai menanak nasi, menggunakan tv, laptop, sampai mencuci kini memerlukan energi listrik didalamnya. Banyaknya aktifitas yang memerlukan energi listrik tidak usah heran jika saat ini negara Indonesia melalui pihak BUMN menyediakan energi listrik kebutuhan masyarakatnya.
Untuk
urasan energi listrik pada negara Indonesia disediakan oleh BUMN yang bernama
PLN. PLN sendiri merupakan sebuah singkatan dari PT Perusahaan Listrik Negara.
PLN bisa dikatakan termasuk ke dalam salah satu BUMN yang dimiliki oleh negara
Indonesia. Tetapi BUMN yang bernama PLN ini mengurusi bidang kelistrikan bagi
masyarakat.
Walaupun
sudah ada sebuah badan BUMN untuk mengurusi jaringan listrik tetapi nyatanya
masih banyak wilayah yang belum memiliki jaringan listrik. Jaringan listrik
yang ada di negara Indonesia baru menjangkau sekitar 85% dari 82.190 desa. Dari
data tersebut sebanyak 2.519 desa belum sama sekali merasakan sebuah layanan
aliran listrik dimana sebanyak 2.376 berada di wilayah Papua sedangkan sisanya
belum mendapatkan sebuah layanan aliran listrik secara penuh dalam 24 jam.
Rasio dari kelistrikan yang ada di wilayah negara Indonesia tentunya memiliki
sebuah target yang ingin dicapai yaitu 97% untuk tahun 2019. Menurut Menteri
ESDM yang pada saat itu dijabat oleh Ignasius Jonan mengatakan bahwa memperluas
layanan listrik bagi masyarakat bukan hanya sekedar mengejar target rasio
elektrifikasi semata tetapi juga harus dapat mampu meratakan akses listrik bagi
seluruh masyarakat di negara Indonesia. Untuk merealisasikan hal tersebut
tidaklah mudah harus ada banyak sekali program yang dilaksanakan salah satunya
dengan Program Indonesia Terang yang sudah terintegrasi dengan program listrik
35.000 MW.
Mungkin
dari sekian banyak desa yang saat itu belum teralirin listrik salah satunya
adalah desa Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kabupaten Barru. Padahal energi listrik
seperti yang telah dipaparkan memiliki banyak manfaat didalam menjalani kehidupan.
Akibat tidak adanya listrik yang untuk masyarakat di desa Ampiri, Desa
Bacu-Bacu, Kabupaten Barru banyak aktifitas yang tidak bisa dilaksanakan
terutama aktifitas yang dilakukan pada malam hari. Belajar pada malam hari
merupakan kegiatan yang cukup sulit dilakukan oleh para pelajar di desa Ampiri,
Desa Bacu-Bacu, Kabupaten Barru saat belum ada energi listrik. Jika kegiatan
belajar saja terganggu maka transfer ilmu pengetahuan dari tenaga pendidik
kepada para siswa dan siswi akan menjadi terhambat. Apabila hal tersebut terus
saja berlangsung dengan jenjang waktu yang cukup lama akan berdampak kurang
baik yaitu terhadap pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi
terhambat.
Agent Of Change Terhadap Desa Ampiri, Desa Bacu-Bacu,
Kabupaten Barru
Sesosok
agent of change yang lahir merubah permasalahan
akan energi listrik pada desa Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kabupaten Barru bernama Harianto
Albarr. Harianto Albarr merupakan seseorang yang berasal dari keluarga
sederhana yang bertempat tinggal di Ampiri, Desa Bacu-Bacu, kecamatan
Pujananting. Harianto Albarr menghabiskan usia dari lahir sampai usia belasan
berada di kampung halaman sebelum mengikuti ujian SD di Sekolah SD Jalanru,
Kelurahan Lompo Riaja, Ternate Riaja di tahun 2001. Kemudian setelah tamat
menempuh pendidikan SD berlanjut ke pendidikan SMP. SMPN 1 Tanete Riaja
merupukan pilihan yang dipilih oleh Harianto Albarr serta untuk pendidikan SMA
yang dilihnya adalah SMAN 1 Barru. Setelah barulah untuk pendidikan perguruan
tinggi Harianto Albarr mengambil di Universitas Negeri Makasar.
Setelah
beberapa lamanya mengenyam pendidikan di Universitas Negeri Makasar dengan
juruan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) sekitar di pergantian
semester ke tiga alih-alih ngaso dari perkulihannya ketika sudah sampai pulang
ke kampung di Ampiri, Desa Bacu-Bacu, Kabupaten Barru Harianto Albarr ditagih
oleh warga tempat tinggalnya. Apalagi warga tempat tinggal Harianto Albarr
memiliki sebuah ekspektasi yang tinggi bagi seseorang yang sudah menjadi
mahasiswa. Dimana ketika seseorang melekat julukan mahasiswa maka seseorang
tersebut dianggap sudah serba bisa melakukan banyak hal karena telah mengenyam
pendidikan dibangku kuliah. Ekspektasi yang tinggi dari masyarakat tersebut
membuat Harianto Albarr menjadi kian semangat untuk menyelesaikan pendidikan
dibangku kuliah agar menjadi sosok agent
of change yang dapat menyelesaikan masalah di kampung tempat tinggal
tersebut.
Kampung
tempat tinggal dari Harianto Albarr terletak di Ampiri lebih spesifik lagi
letaknya di perbukitan Coppo Tile, Sulawesi Selatan. Untuk akses mencapai
tempat tersebut seseorang harus melewati jalan yang menanjak dan berliku-liku. Bisa
dikatakan trek jalan untuk menggunakan mobil hanya cukup satu dengan jalan yang
ditempuh bersisiran langsung dengan jurang. Jalan untuk mobil sendiri belum
beraspal sehingga ketika pengemudi tidak capak mengendari mobil yang dibawanya
bisa saja mobil tersebut mengalami kejadian selit atau terpeleset pada bebatuan
di jalan yang dilalui.
Walaupun
akses jalan seperti yang telah dipaparkan tetapi akses listrik dari PLN sudah
mulai ada. Tetapi ketika digunakan listrik dari PLN tersebut sering terjadi
nyala dan mati. Dengan tidak konsisten listrik yang diterima tentunya menjadi
sebuah masalah bagi para warga yang ada di desa Ampiri, Desa Bacu-Bacu,
Kabupaten Barru. Tidak stabil listrik yang diterima oleh para warga tersebut
membuat Harianto Albarr memiliki sebuah keinginan membuat listrik dari tenaga
air. Ketika sudah mengemukakan ide tersebut kepada para warga ternyat tidak
mendapatkan respon yang positif. Bahkan keinginan Harianto Albarr tersebut bisa
diibaratkan seperti bak mimpi di siang bolong. Respon yang kurang baik tersebut
tidak memutuskan semangat untuk merealisasikan ide Harianto Albarr untuk
menciptakan listrik dari tenaga air.
Ada
sebuah permasalahan lainnya yaitu pendidikan yang ditempuh oleh Harianto Albarr
mengambil jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) sedangkan untuk
menciptakan listrik dari tenaga air biasanya untuk jurusan yang berkaitan
dengan listrik. Walaupun terdapat bersebrangan antara pendidikan yang ditempuh
dengan tujuan tetapi tetap Harianto Albarr semangat mempelajari tentang membuat
energi listrik dari air. Tentunya Harianto Albarr mempelajari ilmu pengetahuan
tersebut secara otodidak melalui berbagai macam tulisan serta video yang ada
didalam internet. Setelah sekian lama akhirnya ilmu pengetahuan membuat energi
listrik dari air mulai menemukan jalannya dengan menggunakan mikrohidro.
Pengertian
dan Prinsip Kerja Mikrohidro
Mikrohidro
bisa di artikan sebagai sebuah instalasi yang bertujuan untuk menjadi
pembangkit listrik tetapi masih berada di skala kecil dengan memanfaatkan
sumber daya berupa aliran air sebagai tenaga penggerak untuk menghasilkan
energi listrik. Air yang digunakan merupakan air yang memiliki ketinggian head
dan kapasitas aliran tertentu. Biasanya pembangkit listrik tersebut dikenal
oleh masyarakat secara luas dengan sebuah nama Pembangkit Listrik Tenaga
Mikrohidro atau biasa disingkat dengan nama PLTMH.
Berdasarkan
sebuah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakat Republik Indonesia Nomor
09/PRT/M/2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan
Usaha dalam Pemanfaatan Infrastruktur Sumber Daya Air untuk Pembangunan
Pembangkit Listrik Tenaga Air/ Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro/ Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro mengatakan bahwa PLTMH merupakan sebuah pembangkit
listrik yang memanfaatkan tenaga dari aliran atau terjunan air, waduk, atau
saluran irigasi yang pembangunannya bersifat multiguna dengan kapasitas kurang
dari 1 MW (satu Megawatt). Setelah menganalisis lebih ternyata penggunaan PLTMH
memiliki sisi baik dan sisi kurang baik berikut ini adalah beberapa contohnya
yaitu:
Pembangkit
Listrik Tenaga Mikrohidro |
|
Sisi
Baik |
Sisi
Kurang Baik |
Ramah lingkungan |
Pembangunan yang membutuhkan modal
cukup besar |
Tidak ada pencemaran lingkungan
yang dihasilkan |
Energi listrik yang dihasilkan
tergantung oleh banyaknya jumlah aliran air sehingga tidak bisa stabil energi
listrik yang dihasilkan. |
Secara
prinsip dari kerja PLTMH adalah mengubah energi potensial yang dimiliki air
menjadi energi listrik. Maka hal penting yang harus diperhatikan adalah
bentungan agar dapat menyuplai air secara teratur dan lengkap beserta pintu
dapat menyaring sampah yang dibawa oleh air. Perletakan bendungan harus
diletakan pada dasar suangan agar terhindar dari banjir.
Cara
kerja dari PLTMH memiliki pusat berada di energi potensial air. Energi potensial
air tersebut berasal dari perbedaan ketinggian air yang kemudian turun sesuai
dengan sifat air yang mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang rendah akibat
grafitasi. Aliran air tersebut disambungkan kedalam turbin yang sudah
dilengkapi casing agar dapat diarahkan ke baling-baling yang kokoh dan
disambung pada 2 buah pirangan yang sejajar agar seimbang yang terbuat dari
baja. Setelah itu poros turbin akan dapat berputar karena energi kinetik air
tersebut berubah menjadi energi mekanik yang diakibatkan oleh kecepatan air. Barulah
setelah itu dihubungkan menggunakan kopling agar dapat dihubungkan atau
ditrasmisikan kepada generator. Dari komponen generator tersebutlah energi
listrik dihasilkan. Energi listrik yang dihasilkan akan dialirkan ke
rumah-rumah untuk digunakan keperluan sehari-hari. Untuk menghasilkan energi
yang lebih besar dan efektif tentunya dengan cara meningkatkan ketinggian ari
agar energi potensial air menjadi besar sehingga energi listrik yang dihasilkan
besar pula.
Realisasi
Dari Mikrohidro Harianto Albarr
Dengan
menggunakan alat dan biaya yang seadanya PLTMH awal-awal dibangun telah
berhasil menghasilkan energi listrik kurang lebih 1000 watt. Energi listrik
tersebut merupakan sebuah cahaya kehidupan baru yang terjadi di di Ampiri, Desa
Bacu-Bacu, Kabupaten Barru. Agar memenuhi semua kebutuhan masyarakat akan
listrik ternyata sangat kurang dari energi yang telah dihasilkan. Masalah
tersebut ternyata dapat diselesaikan dengan adanya sebuah bantuan dari pihak
lain dalam hal ini adalah CSR dan Kementerian ESDM. Akibat adanya bantuan
tersebut kini PLTMH yang dibangun sudah dapat menghasilkan energi listrik
hingga 100 Kwh. Energi listrik yang banyak tersebut tentunya sudah dapat
digunakan oleh masyarakat didalam beraktifitas sehari-harinya. Bahkan kini
aktifitas yang tidak bisa dilakukan dimalam hari seperti belajar, menonton tv,
dan lain-lain dapat dilakukan karena sudah tersediannya energi listrik.
Setelah
beberapa waktu berlalu tidak hanya kampunya saja yang sudah terang tetapi
beberapa desa lain sudah mulai terang. Dimana beberapa desa tersebut tersebar
di beberapa wilayah seperti Sulawesi Selatan serta beberapa desa yang berada Sulawesi
Barat, Sulawesi Tenggara, Maluku, dan Maluku Utara. Tentunya kini cahaya terang
kehidupan tidak hanya dirasakan untuk desanya sendiri tetapi desa-desa lainnya.
Dari desa-desa tersebut mungkin sudah dapat menerangi puluhan hingga ratusan
rumah yang dapat dialiri listrik tersebut.
Untuk
berbicara dampak dari penggunaan energi listrik yang dihasilkan memang tidak
main-main. Tetapi ada satu hal yang menarik dari pengelolaan yang dikelola oleh
Harianto Albarr adalah dari sisi pembayaran. Pembayaran sendiri dilakukan oleh
para warga yang menggunakan energi listrik yang dihasilkan. Cara pembayaran
terbagi ke dalam dua dalam bentuk uang yang ramah dikantong atau dengan beras
yang nantinya dapat dijual. Kedua cara tersebut akan diujungnya sama yaitu
untuk membayar biasa operasional dari kegiatan PLTMH. Mungkin biaya operasional
tidak butuh banyak-banyak tetapi ada hal yang membutuhkan banyak modal. Dimana kegiatan
yang membutuhkan banyak modal terletak pada pembelian komponen dan transportasi
ke lokasi titik PLTMH. Karena dibentuk di aliran sungai yang memiliki
ketinggian yang besar pastinya membutukan tenaga, waktu, dan pikiran yang
banyak agar dapat mengirimkan komponen ke titik PLTMH. Dengan sulitnya dan
membutuhkan waktu yang besar tersebut membuat biaya yang dikeluarkan menjadi
lebih tinggi dari pada umumnya.
Ternyata
pihak Harianto Albarr juga dapat menawarkan kepada pihak desa-desa lain yang
membutuhkan. Tetapi sebelum benar-benar merealisasikan kegiatan PLTMH terlebih
dahulu masyarakat didesa tersebut membuat kelompok. Kelompok desa tersebut memiliki
peran untuk membuat komunikasi ke masyarakat setempat serta menjadi pengelola
pasca pembangunan dan operasional telah dilakukan. Kelompok tersebut juga
melakukan beberapa kegiatan lainnya dari mulai survei pada awal-awal sampai
membuat turbin sampai instalasi yang diakhirnya mengelola PLTMH tersebut tetapi
masih berada di bawah pendampingan dari Harianto Albarr.
Membangun
PLTMH didesa lain tidaklah mudah ada banyak sekali tantangan yang harus
dilewati. Salah satu contoh tantangan tersebut datang dari masyarakat tersebut.
Dimana masyarakat tersebut menganggap bahwa apa yang dilakukan oleh Harianto
Albarr untuk membangun PLTMH memiliki niat tersendiri yaitu menjadi kepada desa
setempat. Akibat pemikiran tersebut banyak masyarakat didaerah yang akan
dibangun PLTMH tersebut berusaha membuat halangan atas kontribusi Harianto
Albarr dalam membangun PLTMH. Walaupun adanya halangan tersebut tidak
menghalangi Harianto Albarr untuk memberikan senyuman kehidupan melalui cahaya
yang diciptakan melalui PLTMH.
Penghargaan
Atas Konstribusi
Atas
konstribusinya menerangi desa-desa baik itu di kampung halamannya maupun
desa-desa lainnya kini Harianto Albarr mendapatakan sebuah penghargaan. Dimana salah
satu penghargaan yang diterima oleh Harianto Albarr adalah SATU Indonesia
Awards.
Atas
penghargaan tersebut harapannya seluruh desa atau wilayah-wilayah yang sulit
diakses oleh PLN atas permintaan energi listrik dapat diatasi oleh adanya
PLTMH. Sehingga ketika masyarakat sudah ada PLTMH dapat beraktifitas sebagai
mana mestinya tanpa adanya hambatan akan penerangan. Diujungnya kehidupan
masyarakat akan menjadi senyum dan bahagia karena penerangan kehidupan kini
telah ada didalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Sumber
gambar, video, dan photo:
- https://www.gramedia.com/best-seller/sila-ke-5/
- https://hot.liputan6.com/read/4665960/pengertian-pancasila-fungsi-kedudukan-dan-makna-setiap-lambangnya
- https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara#:~:text=PT%20Perusahaan%20Listrik%20Negara%20(Persero)%20(disingkat%20PLN)%20adalah,kelistrikan%20yang%20ada%20di%20Indonesia.&text=Ketenagalistrikan%20di%20Indonesia%20dimulai%20pada,tenaga%20listrik%20untuk%20keperluan%20sendiri
- https://id.wikipedia.org/wiki/Perusahaan_Listrik_Negara
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/11/18/2519-desa-belum-teraliri-listrik
- https://barrupos.com/sosok-harianto-albarr-pemuda-dengan-prestasi-membanggakan/
- https://kbr.id/saga/05-2018/harianto_albarr___mantri_listrik_dari_desa_bacu_bacu_/96156.html
- https://foresteract.com/mikrohidro/
- https://youtu.be/DV-lo99534M
- https://www.satu-indonesia.com/satu/satuindonesiaawards/finalis/pencetus-terang-desa/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
- https://pixabay.com/photos/war-soldiers-parachutes-469503/
- https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
- https://www.youtube.com/watch?v=6r5IQ49ao_k
- https://pixabay.com/photos/mountain-landscape-steps-stones-2031539/
Belum ada tanggapan untuk "Menciptakan Senyuman Kehidupan Melalui Penerangan"
Posting Komentar