Menuju Masa Depan Berkelanjutan melalui Upaya Royal Golden Eagle dalam Mengatasi Deforestasi dan Dampaknya

Saat ini umur bumi diperkirakan sudah mencapai usia 4,6 miliar tahun. Hal tersebut tentunya berdasarkan berbagai acam pengujian sampai analisis yang dilakukan oleh para ahli. Dapat dikatakan bahwa bumi merupakan pihak yang menjadi saksi akan berbagai peristiwa penting yang terjadi di bumi. Tetapi kini semakin dengan bertambahnya usia bumi ditambah pula yang perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan yang kian maju memberikan dampak yang kurang baik bagi bumi. Kondisi tersebut dapat terjadi karena ulah tangan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari seperti proses penghilangan atau pengurangan luas hutan secara besar-besaran (deforestasi).

Indonesia merupakan salah satu negara yang turut merasakan akan deforestasi. Jika melihat dari data tahun 2021-2022 deforestasi Indonesia mengalami penurunan 8,4% jika dibandingkan tahun 2020-2021. Melihat secara data dari deforestasi netto Indonesia yang terjadi tahun 2021-2022 sebesar 104 ribu ha. Sementara itu untuk deforestasi Indonesia tahun 2020-2021 adalah sebesar 113,5 ribu ha.

Pulau Kalimantan merupakan salah satu pulau yang dimiliki Indonesia. Dimana pulau tersebut terkenal akan luas hutan yang dimiliki untuk seluruh wilayah Provinsi Kalimantan. Tetapi nyata pulau tersebut juga mengalami akan peristiwa deforestasi. Bahkan maraknya deforestasi tersebut dilandasi oleh pembukaan lahan untuk sawit yang terus belakngsung. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Global Forest Watch memaparkan bahwa Kalimantan Barat merupakan wilayah yang mengalami kehilangan luas tutupan pohon mencapai angka 3,58 juta hektare untuk periode 2001-2020. Banyaknya deforestasi yang dilakukan membuat berbagai wilayah yang ada mengalami penggundulan hutan yang menjadi kekhawatiran bagi pemerintah.

Di pulau lain yang menjadi sental Indonesia berada di Pulau Jawa juga sama seperti Pulau Kalimantan. Melihat masa lampau saat abad ke-16 sampai pertengahan abad ke-18 hutan alam yang ada di Jawa diperkirakan masih berada di angka 9 juta hektare. Tetapi ketika sudah mulai memasuki tahun 1980-an jumlah tersebut kini mengalami pengurangan yang sangat signifikan membuat angkatnya menjadi 0,97 juta hektare atau 7% dari luas total Pulau Jawa. Kini lahan di Pulau Jawa yang ditanami oleh pohon tinggal 4%. Maka bisa dilihat khususnya di DKI Jakarta pastinya dibeberapa tempat sulit ditemukan pohon karena berbagai macam lahan yang ada sudah dijadikan berbagai macam hal salah satunya pembangunan infrastuktur atau rumah sebagai tempat tinggal. Saking banyaknya beton di DKI Jakarta dapat dikatakan dengan nama kota beton karena banyak sekali atau dengan mudahnya menemukan beton dibandingkan pohon rindang. Apakah para pembaca sekalian yang tinggal di DKI Jakarta masih bisa menemukan lokasi yang masih banyak memiliki pohonnya?.

Melakukan deforestasi untuk mengambil sumber daya alam berupa kayu memberikan dampak baik. Dimana dampak baik tersebut karena kini masyarakat dapat memiliki bahan baku berupa kayu yang dapat dioleh untuk berbagai macam hal seperti pintu, lemari, dan sebagainnya. Sehingga hal tersebut membuat ekonomi yang mengandalkan bahan baku berupa kayu dapat berjalan dengan lancar tanpa hambatan.

Disisi lainnya melakukan deforestasi secara besar-besar memberikan efek yang sangat merugikan dimasa yang akan datang. Contohnya dapat terlihat pada berbagai macam berita yang saat ini sedang hangat-hangatnya dibicarakan pada masyarakat yang tinggal di DKI Jakarta. Saking menarik perhatiannya membuat berbagai macam masyarakat dengan latar belakang berbeda mengungkapkan hal tersebut pada akun sosial mediannya. Hal yang menjadi pembahasannya berupa kualitas udara DKI Jakarta.

Berdasarkan berbagai macam informasi yang beredar di hari Jumat tanggal 18/8-2023 pagi memaparkan bahwa DKI Jakarta menjadi kota dengan kualitas udara terburuk dengan posisi nomor delapan. Dikutip dari salah satu laman bernama IQAir pada pukul 06.31 WIB memaparkan bahwa US Air Quality Index (AQI US) atau indeks kualitas udara berada di angka 110. Adanya angka tersebut menunjukan bahwa wilayah DKI Jakarta masuk kedalam katerogri kondisi tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Padahal berdasarkan berbagai macam informasi yang beredar khususnya pada saat penulis berada di status sebagai pelajar memaparkan bahwa Indonesia merupakan paru-paru dunia. Sehingga seharusnya Indonesia tidak akan merasakan kualitas udara yang buruk karena memiliki hutan tropis terluas di dunia tetapi kenyataanya terbalik kini paru-paru dunia mengalami kualitas udara yang kurang sehat bagi masyarakatya.

Tentunya disini pihak pemerintah tidak membiarkan hal itu terjadi berlalu-larut. Ada banyak sekali berbagai macam upaya yang dilakukan untuk menekan terjadinya deforestasi salah satunya mengeluarkan berbagai macam aturan baku yang harus ditaati. Berikut ini beberapa contoh yang dikeluarkan oleh pemerintah akan yang berkaitan dengan deforenstasi yaitu:

  1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
  2. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan.
  3. Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Perusakan Hutan.
  4. Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pemberian Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu.
  5. Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Pemberian Izin Pemanfaatan Hutan dan Izin Usaha Pertambangan di Kawasan Hutan.
  6. Keputusan Menteri Kehutanan No. 386/Kpts-II/1995 tentang Penetapan Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi.
  7. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.68/Menhut-II/2008 tentang Penebangan Kayu dari Hutan Alam Produksi Lestari.
  8. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.38/Menhut-II/2010 tentang Rencana Pengelolaan Hutan Produksi Lestari.

Meskipun Indonesia memiliki banyak sekali aturan dan regulasi untuk menekan terjadinya deforestasi masih belum maksimal karena secara pelaksanaan masih banyak sekali kendalanya. Belum lagi disisi lainnya Indonesia masih menjadi negara dengan jumlah penduduk. Hal tersebut karena angka kelahiran anak atau total fertility rate (TFR) di Indonesia mengalami penurunan dalam tiga dekade belakang. Tetapi menurut data yang dimiliki oleh World Population Prospects untuk tahun 1990 TFR Indonesia berada di level 3,10. Adanya angka tersebut memiliki arti bahwa dalam satiap satu orang perempuan rata-rata melahirkan tiga anak sepanjang masa reproduksinya. Kondisi tersebut membuat mau tidak mau sumber daya alam berupa pohon harus dilakukan deforestasi untuk memenuhi kebutuhan papan berupa tempat tinggal atau hal lainnya pada setiap anak yang lahir.

Nyatanya walaupun kegiatan deforetasi dilakukan di Indonesia tetapi memberikan dampak kepada bumi sebagai tempat tinggal masyarakat. Dari data satelit terbaru yang dimiliki oleh Denmark menunjukan bahwa sekitar kurang lebih 5.100 miliar ton es yang berada di Kutub Utara atau Greenland telah mencair dalam kurang waktu 20 tahun kebelakang. Jumlah es yang meir tersebut pastinya akan memberikan dampak salah satunya kepada dataran Amerika Serikat yang akan menggenang sedalam 0,5 meter. Bisa saja dampaknya sampai ke Indonesia dengan sama yaitu menggenang. Apalagi Indonesia merupakan wilayah yang berbentuk kepulauan membuat ketika sudah terjadi genangan maka akan berdampak pada pengurangan wilayah dataran yang memaksa masyarakat untuk melakukan efakuasi secara besar-besaran.

Untuk mencegah akan peristiwa deforetasi yang terjadi serta dampak yang diberikan maka membutuhkan bantuan pihak lainnya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Salah pihak yang kini telah membantu pemerintah Indonesia untuk menekan terjadinya deforetasi dikenal oleh masyarakat dengan nama Royal Golden Eagle. Kini timbul sebuah pertanyaan yaitu:

Apa itu Royal Golden Eagle?

Royal Golden Eagle atau biasa disingkat dengan kata RGE merupakan sekelompok perusahaan manufaktur yang menggunakan basis sumber daya alam untuk dapat beroperasi di berbagai macam negara. Melihat dari sejarah berdirinya RGE didirikan oleh seseorang yang memiliki nama Sukanto Tanoto di tahun 1973. Jika harus melakukan perhitungan aset yang dimiliki oleh RGE sudah menyentuh angka US$30 miliar lebih. Belum lagi visi yang selalu dibawa oleh RGE dalam mengoperasikan operasionalnya yaitu menjadi salah satu perusahaan berbasis sumber daya alam berkelanjutan terbesar dan terbaik, senantiasa menciptakan manfaat untuk masyarakat, negara, iklim, pelanggan, dan perusahaan. Pihak RGE juga disatukan dengan satu tujuan bersama berupa untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengembangkan sumber daya alam secara berkelanjutan.

Selain memiliki sebuah keahlian dalam menanan dan memanen pohon tanaman industri serta mengembangkan sumberr daya energi perusahaan yang dikelola oleh RGE juga mampu memproduksi dan mendistribuskan berbagai macam produk yang berkualitas. Operasional dari RGE dilakukan dengan praktik dan pengembangan berkalnajutan sehingga dapat menghasilkan kualitas baik dengan energi dan biaya yang efisein. Apalagi dalam kegiatan operasionalnya pihak RGE selalu mengadopsi akan praktik industri yang terbaik melalui berbagai macam penelitian dan pengembangan yang intensif untuk menjadi RGE sebagai perusahaan yang mampu mempertahankan keunggulan yang kompetitif. Belum lagi pada sumber daya manusianya RGE selalu dilengkapi oleh berbagai macam pakar yang berasal dari internasional sehingga mampu melakukan penggunaan teknologi canggih yang menjadi kunci dari operasional yang dilakukan. Untuk kantor dari RGE memiliki banyak lokasi salah satunya berada di di Singapura, Hong Kong, Jakarta, Beijing dan Nanjing. Tidak hanya itu saja RGE juga memiliki banyak sekali lokasi operasi yang dilakukan seperti pada Indonesia, Tiongkok, Brasil, Spanyol, dan Kanada dengan kantor pemasaran yang terletak di seluruh dunia seperti yang ditunjukkan pada peta di bawah ini.

RGE jga selalu mendasari akan operasiaonal yang dilakukan pada sebuah program Kerangka Kerja Keberlanjutan yang selalu menjadi komitmen untuk selalu dilaksanakan. Buktinya dapat terlihat dari file yang dibuat oleh RGE yang dapat didownload oleh para pembaca. Selain itu hal tersebut selaras dengan pemaparan yang dilakukan oleh salah satu petinggi yang ada di RGE melalui sebuah video dibawah ini:

Upaya dalam mencegah kegiatan deforestasi yang masih terjadi di bumi tidak hanya dilakukan oleh RGE sebagai induk perusahaan. Tetapi kini juga diterapkan secara serius dan nyata oleh dua anak perusahaan yang dikenal oleh masyarakat dengan nama Sateri dan APRIL. Melalui komitmen yang telah dibuat seecara bersama-sama terhadap hidup berkelanjutan (sustainable living) maka membuat perusahaan tersebut secara aktif untuk selalu mengadopsi akan pendekatan yang holostik untuk mengurangi dampak negatif terhadap hutan ataupun lingkungan. Sebelum membahas lebih jauh akan upayah nyata yang dilakukan oleh Sateri dan APRIL dalam menekan deforestasi yang dilakukan lebih baik mengenal terlebih dahulu secara permukaan mengenai dua perusahaan tersebut.

Dapat dikatakan bahwa Sateri merupakan salah satu anak perusahaan yang dimiliki oleh RGE yang memiliki fokus kepada industri serat selulola khususnya dalam produksi viscose rayon. Viscose rayon merupakan sebuah serat yang berasal dari bahan baku serat selulola seperti kayu atau serat tanaman lainnya. Serat ini biasanya digunakan dalam berbagai macam produk tekstil dan non-tekstil seperti pakaian, kain, pembalut, tisu, dan lain-lain. Rangkaian dari berbagai macam produk viscose yang berkualitas tinggi dihasilkan oleh Sateri bermerek EcoCosy®. Merek tersebut telah mendapatkan verifikasi secara independen sebagai produk yang aman, berkelanjutan, dan bertanggung jawab. Tidak hanya itu Sateri juga dapat memproduksi akan berbagai macam hal seperti benang tekstil, kain non-anyaman spunlace, Lyocell, dan FINEX™, serat tekstil daur ulang.

Kantor pusat dari Sateri berada di Shanghai dengan dilengkapi oleh enam pabrik viscose yang ada di China membuat kapasitas produksi dengan jenjang tahunan mencapai 1,8 juta ton. Dengan angka produksi tersebut membuat produk yang dihasilkan oleh Sateri memiliki jaringan penjualan, pemasaran, sampai layanan konsumen yang meliputi berbagai macam wilayah seperti Asia, Eropa, dan Amerika.

Sateri merupakan perusahaan yang pertama kali dalam hal viscose di dunia yang mendapatkan sebuah label produk MADE IN GREEN by OEKO-TEX®. Selain itu produk yang dihasilkan oleh Sateri juga telah memiliki berbagai macam sertfikasi seperti STeP by OEKO-TEX®, STANDARD 100 by OEKO-TEX®, Chain of Custody (CoC)., sertifikat dari Program untuk Pengesahan Sertifikasi Kehutanan (the Programme for the Endorsement of Forestry Certification™ atau PEFC™), ISO 9001, sampai ISO 14001. Bahkan pabrik yang dimiliki oleh Sateri sudah sepenuhnya melakukan pembatasan akan emisi sesuai standar yang dimiliki oleh European Union Best Available Techniques (EU-BAT). Agar lebih maksimal maka Sateri juga telah menyelesaikan berbagai masalah mengenai penilian secara independen yang didasarkan dari Modul Lingkungan Fasilitas Tinggi (FEM) dan Modul Fasilitas Sosial dan Tenaga Kerja (FSLM) dengan nilai yang tinggi.

Untuk lebih menyukseskan akan sustainable living yang dilakukan oleh Sateri membuat sebuah program berupa Visi 2030. Dikatakan Visi 2030 Sateri merupakan pandangan jangka panjang yang diinginkan Sateri akan sebuah perusahaan yang beroperasi dalam industri serat selulola khususnya dalam hal produksi viscose rayon. Sehingga dapat dikatakan bahwa Visi 2030 merupakan gambaran tentang arah yang ingin dicapai oleh Sateri saat sudah memasuki tahun 2030. Secara gambar akan roadmap & targets yang dilakukan dipaparkan melalui sebuah gambar agar para pembaca lebih mudah memahami akan kegiatan yang dilakukan oleh Sateri:

Dari adanya Visi 2030 Sateri  juga ada beberapa yang ingin diperbaiki menjadi lebih baik. Berikut ini adalah salah satu perubahan yang ingin dilakukan oleh Sateri yaitu:

Perlindungan Iklim dan Ekosistem (Climate and Ecosystem Protection). Untuk dapat merealisasikan dari program net-zero carbon emissions by 2050 yang akan berkontribusi kepada kondisi alam ke arah yang lebih baik. Maka dari itu Sateri melakukan berbagai macam dukungan terhadap perlindungan, restorasi, dan regenerasi ekosistem daratan dan air tawar di seluruh jejak jejak nilai rantai operasional dari Sateri. Agar dapat merealisasikan dalam Sateri melalui program net-zero carbon emissions by 2050 kini juga mulai dilakukan pengurangan emisi gas rumah dalam lingkup 1, 2, dan 3 sebanyak 30% di tahun 2030.

Produksi Sirkular Tertutup (Closed Loop Production). Sateri memiliki tekad untuk memiliki sistem produksi sirkular yang tertutup dan bersih dengan tujuan menghasilkan tanpa dampak merusak bagi lingkungan karena emisi yang radikal atau pembuangan bahan berbahaya. Sateri juga memiliki ambisi untuk seluruh pabrik viskosa yang dimiliki harus mencapai standar dari Aspirasi Pedoman ZDHC MMCF akan beberapa hal seperti pemulihan kimia, pembuangan air limbah, dan emisi udara tahun 2027. Standar yang harus dipenuhi tidak hanya itu saja tetapi masih juga standar lainnya seperti EU-BAT dalam efisiensi sumber daya dan pengendalian emisi di seluruh pabrik viskosa tahun 2023 dibarengi juga meningkatkan proses daur ulang air limah. Adanya pendekatan yang berfokus kepada pemulihan belerang dan pengurangan limbah tersebut membuat Sateri ingin mencapai pemulihan belerang mencapai 98% pada semua pabrik yang dimiliki tahun 2025 dibarengi dengan mencapai nol limbah ke lahan penimbunan sebelum tahun 2025.

Inovasi & Sirkularitas (Innovation & Circularity). Merealisasikan tentang Net Positive potential of MMCF dengan menjadi pemimpin dalam inovasi dan mendorong akan sirkularitas pada seluruh jejak rantai yang dimiliki oleh Sateri. Sateri memiliki komitmen untuk menggunakan limbah tekstil dan menghasilkan produk viscore dengan konsep 50% dari daur ulang untuk tahun 2023 dan tahun 2030 sudah mencapai 100%. Sedangkan untuk tahun 2025 memiliki keinginan sebanyak 20% dari bahan baku yang digunakan merupakan bahan alternatif atau daur ulang.

Pertumbuhan Inklusif (Inclusive Growth). Untuk bukti nyata dari point ini berupa Sateri ingin membangun sebuah lingkungan kerja yang aman, sehat, dan bahagia. Dimana tujuan akhirnya berupa mencapai nol insiden dan penyakit yang ditimbulkan dari pekerjaan tahun 2030. Sehingga pada tahun 2025 Sateri melakukan pengurangan tingkat insiden akan Loss Time Incident (ITL) menjadi di bawah 0,1 per 200.000 jam kerja. Sateri juga turut berpartisipasi untuk membangun kehidupan yang lebih baik melalui pemberdayaan masyarakat dan pendidikan dengan cara dukungan lebih dari 300.000 keluarga lokal dan petani kecil hingga 2030 melalui berbagai macam program unggulan yang diberikan.

Itulah salah satu bukti secara nyata yang dilakukan oleh Sateri dalam mendukung upaya dari sustainable living melalui Visi 2030. Tetapi disisi pihak lain masih terkoneksi dengan RGE juga turut membantu upaya tersebut salah satunya dikenal oleh masyarakat dengan nama Asia Pacific Resources International Holding Ltd (APRIL).

APRIL merupakan salah satu produsen pulp dan kertas terbesar yang ada di dunia. Bahkan produk pulp yang diproduksi oleh APRIL digunakan dalam berbagai macam aplikasi seperti tisu sampai kertas. Sedangkan untuk produksi kertas yang dibuat biasanya digunakan untuk percetakan dan menulis yang sudah banyak digunakan oleh masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Salah satu merek yang diproduksi oleh APRIL banyak digunakan oleh masyarakat dikenal dengan nama PaperOne™. PaperOne™ merupakan produk yang dibuat menggunakan 100% serat perkebunan terbaru yang dijual sudah lebih ke 70 negara yang ada di dunia.

Hasil produksi dari pabrik yang dimiliki oleh APRIL juga sangat efisien terhadap penggunaan energi dengan kapasitas produksi secara tahunan mencapai angka sebesar 2,8 juta ton pulp dan 1,15 juta ton kertas. Semua hal tersebut tentunya sudah sesuai dengan standar yang dibutkikan akan tersetifikasi akan berbagai macam seperti ISO 9001:2000, ISO 14001, dan OHSAS 18001. Sehingga kini tidak usah diragukan lagi bahwa APRIL telah menyabet akan sertifikat berupa Programme for the Endorsement of Forest Certification (PEFC) untuk hal yang berkaitan dengan pengelolaan hutan berkelanjutan.

Tentunya dalam melakukan kegiatan operasional untuk menciptakan kehidupan yang lebih ramah terhadap lingkungan APRIL tidak melakukan secara sendirian. Disini tidak lupa APRIL juga melakukan kerja sama dengan berbagai macam kelompok seperti pemerhati lingkungan sampai masyarakat setempat. Untuk memperkuat akan merealisasikan kehidupan yang lebih ramah maka APRIL kini bergabung kedalam salah satu anggota dari Tropical Forest Alliance 2020. Tropical Forest Alliance 2020 merupakan bentuk kerja sama pemerintah dan swastas untuk tingkat global dalam hal mendukung keberlanjutan sampai rantai pasokan bebas deforestasi.

Dari sisi kebijakan sudah sejak lama hingga saat ini dalam mengatur kegiatan operasinya APRIL selalu menerapkan akan kebijakan Pengelolaan Hutan Berkelanjutan (Sustainable Forest Management Policy/SFMP 2.0). Adanya kebijakan tersebut berupa mengadopsi model Perlindungan Produksi perkebunan yang memiliki komitmen untuk konservasi satu hektar hutan untuk setiap satu hektare perkebunan. APRIL juga sudah melakukan konservasi 250.000 hektare hutan yang bekerja sama dengan berbagai macam pemangku kepentingan dalam kemitraan publik-swasta yang dikenal dengan nama Restorasi Ekosistem Riau (RER). Tujuannya untuk dapat melakukan restorasi lebih dari dari 150.000 hektare lahan gambut di Semenanjung Kampar Indonesia dan 370.000 hektare hutan dilestarikan dan dilindungi.

Sama halnya dengan perusahaan Sateri kini perusahaan APRIL juga memiliki visi kedepan khususnya yang berkaitan dengan Visi 2030. Dimana untuk penamaan dari yang ingin direalisasikan oleh APRIL dikenal dengan nama APRIL 2030. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa APRIL 2030 merupakan sebuah visi untuk memenuhi tantangan dekade dimasa datang. Pihak APRIL dalam visinya tersebut terdiri dari empat komitmen berupa Climate Positive (Iklim Positif), Thriving Landscape (Lanskap yang Berkembang), Inclusive Progress (Kemajuan Inklusif), dan Sustainable Growth (Pertumbuhan yang Berkelanjutan) dengan 18 target yang harus dipenuhi. Secara sederhana akan dapat para pembaca liat melalui infografis yang ada dibawah ini:

Climate Positive (Iklim Positif). Perubahan yang dilakukan oleh APRIL terkait dengan iklim positif berupa mengurangi emisi karbon. Pengurangan emisi karbon tersebut melalui pengoptimalan penyerapan dan penyimpanan karbon emlalui berbagai bentang alam. Tidak hanya itu saja dalam hal pengelolaan lingkungan dengan penerapan ilmu pengetahuan juga turut dilakukan. Penerapan tersebut bertujuan untuk dapat mengurangi emisi karbon dari produk serat hingga 25%. Untuk merealisasikan hal tersebut maka pihak APRIL juga melakukan investasi untuk berbagai macam bidang seperti ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan sistem operasi, dan penggunaan energi bersih di dalam setiap pabrik dan operasional akan produk yang dihasilkan.

Thriving Landscape (Lanskap yang Berkembang). APRIL juga memiliki komitmen yang tinggi dalam menjaga lanskap agar tetap terpelihara serta keanekaragaman hayati demi lanskap yang berkembang. Maka dari pendapatan yang berasal dari hutan alam industri yang dikelola akan disumbangkan untuk melakukan restorasi hutan dan konservasi. Lokasi yang dipilih tersebut cakupannya sangat luas termasuk ke wilayah yang berada di luar operasional atau di lokasi perlingan kawasan hutan. APRIL juga selalu berusaha untuk dapat meningkatkan dari sisi produktivitas serat hutan tanaman industri sampai 50% melalui inovasi teknologi yang dibarengi akan riset silvikultur. Tidak hanya dua hal tersebut pihak APRIL juga kini dilengkapi oleh pusat penelitian dan Eco-Camp pada berbagai area restorasi dari oprasional yang dilakukan dengan tujuan untuk memajukan ilmu lahan gambut tropis.

Inclusive Progress (Kemajuan Inklusif). Pada point ini sasaran yang ingin dicapai oleh APRIL berupa masyarakat melalui berbagai macam prakarsa transformatif akan berbagai bidang seperti kesehatan, pendidikan, sampai kesetaraan gender. Tentunya fokus utama perubahan yang dilakukan oleh APRIL kepada masyarakat berupa menghapuskan kemiskinan yang ekstrim di masyarakat khususnya yang ada di sekitar operasional berjarak 50 km. Cara yang dilakukan oleh APRIL melalui peningkatan pendidikan dan akses secara universal kepada layanan kesehatan yang terjangkau. Tidak luapa pihak APRIL juga turut mengupayahkan untuk menurunkan akan prevalensi tengkes (stunting) pada anak-anak balita sampai 50%. Serta pihak APRIL juga mengupayakan mendorong partisipasi efektif perempuan di bidang sosial dan ekonomi melalui cara memberikan kesetaraan peluang untuk pengembangan.

Sustainable Growth (Pertumbuhan yang Berkelanjutan). Untuk point ini pertumbuhan yang berkelanjutan dari bisnis atau usaha yang dilakukan APRIL akan menjamin akan kelangsungan penanaman dari sumber daya yang dilakukan untuk iklim, alam, serta masyarakat. Tentunya upaya yang dilakukan agar membuat APRIL dapat menjadi lebih produkfit, terdiversifikasi, sampai lebih sirkuler sebagai bagian dari produksi APRIL yang lebih bertanggung jawab lagi. Dalam rangka tersebut maka pihak APRIL akan selalu meningkatkan efisiensi akan penggunaan bahan serta melakukan pengambilan kembali bahan kimia dengan cara pengolahan menggunakan pemakaian air yang lebih sedikit per ton produksi yang nantinya dalam mengurangi limbah padat. Semua hal tersebut dilakukan untuk memenuhi pasokan serat dari limbah tekstil dengan pemanfaatan teknologi yang sudah maju. 

Supaya lebih jelas akan visi APRIL 2030 berikut ini video penjelasan lainnya agar para pembaca lebih memahami:

Melalui perusahaan induk RGE yang membawahi akan anak perusahaan berupa Sateri dan APRIL menjadi salah satu pihak yang mengambil sebuah peran tanggung jawab yang serius dalam memajukan prinsip berkelanjutan untuk menekan deforestasi melalui Visi 2030. Walaupun jika melihat secara permukaan Visi 2030 yang dilakukan oleh Sateri dan APRIL memiliki perbedaan dalam hal bidang tetapi tetap sama dalam hal tujuan berupa sustainable living. Untuk Sateri bidang yang digeluti dalam Visi 2030 berupa mode berkelanjutan (sustainable fashion) sedangkan untuk APRIL bidang yang diambil berupa daur ulang kertas (paper upcycling).

Maka adanya campur tangan pihak lain dalam hal ini RGE akan dapat mempercepat terjadinya penenakan akan kegiatan deforestasi di bumi tercinta. Sehingga berbagai macam dampak dari deforestasi tersebut seperti naiknya permukaan air laut, polusi udara, dan lain sebagainnya yang mulai dirasakan akan secara perlahan menghilang khususnya saat Visi 2030 benar-benar terealisasikan. Harapannya dapat terbuka sebuah gerbang kehidupan yang baru berupa hidup yang berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan dengan berdampingan dengan masyarakat yang melakukan kegiatan sehari-harinya. Sehingga diakhirnya para generasi muda nanti saat tinggal di bumi ini tetap nyaman karena pihak pemerintah khususnya dari RGE melalui anak perusahaan yang bernama Sateri dan APRIL telah merealisasikan Visi 2030 yang berkonsep hidup berkelanjutan dan juga dapat menekan akan kegiatan yang dilakukan para oknum yang tidak bertanggung jawab terkait kerusakan lingkungan berupa hutan melalui deforetasi. Sehingga diakhirnya bumi menjadi nyaman untuk ditinggali oleh kita semua dari saat ini sampai nanti. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.

Sumber informasi, gambar, dan video:

  1. https://www.menlhk.go.id/site/single_post/5424#:~:text=Deforestasi%20Indonesia%20tahun%202021%2D2022%20turun%208%2C4%25%20dibandingkan,sebesar%20113%2C5%20ribu%20ha
  2. https://epaper.mediaindonesia.com/detail/kondisi-deforestasi-hutan-kalimantan
  3. https://p2k.stekom.ac.id/ensiklopedia/Deforestasi_di_Indonesia
  4. https://megapolitan.kompas.com/read/2023/08/18/06595021/kualitas-udara-DKI Jakarta-pagi-ini-tidak-sehat-bagi-kelompok-sensitif
  5. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/01/30/angka-kelahiran-indonesia-turun-30-dalam-tiga-dekade
  6. https://sains.sindonews.com/read/676039/766/5100-miliar-ton-es-di-kutub-utara-yang-cukup-untuk-banjiri-seluruh-as-mencair-1643900565?showpage=all
  7. https://youtu.be/O2TiyFRnHQQ
  8. https://youtu.be/M4VjxCvd0oc
  9. https://www.rgei.com/id/bisnis-kami/sateri
  10. https://www.sateri.com/#green
  11. https://www.sateri.com/sustainability/vision2030/
  12. https://www.rgei.com/id/bisnis-kami/april
  13. https://april2030.aprilasia.com/id/
  14. https://youtu.be/yHKIZue0raA
  15. https://www.youtube.com/watch?v=RCAtE_mmKac
  16. https://www.youtube.com/watch?v=w5mifU7kzTw
  17. https://www.youtube.com/watch?v=6x74X80bWTs
  18. https://www.youtube.com/watch?v=ddrswHtvgKg&t=1s
  19. https://www.youtube.com/watch?v=DxTmHe34cWI
  20. https://www.youtube.com/watch?v=WVskrZKq_r4
  21. https://www.youtube.com/watch?v=siFu0xOCabg
  22. https://www.youtube.com/watch?v=yGMxYKLHQGk

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Menuju Masa Depan Berkelanjutan melalui Upaya Royal Golden Eagle dalam Mengatasi Deforestasi dan Dampaknya"

Posting Komentar