Bayar Pajak, Emang Buat Apa???



Berbicara tentang hal-hal yang berkaitan dengan ekonomi pastinya sangat luas dan lebar. Untuk mempersingkat pembahasan mengenai ekonomi pada tulisan kali ini maka akan diperkecil ruang lingkupnya menjadi anggaran belanja negara. Sebelum berbicara lebih jauh, apa kata pertama anda sebagai pembaca mendengar ketika mendengar kata anggaran belanja negara???. Pastinya akan ada banyak sekali sekali kata pertama yang keluar dari pemikiran anda ketika mendengar kata belanja negara salah satunya seperti untuk memenuhi kebutuhan negara, keuangan, dan masih banyak lagi. Perlu digaris bawahi semua itu benar karena setiap orang memiliki pandangan sisi yang berbeda-beda akan anggaran belanja negara.
Anggaran balanja negara pasti akan berbicara pula tentang anggaran pendapatan. Dimana kedua hal tersebut dapat diibaratkan sebagai dua sisi didalam mata koint tidak dapat dipisahkan. Tidak heran kalu di negara Indonesia ada sebutan APBN. Kepanjangan dari APBN yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Jika kita artikan pastinya akan sangat luas dan berbeda-beda namun secara garis besar APBN adalah sebuah perencanaan keuangan yang dilakukan pemerintah pada setiap tahunnya yang disetujui oleh para wakil rakyat (DPR).

APBN juga dapat selalu beriringan dengan ekonomi. Alasan beriringan dikarenakan apabila suatu negara memiliki APBN yang sehat maka pos-pos ekonomi yang telah direncanakan dapat menerima keuangan dari APBN. Namun apabila APBN suatu negara tidak sehat maka pos-pos ekonomi yang sudah direncanakan dan disetujui oleh DPR tidak akan menerima uang untuk dapat bergerak. Ketika pos-pos ekonomi tidak bisa bergerak secara mestinya atau tidak maksimal maka ekonomi didalam suatu negara akan terganggu.

Perlu diakui bahwa didalam mengelola sebuah negara ada banyak sekali faktor yang memperuhinya. Apalagi jika berkaitan dengan ekonomi didalam suatu negara banyak sekali variable-variable yang mempengaruhinya dari mulai daya beli, gajih, dan masih banyak lagi. Dengan hal tersebut maka tidak heran bahwa ketika mengelola sebuah negara terkadang pemerintah mengalami defisit.

Didalam berita ekonomi atau bahkan berita informasi lainnya sering kali mengalami menggunakan atau mendengar kata defisit. Setiap tahunnya setiap negara pastinya memiliki peluangn akan terjadinya defisit khususnya defitis APBN bagitupun dengan negara Indonesia. Secara sederhananya dari kata defisit adalah kekurangan uang. Jika kita artikan dengan APBN maka kata defisit memiliki arti bahwa kekurangan uang dalam hal pendapatan negara tetapi belanja negara tetap tinggi. Sehingga tidak terjadi keseimbangan antara pendapatan negara dengan belanja negara.

Tentunya terjadi sebuah defisit dalam mengelola sebuah negara harus dapat diselesaikan oleh pemerintah agar belanja negara tidak terganggu dan diujungnya ekonomi dapat tetap berjalan. Ada banyak sekali solusi yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk permasalahan akan defisit seperti melakukan kegiatan hutang. Ada banyak sekali pihak-pihak yang mau memberikan pinjaman seperti negara lain, sebuah organisasi dunia, bank dunia, bank negara, atau bahkan meminjam kepada masyarakatnya sendiri.

Mememinjam uang untuk memenuhi kebutuhan target APBN yang mengalami defisit merupakan sebuah hal yang bisa diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Dimana disatu sisi dapat bersifat positif apabila ketika sudah meminjam dana yang digunakan untuk hal-hal yang menghasilkan profit bagi masyarakat dan negara sehingga di ujungnya ekonomi akan naik. Sedangkan bersifat negatif jika dana hasil meminjam hanya digunakan untuk memenuhi target dana APBN kemudian setelah itu dana hasil pinjam tersebut dihaburkan untuk hal-hal yang tidak jelas manfaatnya. Padahal seperti yang kita ketahui bahwa ketika sudah meminjam uang dimasa sekarang maka dimasa depan seseorang peminjam dalam hal ini negara harus mengembalikan uang hasil pinjaman ditambah dengan bunga sesuai perjanjian. Apabila hal tersebut tidak dapat dilakukan maka hutang akan semakin besar dan sulit untuk dilunasi.

Untuk menghindari pinjaman dana untuk memenuhi kebutuhan dana APBN yang mengalami defisit maka cara sederhananya adalah dengan membuka kran sumber baru atau memperlebar kran sumber melalui instrumen pajak. Pajak merupakan salah satu instrumen yang dilakukan pemerintah untuk dapat menarik dana dari masyarakat kepada pemerintah. Apalagi pajak merupakan sebuah kegiatan wajib yang dilakukan rakyat kepada pemerintah. Dengan hal tersebut maka semakin besar dana yang dihimpun oleh negara terhadap instrumen pajak maka semakin besar pula memenuhinya dana terkumpul untuk pemenuhan dana APBN. Nyatanya untuk mengumpulkan dana dari pajak tidaklah mudah seperti membuat mie instan ada banyak sekali hal-hal yang membuat seseorang sebagai rakyat enggan untuk melakukan kewajiban membayar pajak kepada pemerintah salah satunya yaitu:

Pertama adalah tidak merasakan dampak dari hasil pajak. Pastinya didalam kehidupan ini rakyat selalu saja dipajakin oleh pemerintah tetapi terkadang rakyat tidak merasakan dampak dari hasil pajak. Ketika sudah demikian maka secara perlahan-lahan dari dalam diri rakyat akan timbul sebuah pertanyaan kenapa harus membayar pajak tetapi dampak yang dirasakan tidak ada. Dengan hal tersebut maka akan memiliki peluang rakyat tidak mau membayar kewajiban akan pajak kepada pemerintah.

Kedua adalah mengurangi pemasukan kedalam dompet bagi rakyat. Dari namanya saja yaitu membayar pajak pastinya melakukan kegiatan yang dilakukan adalah mengeluarkan uang yang dimiliki seseorang yang berstatus sebagai rakyat. Terkadang mengeluarkan uang ditengah-tengah tingginya harga kebutuhan hidup maka pilihan yang diambil cenderung memilih untuk kebutuhan hidup dibandingkan membayar pajak. Dengan hal tersebut maka terkadang target dana yang dikumpulkan oleh pajak tidak dapat dicapai.  

Ketiga adalah tidak memiliki biaya untuk membayar pajak. Seperti yang sudah kita ketahui bahwa pajak merupakan sebuah biaya yang harus dikeluarkan oleh rakyat. Nyatanya apabila rakyat tidak memiliki uang maka dana dari pajak sulit untuk dikumpulkan. Tentunya ketika rakyat tidak memiliki dana maka jumlah pajak yang didapatkan oleh pemerintah menjadi semakin sedikit.

Pada dasarnya ada banyak sekali alasan-alasan mengapa seseorang sebagai rakyat didalam suatu negara tidak mau membayar pajak sebagai kewajibannya salah satunya telah disebutkan diatas. Walaupun demikian tetap saja sebagai rakyat harus mau tidak mau membayar pajak. Dikarenakan pajak merupakan kewajiban yang dilakukan oleh rakyat didalam suatu negara.

Padahal pajak didalam suatu negara memiliki peran sebagai sumber pemasukan APBN tetapi juga memiliki peran yang sanga penting yaitu pembangunan nasional. Pastinya disini negara memiliki tujuan yaitu mensejahterakan rakyatnya. Dikarenakan memiliki tujuan tersebut maka segala macam pembangunan yang bertujuan sejaterakan rakyat dilakukan dari mulai membangun rumah sakit, jalan, sekolah, dan lain-lain. Tentunya dana untuk melakukan pembangunan tersebut bersumber dari pajak. Oleh karena itu samakin banyak dana pajak yang terkumpul maka semakin banyak pula pembangunan didalam suatu negara untuk kesejahteraan rakyat.
Jadi sebagai rakyat ayo saling gotong royong dalam hal melakukan kewajibannya yaitu membayar pajak. Agar dimasa depan dana yang terkumpul dari hasil pembayaran pajak rakyat kepada pemerintah dapat digunakan sebagai tujuan pemerintah yaitu mensejahterakan rakyat. Memang untuk mensejahteraakan rakyat ada banyak sekali cara yang dilakukan salah satunya adalah dengan pembangunan berbagai macam fasilitas dan menjalankan belanja negara sehingga roda-roda ekonomi masyarakat dapat berputar. Semua hal tersebut pastinya membutuhkan dana dari sumber pajak yang sangat banyak. Semakin besar dana yang dikumpulkan dari hasil pajak maka kesejahteraan akan semakin besar dirasakan oleh rakyat.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.


Sumber:

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Bayar Pajak, Emang Buat Apa???"

Posting Komentar