Adanya
pandemi yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat semua kegiatan
menjadi terganggu, dan salah satu sektor yang paling terdampak adalah ekonomi.
Sebagai tulang punggung ekonomi Indonesia, usaha mikro, kecil, dan menengah
(UMKM) mengalami dampak yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh pembatasan
aktivitas di luar ruangan dan perubahan cara kerja yang beralih ke dalam rumah.
Kebijakan-kebijakan ini membuat banyak UMKM di sektor kuliner mengalami
kesulitan bahkan gulung tikar. Salah satu contohnya terdapat di sekitar
Yogyakarta.
Meskipun
sulit, tetap mempertahankan keberlanjutan bisnis pada saat ini masih mungkin
dilakukan. Revo Suladsha dan temannya, Eri Kuncoro, menjadi pihak penggerak
yang menciptakan solusi bagi UMKM agar dapat bertahan dan berkembang di tengah
badai pandemi virus Corona yang saat itu melanda masyarakat. Hasil kreativitas
mereka adalah "Yuk Tukoni", yang diambil dari bahasa Jawa yang
berarti "ayo beli". Pada awalnya, platform ini bisa dikatakan sebagai
sebuah e-commerce yang dirancang untuk tujuan sosial dalam membantu para
pembisnis dan pemilik UMKM agar dapat bertahan dan berkembang di tengah
pandemi.
Kedua
penggerak ini menciptakan solusi ini karena mereka memiliki keterlibatan yang
erat dengan berbagai komunitas pengusaha kuliner di Jogjakarta.
Komunitas-komunitas ini saling berbagi tentang masalah mereka, seperti memiliki
stok barang yang cukup banyak tetapi penjualan yang sepi. Akibatnya, mereka
menghadapi kerugian yang signifikan. Itu sebabnya kedua penggerak ini mencari
solusi dengan berinovasi. Dalam kolaborasi mereka, dengan latar belakang di
bidang brand dan pemasaran, mereka menemukan solusi yang cerah bagi komunitas
UMKM kuliner tersebut.
Menggunakan
pengalaman yang dimiliki, kedua penggerak ini memutuskan untuk memanfaatkan
media sosial yang telah banyak digunakan oleh masyarakat. Pada pekan kedua
bulan April tahun 2020, Tukoni ID diluncurkan sebagai platform media sosial
yang dapat diakses oleh masyarakat secara luas melalui Instagram dan Facebook
dengan nama @YukTukoni.
Setelah
itu, Revo mengajak berbagai teman dari komunitas kuliner untuk bergabung dalam
platform tersebut. Sebagai bukti perubahan langkah pertama, saat itu sudah ada
10 UMKM yang bergabung. Mulai dari bisnis yang memiliki merek yang cukup besar
hingga UMKM yang baru naik daun, semuanya mulai mengikuti solusi yang
diciptakan oleh kedua penggerak ini. Salah satu contohnya adalah Mangut Lele
Mbah Marto, sebuah UMKM yang bergabung dengan Yuk Tukoni untuk memfasilitasi
transaksi jual beli produk makanan dan minuman dari Yogyakarta. Revo bekerja
sama dengan UMKM yang sudah memiliki merek yang dikenal luas oleh masyarakat
untuk memperlancar transaksi melalui aplikasi Yuk Tukoni.
Pak
Poniman, anak dari Mbah Marto yang sekarang mengelola usaha kuliner Mangut Lele
Mbah Marto, mengakui bahwa jasa yang diberikan oleh Yuk Tukoni memberikan
semangat bagi usahanya dalam menghadapi pandemi. Pada awalnya, dalam seminggu
Pak Poniman dapat menyuplai 5-50 porsi Mangut Lele Mbah Marto untuk dijual di
Yuk Tukoni. Namun, saat ini permintaan konsumen terhadap produknya telah
mencapai 300 porsi per minggu. Hal ini tentunya memberikan peningkatan omset
yang signifikan atas kehadiran Yuk Tukoni yang membantu transaksi Mangut Lele
Mbah Marto agar dapat dirasakan oleh masyarakat yang menginginkan produknya
yang lezat. Dampak lain yang dirasakan oleh produk Mangut Lele Mbah Marto
adalah meningkatnya pangsa pasar melalui penggunaan layanan dari Yuk Tukoni.
Selain
kasus Mangut Lele Mbah Marto, ada juga pemilik produk kuliner lainnya bernama
Eko, yang bergerak dalam bidang Mie Ayam Bu Tumini. Dia juga merasakan berkah
dari layanan Yuk Tukoni tersebut. Di tengah pandemi, transaksi kuliner yang
dilakukan Eko hanya berkisar dua dalam sehari. Namun, setelah bergabung dengan
layanan Yuk Tukoni, pembeli produknya meningkat hingga mencapai 200 mangkuk
mie.
Yuk
Tukoni tidak hanya menyediakan berbagai macam kuliner, tetapi juga makanan beku
dan berbagai jenis minuman. Ada mangut lele, mi ayam, sate, ayam bakar, ayam
goreng, hingga steak. Seiring dengan pertumbuhan minat para pelanggan yang
bergabung dengan Yuk Tukoni, mereka akan menyediakan berbagai kriteria makanan
yang akan dipasarkan kepada masyarakat.
Tentunya,
semua makanan yang dipasarkan melalui Yuk Tukoni akan selalu dibungkus ulang
agar produk tetap dalam kondisi baik saat sampai kepada pelanggan. Untuk
membuatnya lebih menarik, kemasan dibuat semenarik mungkin secara visual. Dalam
beberapa kasus, Yuk Tukoni juga menyisipkan cerita mengenai makanan yang
dipasarkan melalui media sosialnya agar mudah dipahami oleh masyarakat umum.
Selain itu, setelah pihak Yuk Tukoni juga menyediakan berbagai macam makanan
dan minuman yang siap disajikan.
Untuk
tetap bertahan di tengah tekanan dari berbagai pihak yang menghadapi Yuk
Tukoni, mereka membuat akses berbelanja secara online melalui berbagai media
sosial seperti Instagram dan website. Dua platform tersebut mengarahkan pembeli
kepada admin Yuk Tukoni yang melayani melalui aplikasi WhatsApp. Setelah itu,
pembeli tinggal melakukan pembelian dan mengirimkan bukti transfer yang telah
dilakukan. Barulah setelah itu produk akan dikirimkan ke alamat pembeli.
Penggunaan strategi ini ternyata memberikan dampak yang positif bagi Yuk
Tukoni, yang pada awalnya beroperasi pada pertengahan April, kini mampu
mengirimkan ribuan paket kuliner setiap harinya. Bahkan, salah satu produk yang
dipesan bisa mencapai ribuan pembeli setiap harinya, seperti pada produk Mie
Ayam Bu Tumini.
Kini,
seiring berjalannya waktu, jumlah transaksi yang dilakukan melalui Yuk Tukoni
mengalami peningkatan. Saat ini, telah ada lebih dari 120 brand dengan berbagai
produk yang tersedia di platform tersebut. Yuk Tukoni juga telah melayani
pengiriman ke berbagai kota seperti Jakarta, Bodetabek, Bandung, Semarang,
Solo, Surabaya, Malang, dan Bali. Secara dominan, sekitar 50-60 persen dari
transaksi yang dilakukan berasal dari ibu kota.
Seluruh
kinerja dan dampak yang dihasilkan sejalan dengan semangat Astra. Hal ini
terbukti dengan Yuk Tukoni meraih penghargaan Semangat Astra Terpadu Untuk
(SATU) Indonesia Award 2020, yang diselenggarakan pada momentum Hari Sumpah
Pemuda sebagai simbol semangat generasi muda dalam membangun dan memajukan
Indonesia. Kedua pemuda tersebut terus bekerja keras melalui berbagai cara
kreatif dan solusi untuk mengatasi masalah di lapangan. Penghargaan SATU
Indonesia Award yang diberikan oleh PT Astra Internasional Tbk bertujuan untuk
mencari sosok pemuda yang menginspirasi dari berbagai wilayah Indonesia, dengan
harapan membangkitkan semangat perubahan yang ada di Indonesia dari seluruh
lapisan masyarakat.
Tidak
mengherankan bahwa kedua sekawan ini menarik perhatian para juri dalam
penghargaan SATU Indonesia Award tersebut, mengingat kerja keras dan dampak
yang mereka berikan mampu membantu pelaku usaha kuliner di Yogyakarta dan
sekitarnya bertahan di tengah gempuran pandemi yang membawa perubahan besar
dalam kehidupan. Jadi, mari para pemuda, apa yang ingin Anda lakukan untuk
menyelesaikan masalah di sekitar Anda?.
#SemangatUntukHariIniDanMasaDepanIndonesia #KitaSATUIndonesia
Sumber tulisan, gambar, dan video:
- https://ekonomi.republika.co.id/berita/qjx9iq370/bergerak-untuk-umkm-yogyakarta-selama-pandemi
- https://www.youtube.com/watch?v=w4x5Bm1gml8
- https://www.youtube.com/shorts/tHBKQIAksf4
- https://ekonomi.republika.co.id/berita/qjx9qo457/bergerak-untuk-umkm-jogja-selama-pandemi
- https://www.instagram.com/
reel/CensVkuFJRI/?igshid= NzZhOTFlYzFmZQ==
Belum ada tanggapan untuk "Yuk Tukoni Sebagai Solusi Kreatif Membantu UMKM Kuliner Bertahan di Tengah Pandemi"
Posting Komentar