Rokok
merupakan barang yang cukup kecil. Dengan ukuran yang cukup kecil tersebut
bahkan sebatang rokok atau bungkus rokok dapat masuk ke dalam saku celana.
Walaupun dilihat secara ukuran rokok termasuk kedalam benda kecil tetapi dampak
yang diberikan sangat luar biasa. Dari mulai anak kecil sampai orang dewasa mengetahui
akan rokok bahkan tidak menutup kemungkinan menggunakan barang yang bernama
rokok tersebut. Saking berdampaknya benda rokok ini hampir didalam menjalani
kehidupan sehari-hari seseorang tidak bisa terlepas dari rokok.
Banyak
sekali kata-kata yang dikeluarkan untuk dapat menekan konsumsi rokok didalam
masyarakat baik itu oleh anak kecil, orang dewasa, pemula, ataupun yang sudah
sering mengonsumsi rokok. Salah satu contoh kata-kata yang sering dikeluarkan
seperti rokok membunuh mu bahkan terkadang kata-kata tersebut sudah ada didalam
bungkus rorok tetapi tetap saja rokok masih saja menjadi komoditas yang banyak
di beli.
Jumlah perokok di berbagai negara Asean Sumber: https://cdn1.katadata.co.id/media/chart_thumbnail/112554-indonesia-negara-dengan-jumlah-perokok-terbanyak-di-asean.png?updated=1593450000 |
Berdasarkan
dari laporan Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) berjudul The
Tobacco Control Atlas, Asean Region menunukan bahwa negara Indonesia merupakan
negara dengan jumlah perokok terbanyak yang berada di kawasan ASEAN sekitar
65,19 juta orang. Jumlah 65,19 juta orang jika kita lihat dari total penduduk
negara Indonesia pada tahun 2016 maka bisa disetarakan sekitar 34% mengonsumsi
rokok.
Dari
laporan yang menunjukan banyaknya jumlah penduduk negara Indonesia yang
mengonsumsi rokok tersirat beberapa hal. Pertama adalah kasus merokok merupakan
kasus yang benar-benar sedang menyerang setiap lapisan masyarakat yang ada dan
seperti bayangan hitam yang selalu mengikuti. Kedua adalah dampak kesehatan
sudah bisa terlihat jelas untuk beberapa tahun kedepan. Ketiga adalah untuk
menghentikan sangatlah sulit dikarenakan sudah 34% penduduk yang mengonsumsi
rokok.
Saya
sebagai penulis masih terngiang akan perkataan di salah satu podcast yang ada
di salah satu platform yang ada. Dimana podcast tersebut menerangkan yang
awalnya tentang makan kemudian rokok tetapi salah satu pembicara disitu
mengatakan yang cukup mengejutkan yaitu ia tidak menikmati lagi merokok tetapi
tidak bisa lepas dari kebiasaan merokok itu. Dari situ awalnya saya heran kata
apa yang pas untuk menggambarkan hal tersebut tetapi saya menemukan kata yang
pas yaitu candu.
Mula-mulanya
seseorang yang awalnya tidak merokok berubah menjadi seseorang perokok ada
banyak sekali faktor-faktor terjadinya. Pertama dari media yang dilihat. Tidak
jarang bahwa film agar lebih memberikan efek sangar atau nyata menambahkan
potongan-potongan seseorang yang merokok. Ketika melihat akan hal itu maka
secara tidak langsung memiliki keinginan agar seperti tokok yang melakukan
merokok tersebut.
Kedua
adalah lingkungan. Ada sebuah kalimat yang cukup bagus yaitu ketika berada di
toko parfum maka seseorang akan memiliki bau pafrum. Maka ketika seseorang
berada di lingkungan perokok secara tidak sadar peluang akan menjadi perokok
menjadi lebih besar.
Yang
lebih disayangkan yaitu adalah perokok remaja. Berdasarkan data yang
dikeluarkan oleh Riset Kesehatan Dasar Nasioanal (Riskesda) pada tahun 2018
mengatakan kalau prevalensi merokok pada remaja usia 10 sampai 18 mengalami
peningkatan sekitar 1,9% dari 2013 sebesar 7,20% menjadi 9,10% pada tahun 2018.
Remaja merokok Sumber: https://kbr.id/media/?size=730x406&filename=Remaja-yang-minum-dan-merokok-memiliki-pembuluh-darah-yang-lebih-sempit.jpg |
Padahal
seperti yang sudah kita ketahui dan dengungkan bahwa generasi muda yang
termasuk ke dalam remaja merupakan roda penggerak bangsa. Apabila para generasi
muda ini sudah sakit-sakitan maka untuk benar beraktifitas dan menjadi roda
penggerak bangsa menjadi kian tidak maksimal. Ketika sudah tidak maksimal maka negara
yang harusnya bergerak ke arah yang lebih baik di berbagai bidang menjadi kian
terhambat.
Upaya
perang melawan kasus rokok di tengah-tengah masyarakat terus saja di gulirkan
bahkan sampai saat ini para pejuang rokok masih terus digulirkan. Tentunya
perjuang melawan rokok tidak hanya di lakukan oleh organisasi masyarakat saja
yang bergerak namun juga pemerintah mulai menerapkan berbagai macam
kebijakan-kebijakan. Ada banyak sekali kebijakan yang dilakukan pemerintah
untuk menekan penggunaan rokok didalam kehidupan sehari-hari seperti peringan
didalam bungkus rokok, penerapan kawasan bebas asap rokok, sampai jadwal
penayangan iklan rokok dibatasi.
Bahaya
rokok sudah sangat dikenal di dalam kehidupan masyarakat. Bahkan rokok juga
disebut-sebut sebagai salah satu penyebab kematian dikarenakan rokok membuat
berbagai macam penyakit seperti asma, infeksi paru-paru, kanker paru-paru, dan
masih banyak lagi. Bahaya rokok yang dapat mengakibatkan penyakit bagi
seseorang perokok saja tetapi juga bagi orang yang tidak merokok. Pasalnya efek
dari asap tidak hanya dihisap oleh perokok saja tetapi bagi orang-orang
disekitarnya.
Dari
sebatang rokok memiliki berbagai bahan kimia yang beracun didalam kandungannya.
Material karsinogen dan karbon monoksida merupakan dua materal didalam rokok
merupakan dua contoh material yang berbahaya. Karsinogen merupakan bahan
material yang menyebabkan penyakit kanker sedangkan material karbon monoksida
merupakan bahan material yang berbahaya bagi paru-paru.
Penanganan Covid 19 Sumber: https://kbr.id/media/?size=730x406&filename=wisma+atlet+kemayoran+rs+darurat+covid-19+selasa+240320_ant_aditya+perdana.jpg |
Saat
ini virus corona merupakan jenis virus SARS-CoV-2 yang merupakan virus virus
yang menyebabkan penyakit Covid-19. Pada awal mulannya virus dan penyakit ini
berasal dari kota Wuhan. Namun dengan perubahan waktu ditambah dengan aktifitas
yang tinggi dari masyarakat membuat penyakit ini menyebar ke satu orang ke
orang lain bahkan kini menyebar kesetiap negara. Dampak yang diberikan dari
penyakit dari Covid-19 tidak main-main bahkan segala macam bidang terasa.
Contoh dari bidang ekonomi saja bisa dilihat pemasukan bagi para perusahaan
menjadi menurun sehingga untuk dapat tetap bertahan beberapa perusahaan
melakukan PHK bagi beberapa pekerjannya.
Dari
perkataan yang berada di atas tersebut dapat ditarik sebuah kenyataan bahwa
pertama yaitu rokok menyebabkan beberapa kasus penyakit. Sedangkan kedua yaitu
virus Corona merupakan virus yang berbebahaya. Apalabila seseorang menerima dua
pukulan penyakit tersebut maka seseorang akan benar-benar dalam bahaya besar.
Dari
perkataan narasumber yang bernama Renny Nurhasana dapat diartikan bahwa makan
adalah kebutuhan kedua sedangkan kebutuhan akan rokok merupakan kebutuhan
pertama. Alasan bukti dapat ditemukan secara mudah didalam lingkungan keluarga.
Didalam sebuah keluarga memang laki-laki atau suami merupakan seseorang yang memiliki
tujas mencari uang buat kebutuhan hidup anggota keluarganya. Tetapi nyatanya
terkadang di beberapa kasus para dalam rumah tangga seseorang laki-laki atau
suami ketika mendapatkan gajih dan mau memberikan kepada istriknya uang yang
dihasilkan terlebih dahulu dipotong untuk kebutuhan suami seperti membeli rokok
sebelum dikasih ke istri. Dari hal tersebut saja sudah menandakan bahwa
kebutuhan rokok adalah kebutuhan pertama sedangkan kebutuhan makan adalah
kebutuhan kedua.
Dengan
adanya hal tersebut maka timbul sebuah pertanyaan yaitu:
Ada
banyak sekali cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya seperti
melakukan menaikan cukai rokok. Dengan menaikan cukai rokok ditengan pandemik
virus corona pastinya dapat diibaratkan dengan sebuah kalimat yaitu satu kali
mendayung dua pulau terlewati. Arti dari pengibaratan tersebut selalin menekan
angka pertumuhan perokok aktif baru juga dapat menghentikan perokok yang sudah
lama merokok.
Ilustrasi harga rokok Sumber: https://kbr.id/media/?size=730x406&filename=ilustrasi-rokok-harus-mahal.jpg |
Tentunya
untuk dapat menerapkan kebijakan tersebut hanya dapat dilakukan oleh
pemerintah. Walaupun terkadang seperti kebijakan yang mau diterapkan tersebut
dalam upaya mencegah dampak dari rokok ditengah kehidupan masyarakat pastinya
ada beberapa pro dan kontranya. Terkadang dengan pro dan kontrak yang cukup
alot tersebut kebijakan tersebut hanya akan sebatas wacana saja. Maka dari itu
disini diperlukan dukungan berbagai pihak agar kebijakan tersebut dapat
benar-benar ditetapkan dan dilaksanakan oleh pemerintah.
Dengan
sudah ditetapkan dan dilaksanakan kebijakan tersebut diharapkan akan membawa
angin segar akan sebuah perubahan. Tetapi tidak hanya perubahan saja tetapi
juga dampak negatif atau tidak baik bagi masyarakat akan konsumsi rokok
ditengah-tengah kehidupan dapat lebih ditekan kembali. Ketika sudah dilakukan
kegiatan tersebut diharapkan diujungnya negara Indonesia termasuk ke dalam
negara dengan tingkat konsumsi rokok terendah yang ada di kawasan ASEAN ataupun
dunia.
Untuk lebih jelas mengenai pembahasan tentang "Mengapa Cukai Rokok Harus Naik Saat Pandemik" bisa mendengarkan di program radio Ruang Publik KBR melalui di podcast KBR Prime, di sini atau via youtube di sini.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.
"Saya sudah berbagi pengalaman pribadi untuk #putusinaja hubungan dengan rokok atau dorongan kepada pemerintah untuk #putusinaja kebijakan pengendalian tembakau yang ketat. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog serial #putusinaja yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Indonesian Social Blogpreneur ISB. Syaratnya, bisa Anda lihat di sini.
Sumber:
Belum ada tanggapan untuk "Cukai Rokok Naik Saat Pandemi Agar Konsumsi Rokok Menurun?"
Posting Komentar