Di
era digital saat ini banyak sekali lahirnya berbagai macam kata-kata baru yang
mencerminkan dinamika perubahan global. Salah satu contoh kata baru tersebut berupa
globalisasi. Munculnya kata tersebut karena berkembangnya teknologi yang
terjadi terkoneksi secara meluas akan berbagai wilayah di bumi. Sehingga
globalisasi menjadi istilah yang mencakup akan interaksi dan ketergantungan
antara negara yang terjadi di seluruh dunia.
Hal
tersebut juga menjadi cermin akan realitas dunia. Dimana kini batas-batas
geografis bukan menjadi hambatan utama karena sudah dapat diatasi dengan baik.
Bahkan kini komunikasi dan perturakan informasi telah mempercepat integrasi
antar budaya sampai ekonomi secara global. Seiring dengan hal tersebut maka
muncul sebuah dampak positif dan negatif di era digital ini saat terjadi
pandemik.
Ada
banyak dampak positif seperti ketergantungan antar negara terhadap sumber daya
medis sampai penelitian ilmiah akan mendorong kerja sama internasional yang
lebih erat dalam penanggulangan virus. Belum lagi dalam hal pemakaian teknologi
digital yang akan memungkinkan terjadinya pertukaran informasi secara cepat dan
efisien. Dimana semua hal tersebut untuk setiap negara dapat saling memberikan
fasilitas yang saling terkoordinasi global dalam menghadapi pandemik.
Tetapi
disisi lain adanya globalisasi saat pandemik mengekspos terjadinya
ketidaksetaraan akan sumber daya kesehatan dan ekonomi antar negara. Selain itu
munculnya ketergantungan pada rantai pasok global menyebabkan kerentaan
terhadap gangguan seperti kelangkaan barang. Oleh karena itu adanya pandemik
menjadi titik balik penting dalam mengevaluasi dan merancang ulang sistem
globalisasi agar lebih tahan terhadap tantangan masa depan.
Di
Indonesia kasus Corona pertama kali muncul pada tanggal 2 Maret 2020. Di
tanggal tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengkonfirmasi kasus 1 dan 2.
Kasus tersebut terjadi kepada seseorang ibu (64) dan putrinya (31) di Depok,
Jawa Barat. Keduanya terinfeksi Corona dari warga Jepang yang datang ke
Indonesia di Februari 2020.
Berdasarkan
data dari situs Infeksi Emerging Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan
bahwa kasus Covid-19 di Indonesia masih naik sampai sepekan menjelang Natal
2023. Padahal di November 2023 hanya terjadi penambahan 7-40 kasus konfirmasi
Covid-19 per hari secara nasional. Tetapi memasuki awal Desember 2023 barulah
melampaui 100 kasus per hari. Bahkan di periode 12-17 Desember 2023 yang
mengalami kenaikan berkisar 200-350 kasus per hari.
Adanya
penambahan kasus infeksi virus Corona memberikan dampak signifikan pada
berbagai aspek kehidupan khususnya ekonomi. Lonjakan kasus infeksi telah memicu
berbagai macam kebijakan berpotensi kembali diterapksan seperti pembatasan
mobilitas. Dimana Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menghadapi tantangan
seirus dari penurunan pendapatan secara drastis. Diakhirnya masyarakat akan
terjadi pemutusan hubungan kerja karena penurunan daya beli masyarakat.
Ketua
Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) yang dipegang oleh Ikhsan Ingratubun
memaparkan bahwa selama tahun 2020 ada sekitar 30 juta UMKM yang bangkrut
karena Covid-19. Padahal di tahun 2019 jumlah UMKM di Indonesia berada di angka
64,7 juta. Tetapi setelah terjadi pandemik Covid-19 jumlah UMKM kini menjadi 34
juta di 2020.
"Di 2020 memang apa boleh buat ya menyedihkan, sekitar 30 juta UMKM bangkrut terutama usaha-usaha mikro," ujarnya dalam pelatihan BI secara virtual, Jumat (26/3/2021).
Setelah
berjibaku dengan kehidupan pandemik virus Corona yang begituh lama kini mulai
ditemukan vaksinasi. Hal tersebut menjadi harapan jalan keluar untuk kembali ke
kehidupan normal. Bahkan dapat dikatakan vaksin menjadi kunci dalam menekan
penyebaran virus Corona dan mengurangi tingkat keparahan penyakit. Selain itu
dengan vaksinasi membuat masyarakat menjadi lebih aman untuk kembali
beraktivitas secara normal. Maka keterbukaan bisnis, pelonggaran pembatasan
sosial, dan pemulihan sektor ekonomi menjadi mungkin, mengarah pada suatu masa
di mana mobilitas sampai interaksi sosial dapat dilakukan dengan lebih bebas.
Walaupun
sudah sedikit bernapas lega dari pandemik nyatanya masih banyak tantangan
lainnya. Salah satu tantangan tersebut terjadi karena dampak dari
pasca-pandemik berupa kenaikan harga komoditas pangan. Di awal tahun 2023
komoditas pangan terpantau naik hal tersebut selaras dengan Panel Harga Badan
Pangan yang menunjukan harga beras sampai cabai rawit masih bergerak naik.
Kenaikan
harga kebutuhan pokok terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Gula di Papua
Barat mencapai Rp 20.000 per kg. Beras medium dan premium di Papua berada di
harga Rp 17.510 dan Rp 21.210 per kg. Di Maluku untuk cabai rawit merah di
angka Rp 100.270 per kg. Sedangkan di Kalimantan Tengah untuk cabai merah
keriting berada di harga Rp 86.290 per kg. Kenaikan harga ini menyoroti urgensi
perhatian terhadap ketahanan pangan dan kebijakan ekonomi yang efektif untuk
melindungi daya beli masyarakat.
Untuk
memenuhi kebutuhan komoditas pangan yang tinggi maka masyarakat mengadopsi
berbagai strategi kreatif. Dari sekian banyak solusi yang dilakukan salah
satunya berupa kegiatan berjualan pakaian bekas atau thrifting. Walaupun
thrifting sudah ada di Indonesia sejak 2013 tetapi boomingnya baru beberapa
waktu belakangan ini. Ada banyak sekali hal menarik ditawarkan dari thrifting
tersebut berupa:
Pertama
banyak penggemarnya khususnya bagi masyarakat yang ingin tampil kece dengan
keuangan yang bersahabat. Kedua mendapatkan barang langka sampai brand ternama
dengan kondisi baik, layar, dan bisa dipakai. Apakah para pembaca memiliki
pemikiran yang berbeda dari yang telah dipaparkan?. Jika iya, maka tidak ada
salahnya untuk memaparkan perbedaan tersebut didalam kolom komentar agar
terjadi interaksi antara pembaca dan penulis.
Nyaman
dan senangnya masyarakat atas adanya thrifting tersebut selaras dengan data
yang ada salah satunya dari data ekspor-impor BPS. Data tersebut memaparkan
nilai impor baju bekas meroket berada di angka 608,6% (yoy) untuk
Januari-September 2022. Tingginya nilai impor baju bekas tersebut sampai
mengalahkan nilai impor pakaian dan aksesorisnya (rajutan) serta pakaian dan
aksesorisnya (non-rajutan).
Pertumbuhan
industri thrifting di Indonesia telah memberikan dampak yang signifikan
terhadap peningkatan volume sampah. Seiring dengan popularitas diberikan oleh
thrifting sebagai opsi belanja ekonomi dan berkelanjutan membuat masyarakat
lebih cenderung memilihnya. Tetapi pilihan tersebut memberikan dampak terhadap
lingkungan khususnya pada pengelolaan sampah.
Industri
thrifting di Indonesia sering kali diwarnai oleh kualitas barang bekas yang
tidak layak guna atau jual. Terkadang barang yang dipengepul oleh thrifting tidak
diketahui sumbernya dari mana. Sehingga berpotensi sebagai besar barang
tersebut tidak tidak memenuhi standar untuk dijual kembali. Hal tersebut karena
barang yang rusak atau usang sehingga akhirnya harus berada di tempat
pembuangan sampah.
Tingginya
produksi barang bekas yang tidak terjual menjadi tantangan yang sangat serius. Thrifting
sering sekali diharapan kepada surplus akan barang bekas yang tidak bisa
dijual. Hal tersebut akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sampah di tempat
penjualan. Dengan jumlah barang bekas yang terus mengalami kenaikan membuat
risiko pembuangan sampah semakin tinggi. Kondisi tersebut memberikan tekanan
tambahan yang besar pada sistem pengelolaan sampah yang memiliki batasan.
Di
Indonesia pengelolaan sampah masih belum sesuai dengan metode pengelolaan
sampah yang memiliki wawasan lingkungan. Sebagaian besar dari pengelolaan
sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) masih menggunakan metode open dumping
dan landfill. Metode open dumpng merupakan metode paling sederhana karena
sampah yang dibuat di TPA tidak dilakukan perlakuan yang lebih lanjut.
Sedangkan metode landfill berupa sampah yang ada di TPA akan diratakan dan
dipadatkan menggunakan alat berat dan dilapisi oleh tanah. Penerapan dua metode
tersebut kurang ramah lingkungan karena berpotensi terjadi pencemaran pada air
dan udara.
Keterbatasan
dalam infrastuktur pengelolaan sampah khususnya pada daur ulang menjadi salah
satu kendala utama. Apalagi jumlah barang bekas yang terus meningkat berbanding
terbalik dengan fasilitas daur ulang yang kurang memadai. Kondisi tersebut
diakhirnya menciptakan lingkaran setan. Dimana barang bekas tidak bisa terjual
atau didaur ulang menyebabkan berakhir di TPA yang ada di masyarakat. Maka dari
itu kini timbul sebuah pertanyaan berupa:
BAGAIMANA RAMALAN
TREND FASHION INDONESIA 2024 DI AWAL TAHUN UNTUK EKSPLORASI KREATIFITAS DALAM
FASHION INDONESIA DI TENGAH KONDISI PADA THRIFTING???
Tren
fashion Indonesia untuk awal tahun 2024 akan menjanjikan periode eksplorasi
kreativitas yang tinggi terutama pada praktik thrifting. Di tengah-tengah
terjadi peningkatan akan kesadaran dari dampak lingkungan. Maka dalam konteks
kegiatan thrifting membuat para desainer lokal diharapkan menjadi semakin
memadukan antara unsur tradisional ke dalam gaya modern. Nantinya akan dapat
menciptakan koleksi yang unik dan beragam pada fashion Indonesia.
Industri
thrifting pada fashion di Indonesia diprediksi akan menjadi pusat perhatian
yang utama dalam eksplorasi kreativitas fashion. Desainer dan konsumen dapat
secara bersama-sama dalam mencari cara baru dalam memanfaatkan barang bekas
agar memiliki nilai yang lebih. Nilai lebih tersebut didapatkan dari pemberian
sisi kreatif yang tinggi pada pakaian dan aksesoris yang sudah ada. Sisi
kreatifitas tersebut dapat tercermin pada proses pengelolahan barang bekas
termasuk perubahan desain, penggunaan teknik upcycling, dan eksperimen dengan
motif dan warna.
Konsep
thrifting juga memberikan ruang sebesar-besarnya bagi para desainer untuk
menjelajahi estetika lokal Indonesia. Penggunaan dari kain tradisional seperti
batik dan tenuh dapat menjadi inti dari kreasi fashion di tahun 2024.
Penggabungan berbagai unsur lokal tersebut pada desain modern akan menciptakan
keharmonisan menarik. Selain itu hal tersebut juga menyelaraskan kekayaan
budaya Indonesia dengan trend global yang sedang berlangsung.
Tidak
hanya itu saja disini juga sangat penting untuk dapat mengedukasi konsumen
terkait praktif thrifting yang berkelanjutan yang menjadi penopang akan
eksplorasi kreativitas. Dimana konsumen harus dapat semakin memahami akan nilai
dan potensi kreatif dari barang bekas yang menjadi agen perubahan bagi desainer
untuk menciptakan solusi inovasitf. Agar lebih besar dampak yang dihasilkan
maka dapat menggunakan media sosial sampai platform online dalam menyebarkan
pesan dan inspirasi thrifting yang kreatif.
Pergeseran
paradigma yang terjadi juga dapat menciptakan peluang untuk kolaborasi yang
lebih erat antara desainer, konsumen, dan pelaku industri. Adanya peningkatan
pada demand pada barang bekas berkualitas tinggi akan memicu terciptanya
ekosistem fashion yang lebih berkelanjutan. Ini juga akan mencakup pembentukan
komunitas yang saling mendukung, bertukar ide, dan mendorong terciptanya
tren-tren baru yang ramah lingkungan.
Dengan
adanya perkembangan yang dilakukan tersebut tidak hanya industri fashion yang
akan mendapatkan manfaat tetapi juga sisi lingkungan. Eksplorasi kreativitas
dalam thrifting di Indonesia yang dilakukan di tahun 2024 memberikan harapan
untuk dapat mengurangi jumlah sampah tekstil, mengurangi tekanan pada sumber
daya alam, sampai memperkuat akan identitas budaya Indonesia dalam panggung
fashion global. Melalui upaya yang dilakukan tersebut terhadap nilai-nilai
berkelanjutkan adanya sebuah harapan. Dimana harapan tersebut berupa trend
fashion Indonesia tidak hanya memukai secara estetika tetapi juga memberikan
dampak positif pada lingkungan dan masyarakat secara keseluruhan.
Dalam
upaya menjadikan thrifting lebih maksimal lagi dibutuhkan pergeseran fokus.
Seperti yang kita ketahui bahwa thrifting identik terhadap produk fashion dari
luar yang impor. Tetapi kini pakaian dari thrifting harus menggunakan pakaian
bekas dari dalam negeri.
Penggunaan
pakaian bekas lokal tidak hanya akan mendukung ekonomi domestik saja. Tetapi
lebih dari itu juga akan berdampak pada peningkatan keberlanjutan industri
fashion di Indonesia. Memilih pakaian bekas dari dalam negeri secara tidak
langsung pula akan mendukung UMKM yang terlibat dalam industri fashion. Selain
itu juga dapat mengurangi dampak lingkungan dari sampah dari fashion pakaian impor
pada kegiatan thrifting.
Menurut
pada dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk tahun 2022 Indonesia mengimpor
pakaian bekas dan barang tekstil bekas (kode HS 63090000) sebanyak 26,22 ton.
Dari jumlah tersebut secara total atas nilai impor mencapai angka mencapai USD
272.146 atau sekitar Rp 4,18 miliar (kurs Rp 15.375 per USD). Negara yang
paling besar penyumpang hal tersebut dari Australia yakni USD 225.941 atau
sekitar Rp3,5 miliar.
Penerapan
kebijakan yang baru pada kegiatan thrifting juga akan melahirkan kegiatan
ekonomi baru. Ekonomi baru tersebut karena biaya yang biasanya dikeluarkan dari
kegiatan thrifing dapat berputar di dalam negeri bukan di luar negeri. Sehingga
dana salah satunya yang dipaparkan diatas akan dapat menjadi bahan bakar baru
bagi pihak-pihak yang terlibat didalam kebijakan thrifing baru tersebut.
Belum lagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanuak di dunia pastinya memiliki potensi yang besar. Jika kebijakan thrifting yang menggunakan pakaian besar dalam negeri diterima dan dipraktikan oleh masyarakat akan menghasilkan siklus ekonomi positif. Dimana penjualan barang bekas lokal menjadi semakin meningkat yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi domestik, menciptakan lapangan kerja baru, sampai memajukan industri fashion secara keseluruhan. Agar lebih maksimal dibutuhkan keterlibatan berbagai macam pihak salah satunya berupa Laruna Indonesia Fashion Forum atau Laruna.
Laruna
atau biasa disebut dengan Laruna.id
tidak hanya menjadi sekedar platform bagi setiap individu yang memiliki minat
dalam dunia fashion saja. Tetapi juga dapat menjadi wadah yang menyimpan
informasi bagi masyarakat Indonesia. Didalamnya akan menyediakan segudang
referensi tentang tren fashion lokal dan internasional. Saat berada di dalamnya
juga menjadi sumber informasi seputar sumber grosir, pengecer, produsen,
vendor, pemasok, distributor, perancang busana, model fesyen, blogger, dan
berbagai aspek lain yang terkait dengan dunia fashion.
Adanya Laruna memberikan kontribusi yang berharga pada sisi inovasi dalam produk thrifting dengan fokus pemanfaatan bahan fashion lokal. Pertama-tama melalui platform Laruna menjadi wadah bagi para desainer lokal untuk menampilkan kreativitas melalui produk yang dihasilkan menggunakan bahan tradisional Indonesia. Hal tersebut membuat jalan baru bagi desainer untuk melakukan daur ulang dan mengubah pakaian bekas menjadi kreasi unik. Sehingga dapat dikatakan adanya Laruna akan mendorong inovasi dalam penggunaan bahan lokal dalam mempromosikan kekayaan budaya Indonesia dalam setiap rancangan.
Kedua
adanya Laruna akan mendorong
pertukaran ide sampai pengetahuan di antara pelaku industri fashion di
Indonesia. Melalui forum tersebut akan membuat para desainer, produsen, sampai
pemasok pada industri fashion dapat saling berbagi pengalaman sampai teknik
terkini untuk menciptakan produk thrifting yang inovasi menggunakan bahan
lokal. Hal tersebut dapat menciptakan lingkungan kolaboratif yang merangsang
kreativitas dan membuka peluang untuk menggabungkan elemen-elemen tradisional
dengan desain kontemporer.
Terkahir
adanya Laruna akan menjadi
katalisator dalam memperkenalkan tren sampai gaya fashion yang berkelanjutan
menggunakan bahan lokal di masyarakat Indonesia. Melalui promosikan produk
thrifting yang inovasi dan ramah lingkungan yang dilakukan Laruna memberikan kesempatan kepada konsumen untuk mendukung
industri lokal sambil mendapatkan produk fashion yang unik. Inisiatif ini
mendorong pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan bahan lokal dalam upaya
menciptakan produk fashion yang berkelanjutan dan mendukung keberlanjutan
industri fashion Indonesia secara keseluruhan.
Melalui
adanya tulisan ini akan menjadi sebua solusi bagi pihak-pihak yang bekerja
dalam industri fashion khususnya pada kegiatan thrifting. Maka kegiatan
tersebut tetap berjalan tetapi juga akan memberikan manfaat pada ekonomi
masyarakat karena menggunakan bahan dasar lokal. Belum lagi produk yang
dihasilkan juga sangat lah menarik untuk digunakan karena telah diberikan
sentuhan sisi inovasi dari Laruna.
Semua tersebut akhirnya bertujuan untuk membantu Indonesia bergerak ke arah
yang lebih baik dalam bidang fashion, lingkungan, dan ekonomi di masa depan.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.
Sumber
tulisan, gambar, dan video:
- https://news.detik.com/berita/d-5964691/kasus-corona-pertama-di-indonesia-ini-kilas-balik-usai-2-tahun-berlalu
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/12/18/kasus-covid-19-masih-naik-sampai-sepekan-jelang-natal-2023
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/06/09/kasus-aktif-covid-19-di-indonesia-tercatat-10-597-kasus
- https://www.cnbcindonesia.com/news/20210326144212-4-233127/sad-30-juta-umkm-gulung-tikar-karena-corona#:~:text=Setelah%20terjadi%20pandemi%20Covid%2D19,26%2F3%2F2021
- https://www.idxchannel.com/milenomic/peluang-bisnis-thrifting-menggiurkan-dan-bikin-cuan-tapi-intip-dulu-syaratnya
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/21/nilai-impor-baju-bekas-meroket-6076-pada-kuartal-iii-2022-ancam-industri-tekstil-ri
- https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-inovasi-pengelolaan-sampah-di-indonesia/
- https://globalnews.id/tag/thrifting-irugikan-pelaku-umkm/
- https://databoks.katadata.co.id/index.php/datapublish/2023/03/16/10-negara-pemasok-pakaian-bekas-impor-terbesar-ke-indonesia
- https://jejakpanorama.com/2023/07/12/bersama-Laruna-id-gaungkan-fashion-lokal-yang-ramah-lingkungan/
- https://Laruna.id/
- https://www.youtube.com/watch?v=Si6Ofli61pw
- https://www.youtube.com/watch?v=gxkuxISnILg
- https://www.youtube.com/watch?v=B_ERCbLHamE
- https://www.youtube.com/watch?v=pZQ5zdJz27A
- https://www.youtube.com/watch?v=u01bnoN0el0
- https://laruna.id/
Belum ada tanggapan untuk "Melangkah ke Masa Depan Untuk Mode Fashion Indonesia 2024"
Posting Komentar