Negara
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak sekali kelebihan
didalamnya. Berbicara bukti sudah banyak sekali bukti yang dapat dilihat oleh
mata telanjang masyarakat yang mengatakan bahwa Negara Indonesia memiliki
banyak kelebihan. Bahkan kelebihan yang dimiliki oleh negara Indonesia membuat
negara Indonesia memiliki sebuah julukan yang diberikan oleh masyarakat luas
kepadanya. Dimana julukan tersebut bernama atau dikenal dengan sebuah nama
yaitu Negara Maritim.
Bisa
diartikan bahwa Negara Maritim merupakan sebuah negara yang memiliki luas
wilayahnya lebih didominasi oleh lautan dibandingkan wilayah datarannya. Negara
Indonesia merupakan negara yang didominasi oleh lautan bahkan menurut beberapa
informasi yang beredar luas wilayah lautan negara Indonesia sebesar 2/3 dari
luas wilayahnya. Tentunya dari didominasinya luas wilayah lautan berpengaruh
pada kehidupan masyarakat khususnya pada mata pencarian.
Walaupun
Negara Indonesia dikenal dengan sebuah julukan negara agraris yang dibuktikan
dengan banyaknya masyarakat memilih menjadi petani. Tetapi tidak semua
masyarakat memilih untuk bertani tetapi ada juga masyarakat yang sebagian besar
memilih menjadi nelayan. Dimana masyarakat yang memilih menjadi nelayan
merupakan masyarakat yang tinggalnya berada di daerah bibir pantai.
Cara
Nelayan Memancing
Pada
umumnya masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan akan menangkap ikan di laut
menggunakan perahu-perahu kecil. Perahu-perahu kecil tersebut pada masyarakat
dikenal dengan sebuah nama yaitu jukung. Jukung atau bisa disebt dengan cadik
dikenal akan sebuah perahu kecil yang memiliki cadik kayu berasa dari negara
Indonesia. Agar dapat melakukan kegiatan menangkap ikan di laut tentunya jukung
ini dilengkapi dengan berbagai macam alat lainnya seperti jaring. Jaring-jaring
ini akan dilepaskan kedalam laut sambil nelayan lain menggiring para ikan yang
ada di laut untuk dapat masuk kedalam jaring tersebut. Ketika sudah dirasa
cukup lama jaring dilepaskan kedalam laut kemudian para nelayan akan mengangkat
jaring tersebut serta memanen hasil tangkapan ikan tersebut.
Tantangan
Dalam Memancing Ikan Bagi Nelayan
Walaupun
sudah dilakukan selama beberapa generasi dari nenek moyang tetapi tetap saja
kegiatan memancing dengan mengkombinasikan jukung ditambah dengan jaring masih
tetap digunakan sampai saat ini. Ternyata kegaitan memancing dengan
mengkombinasikan jakung ditambah jaring memiliki berbagai macam tantangan yang
muncul terlihat bagi para nelayan. Berikut ini adalah beberapa
tantangan-tantangan yang akan dihadapi oleh masyarakat yang berprofesi sebagai
nelayan dalam menangkap ikan di laut yaitu:
- Pencurian ikan oleh nelayan negara lain atau biasa disebut dengan illegal fishing. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan pihak yang akan menindak berbagai macam perilaku illegal fishing yang termasuk kedalam kegiatan pelanggaran pada bidang kelautan dan perikanan. Maka dari itu disini pihak pemerintah melakukan sebuah penangkapan bagi orang-orang yang melakukan illegal fishing. Di tahun 2021 sudah terjadi penangkapan sebanyak 167 kapal pelaku illegal fishing. Itulah kapal-kapal yang baru bisa ditangkap dibandingkan kapal-kapal yang belum tertangkap dan terbukti melakukan illegal fishing. Tentunya apabila kegiatan illegal fishing terus berlanjut pada masyarakat maka akan menurunkan ikan yang dapat ditangkap oleh para nelayan dari negara Indonesia karena ikan sudah ditangkap lebih dahulu dari kegiatan illegal fishing.
- Teknologi yang
digunakan sudah tertinggal jauh. Teknologi yang
digunakan oleh para nelayan dimasyarakat negara Indonesia dengan menggunakan
jakung yang dikombinasikan oleh alat-alat memancing seperti jaring. Sedangkan
di negara lain yang memiliki profesi sama yaitu nelayan sudah dapat
mengkombinasikan kegiatan menangkap ikan di laut. Dengan sudah ada kombinasi
teknologi tersebut pastinya para nelayan dari negara lain tersebut dapat lebih
banyak peluang menangkap ikan dibandingkan yang hanya menggunakan teknologi
tradisional.
- Cuaca yang tidak bisa
diprediksi. Pada nelayan yang ada di negara Indonesia masih mengandalkan
faktor cuaca dalam memancing. Bahkan jadi atau tidaknya seseorang akan memancing
ikan dilaut dilihat dari baik buruknya cuaca saat itu. Memang tidak ada
salahnya mau melakukan kegiatan memancing memerhatikan cuaca sehingga tidak
terjadi kecelakaan kerja saat memancing. Tetapi apabila seseorang nelayan tidak
melakukan kegiatan memancing maka seseorang tidak dapat menghidupi kehidupan
sehari-harinya.
- Masih mengandalkan
insting dalam mencari lokasi ikan berada. Tentunya kita sebagai
masyarakat mengetahui bahwa luas lautan sangatlah luas. Kondisi luas tersebut
ternyata tidak semua tempat yang ada di laut itu merupakan tempat yang
menyimpan banyak sekali ikan-ikan didalamnya. Sehingga mau tidak mau apabila
mau mendapatkan hasil tangkapan ikan yang lebih banyak maka para nelayan harus
mengetahui lebih dahulu akan tempat ikan berada pada laut. Untuk menemukan
lokasi ikan dilaut biasanya para nelayan masih mengandalkan insting yang
didapatkan dari waktu lamanya seseorang pelayan tersebut melakukan penangkapan
ikan di luat. Karena masih mengandalkan insting dan waktu lamanya pengalaman
seseorang membuat banyak sekali sisi kesalahan dalam menentukan lokasi laut
yang banyak ikannya.
Pada
dasarnya ada banyak sekali tantangan yang akan dihadapi oleh para nelayan dalam
menangkap ikan diluat tetapi salah satunya telah dipaparkan diatas. Semua
tantangan yang ada tersebut saling berkolaborasi memberikan dampak yang pada
sedikit atau besarnya ikan yang ditangkap pada hari tersebut. Tentunya hal
tersebut harus dapat diselesaikan secara efektif agar merubah kehidupan para
nelayan menjadi lebih baik lagi.
Arah
Perubahan Dari Generasi Muda
Ya,
berbicara mengenai perubahan atas sebuah masalah yang ada didalam masyarakat
biasanya dimunculkan solusinya dari para anak mudanya didalam negara tersebut. Anak
muda didalam suatu negara bisa dikatakan sebagai pihak agent of change.
Sehingga apabila sebuah negara ingin membuat sebuah gebrakan perubahan terhadap
masalah yang ada didalam masyarakat pastinya solusi tersebut akan lahir pada
anak mudanya. Salah satu anak muda yang memberikan sebuah gebrakan solusi akan
masalah yang dihadapi oleh nelayan dilakukan oleh seseorang anak muda yang
bernama I Gede Merta Yoga Pratama.
I Gede Merta Yoga Pratama merupakan seseorang anak muda yang berasal dari negara Indonesia. Tempat tanggal hari dari seseorang yang bernama I Gede Metra Yoga Pratama berasal dari Gobleg, 23 September 1996. I Gede Merta Yoga Pratama sudah sejak berada di bangku SMP mulai menyukai ilmu alam seperti Geografi dan Geologi. Buktinya pada tahun 2013 I Gede Merta Yoga Pratama sempat menyabet sebuah juara olimpiade nasional Geografi yang diselenggarakan di Universitas Negeri Malang.
Pada awal-awalnya I Gede Merta Yoga Pratama tidak pernah ada sebuah niatan untuk dapat menempuh pendidikan dibangku kuliah dengan Jurusan Ilmu Kelautan. Alasan tidak ada niatan tersebut karena pada saat itu I Gede Merta Yoga Pratama memiliki keinginan untuk menempuh cita-cita dibangku perkuliahan dengan jurusan yang berkaitan dengan dunia perminyakan atau pertambangan. Tetapi ketika sudah mendaftar didalam jurusan yang berkaitan dengan dunia perminyakan atau pertambangan I Gede Merta Yoga Pratama tidak diterima. Atas saran dari kakeknya tersebut I Gede Merta Yoga Pratama akhirnya masuk serta menjadi mahasiswa dengan Jurusan Ilmu Kelautan. Akhirnya I Gede Merta Yoga Pratama memilih dan mengambil Jurusan Ilmu Kelautan yang berada di Universitas Udayana, Bali.
Di
awal-awal kuliah Jurusan Ilmu Kelautan tentunya karena tidak sesuai keinginan
pastinya akan timbul sebuah perasaan malas. I Gede Merta Yoga Pratama juag
mengaku malas dan jarang masuk kelas. Akibat perilaku tersebut membuat I Gede
Merta Yoga Pratama menjadi perbincangan serta diremehkan teman-temannya. Diujungnya
maka teman-temannya pun mulai merasa tidak mau menjadi satu kelompok karena I
Gede Merta Yoga Pratama jarang masuk sehingga menganggu kelompok tersebut dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan. Tidak mau kurang baik tersebut terus
bersarang akhirnya I Gede Merta Yoga Pratama mulai berubah. Perubahan yang
dilakukan bisa terlihat jelas dari mulai rajin kuliah serta mencintai
jurusannya. Dari perubahan yang dilakukan tersebut ternyata memberikan dampak
positif dimana dampak positif tersebut adalah lahirlah aplikasi Fish Go. I Gede Merta Yoga Pratama
bersama teman-temannya menciptakan sebuah aplikasi yang bernama Fish Go. Kini timbul kembali sebuah
pertanyaan yaitu:
Apa
Itu Aplikasi Fish Go???
Hah,
aplikasi Fish Go. Fish artinya ikan
dan Go artinya pergi. Jadi kalau disatukan arti dari kata Fish Go adalah pergi ikan atau ikan pergi. Mungkin banyak dari para
pembaca atau bahkan penulis pertama kali akan memiliki pemahaman demikian jika
dilihat dari arti kata “Fish Go”.
Dari pada salah dalam memahami akan aplikasi Fish Go alangkah baiknya jika melihat video dibahwa ini terlebih
dahulu sebelum membahas lebih jauh mengenai aplikasi Fish Go. Berikut ini adalah video yang dapat dilihat terlebih
dahulu oleh para pembaca agar memahami secara garis besar mengenai aplikasi Fish Go yaitu:
Setelah
melihat video diatas tentunya disini penulis dapat menarik sebuah benang
merahnya dari aplikasi Fish Go. Bisa
diartikan bahwa aplikasi Fish Go
merupakan salah satu aplikasi berbasis Andoid yang dikembangkan oleh I Gede
Merta Yoga Pratama berserta teman-temannya untuk para nelayan yang ada di
seluruh negara Indonesia. Selain dapat membantu para nelayan dalam mencari ikan
dilaut aplikasi Fish Go juga dapat
memetakan 3 jenis ikan yaitu ikan Lemuru, Tuna, dan PPDPI.
Kondisi
Nelayan Terjadi Secara Langsung Pada Masyarakat
I
Gede Merta Yoga Pratama memaparkan bahwa munculnya aplikasi Fish Go bersumber dari keresahan yang
dirasakan oleh para nelayan di negara Indonesia khususnya nelayan yang berada
di wilayah Bali. Negara Indonesia dikenal akan sumber daya alam khususnya laut
tetapi kenyataan di masyarakat berkata sebaliknya. Berdasarkan data statistik
yang diberikan oleh Badan Pusat Stastik (BPS) mengatakan bahwa 20% masyarakat
yang kurang mampu di negara Indonesia memiliki mata pencarian sebagai nelayan.
Tentunya kondisi tersebut merupakan sebuah peristiwa yang cukup ironi.
Dikarenakan sumber daya alam yang 2/3 lautan ternyata menyimpan sebuah sebuah
permasalan atas kemiskinan yang dirasakan oleh para nelayan. Padahal secara
teori seharusnya luasnya kondisi laut di negara Indonesia dapat menyelesaikan
masalah kemiskinan yang dihadapi oleh para nelayan akibat jumlah tangkapan ikan
yang banyak.
Nelayan-nelayan
tradisional sudah dipastikan bekerja kerasnya bukan main. Kerja keras tersebut
bisa terlihat dari waktu berangkat bekerja yang dilakukan. Biasanya para
nelayan berangkat melaut di sore hari serta pulang di waktu pagi hari. Walaupun
sudah berkorban seharian di tengah-tengah laut terkadang hasil yang didapatkan
tidak sebanding dengan waktu yang telah dikorbankan. Bahkan dibeberapa kali
yang dirasakan oleh para nelayan hasil tangkapan yang didapat hanya bisa
dibelanjakan untuk keperluan makan sehari-hari tanpa bisa membeli berbagai
macam keperluan lainnya. Padahal kebutuhan hidup dari waktu ke waktu selalu berbagai
harga kebutuhan sehari-hari mengalami peningkatan akibat beberapa faktor. Dengan
kondisi demikian semakin sulit lagi para nelayan untuk memenuhi kebutuhan
kehidupan tersebut.
Ide
Tidak Ingin Hanya Berakhir Dalam Sebuah Kertas Karya Tulisan
Di
tahun 2015 I Gede Merta Yoga Pratama serta teman-temannya melakukan sebuah
kegiatan magang. Magang yang dilakukan terjadi di Balai Penelitian dan
Observasi Laut yang berada di Jembrana, Bali. Balai tersebut berada dibawah
secara langsung di Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dari kegiatan magang
tersebut ternyata membuat I Gede Merta Yoga Pratama dan teman-temannya
mengenalkan tentang sebuah metode penggunaan citra satelit atau penginderaan
jarak jauh untuk dapat memetakan sebaran ekosistem di perairan. Hal tersebut
nyatanya membuat I Gede Merta Yoga Pratama beserta teman magangnya menjadi tertarik
dengan metode pemetaan sumber daya perikanan.
Setelah
selesai magang yang dilakukan pada Balai Penelitian dan Observasi Laut tersebut
pihak I Gede Merta Yoga Pratama akan membuat sebuah karya tulis. Tentunya hal
yang biasa bagi para mahasiswa ketika sudah selesai kegiatan magang akan
diakhiri oleh sebuah karya tulis. Dimana karya tulis tersebut akan memaparkan
berbagai macam kegiatan yang dilakukan mahasiswa tersebut. Seperti pada umumnya
pula biasanya hasil karya tulisan yang dibuat biasanya hasil akhirnya akan
hanya menjadi bentuk laporan yang hanya akan dipajang diperpustakaan didalam
tempat pendidikan mahasiswa tersebut. Kini hal tersebut tidak terjadi pada I
Gede Merta Yoga Pratama kini ia ingin hasil karya tulisan dari magang tersebut
tidak berakhir di pajang dalam perpusatakaan. I Gede Merta Yoga Pratama
menginginkan karya tulis dari hasil magang tersebut dapat benar-benar
direalisasikan serta memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat
terutama bagi para nelayan.
Ide
yang muncul dari I Gede Merta Yoga Pratama tersebut dibarengi akan sebuah
moment munculnya sebuah permainan yang menyedot perhatian banyak masyarakat.
Dimana nama permainan tersebut adalah Pokemon Go. Masih ingatkah kita pada
moment-moment tersebut muncul dimana berbagai macam media banyak sekali yang
membahas mengenai Pokemon Go. Secara sederhana permainan Pokemon Go merupakan
sebuah permainan menangkan sebuah monster pokemon yang lokasi tersebut sudah
disetting lokasinya secara virtual. I Gede Merta Yogga Pratama memiliki sebuah
ide bahwa konsep dasar dari permainan Pokemon Go terhadap masalah dalam mencari
titik-titik lokasi ikan berada di laut. Dari hal tersebutlah kini lahir sebuah
aplikasi yang bernama Fish Go.
Ide
utama dari aplikasi Fish Go adalah
memprediksi akan titik-titik lokasi ikan yang berkumpul. Titik lokasi tersebut
didapat dari ilmu hasil magang serta dikombinasikan dengan permainan Pokemon Go
serta beberapa data lainnya seperti citra satelit yang didapatkan daari data
karakteristik ikan sehingga dapat menentukan titik potensi yang ada ikannya. Metode
dasar dari aplikasi Fish Go adalah
mengumpulkan data koordinat nelayan akan penebaran jaring dan Tarik jaring.
Data yang berasal dari lapangan ini juga termasuk dalam jenis ikan dan kondisi
perairan. Dari hal tersebut dapat diketahui gambaran jenis ikan dan kondisi
fisiologi atau lokasi yang nyaman untuk ikan dan lokasi ikan mencari makan.
Data-data yag telah dikumpulkan melalui sebuah hasil riset lapangan bersama
para nelayan tersebut akan dipadukan oleh data satelit yang dibuat oleh pihak
Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) Ocean Color.
Data
itu juga didapatkan setiap harinya dikarenakan sifat sumber terbuka (open source).
Dimana data-data tersebut akan berisikan kualitas air, suhu, aus, dan
lain-lain. Sehingga ketika membaca data dari satelit maka secara tidak langsung
dapat pula menentukan lokasi ikan yang berkumpul dapat diprediksi. Lokasi
prediksi dipaparkan dengan sebuah koordinat yang selanjutnya dapat dibaca
dengan mudah oleh para nelayan di laut ketika memancing.
Pada
awal-awal ketika masih dalam pengembangan untuk mendapatkan informasi lokasi
potensi ikan berkumpul diakses melalui sebuah situs. Ternyata penerapan situs
tersebut bisa dikatakn tidak cukup mudah. Apalagi seseorang nelayan harus
mencocokan data koordinat dengan sebuah peta. Hal tersebut tentunya tidak mudah
apalagi kegiatan tersebut dilakukan diatas laut yang airnya tidak bisa tenang.
Sehingga dari yang awalnya diakses melalui sebuah situs kini para nelayan dapat
mengakses melalui sebuah aplikasi yang dapat diakses dengan mudahnya.
Bersama
dengan timnya I Gede Merta Yoga Pratama akhirnya karya tulisan yang telah
dibuat tersebut mampu memenangkan sebuah kegiatan. Dimana kegiatan kemenangan
tersebut diadakan oleh Inovation Festival yang diadakan oleh sebuah Badan
Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Badung yang diadakan pada tahun 2017.
Dari kemenangan hal tersebut ditambah kemenangan lainnya membuat dana dari
aplikasi Fish Go tersebut menjadi
lebih besar seperti membuat purwarrupa. Tidak hanya perkembangan dari hal
tersebut tetapi dari hal lain khususnya dari sumber daya manusia yang terlibat.
Awalnya mungkin beberapa orang yang terlibat tetapi kini sudah mulai banyak
orang yang terlibat didalam kegiatan dari aplikasi Fish Go.
Kondisi
Cuaca, Lokasi Ikan, Dan Layanan Darurat (SOS)
Didalam
kegiatan memancing yang dilakukan oleh para nelayan pastinya akan melibatkan
sisi cuaca. Bahkan terkadang ketika cuaca tidak kurang bagus para nelayan tidak
melaut. Tetapi nyatanya masih ada beberapa para nelayan yang memaksa untuk
tetap melaut pastinya berpotensi akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Ada
banyak sekali hal-hal yang tidak diinginkan tersebut seperti perahu terbalik,
hantaman obak yang besar, sampai terombang ambingnya para nelayan ditengah
laut. Tentunya hal-hal tersebut bisa membahayakan para nelayan. Maka dari itu
disini didalam layanan aplikasi Fish Go
dibutuhkan sebuah layanan keselamatan.
Didalam
aplikasi Fish Go ada banyak sekali
fitur-fitur yang disediakan. Dimana salah satu fitur tersebut yang ada didalam
aplikasi Fish Go adalah kondisi
cuaca, wilayah potensial penangkan, rute penangkan, waktu terbaik, sampai
layanan darurat atau biasa disebut dengan SOS. Dari semua layanan tersebut
layanan darurat atau SOS merupakan layanan yang bermanfaat bagi para nelayan
ketika mendapatkan hal terduga ditengah-tengah laut. Ketika para nelayan
tersebut mengklik layanan darurat atau SOS pada aplikasi Fish Go data tersebut akan dikirim ke tim penyelamat seperti
Basarnas. Dari data yang dikirim tersebut pihak Basarna dapat memiliki data
pencarian seseorang nelayan yang membutuhkan bantuan serta dapat memcencanakan
sejauh apa jarak pencarian seseorang nelayan tersebut agar mudah diberikan
pertolongan.
Tidak
hanya itu didalam aplikasi Fish Go
juga dapat memprediksi akan titik-titik lokasi koordinat dari ikan yang
berkumpul. Ketika nelayan sudah mengetahui titik-titik lokasi koordinat maka
nelayan tinggal menuju titik tersebut sesuai dengan apa yang ada didalam
aplikasi tersebut. Setelah itu para nelayan dapat mengitung estimasi jarak
tempuh dan waktu penangkapan terbaik. Sehingga dengan hal tersebut setidaknya
peluang para nelayan mendapatkan ikan hasil tangkapan menjadi lebih besar. Pastinya
tidak dapat 100% akurat bahwa dengan adanya aplikasi Fish Go para nelayan dapat benar-benar mendapatkan hasil ikan yang
banyak. Tetapi harapannya dengan adanya aplikasi Fish Go para nelayan dapat lebih mendapatkan banyak ikan
dibandingkan hanya menggunakan metode tradisional yang biasa dilakukan oleh
para nelayan dahulu.
Meyakinkan
Nelayan Untuk Menggunakan Fish Go
Disini
pihak dari Fish Go khususnya dari I
Gede Merta Yoga Pratama akan mengubah aktifitas masyarakat nelayan yang sudah
mendarah daging dari zaman dahulu. Dengan perubahan tersebut pastinya banyak
sekali masyarakat yang berprofesi nelayan menonak. Tolak A, tolak B, sampai
tolakan C pastinya akan dihadapi oleh pihak Fish Go ketika memaparkan kepada para nelayan untuk mau mencoba
aplikasi Fish Go ketika memancing di
laut.
Apalagi
saat itu banyak masyarakat yang berpofesi sebagai nelayan yang sudah nyaman
menggunakan metode turun-temurun yang digunakan. Harus diakui terlebih dahulu tidak
ada yang salah dengan penggunaan metode tradisional. Tetapi kini seperti yang
kita ketahui bahwa cuaca mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi pada cuaca
tersebut tentunya membuat perubahan titik-titik koordinasi ikan berada. Agar
tetap dapat menghasilkan hasil ikan tangkapan di laut dibutuhkan aplikasi Fish Go.
Untuk dapat benar-benar menyakinkan masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan disini pihak Fish Go melakukan berbagai macam sosialisasi. Dimana salah satu kegiatan sosialisasi yang dilakukan Fish Go seperti terjadi pada Kantor Desa Canggu. Kegiatan sosialisasi yang terjadi pada Kantor Desa Canggu dilaksanakan pada tanggal 30 November 2020. Pada kegiatan tersebut juga diikuti oleh beberapa Kelompok Nelayan Merta Segara. Kegiatan sosialisasi tersebut dipimpin oleh Kepala Subbid Pengembangan Wilayah, Fisik, dan Prasarana Balitbang Kabupaten Bandung serta dihadiri oleh pihak lain seperti Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan Dinas Perikanan Badung.
Penerapan
Nyata Aplikasi Fish Go Dari Kisah Nelayan
Jro
Mangku Made Tina (47) dilihat-lihat sedang mengutak-atik ponsel pintar yang
dikalungkan pada lehernya pada Minggu (20/12/2020) sore. Ketika itu ia sedag
memeriksa perkiraan akan cuaca yang ada diperairan selatan Bali yang menjadi
tempat ia mau melakukan kegiatan memancing. Ponsel pintar yang dibawa oleh Jro
Mangku Mate Tina dibungkus oleh sebuah pelindung air agar terhindar dari
sentuhan air ketika berada dilaut. Ponsel pintar tersebut ternyata memberikan
berbagai macam informasi dari mulai gelombang tinggi sampai cuaca saat dilaut
nanti. Nyatanya ketika membaca cuaca dari ponsel pintar tersebut menunjukan
cuaca kurang bersahabat untuk melaut. Hal tersebut didukung oleh angina yang
berhembus secar kencang meski langit tampak cerah. Jro Mangku Made Tina
memaparkan bahwa aplikasi yang digunakan saat memancing ikan di laut bernama Fish Go yang sudah diunduhnya sejak
pertengahan 2019.
Awal
mulanya Jro Mangku Made Tina menggunakan aplikasi Fish Go sekitar awal bulan Juli 2019. Pada saat itu ada sejumlah
para pemuda yang mendatanginya ketika sedang sibuk-sibuknya menyiapkan jala di
jukungnya. Para pemuda tidak hanya mendatanginya tetapi juga menawarkan untuk
pergi suatu kemapt ke salah satu titik lokasi yang berada di perairan Pantai
Kelan. Respon Jro Mangku Made Tina adalah tidak percaya yang dibalut oleh rasa
keraguan. Tetapi para pemuda tersebut terus saja menyakini untuk mendatangi
yang dikatakan para pemuda tersebut. Apalagi jika dilihat dari titik yang
diinginkan oleh Jro Mangku Made Tina dan para pemuda berbeda. Dimana titik para
pemuda berada di barat daya perairan dekat Pura Uluwatu sedangkan Jro Mangku
Made Tina memiliki tujuan kea rah selatan.
Saat
sampai dititik yang diberikan oleh para pemuda tersebut ternyata berada di
pukul 22.00 WITA. Kedua pihak yang ada didalam perahu tersebut ketika sudah
sampai dilokasi yang dikatakan para pemuda tersebut langsung menebar jala untuk
menangkap ikan. Ketika diangkut tersebut ternyata menimbulkan perasaan kaget
karena jaring yang diterbarkan ada banyak sekali ikan didalamnya. Bisa
dikatakan berat ikan yang diangkut tersebut hampir 100 kilogram ikan tongkol
yang didapatkan. Pastinya perasaan senang dirasakan para nelayan tersebut
karena mendapatkan ikan tongkol yang banyak. Padahal biasanya Jro Mangku Made
Tina hanya mengantalkan insting dan tanda-tanda alam sehingga hasil tangkapan
kurang maksimal.
Cerita
yang terjadi oleh Jro Mangku Made Tina sama pula dipaparkan oleh Ketua Kelompok
Nelayan Samanjaya Kedonganan, Nyoman Sudiarta. Nyoman Sudiarta mengatakan
dengan menggunakan aplikasi Fish Go
dapat meningkatkan hasil tangkapan para nelayanan berdasarkan pengalamannya
mencari ikan saat berada di kawasan perairan Badung Selatan. Sebelum
menggunakan aplikasi Fish Go
tangkapan ikan tidak mentu kadang dapat kadang pula tidak.
Kini
kelompok nelayan yang tergabung berjumlah 30 orang. Dimana dari 30 orang
tersebut 15 orang sudah aktif dalam menggunakan Fish Go. Sudah cukup lama menggunakan aplikasi Fish Go para nelayan tersebut selalu mendapatkan ikan. Sebelum
menggunakan aplikasi Fish Go para
nelayan biasanya mendapatkan paling banyak ikan seberat 100 kilogram bahkan
kosong. Tetapi ketika sudah mengunakan aplikasi Fish Go para nelayan mengdapatkan tangkapan bisa di atas 200
kilogram. Tidak hanya itu dengan adanya aplikasi Fish Go juga nyatanya mengemat waktu dan bensi yang digunakan.
Pada
zaman dahulu bahkan sampai sekarang sebelum menggunakan aplikasi Fish Go para nelayan masih mengandalkan
membaca cuaca dan insting. Sehingga tidak jarang para nelayan akan akan
berputar-putar demi mendapatkan ikan. Hal tersebut tentunya akan mengabiskan
waktu dan bensin yang dibutuhkan untuk mencari lokasi ikan dibandingkan
menangkap ikan. Waktu yang dibutukan untuk mencari ikan sebelum adanya
penggunaan aplikasi Fish Go sebanyak
8 sampai 14 jam. Tetapi dengan menggunakan aplikasi Fish Go para nelayan hanya melaut dengan waktu kurang dari 8 jam.
Akibat adanya pemangkasan waktu tersebut pastinya para nelayan dapat mengemat waktu
dan bensi yang selalu dihabiskan saat melaut mencari ikan.
Dari contoh yang telah dipaparkan diatas adanya aplikasi Fish Go benar-benar memberikan dampak yang luar biasa bagi
kehidupan masyarakat. Hal tersebut dapat dilihat dari 3 hal yaitu banyaknya
tangkapan ikan, waktu, dan biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar. Dari sisi
banyaknya tangkapan ikan sudah dapat dilihat jelas bahwa tanpa adanya aplikasi Fish Go para nelayan mendapatkan paling
banyak 100 kilogram atau tidak sedangkan ketika menggunakan aplikasi Fish Go para nelayan mendapatkan bisa
diatas 200 kilogram. Dari sisi waktu biasanya untuk melaut dihabiskan sebanyak 8
sampai 14 jam tetapi dengan menggunakan aplikasi Fish Go menjadi membutuhkan waktu 8 jam. Sedangkan dari sisi biaya
bahan bakar untuk melaut pastinya lebih sedikit lagi karena tempat atau lokasi
titik ikan berada sudah diketahui ketika sudah membuka aplikasi Fish Go.
Penghargaan
Atas Dampak Pada Nelayan Dari Aplikasi Fish Go
Atas
perubahan besar dari mulai cara menangkap sampai hasil ikan yang didapatkan
sehingga diujungnya merubah kehidupan nelayan menjadi lebih baik maka di tahun
2020 pihak aplikasi Fish Go
mendapatkan penghargaan. Dimana salah satu penghargaan yang diberikan bernama
Anugerah Satu Indonesia Award 2020. Event tersebut bisa dikatakan merupakan
event tahunan yang dilakukan oleh Astra International untuk mencari berbagai
macam sosok para pemuda yang menginspirasi dari seluruh penjuru negara
Indonesia. Penghargaan dari Anugerah Satu Indonesia Award 2020 juga berhasil
menghantarkan aplikasi Fish Go
menjadi penerima dibidang teknologi sekaligus sebagai salah satu pemenang
favorit yang ditentukan oleh dukungan publik.
Tentunya
dengan adanya penghargaan Anugerah Satu Indonesia Award 2020 merupakan sebuah
gerbang baru untuk dapat merubah kehidupan seluruh nelayan di negara Indonesia.
Mungkin diawal-awal dampak yang dapat diberikan hanya kepada beberapa nelayan
yang ada di wilayah Bali tetapi dengan adanya penghargaan tersebut maka tujuan
atau ruang lingkung harus lebih besar dalam hal ini diseluruh negara Indonesia.
Sehingga benar-benar dapat merubah kehidupan para nelayan yang ada di negara
Indonesia. Walaupun demikian kita sebagai masyarakat dari negara Indonesi paut
berbangga. Alasan parut berbangganya adalah karena ternyata para pemuda di
negara Indonesia nyatanya dapat benar-benar menyelesaikan permasalahan yang ada
didalam masyarakat agar masyarakat memiliki kehidupan yang lebih baik lagi.
Jadi ayo para pemuda kita sama-sama saling bahu membahu untuk membuat sebuah
gebrakan baru agar dapat menyelesaikan berbagai macam masalah yang ada didalam
kehidupan sehari-hari. Dimana diakhirnya senyuman indah dalam kehidupan dapat
benar-benar dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Sumber
gambar, tulisan, dan video:
- https://id.wikipedia.org/wiki/Jukung
- https://money.kompas.com/read/2021/12/13/173905726/kkp-tangkap-167-kapal-pelaku-illegal-fishing-selama-2021
- https://www.youtube.com/watch?v=G1TEDV_jitw
- https://mediaindonesia.com/weekend/195426/fish-goaplikasi-optimalkan-nelayan-menangkap-ikan
- https://regional.kompas.com/read/2020/12/31/06000051/berangkat-dari-keresahan-pemuda-ini-buat-aplikasi-yang-memudahkan-nelayan?page=all#page2
- https://fishgo.id/sosialisasi-fishgo-di-kantor-desa-canggu/
- https://play.google.com/store/apps/details?id=id.fishgo.app&hl=in&gl=US&showAllReviews=true
- https://pixabay.com/id/photos/pantai-laut-matahari-terbenam-1751455/
- https://pixabay.com/id/photos/me-mancing-laut-jawa-manusia-1178751/
- https://pixabay.com/id/photos/lanskap-perubahan-cuaca-alam-4684217/
- https://pixabay.com/id/photos/keuangan-analitik-mengaburkan-2860753/
- https://fishgo.id/
Belum ada tanggapan untuk "Membuat Tersenyum Atas Tangkapan Ikan Melimpah Bantuan Aplikasi"
Posting Komentar