Indonesia
merupakan negara yang memiliki banyak sekali keunggulan didalamnya seperti mayoritas
penduduknya yang menganut agama Islam. Keunggulan tersebut membuat banyak
sekali nilai-nilai kehidupan yang sangat melekat akan ajaran agama Islam
seberti bersikap empati sampai melakukan kebaikan kepada sesama manusia. Maka
tidak usah heran jika dimasyarakat Indonesia bayak sekali melakukan kegiatan
kemanusiaan untuk menolong sesama agar mereka hidup menjadi lebih baik lagi
dari pada sebelumnya. Buktinya masyarakat Indonesia gemar menolong melalui
berbagai donasi dilihat dari sebuah data.
Dimana
data tersebut yaitu daftar World Giving Index (WGI) 2022 yang dikeluarkan oleh
pihak badan amal Charities Aid Foundation (CAF). Dari data tersebut memaparkan
bahwa Indonesia berada di peringkat yang tertinggi dengan skor 68%. Sedangkan jika
dilihat dari dimensi membantu orang asing Indonesia beradadi skor 58% dari
peringkat 76. Sedangkan dari dimensi atas donasi uang berada di sekor 84% dan
tingkat kerelawanan berada di skor 63%. Atas dua dimensi tersebut memberikan
peringkat pertama Indonesia sebagai negara yang dermawan.
Akibat
kondisi tersebut tentunya menjadi hal bagus karena kini Indonesia saling
berpangku tangan untuk mengecilkan kesenjangan sosial dalam hal ekonomi pada
masyarakat. Apalagi didalam masyarakat banyak sekali masalah ekonomi seperti
kemiskinan, pengangguran, sampai berujung kejahatan. Maka dari itu untuk
menekan permasalahan tersebut dapat melakukan kegiatan amal berbagi berupa donasi
agar kehidupan menjadi lebih baik bagi yang membutuhkan.
Walaupun
pada dasarnya masyarakat yang membutuhkan tersebut tidak hanya selalu berputar
pada donasi berupa uang. Tetapi kebutuhan masyarakat lebih kompleks seperti
makanan, pakaian, obat-obatan, dan masih banyak lagi. Dengan pemberian berupa
uang maka pengelola donasi tersebut dapat membelikan berbagai macam kebutuhan
bagi penerimanya. Sehingga bisa dikatakan lebih fleksibel dibandingkan jika
seseorang pemberi memberikan donasi berupa barang.
Sayangnya
dibalik sikap dermawannya masyarakat Indonesia ada saja oknum-oknum jahat yang
bermain didalamnya. Munculnya oknum jahat tersebut karena peluang yang sangat
besar karena masyarakat gemar berdonasi. Selain itu juga didukung oleh
kurangnya pengawasan sampai transparasi pengelolaan dana donasi. Apalagi
terkadang perputaran atas dana donasi cukup fantastis sehingga banyak sekali oknum-oknum
yang mengambil keuntungan pribadi diatas dana donasi yang sudah terkumpul.
Hadirnya
para oknum tersebut pastinya sangat merusak kepercayaan masyaraka terhadap
lembaga sampai organisasi yang bergerak melakukan donasi. Kepercayaan atas
donasi yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia bisa diibaratkan seperti kaca. Dimana
ketika kepercayaan tersebut sudah hancur maka sangat sulit lagi untuk dibentuk.
Jika sudah demikian maka jangan heran jika dimasa depan nanti masyarakat sudah
mulai tidak mau lagi melakukan donasi karena banyak oknum jahat yang bermain
didalamnya dalam mengambil keuntungan secara pribadi.
Pada
beberasa kasus penipuan tersebut sampai menyasar pihak pemerintah dalam hal ini
pihak BNPB untuk merauk keuntungan dari hasil donasi masyarakat atas oknum jahat.
Atas peristiwa tersebut Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Bencana
BNPB yang saat itu dijabat oleh Agus Wibowo memaparkan bahwa masyarakat harus
berhati-hati atas jebakan donasi yang mengatasnamakan BNPB. Sekelas pihak
pemerintah saja masih menjadi target oknum jahat dalam merauk keuntungan dari
donasi masyarakat. Maka dari itu disini masyarakat yang mau melakukan donasi
haruslah selektif agar target penerima bantuan tersebut tepat sasaran. Salah satu
pihak yang dapat digunakan untuk menyarukan donasinya melalui Lembaga Manajemen Infaq (LMI).
Apa itu LMI???
Lembaga Manajemen Infaq
(LMI) merupakan lembaga filantropi
dari Indonesia yang memiliki tujuan untuk mengangkat harga sampai martabat dari
para kaum fakir miskin (masyarakat kurang mampu) dengan cara melakukan penghimpunan
dana sosial (zakat, Infaq, Sadaqah, dan wakaf) yang bertanggung jawab sosial
perusahaan. Dari hasil data menujukan bahwa LMI merupakan perusahaan yang didirikan pada tahun 1995 yang
berasal dari Kota Surabaya. Sedangkan pada tahun 2005 pihak LMI akhirnya disahkan sebagai lembaga
amil zakat provinsi melalui sebuah Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur Nomor:
451/1702/032/2005. Bahkan setelah satu dekade pihak LMI dikukuhkan sebagai lembaga amil zakat secara nasional melalui Keputusan
Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun 2016.
Atas
kegiatan yang dilakukan yang dilakukan oleh LMI akhirnya mendapatkan meraih Baznar Award 2017 melalui kategori kategori
lembaga amil zakat Nasional dengan Penyaluran dan Pemanfaatan Terbaik. Tidak hanya
itu penghargaan yang diaraih oleh LMI
tidak hanya secara nasional tetapi internasional. Penghargaan internasional maka
LMI memberikan konstribusi dengan
menjadi anggota Aliansi Kemanusiaan Indonesia (IHA). Salah satu contoh kegiatan
yang dilakukan oleh LMI yaitu Save
Turki, Syria, dan Sekitarnya yang diakibatkan oleh gempa magnitudo 7,8 yang
melanda Turki pada hari Senin 6 Februari 2023 seperti pada gambar dibawah.
Banjir
besar pernah menyerang Kabupaten Lahat, Sumatera Selantan di hari Kamis (8/3)
dimasa lampau. Atas hujan deras yang dilengkapi oleh intensitas yang tinggi
membuat Sungai Lematang mengalami meluap. Tidak hanya meluap air didalam sungai
tersebut juga memuntahkan air tersebut ke tempat tinggal masyarakat di empat
desa yang dilintasi oleh 3 kecamatan. Salah satu desa yang terkena dampak
tersebut seperti Tanjung Sirih & Karang Dalam, keduanya di Kecamatan Pulau
Pinang, Tinggi Ari (Kecamatan Gumay Ulu), dan Keban Agung (Kecamatan Kikim
Selatan).
Pastinya
ada sebuah dampak yang diberikan atas terjadinya dampak banjir tersebut. Tempat
tinggal berupa rumah sebanyak 120 terendam air. Tidak hanya itu saja satu
jembatan penghubung (Nantal dengan Bandar Agung) mengalami putus. Bahkan atas
peristiwa tersebut mengalami korban jiwa karena terseret oleh arus sebanyak 1
korban. Untuk mengembalikan atas peristiwa tersebut maka pihak LMI melakukan uluran tangan dengan
menurunkan sumber daya manusia (SDM). Salah satu pihak SDM tersebut yaitu Mas
Adhu dan Mas Agus yang memiliki tujuan untuk membantu penanganan bencana. Aktifitas
yang spesifik dilakukan oleh SDM yang diterjunkan untuk melakukan berbagai
macam hal secara garis besar untuk membersihkan material banjir pada berbagai
macam tempat seperti tempat tinggal, fasilitas umum, dan lain-lain.
Tentunya
ada sebuah harapan dengan adanya LMI
ditengah kehidupan masyarakat seperti sebuah pribahasa. Dimana pribahasa
tersebut sekali mendayung dua atau tiga pulau terlewati. Dengan sekali kerja yaitu
mengumpulan dana dari donasi masyarakat maka memberikan dampak yang sangat
banyak. Memperbaiki kehidupan masyarakat, memberikan peluang yang tidak bisa
dari mulai kebutuhan hidup sampai lainnya, dan masih banyak lagi. Semua hal
tersebut membuat masyarakat bergerak ke arah yang lebih baik lagi dari pada
sebelumnya. Maka dari itu untuk mengetahui lebih dalam akan LMI tidak ada salahnya untuk mengakses
website, Instagram, atau Facebooknya.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih. Untuk terus Meluaskan Manfaat Bersama LMI pada masyarakat.
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/10/24/indonesia-kembali-dinobatkan-sebagai-negara-paling-dermawan-di-dunia
- https://sulteng.antaranews.com/berita/112258/hati-hati-penipuan-atasnamakan-bnpb-untuk-mencari-donasi
- https://www.youtube.com/watch?v=gQSq47bvk3U
- https://LMIzakat.org/
- http://LMIzakat.id/blog/read/banjir-bandang-lahat-sumatera-selatan-LMI-kirim-2-relawan
- http://lmizakat.id/
Belum ada tanggapan untuk "Meluaskan Manfaat bersama MLI Pada Masyarakat"
Posting Komentar