Angin Lalunya Kasus KDRT Terhadap Korban Laki-Laki


Mendengar kata “KDRT” biasanya langsung terpikirkan pertama kali adalah perempuan yang menjadi korban dimana pelakuknya adalah laki-laki. Munculnya pemikiran tersebut diakibatkan lebih dominan kasus KDRT yang dilakukan oleh laki-laki dibandingkan perempuan. Salah satu faktor terjadi KDRT adalah masih kentalnya budaya partiarki dikeluarga. Sehingga ketika laki-laki tidak mendapatkan sesuai keinginan dari perempuan maka akan memicu terjadi kasus KDRT.

Dampak kasus KDRT biasanya tidak hanya berkaitan dengan luka fisik saja. Tetapi jauh sebelum terjadi luka fisik ada banyak sekali yang terjadi seperti caci maki, hinaan, sampai teror. Maka dampak dari semua itu tidak hanya berupa luka fisik saja tetapi juag luka psikis. Terkadang dengan hal tersebut pihak korban tidak bisa melakukan apa-apa. Salah satu contoh kasus KDRT korban laki-laki dialami oleh sepasang suami istri yang berada di Kupang. Dimana perempuan (AW) melakukan penganiayaan terhadap suaminya.

Loh, Laki-Laki Jadi Korban KDRT?

Ya bisa, buktinya pada kasus suami istri yang disebutkan diatas. Namun ada perbedaan yang besar antara kasus KDRT dengan korban perempuan dan korban laki-laki. Ketika kasus KDRT korban perempuan pastinya lebih menarik untuk disorot oleh masyarakat ataupun media dibanding kasus KDRT korban laki-laki. Terlebih dalam masyarakat budaya patriarki sosok laki-laki merupakan sosok yang kuat, tangguh, sampai berkuasa. Sehingga akan timbul keanehan apabila sosok laki-laki kalah terhadap perempuan atau mengalami kasus KDRT oleh perempuan.

Adanya pandangan tersebut maka diujungnya akan terlahir sebuah istilah toxic masculinity. Istilah tersebut tentunya membuat para laki-laki menjadi terbatas untuk dapat melakukan sesuatu yang diluar pandangan umum masyarakat mengenai sosok laki-laki. Memang melakukan pelaporan kasus KDRT dengan korban laki-laki dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Dimana di satu sisi bersifat baik karena menghentikan KDRT. Sedangkan sisi lainnya bersifat kurang baik karena pihak laki-laki akan mendapatkan stigma kurang baik dari masyarakat contohnya adalah stigma akan laki-laki lemah.

Bagaimana Pencegahan Atas Kasus KDRT Korban Laki-Laki?

Ada tiga cara yang dapat dilakukan apabila laki-laki menjadi korban KDRT. Tiga cara tersebut sama-sama melalui musyarawah tetapi perbedaannya hanya pada tingkatannya. Tingkat pertama musyawarah antara pihak yang terlibat langsung pada kasus KDRT. Tingkat kedua melibatkan pihak ketika seperti orang tua sampai keluarga. Tingkat ketiga adalah melibatkan pihak berwajib. Dari setiap tahap diharapkan mampu memberikan aksi nyata untuk mencegah dan menghentikan KDRT yang terjadi. Sehingga permasalahan KDRT korban laki-laki dapat ditemukan jalan keluar dan tidak dianggap sebagai angin lalu lagi bagi masyarakat.



Tulisan ini tidak memiliki maksud untuk membandingkan antara korban KDRT perempuan maupun laki-laki. Tidak juga mencari kambing hitam atas kasus KDRT terhadap laki-laki atau perempuan. Tetapi untuk memberikan informasi bahwa kasus kekerasan gender terlebih KDRT bisa dijuga dialami oleh laki-laki.

Untuk lebih mengetahui akan informasi mengenai topik Anti kekerasan Berbasis Gender bisa langsung mengikuti webinar yang diadakan oleh Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI. 

Webinar diadakan hari Sabtu 21 November 2020 dengan beberapa narasumber didalamnya seperti yaitu Maria Ulfah Anshor (Komisioner Komnas Perempuan), Gisella Tani Pratiwi @gisellatanipratiwi (Psikolog Anak di Yayasan Pulih), Indra Brasco @indrabrasco (Orang Tua dan Figur Publik), dan Hendarman (Kepala Pusat Penguatan Karakter). Jadi ayo ikut webinarnya untuk infromasi yang bermanfaat. 

Daftar Pustaka:

Cerdas Berkarakter Kemdikbud RI (2020) “Webinar 15 - Anti Kekerasan Berbasis Gender”, Diakses dari https://www.youtube.com/watch?v=sfpclyoF_C4 pada 27 November 2020.

Liputan6. (2020, 19 Oktober). Waduh, Istri Aniaya Suami hingga Babak Belur di Kupang. Diperoleh 27 November 2020, dari https://www.liputan6.com/regional/read/4385629/waduh-istri-aniaya-suami-hingga-babak-belur-di-kupang.

Sehatq. (2020, 19 Oktober). Toxic Masculinity dan Bahayanya bagi Kesehatan Mental Laki-laki. Diperoleh 27 November 2020, dari https://www.sehatq.com/artikel/toxic-masculinity-dan-bahayanya-bagi-kesehatan-mental-laki-laki.

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Angin Lalunya Kasus KDRT Terhadap Korban Laki-Laki"

Posting Komentar