Setiap
orang pastinya ketika sudah mulai beranjak dewasa kira-kira saat umur kurang
lebih 18 tahun keatas akan mulai secara perlahan-lahan tertarik akan lawan
jenisnya. Mungkin pada awalnya seseorang tidak akan mengetahui ataupun
menyadari bahwa adanya rasa ketertarikan kepada lawan jenis karena belum
mengetahui. Ada banyak sekali tanda-tanda ketika seseorang mulai tertarik
kepada lawan jenisnya. Salah satu contoh seseorang mulai tertarik lawan
jenisnya pertama mulai mencari tahu segala macam informasi mengenai seseorang
tersebut, kedua apabila sekelas atau dalam satu tempat yang sama akan selalu
melihat seseorang yang disukai, dan yang ketiga adalah ketika seseorang yang
disukai berdekatan dengan lawan jenis yang lain seseorang yang menyukai
tersebut akan merasa tidak senang.
Setelah
selesai dengan tahap suka menyukai apabila kedua orang tersebut cocok maka akan
lanjut ketahap selanjutnya yaitu pernikahan. Tidak mudah untuk sebuah satu
pasangan walaupun sudah memiliki rasa cinta yang dalam untuk mau melangkah ke
arah suatu pernikahan. Ada banyak sekali hal-hal yang harus dipersiapkan
sebelum dua individu baik itu perempuan ataupun laki-laki dipersatukan bahkan
dimasyarkat negara Indonesia terkenal istilah sebelum terjadi pernikahan
“perhatikan dahulu bibit, bebet, dan bobotnya”. Ketika ketiga hal tersebut
sudah dirasakan pas ataupun cocok maka barulah satu pasang tersebut dapat
melangkah mantap ke jenjang kehidupan selanjutnya yaitu membentuk sebuah
keluarga.
Apakah Setelah
Tercapai Sebuah Keluarga Selesai Saja Kehidupan???
Jawabannya tentu TIDAAAKKKKKKKK.
Berdasarkan
pengalaman yang sudah-sudah ketika selesai menjalin sebuah keluarga maka tahap
kehidupan selanjutnya adalah memiliki sebuah keturunan atau biasa disebut
dengan anak. Tidak akan lengkap sebuah keluaga hanya terdiri oleh ayah dan ibu
saja. Maka dari itu tidak usah heran kalau banyak sekali pasangan yang sudah
berkeluarga ketika awal-awal pernihakan sudah memiliki keinginan memiliki
jumlah anak serta program memiliki anak. Tidak ada yang salah pula ketika
sebuah pasangan menunda memiliki anak ketika sudah berkeluarga. Tetapi ada satu
kesamaan ketika sepasang keluarga telah memiliki ikatan pernikahan maka cepat
atau lambat pastinya akan menginginkan anak didalamnya.
Berdasarkan
cerita yang penulis dengar dari para orang tua baik itu dari sisi perempuan
sebagai seseorang ibu dan juga sisi laki-laki sebagai seseorang ayah ada banyak
sekali suka duka ketika memiliki seseorang anak didalam sebuah keluarga. Dengan
sudah berbicara dengan banyak orang tua yang memiliki seseorang anak didalam
sebuah keluarga maka penulis dapat mengibaratkan memiliki anak seperti koin
dengan kedua sisisnya. Dimana disisi satunya adanya anak dapat memberikan rasa
suka kepada orang tua tetapi disisi lainnya akan memberikan rasa tidak suka
bagi orang tua.
Hadirnya
rasa suka akibat adanya anak sebagai keturunan dalam sebuah keluarga merupakan
anugrah yang diberikan oleh sang maha kuasa kepada sepasang yang telah menikah.
Terkadang dibeberapa pasangan keluarga untuk dapat memiliki seseorang anak
rasanya terkadang membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan usaha yang ekstra
besar baru tercapai. Namun dibeberapa pasangan lainnya memiliki seseorang anak
diberikan sesegera mungkin ketika sudah secara sah dan resmi menjadi seseorang
keluarga. Cepat atau lambatnya diberikan seseorang anak didalam keluarga tetap
saja hasil akhirnya menambah warna dan melengkapi sebuah keluarga kecil. Dapat
ditarik benang merahnya bahwa faktor munculnya rasa suka adanya ada seseorang
anak ataupun keturunan dikarenakan menambah warna kehidupan bagi keluarga kecil,
melengkapi menjadi sebuah keluarga kecil, dan lain-lain.
Paragraf
atas adalah sisi rasa suka dari memiliki seseorang anak atau keturunan didalam
sebuah keluarga. Sedangkan seperti yang sudah dibahas diatas bahwa ketika sudah
memiliki anak akan ada rasa tidak suka. Jika dipaparkan ada banyak sekali dan
pembahasan akan sangat panjang namun pada tulisan kali ini yang dipaparkan
hanyalah tiga, yaitu:
Pertama
adalah ketika sang anak rewel. Anak kecil merupakan seseorang yang masih belum
mampu untuk mengendalikan emosi yang dimilikinya. Maka tidak heran jika anak
kecil sedang marah, senang, ataupun sifat lainnya selalu ditunjukan. Dari
banyaknya sifat yang dimiliki anak kecil ada satu sifat yang bikin orang tua
tidak suka yaitu rewel. Munculnya emosi rewel ini biasanya terjadi ketika sang
anak menginginkan sesuatu tetapi orang tua tidak merealisasikan. Disini perlu
adanya sifat ketegasan ditambah sifat kesabaran dari orang tua agar dapat tetap
mampu mengendalikan ketika sedang berlangsung situasi tersebut.
Kedua
adalah ketika sang anak banyak keinginan tetapi keuangan tidak stabil. Perlu
digaris bawahi sang anak belum mengetahui akan seperti ada dunia yang
sebenarnya karena dunia anak kecil hanya dipenuhi oleh bermain dan belajar.
Dengan dunia masih sebatas dua hal tersebut terkadang yang dipikirkannya
hanyalah kesenangan saja seperti merealisasikan keinginnanya. Agar dapat
benar-benar merealisasikan pastinya dibutuhkan dukungan dari keuangan yang
banyak. Karena kehidupan pasang surut begitupun dengan keadaan ekonomi namun berbeda
dengan keinginan anak yang grafiknya selalu naik maka tidak ketika sedang surut
ekonomi keinginan anak masih tetap tinggi maka yang keluar dari orang tua
hanyalah rasa tidak suka terhadap keinginan anak yang tidak bisa mengerem
akibat keadaan ekonomi yang sedang serat.
Ketiga
adalah ketika sang anak melakukan hal-hal yang melanggar hukum. Didalam
menjalani kehidupan pastinya ada peraturan agar mengatur kehidupan sehari-hari
masyarakat. Terkadang karena belum mengetahui semua tentang seluk beluk
kehidupan sehari-hari anak-anak ini melakukan hal berbagai macam hal yang
memiliki potensi melanggar hukum. Ketika sudah melanggar hukum pastinya akan
melibatkan dalam menyelesaikan akibat tindakan sang anak yang melanggar hukum.
Dari ketiga hal yang membuat rasa tidak suka orang tua kepada anaknya adalah emosi dan kelakuan. Maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan atau potensi akan menumbuhkan rasa tidak suka dari orang tua disini orang tua herus menanamkan ilmu pengetahuan akan mengendalikan emosi serta kelakukan sang anak.
Untuk dapat menanamkan ilmu mengendalikan emosi serta kelakukan sang anak tidak mudah seperti membuat mie instan yang membutuhkan waktu kurang lebih sekitar 3 menit. Ada banyak sekali cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengajarkan kepada agar dapat mengendalikan emosi serta kelakukan yang bersifat negatif salah satu caranya yaitu:
Pertama adalah metode 10 detik. Maksudnya metode 10 detik disini adalah ketika sang anak sedang emosi atau kelakukannya berpotensi negatif maka disini orang tua harus mengajarkan metode 10 detik tersebut. Metode 10 detik sini adalah ketika emosi atau kelakukan bersifat negatif itu muncul sang anak harus diam selama 10 detik dan menghitung selama 10 detik baru mulai berbicara dan beraktifitas.
Kerdua
adalah menggunakan kata khusus. Pada point ke dua disini dibutuhkan sisi
kreatifitas orang tua agar menemukan kata yang menarik serta aneh ketika
diucapkan yang memiliki arti menenangkan. Contoh adalah himmmmmm sambil menarik
napas, jadi ketika sedang emosi ataupun kelakukan bersifat maka kata “hmmmmmm”
dikeluarkan dalam hati sambil menarik napas.
Pastinya
ada banyak sekali cara-cara yang dapat dilakukan namun menurut penulis salah
satu caranya bisa dilakukan seperti diatas. Agar lebih jelas mengenai cara
mengurus anak atau hal-hal lainnya dapat mengunjungi theAsianparent.
Apa itu theAsianparent???
theAsianparent adalah Situs Parenting terbaik di Indonesia seputar kehamilan, bayi, tumbuh kembang anak, kesehatan anak, dan nutrisi makanan sehat anak. Kini theAsianparent telah berada di 13 negara dengan brand yang cukup banyak.
Bahkan berbicara mengenai misi dari theAsianparent adalah membantu 50 juta orang tua menjalani kehamilan sehat dan membangun keluarga yang sehat. Oleh karena itu ayo kunjungi theAsianparent agar mengetahui seluk beluk mengetani mengurus anak. Sebelum menutup tulisan ini penulis ingin memberikan sebuah video yang akan bermanfaat bagi para pembaca, selamat menonton terima kasih sudah membaca dan melihat artikel ini semoga bermanfaat. Terima kasih.
Sumber tulisan & gambar:
- https://id.theasianparent.com/tips-mengendalikan-emosi
- https://id.theasianparent.com/terapi-emosi-untuk-anak
- https://pixabay.com/id/photos/keadilan-patung-wanita-keadilan-2060093/
- https://pixabay.com/id/photos/jantung-pernikahan-perkawinan-529607/
- https://pixabay.com/id/photos/waktu-jam-menonton-menit-detik-371226/
- https://youtu.be/cs5icWyvm0o
Belum ada tanggapan untuk "Suka Duka Memiliki Seseorang Anak Didalam Sebuah Keluarga"
Posting Komentar