Kesehatan Merupakan Sesuatu Hal
Penting Dan
Berharga.
Itulah
kata-kata yang selalu ditanamkan pada diri penulis saat masih kecil oleh kedua
orang tua. Tentunya ketika masih kecil penulis masih belum memahami akan makna
dari kata-kata tersebut. Bahkan ketika awal-awal mendengar kata-kata tersebut
saat masih kecil rasanya hanya seperti angin lalu. Namun ketika pandemik virus
Corona melanda didalam kehidupan penulis kata-kata tersebut kini tidak hanya
sekedar kata-kata tetapi memiliki makna yang sangat dalam.
Ya,
harus diakui bahwa saat ini kita baik itu penulis atau masyarakat lainnya
sedang berada didalam sebuah kondisi pandemik virus Corona. Menurut data dari
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) di tanggal 16 Agustus 2021 mengatakan bahwa
jumlah pasien positif Covid-19 bertambah 17.384 orang per 16 Agustus 2021. Maka
secara total kasus mencapai 3.871.738 orang dengan 3.381.884 pasien dinyatakan
sembuh serta 118.833 orang meninggal dunia. Dari data tersebut bisa dikatakan
bahwa virus Corona yang sedang beredar didalam masyarakat sedang mengancam
kehidupan masyarakat.
Karena
hal tersebut merupakan ancaman bagi masyarakat maka disini pihak pemerintah
pastinya mengeluarkan berbagai macam kebijakan. Ada banyak kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah seperti pemberian BLT kepada masyarakat, pengubahan
sistem belajar dari tatap muka menjadi sistem online, dan masih banyak lagi.
Dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan tersebut ada satu kebijakan yang harus
ditaati oleh kita semua yaitu kebijakan 5M.
Apa Itu Itu 5M???
Mungkin
dari masyarakat di negara Indonesia ada yang mengetahui akan apa itu 5M. Namun
tidak menutup kemungkinan lainnya bahwa ada beberapa masyarkat masih belum
mengetahui akan apa itu 5M. Maka dari itu tidak ada salahnya disini penulis
memaparkan secara garis besar mengenai 5M tersebut.
Pertama
dari 5M adalah mencuci tangan. Mencuci tangan merupakan sebuah protokol
kesehatan yang bisa dikatakan cukup efektuf dalam mencegah penularan virus
Corona antara individu. Kegiatan mencuci tangan tersebut setidaknya dilakukan
selama 20 detik. Memang ada banyak sekali kegiatan yang dianjurkan terlebih
dahulu untuk melakukan memasak seperti makan, memasak, bersih, dan masih banyak
lagi.
Kedua
dari 5M adalah memakai masker. Kini mau tidak mau memakai masker merupakan
sebuah gaya hidup. Sehingga ketika seseorang tidak menggunakan masker dalam
menjalani aktifitas akan terasa aneh. Ada banyak sekali masker yang digunakan
dari mulai masker kain sampai masker kesehatan yang berstandar.
Ketiga
dari 5M adalah menjaga jarak. Jarak minimal antara satu individu dengan
individu lainnya kurang lebih minimal 1 meter. Jarak tersebut tentunya untuk
dapat menghindari dari terkena droplets saat orang lain berbicara, batuk,
sampai bersin.
Keempat
dari 5M adalah menjauhi kerumuman. Pada point keempat dari 5M harapannya
masyarakat mengurani kerumuman yang sedang terjadi diluar ruangan. Kelima dari
5M adalah mengurangi mobilitas. Menurut penulis pada point keempat dan kelima
hampir sama yaitu mengurangi kegiatan di luar ruangan. Harapannya dari adanya
penerapan protokol 5M tersebut membuat penyebaran virus Corona bagi masyarakat
kian tertekan dan hilang.
Akibat
sedang berada di dalam kehidupan wabah pandemik virus Corona maka fasilitas
kesehatan kini lebih difokuskan kepada penangan virus Corona. Padahal berbicara
kesehatan atau penyembuhan tidak hanya difokuskan kepada penangan virus Corona
tetapi juga kepada penyakit lainnya yang telah ada didalam kehidupan. Dimana
salah satu contoh penyakit kusta.
Apa Kusta, Bukannya Itu Penyakit
Kutukan!!!
Tidak
usah heran didalam masyarakat ada sebuah pandangan bahwa penyakit kusta
merupakan kutukan. Kutukan tersebut muncul pada diri seseorang dikarenakan
kesalahan masa lalunya. Dimana masa lalunya seseorang melakukan sebuah
kesalahan maka penyakit kusta merupakan dampak yang diberikan. Tentunya pemahaman
tersebut harus diluruskan oleh sebab itu disini akan dipaparkan terlebih dahulu
akan penyakit kusta.
Penyakit
kusta atau lepra merupakan sebuah penyakit yang diakibatkan oleh infeksi
bakteri kronis yang menyerang jaringan kulit. Sarat tepi, dan saluran
pernapasan. Penyakit kusta atau lepra dikenal juga dengan sebuah nama penyakit
Hansen atau Morbus Hansen. Awal mulanya penyakit mengidap seseorang ditandai
oleh rasa lemah atau mati rasa di tungkai dan kaki. Setelah merasakan lemas dan
mati rasa di tungkai dan kaki kemudia akan diikuti oleh timbulnya lesi pada
kulit. Penyabaran penyakit kusta atau lepra disebabkan oleh infeksi bakteri
melalui sebuah percikan ludah atau dahak yang keluar saat seseorang melakukan
kegiatan batuk atau bersin.
Bakteri
penyebab penyakit kusta bernama Mycobacterium leprae. Bakteri tersebut dapat
menular dari satu orang ke orang lain melalui sebuah cairan dari saluran
pernapasan seperti ludah atau dahak. Cara keluar bakteri tersebut melalui
kegiatan batuk dan bersin. Tentunya untuk dapat benar-benar berkembang
dibutuhkan percikan untuk jenjang waktu yang lama. Dengan demikian maka tidak
mudah untuk menularkan penyakit kusta atau lepra tersebut dari satu orang ke
orang lain. Alasan tidak mudah tersebut karena bakteri penyabab penyakit yaitu
bakteri Mycobacterium leprae membutuhkan waktu untuk berkembang.
Pada
awal-awal gejala penderita kusta tentunya tidak tampak jelas terlihat. Bahkan dibeberapa
kasus gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penderita penyakit kusta baru
terlihat didalam tubuh penderita selama 20-30 tahun. Namun berikut ini adalah
beberapa gejala seseorang penderita gelaja kusta yaitu: Pertama mati rasanya di
kulit seperti kehilangan kemampuan dari mulai merasakan suhu, sentuhan, sampai
tekanan. Kedua munculnya sebuah bekas luka tetapi tidak merasakan kesakitan. Ketika
adalah otot melemah dibagian kaki dan tangan. Penyakit kusta tidak hanya
menyerang kulit teetapi juga menyerang sistem saraf. Buktinya penderita
penyakit kusta akan kehilangan sensasi rasa baik itu sakit atau hal lainnya.
Setelah
teknologi kesehatan kian maju ternyata penyakit kusta ada beberapa tingkat. Dimana
tingkat—tingkat tersebut dikelompokan berdasarkan tingkar keparahan gejala. Berikut
ini pemaparan akan kelompok atas penyakit kusta yang selama ini menyerang masyarakat
dalam menjalani kehidupan sehari-hari yaitu:
Intermediate
leprosy merupakan sebuah tingkatan dari penyakit kusta yang ditandai oleh
beberapa lesi datar yang memiliki warna pucat atau lebih cerah dari warna
kulit. Pada tingkatan tersebut terkadang penyakit kusta tersebut sembuh dengan
sendirinya.
Tuberculoid
leprosymerupakan sebuah tingkatan dari penyakit kusta yang ditandai oleh
beberapa lesi datar yang memiliki ukuran besar. Tidak hanya itu saja terkadang
dibeberapa pengidap penyakit tersebut timbul mati rasa serta disertai dengan
pembesaran saraf.
Borderline
tuberculoid leprosy merupakan tingkatan dari penyakit kusta yang dimuncul lesi
berukuran lebih kecil. Namun ternyata untuk jumlah pada tingkatan penyakit
kusta yang termasuk ke dalam borderline tuberculoid leprosy lebih banyak dari
pada tuberculoid leprosy.
Mid-borderline
leprosy merupakan tingkatan dari penyakit kusta yang ditandai oleh banyaknya
lesi kemerahan. Lesi kemerahan yang ada tersebut tersebar secara acak dan
asimetri. Penyakit kusta dengan tingkat tersebut juga akan merasakan mati rasa
serta pembengkakan kelenjar geah bening setempat.
Borderline
lepromatous leprosy merupakan penyakit kusta yang ditandai dengan lesi yang
memiliki jumlah banyak. Bentuk dari lesi tersebut ada yang datar, benjolan,
sampai nodul. Tidak hanya bentuknya yang beragam tetapi penyakit kusta yang
termasuk kedalam kategori ini juga terkadang merasakan mati rasa.
Lepromatous
leprosy merupakan penyakit kusta yang ditandai dengan lesi yang tersebar secara
simetris. Pada umumnya lesi dengan jenis penyakit kusta seperti ini mengandung
banyak bakteri. Tidak hanya itu saja panyakit kusta yang termasuk kedalam jenis
ini akan mengalami rambut rontok serta gangguan saraf sehingga menyebabkan
kelemahan anggota gerak lainnya.
Untuk
melakukan diagnosis penyakit kusta bagi seseorang tidak mudah oleh karena itu
butuh bantuan tenaga kesehatan dalam hal ini dokter. Dokter tersebut akan
menanyakan gejala yang dirasakan kemudian memeriksa kulit pasien. Ketika memeriksa
kulit pasien tersebut akan diperiksa juga akan adanya lesi di kulit atau gejala
penyakit kusta. Lesi lepra pada kulit biasanya memiliki warna pucat atau merah
(hipopigmentasi) serta mati rasa. Agar memastikan pasein tersebu menderita
lepra atau tidak dokter akan mengambil sebuah sample kulit dengan cara dikerok.
Sample tersebut akan dianalisis pada laboratorium untuk mengecek akan
keberadaan bakteri Mycobacterium leprae. Dari hasil laboratorium dan kondisi
pasein yang sesuai dengan gejala penyakit kusta baru dokter bisa mengatakan
bahwa seseorang tersebut mengidap penyakit kusta.
Lantas Ketika Sudah Dinyatakan Mengidap Penyakit Kusta
Seseorang Hasu Bagaimana???
Tentunya
hal pertama yang dilakukan adalah dengan mengunguji fasilitas kesehatan seperti
puskesmas atau rumah sakit. Setelah itu pastinya penderita akan berikan sebuah
obat antibiotik. Penderita kusta juga akan diberikan beberapa jenis antibiotik
dalamkurung waktu selama 6 bulan sampai 2 tahun. Jenis obat, durasi, sampai
dosis yang diberikan tentunya berdasarkan jenis kusta yang diderita seseorang. Ada
banyak sekali antibiotik yang akan diberikan oleh dokter kepada penderita kusta
seperti ofloxacin, minocycline, clofazimine, dapsone, dan rifampicin. Sedangkan
Namun
untuk mendapatkan layanan kesehatan ditengahwabah pandemik virus Corona seperti
saat ini bagi para penderita penyakit kusta rasanya tidak mudah. Ada beberapa
hal yang harus dilakukan sebelum menderita penyakit kusta dapat merasakan
layanan kesehatan dan mendapatkan penyembuhan. Berikut ini adalah beberapa hal
tersebut yaitu:
Pertama
menerapkan protokol kesehatan. Ya, hal pertama yang harus dilakukan adalah
menerapkan 5M. Ketika penderita kusta tidak menerapkan 5M tentunya penderita
tersebut tidak akan mendapatkan layanan perawatan dan pengobatan.
Kedua
memiliki kartu layanan kesehatan. Di negara Indonesia berbicara kartu layanan
kesehatan pastinya akan membahas kartu BPJS Kesehatan. Maka apabila penderita
kusta mau mendapatkan layanan perawatan dan pengobatan maka seseorang tersebut
harus memiliki kartu BPJS Kesehatan. Dimana didalam tiap bulannya seseorang
tersebut akan ditarik iuran bulanan sesuai dengan kemampuan masing-masing.
Dari
dua hal yang harus dipaparkan point kedua rasanya cukup sulit dilakukan. Apalagi
dengan kondisi pandemik virus Corona membuat penghasilan menjadi kian
berkurang. Dengan berkurangnya penghasilan tetapi harus diseimbangkan dengan
tingginya harga-harga barang. Terkadang solusi yang dilakukan adalah dengan
mengurani beberapa biaya salah satunya biaya iuran. Ketika tidak dibayarkan
biaya iuran BPJS Kesehatan maka layanan kesehatan tidak bisa didapatkan. Untuk
tetap menyembuhkan penyakit kusta yang diderita seseorang maka dibutuhkan
bantuan dari NLR.
Apa itu NLR???
Supaya
para pembaca mengetahui akan apa itu NLR maka penulis memberikan sebuah video
pemaparannya. Berikut ini adalah video pamaparan yang dapat dilihat oleh para
pembaca sekalian.
Yayasan
NLR Indonesia merupakan sebuah yayasan nasional yang anggotanya beraliansi
dengan NLR yang sudah beroperasi hampir di 20 provinsi di negara Indonesia.
Yayasan NLR Indonesia dibentuk pada tahun 2018 untuk dapat mengapai
pemberantasan penuakit kusta yang telah dilakukan pihak NLR dari tahun 1975.
Cikal
bakal adanya Yayasan NLR Indonesia dimulai dari NLR. NLR sendiri yaitu sebuah
organisasi non-pemerintah (LSM) yang mendorong pemberantarasn kusta dan inklusi
bagi orang dengan disabilitas termasuk akibat kusta. NLR didirikan awal-awal
pada negara Belanda pada tanggal 30 Maret 1967 dan kini NLR telah bekerja dalam
20 negara di seluruh dunia. NLR merupakan anggota dari ILEP (International
Federation of Anti-Leprosy Associations / Federasi Internasional
Organisasi-organisasi Anti-Kusta).
Sedangkan
awal mulanya kegiatan NLR di negara Indonesia dimulai pada tahun 1975. Diawal-awal
kegiatan NLR memberikan bantuan kepada Rumah Sakit Dr. Sutomo Surabaya. Setelah
di rumah sakit tersebut berlanjut ke Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah. NLR
juga menyediakan tenaga ahli yang memberikan pelatihan untuk meningkatkan
keterampilan petugas kusta di tinggal pusat, propinsi, kabupaten dan kota. Fokus
utama dari NLR adalah adalah melakukan hal perencanaan, monitoring, dan
evaluasia program pengendalian kusta. Ada tiga stategi yang dilakukan oleh NLR
untuk menanggulangi penyakit kusta di tengah-tengah masyarakat.
Pertama
adalah ZERO TRANSMISI, Penyakit kusta hanya dapat diberantas jika kita dapat
menghentikan tertularnya orang oleh kuman kusta. Kementerian Kesehatan RI dan
NLR Indonesia serta Dinas Kesehatan Propinsi dan Kabupaten/Kota melakukan
berbagai insiatif dalam pengendalian penularan kusta, diantara dengan.
Kedua
ZERO DISABILITAS, NLR Indonesia mendorong kegiatan penemuan kasus kusta sedini
mungkin untuk menekan keterlambatan diagnosis dan pengobatan kusta yang dapat
berakibat disabilitas pada penderita kusta. Bersama tenaga kesehatan, NLR
Indonesia mendorong upaya pemantauan pada pasien kusta yang telah selesai
pengobatan agar tidak mengalami risiko disabilitas akibat kusta.
Ketiga
ZERO EKSKLUSI, NLR Indonesia mengupayakan inklusivitas dan pengurangan
diskriminasi dan stigma terhadap OYPMK dan penyandang disabilitas karena kusta
dan disabilitas lainnya.
Diharapkan
dengan adanya tulisan ini setidaknya memberikan gambaran akan penyakit kusta
beserta cara mengobati dan menanggulanginya. Apalagi kini dengan adanya NLR
Indonesia membuat pengobatan dan pencengahan akan penyakit kusta di
tengah-tengah kehidupan masyarakat dapat diatasi. Apalagi kini cukup sulit
untuk mendapatkan layanan kasehatan karena fokus untuk menangani penyakit virus
Corona yang sedang menyerang. Dengan adanya tulisan ini diharapkan menjadi
sebuah jalan keluar bagi seseorang menderita penyakit kusta melalui
informasi-informasi yang diberikan pada tulisan ini. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Sumber
gambar, tulisan, dan video:
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/16/kasus-covid-19-bertambah-17384-kasus-senin-168
- https://www.halodoc.com/artikel/mengenal-protokol-kesehatan-5m-untuk-cegah-covid-19
- https://www.alodokter.com/kusta
- https://www.youtube.com/watch?v=1jNaok7f6yQ
- https://www.youtube.com/watch?v=kfDYgrFmjvE
- https://pixabay.com/id/photos/yoga-wanita-danau-di-luar-rumah-2176668/
- https://pixabay.com/id/photos/mencuci-tangan-sabun-mandi-4934590/
- https://pixabay.com/id/photos/jarak-sosial-masker-corona-4988681/
- https://bpjs-kesehatan.go.id/bpjs/
Belum ada tanggapan untuk "Layanan Kesehatan Penderita Penyakit Kusta Ditengah Wabah Pandemik"
Posting Komentar