Perjuangan Ratna Indah Kurniawati Melawan Stigma dan Penyakit Kusta di Indonesia

Di tengah dinamikan kehidupan modern ini masyarakat Indonesia menghadapi berbagai tantangan serius terkait kesehatan. Banyak sekali penyakit yang menyerang dengan prevalensi yang tinggi mempengaruhi berbagai lapisan masyarakat dari mulai pedesaan hingga perkotaan. Salah satu masalah utama berupa penyakit menular seperti diabetes, hipertensi, sampai kanker yang menyerang seluruh kalangan penduduk. Munculnya berbagai macam penyakit tersebut salah satu faktor penyebabnya karena perubahan gaya hidup yang cenderung kurang sehat termasuk pola makan yang tidak seimbang dan kurangnya aktivitas fisik.

Selain itu masalah infeksi menular seperti demam berdarah, tuberkolosis, sampai HIV/AIDS juga tetap menjadi ancaman serius di beberapa wilayah Indonesia. Kurangnya akses terhadap fasilitas kesehatan yang memadai di daerah terpencil membuat menjadi kian sulit untuk penanggulangan penyakit tersebut. Belum lagi tingginya angka urbanisasi juga memberikan kontribusi tersendiri terhadap kesehatan masyarakat. Di tengah masalah tersebut terdapat masalah lainnya seperti polusi udara dan air yang mampu meningkatkan resiko penyakit yang terkati dengan gaya hidup urban.

Pendidikan kesehatan yang masih terbatas di beberapa daerah juga memperburuk situasi kesehatan masyarakat. Kesadaran akan pentingnya pencegahan penyakit sangat sering kali sangat kurang atau diabaikan oleh masyarakat. Hal tersebut mengakibatkan pola hidup yang tidak sehat seperti merokok masih sangat tinggi di kalangan remaja maupun dewasa. Keterbatasan akses terhadap informasi yang akurat dan edukasi tentang pentingnya pola hidup sehat menjadi tantangan besar ynag harus diatasi untuk mengurangi beban penyakit di masyarakat.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memaparkan terdapat 10 penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi di masyarakat Indonesia. Stroke menempati peringkat pertama dengan angka kematian 131,8 kasus per 100 ribu penduduk. Peringkat kedua berupa serangan jantung dengan 95,68 kasus yang diikuti oleh diabetes melitus dengan 40,78 kasus. Selain itu penyakit TBC memiliki 33,24 kasus kematian dan untuk penyakit diare berada di angka 23,6 kasus. Untuk lebih jelasnya 10 penyakit tersebut dapat dilihat melalui gambar dibawah ini:

Salah satu penyakit yang cukup menyerang masyarakat Indonesia dikenal oleh masyarakat dengan nama Kusta. Meskipun berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas penyakit Kusta tidak masuk ke dalam sepuluh besar penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Jika melihat ke dalam zaman dahulu maka penyakit Kusta atau bisa disebut lepra telah ada sejak zaman kuno dengan sejarah yang panjang mempengaruhi populasi manusia. Berdasarkan penelitian yang sangat panjang akhirnya berhasil menemukan penyabab Kusta berupa bakteri Mycobacterium leprae.

Bakteri tersebt mampu menginfeksi seseorang melalui kontak langsung dan berlangsung dalam periode inkubasi yang panjang mencapai beberapa tahun. Penyebaran bakteri tersebut menyebar melalui media udara dari seseorang yang tidak terobati. Walaupun penularan penyakit tersebut tidak mudah tetapi seseorang tetap dapat menular dalam paparan yang berkelanjutan. Kondisi tersebut menyebabkan masih adanya seseorang yang terinfeksi penyakit Kusta.

Untuk gejala Ksuta sangatlah bervariasi bergantung kepada respon imum seseorang terhadap infeksi. Bentuk klinis penyakit tersebut berkisar dari klasifikasi ringat sampai parah. Secara contoh gejalanya seperti bercak kulit yang tidak nyaman, hilangnya sensasi pada kulit, sampai luka yang sulit sembuh. Penyakit Kusta bahkan mampu merusak pada saraf perifer yang mengakibatkan kehilangan fungsi motorik dan sensorik pada ekstremitas. Dalam kondisi yang parah deformitas yang terjadi pada wajah, tangan sampai kaki akan mampu mengakibatkan kecacatan permanan jika tidak segera diobati secara tepat.

Saat seseorang terserang penyakit kusta cukup memberikan dampak yang tidak hanya berfokus kepada fisik tetapi juga sosial dan psikologi. Secara fisik penyakit Kusta mampu menyebabkan kecacatan permanen seperti kehilangan anggota tubuh sampai kerusakan saraf yang mengakibatkan hilangganya sensasi atau fungsi motorik.

Dampak tersebut akan mampu mempengaruhi kualitas hidup sehari-hari penderitanya karena mengalami kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari. Masyarakat Indonesia di mana banyak sekali pekerjaan yang bergantung kepada kemampuan fisik dan tangan maka kecacatan disebabkan Kusta menyebabkan seseorang merasa terpinggirkan secara ekonomi dan sosial.

Stigma sosial terhadap pengidap Kusta juga merupakan masalah serius di kehidupan masyarakat Indonesia. Meskipun penyakit Kusta tidak lagi menular setelah melakukan pengobatan yang tepat tetapi karena ketidaktahuan yang dibalut oleh ketakutan masyarakat menyebabkan isolasi sosial dilakukan terhadap penderita. Hal tersebut tentunya mempengaruhi kesejahteraan secara psikologi penderita yang akan meningkatkan tingkat stres dan depresi.

Untuk mencegah hal tersebut maka masyarakat Indonesia perlu ditingkatkan pemahaman tentang Kusta melalui pendidikan kesehatan. Pemberian pemahaman yang lengekap diharapkan para penderita Kusta dapat hidup dengan martabat dan mendapatkan perawatan yang dibutuhkan tanpa adanya rasa ketakutan atau diskriminasi.

Indonesia kini menghadapi tantangan serius dalam mencapai eliminasi Kusta karena masih menduduki peringkat ketiga di dunia terbanyak atas jumlah kasusnya. Data terbaru mencatata di tahun 2022 jumlah kasus Kusta mencapai 13.487 kasus. Meskipun angka tersebut merupakan sebenarnya tetapi ada kemungkinan akan lebih tinggi lagi karena banyak kasus yang tidak dilaporkan. Pemaparan informasi tersebut disampaikan dalam sebuah kuliah umum yang diselenggarakan secara daring oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta (FKK UMJ).

Menurut laporan yang dimiliki Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan bahwa jumlah kasus Kusta di Indonesia berada di angka 17.251 kasus untuk tahun 2023. Prevalensi penyakit Kusta secara nasional mencapai 0,62 kasus per 10 ribu penduduk. Angka tersebut menunjukan tantangan yang masih besar dalam upaya mencapai eliminasi. Provinsi dengan angka prevalensi Kusta tertinggi untuk tahun 2023 dipegang oleh Papua Barat dengan angka 13,60 kasus per 10 ribu penduduk. Setelah itu disusul oleh Papua dengan angka 10,77 dan Papua Barat Daya dengan angka 8,20 kasus. Lebih jelasnya provinsi tertinggi dari wilayah Indonesia dengan kasus Kusta dapat dilihat melalui gambar dibawah:

Dalam menekan angka kasus Kusta di Indonesia diperlukan kerjasama dari berbagai pihak-pihak terkait. Kementerian Kesehatan perlu melakukan berbagai macam program pencegahan sampai pengobatan Ksuta di berbagai provinsi khususnya yang memiliki kasus terbanyak. Langkah yang dilakukan secara konkret seperti meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan, edukasi masyarakat tentang gajala sampai penularan Kusta, sampai meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengibatan yang tepat untuk dilakukan. Nyatanya jika melihat ke dalam kehidupan masyarakat secara langsung yang menjadi agen perubahan dalam menyembuhkan Kusta bernama Ratna Indah Kurniawati.

Berdasarkan berbagai informasi yang ada memaparkan bahwa Ratna Indah Kurniawati lahir di tanggal 23 April 1980. Tempat tinggal Ratna Indah Kurniawati berada di Cukur Godang, Grati, Pasuruan. Ia juga telah memiliki keluarga dengan kepala keluarga yang bernama Miftahul Ulum. Hasil dari pernikahan yang dilakukan keluarga kecilnya kini dilengkapi oleh dua orang anak yang mewarnai kehidupannya.

Ratna Indah Kurniawati atau yang biasa disapa oleh teman-temannya dengan nama Indah. Indah merupakan seseorang yang termasuk ke dalam aktivis kesehatan dan relawan yang berasal dari Desa Cukup Godang, Kecamatan Grati, Kapupaten Pasuruan, Jawa Timur. Pengabdian yang dilakukan oleh Indah memiliki tujuan untuk mengobati Kusta yang telah menyerang masyarakat. Saat menjalankan pengabdiannya tersebut Indah sampai terpilih menjadi sosok ketua Kelompok Perawatan Diri (KPD) di Puskesmas Grati.

Lokasi pengabdian yang berada di Kecamatan Grati merupakan wilayah 1 dari 3 wilayah yang memiliki cukup banyak penderita Kusta. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Kabupaten Pasuruan memaparkan ada 298 kasus di Grati untuk tahun 2009-2016. Cukup banyaknya seseorang yang terinveksi kasus Kusta disebabkan oleh beberapa faktor. Kurangnya kesadaran sampai pengetahuan tentang Kusta, pola hidup yang kurang bersih, hingga penangan dalam pemberatan Kusta yang kurang optimal. Beberapa contoh tersebut membuat masyarakat akan mudah berpeluang terjangkit penyakit Kusta.

Saat melaksanakan pengabdiannya penyakit Kusta yang menyerang memiliki stigma negatif. Dimana penderita Kusta sangat kerap kali mendapatkan diskriminasi dari masyarakat. Hasil dari diskriminasi tersebut membuat penderita akan merasa malu yang menjadikan engga untuk melakukan pengobatan atau bersosialisasi. Apalagi adanya stigma terhadap penyintas atau Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYPMK) membuat mengalami kesulitan untuk berinteraksi dalam masyarakat. Walaupun seseorang sudah dinyatakan sembuh dari penyakit Kusta tetapi stigma yang telah melekat membuat seseorang sulit untuk terjun kembali dalam kehidupan masyarakat.

Melihat kondisi tersebut pastinya membuat Indah sangat tergerak untuk melakukan pemberantasan Kusta sambil menghilangi stigma negatif yang melekat dalam masyarakat. Tentunya saat melakukan tujuan tersebut sangatlah tidak semulus seperti yang diinginkan oleh Indah. Dimana Indah mendapatkan banyak penolakan dari berbagai pihak mulai dari penderita sendiri sampai dari keluarganya sendiri.

Perjuangan Indah yang pada awalnya dalam memerangi stigma buruk penyakit Kusta bisa dibilang cukup sulit. Indah harus berjuang memantapkan keteguhan hatinya untuk mengalahkan rasa takut akan tertular saat berinteraksi dengan penderita secara intens dalam jangka waktu sangat lama.

Saat melakukan perjuangan yang dilakukan oleh Indah terdapat sosok suami Indah yang bernama Miftahul Ulum yang paling menentang. Bahkan pernah suatu ketika suami Indah sampai memberikan pilihan yang cukup sulit untuk Indah. Pilihan tersebut berupa untuk lebih mementingkan keluarga atau melanjutkan kegiatan sosialnya. Pemberian pilihan tersebut beralasan karena merasa khawatir jika penyakit Kusta nantinya akan mampu menular ke anak-anak yang ada di rumah.

Pernah suatu ketika Indah mendapatkan pasien Kusta ke rumah tempat tinggalnya untuk bertamu. Saat tamu tersebut telah pulang dari rumahnya maka suami Indah merasa kesal sampai melarang pasien Kusta tidak boleh bertamu ke rumahnya. Hal tersebut karena menurut pandangan suami Indah memiliki ketakuatan penyakit Kusta mampu menular kepada sang buah hati. Pada saat itu sang suami sampai melakukan mencuci sampai menjemur kursi yang dipakai duduk oleh tamu yang merupakan pengidap penyakit Kusta.

Pengorbanan yang dilakukan Indah dalam memerangi penyakit Kusta di masyarakat juga harus mengorbankan waktu bersama keluarga. Indah sampai rela mengorbankan waktu bersama sang anak. Sehingga hanya mampu menyediakan hari minggu sebagai waktu untuk bersama keluarga kecilnya. Tidak jarang waktu minggu juga digunakan untuk melakukan berbagai kegiatan mendesak atau penting bersama penderita Kusta.

Saat melakukan berbagai kegiatan sosial nyatanya tidak selalu berjalan mulus seperti jalan tol. Pada saat melakukan kegiatan sosial di setiap perangkat desa terjadi penolakan. Hal tersebut karena masyarakat merasa khawatir akan penyakit Kusta yang merupakan penyakit kutukan tersebut menghampiri masyarakat.

Indah juga pernah merasakan penolakan dalam pertemuan dengan para penderita Kusta di balai desa oleh warga sekitar. Saat melakukan pertemuan tersebut lokasinya cukup berdekatan dengan sebuah sekolah. Tentunya sekolah tersebut merupakan lokasi yang banyak terdapat anak-anak yang sedang belajar sampai bermain atau melakukan kegiatan lainnya di balai desa. Sehingga masyarakat adanya kegiatan tersebut terdapat dilokasi dekat dengan anak-anak membuat merasa khawatir penularannya.

Walaupun terdapat berbagai penolakan tetapi Indah saat melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk memberikan edukasi terus dilakukan. Dalam pemaparan sosialisasi tersebut tidak lupa diselipkan akan penderita Kusta jika telah diobati tidak akan lagi terjadi penularan kepada pihak lain.

Saat melakukan kegiatan yang dilakukan oleh Indah juga terdapat penolakan dari keluarga pasien. Dari sekian banyak penolakan dari keluarga pasien salah satunya berasal dari keluarga Pak Somat. Dimana pasien yang seharusnya mampu mendapatkan perawatan maksimal tetapi terhalang oleh keluarga yang tidak memberikan akses tenaga kesehatan untuk melakukannya.

Padahal kondisi Pak Somat bisa dibilang sudah terkategori cukup parah. Dimana kondisi kaki dan tangan sudah dipenuhi oleh luka dan membusuk. Kondisi tersebut sampai membuat syaraf di kaki menjadi lumpuh yang menyebabkan Pak Somat tidak mampu lagi untuk berjalan seperti orang normal. Dengan kondisi yang memprihatinkan tersebut nyatanya pihak keluarga menjadi sangat takut dan mengasingkan Pak Somat untuk tidak banyak melakukan interaksi dengan pihak manapun.

Pengasingan yang dilakukan keluarga terhadap Pak Somat dilakukan di sebuah gubuk yang jauh dari pemukiman. Saat itu Indah telah sempat menawari pihak keluarga untuk Pak Somat dilakukan perawatan pada Rumah Sakit Kusta. Namun nyatanya pengobatan tersebut sulit direalisasikan karena tidak ada pihak keluarga yang mau mengurus ke rumah sakit. Pada akhirnya Pak Somat yang tinggal di gubuk sampai akhir hayatnya tidak mendapatkan perawatan yang layak untuk penyembuhannya.

Kejadian yang terjadi di Pak Somat membuat Indah semakin gencer untuk melakukan sosialisasi dari rumah ke rumah demi tidak terjadi lagi. Tidak hanya itu saja tujuan Indah berupa menyadarkan berbagai pihak yang ada di masyarakat mengenai edukasi penyakit Kusta dan membuka selebar-belabarnya atas kebenaran mengenai penyakit Ksuta yang selama ini tertutup dusta.

Maka dari itu saat melakukan sosialisasi sudah sangat sering Indah berusaha untuk meruntuhkan berbagai dusta yang sudah mendarah daging di masyarakat. Indah juga melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai fakta dari penyakit kusta. Tidak hanya itu saja Indah juga melakukan memberikan pemahaman mengenai bagaimana penyakit Kusta tersebut mampu menginfeksi masyarakat.

Indah juga memaparkan secara jelas dan mudah dihapami akan penyakit Kusta yang menular tersebut. Penyakit Kusta akan sangat sulit menginfeksi karena memerlukan waktu yang lama dengan kontak secara intens dengan penderitanya. Tidak hanya itu daya tahan tubuh seseorang juga memiliki peran yang penting dalam penyebaran penyakit Kusta. Semakin baik daya tahan tubuh seseorang membuat terinfeksi penyakit Kusta menjadi sangat sulit.

Melalui sosialisasi yang dilakukan Indah mampu setidaknya menyakinkan masyarakat akan pasien yang telah menjalani pengobatan tidak akan menularkan penyakit Kusta kepada pihak lain. Dengan bakteri penyebab Kusta tidak mampu menular membuat penderita Kusta tidak perlu lagi merasa dijauhi karena ketakutan terinfeksi.

Sosialisasi mengenai penyakit Kusta kepada masyarakat secara perlahan-lahan membuahkan hasil yang bagus. Kini aparat desa, tokoh masyarkaat, sampai berbagai pihak mulai bersatu padu mendukung atas kegiatan yang dipelopori Indah. Tidak hanya itu saja masyarakat juga mulai terbuka dan menerima akan OYPMK dalam kehidupan sosial.

Dalam melakukan pengabdian yang dilakukan Indah terhadap perang pada penyakit Kusta tidak hanya berorientasi kepada pengibatan dan meruntuhkan stigma kurang baik di masyarakat. Tetapi kini Indah juga memberikan sebuah kesempatan yang samngat lebar bagi OYPMK untuk berdaya dalam masyarakat.

Sangat dapat dengan mudah ditemui para penyandang penyakit Kusta sering sulit mendapatkan pekerjaan karena terdapat keterbatasn fisik akibat cacat dari penyakit Kusta. Terlebih para OYPMK merasa malu untuk terjun berbaur sampai beraktivitas sosial seperti orang pada umumnya.

Padahal dari sisi pemerintah tentunya telah melakukan sebuah kebijakan dengan memberikan porsi untuk tenaga kerja penyandang disabilitas. Namun pada kenyataannya banyak sekali perusahaan tempat kerja yang masih belum mengikuti aturan tersebut dengan berbagai faktor. Kondisi tersebut menciptakan kesulitan yang lebih besar bagi para OYPMK untuk mendapatkan lapangan pekerjaan.

Masih banyaknya tempat kerja yang masih belum menyediakan lapangan pekerjaan untuk para OYPMK membuat Indah berinisiatif untuk memberdayakan melalui pemberian pelatihan. Maka dari itu Indah mulai mendatangi satu persatu penderita Ksuta untuk dikumpulkan dalam satu wadah. Wadah tersebut akan mampu memberikan edukasi tentang Kusta sambil memberikan pelatihan yang akan menjadi bekal dalam bekerja atau berwirausaha.

Sudah pasti diawal-awal pelatihan hanya segelintir saja yang mau tergabung. Walaupun kondisi demikian tetapi Indah tetap gigih untuk membujuk para OYPMK mau bergabung dalam pelatihan. Akhirnya secara perlahan-lahan namun pasti satu demi satu para OYPMK mau diajak untuk mengikuti pelatihan yang digagas Indah.

Pelatihan yang adakan terbagi menjadi dua. Dimana untuk laki-laki pelatihan yang diberikan seperti ternak jangkrik, kambung, sampai ayam. Sementara untuk para perempuan dilakukan pelatihan berupa menjahit sampai menyulam. Harapannya melalui pelatihan yang dilakukan akan dapat membuat OYPMK mampu menjadi pribadi yang mandiri dan berdaya.

Hasil dari pelatihan tersebut terdapat beberapa kisah sukses seperi yang terjadi oleh Amat. Dimana Amat merupakan seseorang warga dari Desa Rebalas di Kecamatan Grati, Pasuruan yang harus merasakan derita dari penyakit Kusta. Secara spesifik di tahun 1997 Amat harus pasrah saat salah satu jari tangannya yang mulai mengalami kehilangan fungsi. Memilukan lagi jari yang dimiliki oleh Amat copot tetapi tidak merasakan sakit. Setelah itu barulah secara perlahan-lahan jarinya mulai mengikuti jari yang copot. Kini Amat harus melakukan aktivitas sehari-harinya tanpa jari serta menggantungkan hidupnya kepada orang tua. Walaupun demikian Amat masih dapat melakukan beberapa pekerjaan sederhana seperti mencari kayu bakar atau menjadi pemetik sayuran untuk bertahan hidup.

Kisah kelam tersebut nyatanya mulai mengalami perubahan ketika memasuki bulan Agustus tahun 2010. Dimana Amat kini menemukan kembali semangat sampai harapan baru dalam menjalani kehidupan. Hal tersebut karena Amat kini bertemu atas kegiatan berupa usaha bertenak jangkrik. Hasil dari kegiatan tersebut Amat mampu memanen hingga 26 kg jangkrik dengan harga jual kurang lebih Rp 20-30 ribu per kg.

Tidak hanya melalui kisah Amat terdapat juga kisah lainnya. Dengan berdirinya yang dimulai 2008 sampai 2019 kini Indah mampu membantu kurang lebih 400 penderita Kusta. Sudah pasti didalamnya terdapat berbagai kisah yang mengesankan yang melibatkan penyandang penyakit Kusta. Berkat sosok Indah kini para penyandang Kusta yang telah dibekali oleh pelatihan karena keterampilan menjahi dan menyulam jilbab. Pelatihan tersebut biasanya kurang lebih seminggu sekali di Komunitas Penyintas Kusta (KPK) di balai desa.

Dengan perasaan semangat yang dibalut dengan tanpa risih membuat para OYPMK mampu berbaur dengan masyarakat sekitar dalam menghasilkan berbagai kerajinan. Adanya kisah tersebut mengungkapkan perjuangan para penyandang Kusta untuk mengatasi stigmatisasi. Tidak hanya itu juga menyoroti akan kekuatan solidaritas dan ketermapilan yang dibangun secara bersama-sama. Sehingga pada akhirnya para penyadang penyakit Kusta mampu melawan penyakit itu secara fisik sambil membangun komunitas yang penuh harapan dan semangat.

Semangat yang tidak pernah surut dan upaya yang terus dilakukan oleh sosok Indah dalam mengadapi perang dengan penyakit Kusta di masyarakat mulai merasa hasilnya. Secara perlahan namun pasti kini masyarakat mulai membuka hati dan menerima seseorang pengidap penyakit Kusta dengan baik. Kini juga dalam melakukan peperangan dengan penyakit Kusta pihak Indah bersama pihak lain mulai bertekad untuk menghadapi tantangan sosial dan ekonomi lebih baik melalui edukasi seputar Kusta dan membekali dengan pemberdayaan diri.

Hingga di tahun 2011 sosok Indah meraih sebuah penghargaan dari Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards. Penghargaan tersebut tentunya tidak hanya berupa finasial berup Rp 50 juta dari pihak Astra. Tetapi dengan penghargaan tersebut membuat Indah kini mendapatkan dukungan dalam bentuk pembinaan untuk melakukan berbagai kegiatan penerima apresiasi SATU Indonesia Award. Pihak Asta juga memberikan peralatanatas perawatan diri kepada para anggota KPD. Secara spesifik seperti sandal, sepatu, batu apung, timba, kacamata, sampai berbagai bibit mangga. Bahkan para anak-anak penyandang Kusta mendapatkan bantuan berupa perlengkapan sekolah.

Semangat yang ada didalam diri Indah pastinya akan mampu menjadi inspirasi bagi beberapa sosok lainnya di masa depan Indonesia. Banyaknya senyuman yang ditampilkan oleh para penyadang Kusta menjadi bukti bahwa penderita Kusta akan mendapatkan kesempatan yang setara dengan berbagai pihak. Kesempatan tersebut secara spesifik berupa kesempatan menjalani kehidupan dengan penuh semangat serta berjuang dalam mencari penghidupan yang layak. Sehingga pada akhirnya kesempatan tersebut untuk melakukan interaksi tanpa hambatan dalam masyarakat. 

Pada akhirnya tentunya diharapakan penyakit Kusta beserta stigma didalamnya akan memudar dan terlupakan. Dengan hal tersebut membuat pengidap penyakit Kusta dapat hidup dengan bermatabat tanpa mengalami diskriminasi. Dimana diharapakan dimasa depan Indonesia bagi para penyandang penyakit Kusta dapat lebih cerah dan berwarna lagi. #BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia

 Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/02/07/stroke-dan-tbc-masuk-dalam-10-penyakit-penyebab-kematian-tertinggi-di-indonesia
  2. https://umj.ac.id/kabar-kampus/2023/09/kuliah-umum-fkk-umj-indonesia-tempati-urutan-ketiga-kasus-kusta-terbanyak/
  3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2024/03/06/10-provinsi-dengan-prevalensi-kusta-tertinggi-mayoritas-indonesia-timur
  4. https://id.wikipedia.org/wiki/Ratna_Indah_Kurniawati
  5. https://www.ellafitria.com/2023/10/meruntuhkan-tembok-dusta-kisah-ratna-indah-kurniawati-melawan-stigma-kusta.html
  6. https://www.youtube.com/watch?v=3j57zZz5vhs
  7. https://www.youtube.com/watch?v=iLhASbcyjX4
  8. https://en.wikipedia.org/wiki/Leprosy
  9. https://pixabay.com/id/photos/corona-coronavirus-virus-covid-19-4983590/ 
  10. https://www.astra.co.id/satu-indonesia-awards

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Perjuangan Ratna Indah Kurniawati Melawan Stigma dan Penyakit Kusta di Indonesia"

Posting Komentar