Atmosphere
tahun 2022 telah mulai memasuki kehidupan masyarakat. Ya, harus diakui bahwa di
depan mata kita semua tahun 2021 akan digantikan oleh tahun 2022. Tentunya akan
ada sebuah perbedaan yang cukup signifikan antara 2021 dengan 2022 akan
beberapa hal didalam kehidupan. Dimana salah satu contoh perbedaan tersebut
dapat dirasakan dalam urusan sebuah bisnis.
Bisnis
merupakan sesuatu hal yang memiliki sebuah tren yang berbeda-beda disetiap
tahunnya. Mungkin pada beberapa tahun kebelakang ada banyak sekali tren-tren
yang muncul dalam sebuah bisnis. Salah satu contoh tren tersebut seperti kue
kekinian, minuman kekinian, dan masih banyak hal-hal bisnis kekinian lainnya.
Namun setelah tren tersebut meredum ternyata beberapa bisnis tersebut ikut juga
meredup.
Padahal
jika berbicara modal yang dikeluarkan dalam sebuah bisnis pastinya tidak
sedikit. Apalagi jika bisnis tersebut baru dikeluarkan seiring mengikuti tren
yang baru muncul. Mungkin kita bisa mengatakan modal yang dikeluarkan bisa
sampai dua, tiga, atau mungkin bahkan lebih digit yang dikeluarkan pemodal
untuk merealisasikan bisnis tersebut. Banyaknya modal yang sudah dikeluarkan
pastinya membuat pihak pemilik tidak ingin untuk bisnis yang digelutinya
tersebut terjadi gulung tikar. Maka dari itu untuk menghindari dibutuhkan
sebuah solusi yang harus dilakukan salah satu caranya adalah dengan adanya
layanan customer experience.
APA ITU CUSTOMER EXPERIENCE???
Jika
diartikan secara sederhana customer
experience adalah sebuah persepsi yang pihak pelanggan akan sebuah
pengalamannya terkait sebuah bisnis ataupun merek yang telah digunakan.
Tentunya pengalaman tersebut terbentuk dari pihak pelanggan saat mereka
melakukan sebuah interaksi yang dimulai sejak awal hingga pasca menggunakan
bisnis atau merek tersebut.
Segala
macam hal dari bentuk interaksi yang dilakukan oleh pelanggan tersebut akan
menjadi sebuah nilai. Dimana nilai customer
experience yang didapatkan bisa bersifat positif atau bersifat negatif.
Penilaian terseebut tentunya akan menentukan sebuah loyalitas dari pelanggan.
Biasanya ketika pelanggan memberikan nilai bersifat positif maka akan terbentuk
sebuah loyalitas pelanggan. Dari loyalitas lepanggan tersebut akan terlahir
pula sebuah rekomendasi akan produk atau layanan kepada para pelanggan lainnya
sehingga sebuah bisnis tersebut akan mendapatkan sebuah pelanggan baru serta
pelanggan tetap.
Apabila
dianalisis dari pengertian yang dipaparkan diatas maka customer experience menurut penulis memiliki dua tujuan utama.
Pertama adalah mempertahankan pelanggan agar tetap loyar terhadap yang telah
digunakan. Kedua adalah menciptakan pelanggan baru atas interaksi anatara
pelanggan loyar dengan pelanggan baru tersebut. Kedua tujuan tersebut tentunya
membuat bisnis tersebut akan dari waktu ke waktu memiliki banyak pelanggan.
Biasanya
di beberapa tahun kebelakang cara atau langkah-langkah dari kegiatan customer experience dalam sebuah bisnis
adalah melalui tatap muka atau bertemu dari pihak bisnis dengan pelanggan.
Namun kini kegiatan tatap muka tersebut harus diurungkan karena adanya sebuah
pandemik virus Corona yang sedang terjadi didalam kehidupan masyarakat.
Padahal
bisa dikatakan bahwa customer experience
seperti sebuah roda pada gerobak. Maka untuk dapat membuat gerobak tersebut
jalan maka layanan customer experience
tersebut didalam bisnis haruslah jalan. Tentunya customer experience yang bias digunakan secara tatap muka kini
diminimalisir seiring masih adanya penyebaran virus Corona maka dibutuhkan
sebuah solusi terbaru. Ada banyak sekali cara-cara yang digunakan agar layanan customer experience di tahun 2022 yang
kemungkinan masih berada di wabah pandemik virus Corona salah satunya adalah
dengan digitalisasi.
Ya,
harus diakui bahwa kini digitalisasi menjadi sebuah solusi yang cukup ampuh
untuk tetap melaksanakan layanan customer
experience. Digitalisasi juga sudah dapat tetap membuat interaksi antara
para pelanggan dengan pemilik bisnis walaupun ditengah-tengah wabah pandemik
virus Corona yang terjadi. Bahkan dengan digitalisasi para pelanggan dan
pemilik bisnis dapat terhubung tanpa mengenal penghalang berupa jarak dan waktu
seperti tatap muka. Dengan hal tersebut maka kegiatan layanan customer experience dapat lebih efektif
walaupun ditengah wabah pandemik virus Corona yang semakin ganas mengincar
masyarakat.
Tentunya
pihak Telkom melalui juga melakukan digitalisasi pada layanan customer experience. Untuk bukti sendiri
kita bisa melihatnya jauh kebelakang sekitar pada tahun 2018. Pada tahun 2018
pihak Telkom membentuk sebuah unit kerja. Unit kerja tersebut memiliki fokus
pada sebuah transformasi customer
experience. Adanya transformasi tersebut harapannya bisnis dari Telkom
Group tersebut akan teta bergerak menuju sebuah organisasi yang ramping serta
lincah. Sehingga Telkom Group dalam mampu beradapatasi dengan kerjembangan
dunia telekomunikasi yang berlangsung secara cepat dan pesat.
Semua
perubahan yang dilakukan oleh Telkom Group melalui transformasi customer experience bermuara pada salah
satu misi yaitu “Mengorkestrasi ekosistem digital untuk memberikan pengalaman
digital pelanggan terbaik”, dengan mandat “Transformasi CX menuju Digital First
Customer Journey dan mendesain ulang cara kerja melalui sistem pendukung (IT
Tools), proses (bisnis), dan sumberdaya manusia (pola pikir & budaya) ”.
Ketika
adanya misi tersebut didalam Telkom Groip melalui transformasi customer experience kini timbul lahirlah
sebuah ‘WOW’ Customer experience agar
setiap aktivitas digital menjadi mengagumkan yang diwujudkan melalui sebuah
perusahaan digital. Misi yang telah dipaparkan tidak hanya berorientasi kepada
pihak pelanggan saja tetapi juga untuk pihak internal pada Telkom yang mampu
untuk bertransformasi untuk memberikan sebuah customer experience yang belum pernah ada sebelumnya. Berikut ini
adalah beberapa contoh dari aktifitas transformasi customer experience agar terciptannya ‘WOW’ Customer experience dari layanan Telkom Group unit layanan customer experience yaitu:
Pertama
CX Forum. Layanan CX Forum adalah sebuah acara Internal Telkom Group dengan
menghadidirkan para Pemimpian Manajemen Senior yang berasal dari lingkungan
Telkom Group. Kegiatan ini dilakukan secara internal triwulan diadakan sebagai
bagian dari program Transformasi Customer
experience yang telah dirancang sejak tahun 2017. Hal ini tujuannya adalah
untuk dapat meningkatkan sebuah pemahaman akan pentingnya CX, sharing program
CX, sampai implementasi CX.
Kedua
CX Summit. Kegiatan kedua yang bernama CX Summit adalah acara tahunan yang
merupakan bagian dari program CX akan mengundang tamu internal manajemen Telkom
Group, pihak eksternal, sampai pelanggan korporat. Didalam acara tersebut akan
diisi oleh beberapa jajaran eksekutif dari Telkom Groip dan pihak pembicara
eksternal dari berbagai macam perusahaan dengan layar belakang yang
beragam-ragam. Acara ini dirancang agar dapat memberikan sebuah informasi
berupa wawasan sampai pemahaman tentang cara mencapai masa depan CX
transformasional dengan lebih baik lagi kedepannya.
Ketiga
CX Certification. Pada kegiatan sertifikasi CX tersebut memiliki tujuan untuk
dapat membangun sebuah kecakapan dari CX untuk dapat mendorong pertumbuhan
bisnis dan memberikan sebuah tim kepercayaan diri untuk dapat melaksanakan visi
CX mereka dengan pengakuan secara profesional atas keahlian unik yang dimilik. Keempat
CX Talks. CX Talks adalah acara rutin yang biasa diadakan untuk mengumpulkan
semua tim dari CX didalam satu sesi seccara online. Acara tersebut memiliki
tujuan untuk berbagai sebuah ide yang dibarengi untuk menunjukan kerja keras
yang sudah dilakukan.
Untuk
dapat merealisasikan semua kegiatan yang telah dipaparkan tersebut pastinya
dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas didalamnya. Dimana salah satu
dari dari para expert sumber daya manusia yang berkualitas demi membuka jalan
transformasi dari CX tersebut yaitu bernama Sri Safitri.
Sri
Safitri merupakan DEVP Customer
experience & Difitalization Telkom Indonesia. Jika dilihat dari latar
belakang pendidikan berasal dari alumnus magister Teknik telekomunikasi Royal
Melbourne Institute Technology (RMIT) yang merupakan salah satu dari 25
pimpinan eksekutif wanita didalam lingkungan Telkom Indonesia. Keberhasilan
dalam menjembatai joint venture antara pihak Telkom dari negara Indonesia serta
Telstra dari negara Australia yang kemudia menghasilkan menjadi Telkomtelstra.
Hal tersebut membuat dipercaya untuk dapat memimpin dari transformasi digital pada
lingkungan Telkom Group dengan 45 anak perusahaan di 9 negara dengan total
karyawan kurang lebih sampai 25 ribu. Dengan perjalanan tersebut membuat Sri Safitri
yang dibantu oleh banyak pihak expert sumber daya manusia dapat merealisasikan
serta membuka membuka jalan transformasi dari CX yang telah dipaparkan diatas
khususnya dalam tahun 2022 yang akan datang.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Sumber
tulisan dan gambar:
- https://www.ekrut.com/media/customer-experience-adalah
- https://cxsense.com/id
- https://cxsense.com/id/siapa-kami
- https://pixabay.com/id/photos/tahun-2022-melacak-tahun-baru-6786741/
- https://pixabay.com/id/photos/smiley-kepuasan-pelanggan-tinjauan-5617876/
- https://pixabay.com/id/photos/bumi-internet-globalisasi-teknologi-2254769/
Belum ada tanggapan untuk "Digitalisasi Pada Customer experience Untuk Sebuah Bisnis Di Tahun 2022"
Posting Komentar