Hal
yang sangat menarik didalam menjalani kehidupan sehari-hari ini adalah setiap
orang hak untuk memiliki sebuah cita-cita. Dengan hal tersebut maka tidak heran
kalau setiap orang memiliki cita-cita yang berbeda-beda. Namun nyatanya setiap
orang terkadang masih bingung akan cita-cita yang mau digapainya ketika
menjalani kehidupan sehari-hari. Bahkan terkadang dibeberapa orang ada saja
orang-orang yang sampai sudah dewasa dan tua tidak memiliki cita-cita atau
takut memiliki cita-cita. Jika para pembaca menanyai cita-cita saya (penulis)
mungkin jawaban saya yaitu menjadi rektor.
APA CITA-CITA PARA PEMBACA YANG INGIN DICAPAI DIMASA
DEPAN???
Pastinya para pembaca ada yang sudah tidak asing atau bahkan tidak menutup kemungkin dengan kata rektor. Namun apa itu sebenarnya arti dari kata “rektor”???.
Para
pembaca yang masih memiliki status sebagai mahasiswa pastinya sangat tidak
asing dengan kata-kata “rektor”. Ya, bisa dikatakan bahwa kata “rektor” ini
memiliki kaitan dengan mahasiswa. Maka timbul sebuah pertanyaan yaitu
APA ITU REKTOR MENURUT PENULIS???
Menurut
penulis arti dari kata “rektor” adalah seseorang yang diangkat menjadi pemimpin
untuk dapat mengelola sebuah lembaga pendidikan universitas ataupun institut.
Untuk lebih sederhana dapat diibaratkan bahwa rektor sebagai sebuah pemimpin
didalam sebuah organisasi. Dengan hal tersebut maka seseorang yang dinyatakan,
ditunjuk, sampai dipilih menjadi rektor harus dapat membawa lembaga
pendidikannya baik itu berupa universitas ataupun institutnya ke arah yang
lebih baik lagi.
Didalam
lembaha pendidikan yang berupa universitas ataupun institut memiliki banyak
pihak yang terlibat didalamnya salah satunya adalah pihak mahasiswa. Apalagi
berdasarkan beberapa sumber bahan bacaan pihak mahasiswa memiliki peran yang
sangat penting bagi negara khususnya negara Indonesia. Banyak sekali peran para
mahasiswa bagi negara Indonesia salah satunya adalah agent of change.
Agent of change
memiliki arti sebagai pihak yang membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih
baik lagi bagi masyarakat. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa ini
merupakan golongan pelajar yang telah menempuh pendidikan yang lebih tinggi
setelah menamatkan pendidikan di bangku SMA ataupun SMU. Ketika selesai
menempuh pendidikan tersebut diharapkan ilmu pengetahuan, gagasan, serta
pengalaman yang telah didapatkan dapat digunakan untuk menemukan setiap
permasalahan yang ada didalam masyarakat. Maka tidak heran kalau para mahasiswa
ini selalu digadang-gadang akan menjadi pihak yang selalu ada di depan ketika
melakukan pergerakan ke arah yang lebih baik bagi masyarakat atau negara
Indonesia.
Harapan
yang selalu digadang-gadang ternyata menyimpan sebuah bayangan hitam yang
sangat melekat dan sulit untuk dihindari. Dimana bayangan hitam tersebut adalah
kegelapan dari sisi dunia pendidikan yang sedang dilaksanakan pada pendidikan
bangku perkuliahan. Pastinya jika kita melihat sampai membaca ada banyak sekali
sisi negatif dari sistem pendidikan perkuliahan di negara Indonesia. Namun yang
akan dibahas kali ini hanyalah setitik bayangan hitam yang ada, dimana bayangan
hitam tersebut adalah mengenai skripsi.
APA KAITANNYA
SKRIPSI DENGAN BAYANGAN HITAM YANG DISEBUTKAN PENULIS???
Jika
harus membahas mengenai keterkaitan dua hal tersebut maka akan dijawab dengan
peristiwa yang cukup menarik untuk dibahas bahkan pada saat itu peristiwa
tersebut cukup viral dikalangan masyarakat. Peristiwa yang terjadi tersebut
disebuah lembaga pendidikan namun tetapi diviralkan dalam sebuah sosial media.
Dimana didalam peristiwa tersebut terjadi sebuah pembuangan bundelan skripsi
melalui sebuah jendela lembaga pendidikan. Dari peristiwa tersebut mengandung
arti yang cukup dalam akan masih adanya sisi negatif yang harus diperbaiki dari
sistem pendidikan yang dianut negara Indonesia.
Didalam
sistem pendidikan perkuliahan di negara Indonesia skripsi merupakan gerbang
akhir sebelum seseorang yang masih berstatus sebagai mahasiswa dapat dinyatakan
lulus menempuh pendidikan yang diambilnya. Dikarenakan sebagai gerbang akhir
maka tidak heran kalau banyak sekali para mahasiswa yang melakukan berbagai
macam cara dari mulai pergi ke perpusatakaan tiap saat, membaca banyak jurnal,
sampai bertemu dengan dosen-desen pembimbing hanya untuk satu tujuan yaitu
menyelesaikan skripsinya. Namun dengan peristiwa yang viral tersebut seperti
perjuangan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi tidak dihargai.
Dari
peristiwa tersebut dapat mengandung sebuah permasalahan yang sebenarnya simple
tetapi untuk ditemukan solusi cukup sulit. Dimana permasalahan tersebut yaitu
adalah bahwa skripsi yang telah dibuat oleh mahasiswa belum sepenuhnya dapat
diserap untuk dunia kerja. Dengan adanya kondisi demikian maka hasil akhir dari
skripsi yang dibuat oleh mahasiswa ini hanya akan menjadi sebuah bahan tulisan
yang dijilid dengan hard cover yang didalamnya berisikan ilmu pengetahuan
sampai kata-kata yang sangat sistematik. Untuk hasil akhir sendiri skripsi yang
dibuat akan dipajang didalam sebuah perpusatakaan baik itu perpusataaan
universitas, institut, atau jurusan. Ketika sudah banyak mahasiswa yang membuat
skripsi maka semakin memakan tempat pula perpusatakaan. Maka ketika kapasitas
dari lahan perpusatakaan telah penuh tetapi skripsi yang harus ditampung sangat
banyak solusi akan kapasitas tersebut adalah dengan peristiwa yang telah
dibahas diatas.
Padahal
seharusnya skripsi yang dibuat oleh mahasiswa ini menjadi sebuah ilmu
pengetahuan dasar bagi mahasiswa sebelum menginjakan kaki kedalam dunia
pekerjaan. Apalagi sebelum mengerjakan skripsi mahasiswa ini dicocoki dengan
banyak sekali ilmu pengetahuan. Bahkan saking banyaknya maka terkadang
mahasiswa lupa-lupa dengan banyaknya ilmu pengetahuan tersebut. Berbeda dengan
skripsi dimana ilmu pengetahuan tidak banyak tetapi sangat dalam. Dengan
memiliki ilmu pengetahuan dalam tersebut maka dapat dijadikan pondasi untuk
melangkah mendapatkan pekerjaan. Namun nyatanya menurut data Badan Pusat
Statistik (BPS) mengatakan bahwa pengangguran untuk lulus universitas dari
Februari 2017 sampai 2019 mengalami kenaikan dari 5% menjadi 6,2% dan untuk
lulusan Diplomat I,II,III mengalami kenaikan dari 6,4% menjadi 6,9%.
Dari
paragraf yang telah dibahas dapat ditarik dua permasalahan. Dimana permasalahan
pertama skripsi yang tidak bisa diaplikasikan dalam dunia pekerjaan dan kedua
ilmu pengetahuan akan skripsi tidak dapat menjadi pondasi untuk mencari
pekerjaan. Tentunya dua permasalahan dalam dunia perkuliahan di negara
Indonesia tersebut harus dapat diselesaikan dengan efektif agar tidak terjadi
bom waktu yang akan meledak sewaktu-waktu. Adanya permasalahan tersebut maka
menjadi latar belakang saya sebagai penulis memiliki cita-cita menjadi rektor
didalam sebuah lembaga pendidikan universitas ataupun institut.
Jika
dilihat dari permasalahan ditambah cita-cita menjadi sebuah rektor maka ada
banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh saya sebagai rektor. Secara
sederhana ada tiga hal yang saya dapat lakukan untuk menyelesaikan permasalahan
didalam dunia pendidikan yang berkaitan dengan skripsi tersebut. Dimana tiga
hal yang dapat dilakukan yaitu:
Pertama
adalah melakukan kegiatan industri yang lebih terarah. Memang pada saat ini
kegiatan industri sudah dilakukan didalam sistem perkuliahan yang dianut oleh
negara Indonesia. Namun dibeberapa hal masih saja terjadi kebolongan akan
sehingga tidak maksimal dalam kegiatan industri. Padahal kegiatan industri
merupakan peluang yang sangat bagus untuk mencari permasalahan apa yang terjadi
didalam kegiatan industri untuk diangkat menjadi topik skripsi. Dengan
mengangkat permasalahan diharapkan skripsi dapat terserap kedalam dunia kerja.
Kedua
adalah skripsi yang dibuat harus berorientasi kepada perancangan, perbaikan,
sampai peningkatan. Adanya orientasi kedalam tiga hal tersebut ilmu pengetahuan
yang digunakan dalam pembuatan skrisp dapat benar-benar digunakan. Apalagi
didalam dunia kerja baik itu perancangan, perbaikan, sampai peningkatan selalu ada.
Maka dengan hal tersebut diharapkan ilmu pengetahuan dapat benar-benar menjadi
batu pondasi bagi mahasiswa untuk melangkah kedalam dunia pekerjaan semakin
mudah.
Ketiga
adalah semangat atau yang berkaitan dengan emosional. Terkadang berbicara
mengenai skripsi tidak hanya membahas mengenai ilmu pengetahuan didalamnya atau
dapat diaplikasikan dalam dunia pekerjaan saja tetapi harus membahas mengenai
emosional. Bahkan dibeberapa orang terjadi tersendat dalam menyelesaikan
skripsi hanya diakibatkan oleh emosi yang tidak dapat dikontrol. Oleh karena
itu untuk menekan keterlambatan pengerjaan skripsi yang diakibatkan emosi
disini saya sebagai rektor akan membuat lembaga didalam universtias atau
institut saya yang mengurusi akan emosi yang tidak stabil bagi mahasiswa ketika
mengerjakan skripsi tersebut.
Tentunya
jika hanya bertumbu atau menyerahkan semua permasalahan kepada saya yang
memiliki cita-cita sebagai rektor rasanya sangat sulit untuk dilaksanakan.
Apalagi mahasiswa memiliki jumlah yang sangat banyak didalam sebuah lembaga
pendidikan universitas ataupun institut maka akan sangat sulit jika hanya
bertumpu pada satu orang yaitu rektor saja. Agar dapat lebih menyukseskan
permasalahan didalam dunia pendidikan tersebut harus dilibatkan peran generasi muda itu sendiri dalam hal ini yaitu mahasiswa. Mahasiswa disini juga harus
dapat berperan aktif serta memberikan masukan agar setiap kebijakan yang
dilakukan dapat benar-benar maksimal dalam membuat perubahan yang besar dalam
bayangan hitam yang ada didalam dunia pendidikan khususnya yang berkaitan
dengan skripsi.
Diharapkan
diakhirnya Pendidikan di Indonesia khususnya yang berkaitan bayangan hitam yang
berada didalam skripsi dapat mendapatkan jalan keluarnya. Sehingga permasalahan
seperti kasus viral didalam sosial media mengenai pembuangan skripsi ataupun
pengangguran dari lulusan universitas ataupun institut dapat lebih ditekan
lagi. Dan pelaksanaan dari peran generasi muda khususnya dalam hal ini
mahasiswa yang berkaitan peran sebagai agent
of change dapat benar-benar terlaksana.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca khususnya bagi orang-orang yang bekerja didalam dunia pendidikan didalam universitas ataupun institut. Terima kasih.
Sumber
tulisan:
- https://calonmahasiswa.com/apa-itu-rektor/
- UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG BADAN HUKUM PENDIDIKAN
- https://www.liputan6.com/regional/read/4297940/buang-skripsi-dari-jendela-kepala-perpustakaan-unilak-dicopot-rektor
- https://katadata.co.id/ariayudhistira/infografik/5e9a51911b282/angka-pengangguran-lulusan-perguruan-tinggi-meningkat
- https://pixabay.com/id/photos/scrabble-bercita-cita-tinggi-catatan-931988/
- https://pixabay.com/id/photos/castle-halaman-rumput-britania-raya-336498/
- https://pixabay.com/id/photos/petualangan-tinggi-pendakian-gunung-1807524/
- https://pixabay.com/id/photos/wanita-bayangan-hitam-berdiri-994737/
- https://www.hipwee.com/hiburan/7-penampakan-skripsi-yang-dibuang-ini-bikin-hati-teriris-iris-perjuangan-itu-tinggal-kenangan-sobat/
- https://pixabay.com/id/photos/bangunan-konstruksi-situs-crane-768815/
- https://pixabay.com/id/photos/bisnis-kontainer-kargo-peti-ekspor-1845350/
Memang butuh pemimpin yang peduli dan memikirkan kehidupan generasi penerus ya..
BalasHapus