Memenuhi kebutuhan hidup yang didapat dari hasil jerih payah dan keringat sendiri tentunya menjadi sebuah hal yang sangat diidam-idamkan oleh setiap orang didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Impian tersebut berbanding lurus dengan pandangan yang beredar didalam masyarakat yang beredar sampai saat ini yang menganggap bahwa seseorang yang sudah memasuki usia dewasa dikatakan bisa hidup secara mandiri apabila sudah dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Kebutuhan hidup sendiri ada banyaknya namun salah satu kebutuhan hidup yang harus dapat dipenuhi adalah kebutuhan akan makanan & minuman.
Kebutuhan akan makanan & minuman didalam
menjalani kehidupan dapat dikatakan sebagai kebutuhan pokok manusia. Oleh
karena itu tidak heran kalau kebutuhan makanan & minuman menjadi hal yang
sangat penting dan dipertimbangkan oleh setiap orang apalagi disaat masa
pandemik seperti ini. Pandemik virus Corona yang sedang berlansung di berbagai
belahan negara tentunya memberikan pukulan perubahan yang besar didalam menjalani
kehidupan sehari-hari sebagai contoh dalam hal pendidikan dimana sebelum
terjadi pandemik virus Corona pembelajaran dilakukan secara tatap muka namun
dengan adanya pandemik virus Corona media pembelajaran jadi dilakukan secara
online.
Namun nyatanya didalam menjalani
kehidupan sehari-hari kebutuhan hidup bagi setiap orang berbeda-beda. Apalagi
dengan perubahan waktu serta perkembangan berbagai ilmu pengetahuan membuat
pergeseran akan kebutuhan hidup dalam makanan & minuman. Kebutuhan yang
mengalami perubahan adalah kebutuhan akan rokok.
Rokok didalam kehidupan masyarakat negara
Indonesia kini sudah menjadi kebutuhan dasar bagi sebagaian orang. Ada banyak
sekali buktinya seperti kejadian seseorang yang mau memberikan uang kepada
orang lain terkadang uang tersebut disebutkan sebagai uang rokok. Dengan
sebutan uang rokok tersebut menandakan bahwa rokok menjadi sebuah hal yang
biasa bahkan didukung oleh masyarakat akan seseorang untuk merokok.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan
oleh Southeasr Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang memiliki judul The
Tabacco Control Atlas, Asean Region menunjukan bahwa negara Indonesia merupakan
sebuah negara yang memiliki jumlah perokok terbanyak di kasawasan Asean sekitar
65,19 juta orang. Dengan angka tersebut dapat dikatakan dapat di setara 34% dari
total penduduk di negara Indonesia pada tahun 2016. Selain itu 79,8% para
perokokini membeli rokoknya dibeberapa tempat seperti kios, warung, ataupun
minimarket. Sedangkan untuk 17,6% para perokok mendapatkan rokok dari
supermarket.
Dengan hidup dimasa pandemik virus Corona ini maka timbul sebuah pilihan yang cukup sulit bagi para perokok aktif yaitu memenuhi kebutuhan untuk merokok atau memenuhi kebutuhan makanan & minuman?. Kedua pilihan tersebut memiliki kelebihan serta kekurangan masing-masing. Jika kita memilih memenuhi kebutuhan rokok kelebihannya adalah hasrat akan rokok terpenuhi tetapi kekurangannya rasa lapar menyerang tubuh. Sedangkan jika memilih memenuhi kebutuhan makanan & minuman kelebihannya maka energi untuk aktifitas kehidupan sehari-hari dapat dipenuhi sedangkan kekurangannya adalah tidak terpenuhinya hastrat akan keinginan untuk merokok sehingga ada rasa kekurangan dalam menjalani kehidupan.
Akibat pembahasan yang cukup menarik
antara memenuhi kebutuhan hidup untuk makanan & minuman serta memenuhi
kebutuhan akan rokok ditengah-tengah pandemik virus Corona diangkat menjadi
sebuah tema akan talkshow Ruang Publik di KBR. Didalam talkshow Ruang Publik
yang diadakan oleh KBR ini membawa dua narasumber yaitu pertama Peneliti CISDI,
Nurul Nadia Luntungan sedangkan yang kedua yaitu Ketua RT 1/ RW 3 dari Kampung
Bebas Asap Rokok dan Covid-19 di Cililitan Jakarta, M Nur Kasim.
Menurut Peneliti CISDI yang bernama
Nurul Nadia Luntungan didalam talkshow Ruang Publik di KBR menyampaikan bahwa di
negara Indonesia merokok itu seperti bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Di Indonesia itu merokok seperti bagian kehidupan sehari-hari”,Ujar Peneliti CISDI Nurul Nadia.
Dengan sudah seperti kebutuhan hidup
sehari-hari maka munculnya kata sebat “sebatang dulu” dalam kehidupan
sehari-hari. Tentunya kata sebat lebih identik kepada tempat tongkrongan
ataupun berbagai macam kegiatan bersama teman-teman. Contoh kegiatannya sebelum
pulang biasanya teman menyarangkan sebat sebelum pulang atau ketika sudah makan
biasanya melakukan sebat. Maka tidak heran kalau kini banyak sekali bermunculan
para perokok aktif yang dilahirkan dari para penerus bangsa.
Namun nyatanya kini sudah banyak
sekali ditemukan berbagai macam penyakit yang ditimbulkan dari mengonsumsi
rokok. Bahkan dibungkus-bungkus rokok sudah dipampang berbagai dampak negatif
dari mengosumsi rokok tetapi nyatanya didalam masyarakat konsumsi rokok masih
saja dibilang cukup tinggi. Bukti sederhananya masih dengan mudah kita didalam
menjalani kehidupan sehari-hari ditemukan para perokok aktif yang sedang
merokok.
Menurut Ketua RT 1/ RW 3 dari Kampung
Bebas Asap Rokok dan Covid-19 di Cililitan Jakarta, M Nur Kasim didalam
talkshow Ruang Publik di KBR menyampaikan bahwa di negara Indonesia merokok itu
seperti bagian dari kehidupan sehari-hari.
“Bertahap”,Ujar M Nur Kasim.
Dari perkataan narasumber Ketua RT 1/
RW 3 dari Kampung Bebas Asap Rokok ada kata yang menarik yaitu bertahap. Perlu
diakui terkadang sesuatu hal yang langsung berubah secara cepat akan membuat
rasa kaget bagi seseorang ataupun rasa tidak nyaman. Maka untuk dapat merubah
kebiasaan terutama kebiasaan akan menghilangkan akan mengonsumsi rokok
diperlukan cara yang bertahap-tahap.
PANDUAN MENGALUHKAN DANA UNTUK KEBUTUHAN ROKOK
MENJADI KEBUTUHAN MAKANAN & MINUMAN
Ketika sudah memutuskan untuk mengalihkan dana dari kebutuhan rokok menjadi kebutuhan makanan & minuman pastinya sesuatu hal yang positif apalagi seseorang yang sudah berkeluarga. Apabila sudah sangat yakin untuk memutuskan mengalihkan dana dari kebutuhan rokok menjadi kebutuhan makanan & minuman dalam menjalani kehidupan sehari-hari apalagi ditengah pendemik virus Corona berikut ini adalah cara yang dapat dilakukannya:
- Mengurangi pembelian rokok secara perlahan-lahan
- Menahan diri ketika membeli rokok
- Menyimpan uang ditempat yang sulit dilakukan atau membutuhkan proses yang cukup rumit
- Melakukan banyak akitfitas
- Keluar dari lingkungan perokok
Untuk lebih jelasnya maka tidak ada salahnya untuk mendengarkan atau melihat sebuah talkshow Ruang Publik di KBR yang mengangkat tema Pandemi: Kebutuhan Pokok vs Kebutuhan Rokok. Dengan adanya talkshow tersebut diharapkan menjadi sebuah bahan referensi ataupun menambah ilmu pengetahuan akan menghentikan konsumsi rokok didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ketika sudah menekan konsumsi rokok maka dana untuk konsumsi rokok dapat dialihkan menjadi dana untuk membeli makanan & minuman yang akan sangat berguna dalam menyambung hidup ditengah pandemik virus Corona yang tidak tahu kapan selesainnya. Untuk mengetahui akan talkshow Ruang Publik di KBR yang mengangkat tema Pandemik: Kebutuhan Pokok vs Kebutuhan pokok bisa dilihat disini atau disini.
"Saya sudah berbagi pengalaman pribadi
untuk #putusinaja hubungan dengan rokok atau dorongan kepada pemerintah untuk
#putusinaja kebijakan pengendalian tembakau yang ketat. Anda juga bisa berbagi
dengan mengikuti lomba blog serial #putusinaja yang diselenggarakan KBR (Kantor
Berita Radio) dan Indonesian Social Blogpreneur ISB. Syaratnya, bisa Anda lihat
di sini."
Sumber:
Belum ada tanggapan untuk "Rokok Vs Makanan & Minuman Di Tengah Pandemik"
Posting Komentar