Wilayah
di negara Indonesia sudah lama dikenal memiliki sumber daya alam yang melimpah.
Di dataran kita sebagai masyarakat dapat menanam berbagai macam tumbuhan seperti
rempah-rempah yang dapat hidup dan tumbuh karena kesuburan tanahnya. Sedangkan dari
sisi laut menyimpan sisi keindahan bawah laut dan ikan yang bisa dikonsumsi
oleh masyarkat. Namun sumber daya yang melimpah tidak hanya terlihat dari sisi
dataran maupun sisi laut saja tetapi juga yang berada di dalam bumi khususnya
dalam hal ini sisi migas.
Migas
merupakan sebuah singkatan yang berasal dari kata minyak bumi dan gas bumi.
Berdasarkan UU No. 22 tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas Bumi mengatakan bahwa
minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi
tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk aspal,
lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang diperoleh dari proses penambangan,
tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang berbentuk
padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan usaha
Minyak dan Gas Bumi. Sedangkan menurut peraturan tersebut gas bumi adalah adalah
hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur
atmosfer berupa fasa gas yang diperoleh dari proses penambangan Minyak dan Gas
Bumi. Agar lebih jelas tidak ada salahnya para pembaca menonton video dibawah.
Dalam
pemanfaatan bagi kehidupan sehari-hari masyarakat migas memiliki banyak sekali
kegunaannya. Dimana salah satu pemanfaatan bisa digunakan sebagai bahan energi
bagi kendaraan, bahan baku bagi industri, sampai hal lainnya. Dengan adanya
migas ini kehidupan masyarakat dapat bergerak ke arah yang lebih baik. Namun
jika dilihat dari pemanfaatan memang di negara Indonesia migas lebih banyak
dimanfaatkan untuk bidang energi. Konstribusi migas masih berada di angka 54%
total bauran energi pada tahun 2019 dan ditahun 2050 migas masih berada di
angka 44% sebagai bauran energi. Angka tersebut menunjukan bahwa migas masih diminati
saat ini dan dimasa depan bagi negara Indonesia.
Hal
tersebut kian memberatkan tugas migas ketika negara Indonesia termasuk ke dalam
negara dengan jumlah penduduk terbanyak. Hasil data dari Sensus Penduduk 2020
memaparkan bahwa penduduk negara Indonesia pada bulan September 2020 mencapai
270,2 juta. Dalam kurung waktu sepuluh tahun (2010-2020) laju pertumbuhan penduduk
negara Indonesia sebesar 1,25 per tahun. Maka dari hasil data yang dipaparkan tersebut
memproyeksikan bahwa dimasa depan pertumbuhan penduduk di negara Indonesia akan
terjadi.
Namun
sayang migas kembali diberikan beban tambahan yang kian berat tak kala
munculnya sebuah gagasan dimasa depan akan negara Indonesia. Dimana gagasan
akan gebrakan negara Indonesia diberi nama Indonesia Emas 2045. Bisa dikatakan
bahwa Indonesia Emas 2045 merupakan sebuah moment emas-emasnya negara Indonesia
karena bertepatan dengan sudah berdirinya selama 100 tahun lamanya. Secara sederhana
Indonesia Emas 2045 merupakan gagasan dan kondisi di mana negara Indonesia
sudah dapat bersaing dengan negara yang sudah maju serta sudah dapat
menyelesaikan berbagai macam persoalan yang sudah mengakar didalam tubuh negara
Indonesia.
Agar
dapat menyongsong Indonesia Emas 2045 dengan jumlah penduduk yang kian banyak
maka dibutuhkan pilar energi migas yang kuat. Maka dari itu pihak Satuan Kerja
Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)
mencanangkan sebuah gagasan akan penyediaan migas dimasa depan bagi negara
Indonesia. Dimana gagasan tersebut bertujuan untuk dapat memproduksi 1 juta
barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubis gas per hari
(BSCFD) di tahun 2023.
Tidak
mudah memang untuk dapat mewujudkan gagasan dari SKK Migas tersebut demi
terwujudnya ketahan energi bagi masyarakat di negara Indonesia dimasa depan. Namun
hal tersebut masih bisa dapat terwujud karena negara Indonesia memiliki sumber
daya alam yang melimpah. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral atau disingkat ESDM menemukan 12 wilayah kerja akan potensi migas. Dimana
Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM yang bernama Saleh
Abdurrahman mengemukakan bahwa negara Indonesia memiliki 128 akan cekungan
sedimen. Dari seluruh jumlah cekungan tersebut 20 sudah beproduksi dan 27
cekungan telah dilakukan pengeboran akhirnya ditemukan sumber minyak. Sedangkan
13 cekungan dilakukan pengeboran tetapi tidak menemukan sumber minyak. Kini masih
ada 68 cekungan yang masih belum dieksplorasi. Sebagian besar cekungan yang
ditemukan tersebut berada di kawasan Timur dari negara Indonesia.
Dari
potensi atas cekungan tersebut bisa dikatakan bahwa impian dari target industri
hulu migas menggapai 1 Juta BOPD & 12 BSCFD bisa tercapai. Namun agar dapat
benar-benar terrealisasikan berbagai berbagai macam pihak stakeholder harus
melakukan perubahan mindset dan kemauan dalam zona nyamannya dalam upayah “Not
Business As Usual”. Perubahan mindset dan kemauan tersebut lebih ditekan kepada
pihak stakeholder yang berkaitan dengan industri hulu migas. Alasan lebih
ditekan kepada stakeholder tersebut karena pihak industri hulu migas merupakan
ujung tombak dari tercapainya impian yang telah dipaparkan diatas.
Tentunya
untuk dapat merealisasikan impian industri hulu migas menggapai 1 Juta BOPD
& 12 BSCFD dibutuhkan sebuah strategi. Strategi yang dibutuhkan haruslah
benar-benar matang karena salah saja dalam menyusun maka cost akan membengkak. Dampak
tidak hanya dalam cost saja tetapi juga impian yang sudah dicita-citakan tidak
dapat terwujud oleh negara Indonesia dalam merealisasikan 1 Juta BOPD & 12
BSCFD. Kini strategi tersebut dikemukakan oleh SKK Migas dengan empat point
yaitu:
Pertama
adalah mempertahakan produksi migas dari lokasi kilang-kilang minyak yang sudah
berproduksi. Kedua adalah melakukan upayah akan pempercepat atas sumber daya
yang ada agar dapat memproduksi migas. Ketiga adalah menerapkan sebuah teknologi
yang bernama Enhanced Oil Recovery (EOR).
Teknologi EOR tersebut bertujuan untuk dapat mengangkat akan cadangan minyak
pada sumur yang sudah tidak produksi. Sedangkan strategi yang keempat adalah
melakukan kegiatan eksplorasi secara masif. Agar lebih jelas tidak ada salahnya
membaca sampai melihat infografis dibawah ini.
Kini
ternyata ombak rintangan kian besar ketika akan merealisasikan 1 Juta BOPD
& 12 BSCFD dalam industri hulu migas pada kondisi saat ini. Dimana kondisi
saat ini sedang terjadi wabah pandemik virus Corona yang sedang bergerilya
dalam menginfeksi masyarakat. Pada hari Kamis 17/6/2021 jumlah orang yang
posifit akan virus Corona di negara Indonesia sudah mencapai 12.624 pasien. Maka
secara total jumlah kasus positif virus Corona di negara Indonesia sudah
mencapai 1.950.276 pasien.
Dari
banyaknya jumlah data positif tersebut mendakan bahwa penyakit virus Corona
tersebut merupakan sebuah ancaman bagi aktifitas sehari-hari masyarakat
khususnya kegiatan yang berkaitan dengan merealisasikan 1 Juta BOPD & 12
BSCFD. Belum lagi pihak pemerintah pula mengeluarkan berbagai macam kebijakan
seperti karantina 14 hari, pembatasan jumlah pekerja, sampai pembatasan
aktifitas di luar ruangan. Semua kebijakan tersebut benar-benar memukul pihak stakeholder
dalam merealisasikan 1 Juta BOPD & 12 BSCFD dimasa depan bagi negara
Indonesia.
Ujung
dampak pukulan dari berbagai macam kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah terhadap
wabah virus Corona adalah biaya dan waktu yang telah direncakan akan melenceng
dari rencana yang telah dibuat. Munculnya perbedaan antara rencana dan
realisasi terhadap biaya dan waktu yang dibuat oleh stakeholder ada beberapa
alasan. Pertama karena transportasi material sampai alat akan kegiatan hulu
migas menjadi lebih lama. Apalagi material sampai alat khususnya yang berasal
dari luar negeri menjadi terhambat lantaran adanya pembatasan pekerja. Kedua mobilitas
pekerja dari lokasi atau sebaliknya membutuhkan waktu yang lebih lama. Waktu lebih
lebih lama tersebut karena harus melakukan karantina kurang lebih 14 hari serta
persyaratan lain sedangkan apabila seseorang pekerja terlalu lama dilapangan
akan membahayakan karena terjadi kelelahan atas kegiatan kerja sehingga
produktifitas sampai konsentrasi menjadi menurun.
Hantaman
akan merealisasikan 1 Juta BOPD & 12 BSCFD ketika wabah pandemik tidak
hanya berasal penyebaran virus Corona tetapi dari hal lain. Dimana hal lain
tersebut sudah terjadi ketika sebelum terjadi wabah pandemik virus Corona
sampai saat ini dengan peristiwa kejatuhan harga minyak mentah. Kejatuhan harga
minyak mungkin pernah terjadi dibeberapa tahun kebelakang namun kejatuhan harga
minyak ditengah pandemik virus Corona yang sedang terjadi benar-benar
memberikan pukulan besar bagi pihak stakeholder industri hulu migas dalam
merealisasikan 1 Juta BOPD & 12 BSCFD. Apalagi untuk dapat beroperasi pihak
stakeholder industri hulu migas ditengah pandemik membutuhkan cost yang besar
seharusnya dari keuntungan dapat ditekan cost yang dikeluarkan. Namun ternyata
keuntungan tersebut kian mengecil akibat keruntuhan harga minyak mentah yang
dijual.
Diharapkan
dengan adanya tulisan ini para pembaca yang umum dapat mengetahui secara umum atas
impian dari SKK Migas dan pemerintah negara Indonesia dalam upaya industri hulu
migas menggapai 1 Juta BOPD & 12 BSCFD. Apalagi didalam tulisan ini
dipaparkan secara umum akan strategi, potensi, dan tantangan dalam
merealisasikan 1 Juta BOPD & 12 BSCFD dalam kondisi wabah pandemik virus
Corona yang sedang terjadi. Dengan demikian diujungnya harapannya walaupun
sedang terjadi kondisi wabah pandemik virus Corona impian dalam merealisasikan 1
Juta BOPD & 12 BSCFD masih dapat tercapai. Ketika sudah terrealisasikan 1
Juta BOPD & 12 BSCFD dapat menjadi tiang akan ketahanan sumber energi bagi
kehidupan masyarakat sehari-hari dimasa depan terutama ketika tercapai
Indonesia Emas 2045 yang memiliki penduduk banyak.
Agar
lebih mengetahui akan Upaya Industri Hulu Migas Menggapai 1 Juta BOPD & 12
BSCFD tidak ada salahnya para pembaca melihat video dibawah sehingga
benar-benar mengerti akan Upaya Industri Hulu Migas Menggapai 1 Juta BOPD &
12 BSCFD tersebut.
Semoga
dengan tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
Sumber
gambar, tulisan, dan video:
- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2001 Tentang Minyak Dan Gas Bumi
- https://www.youtube.com/watch?v=EaYnJxMildU
- https://www.skkmigas.go.id/berita/menuju-1-juta-barel-awal-kebangkitan-industri-hulu-migas-indonesia?__cf_chl_jschl_tk__=c9f3792b1099751d825159834137fd5c0c00dd1c-1623975568-0-AcYNJALX7zVCKYdb9R-whc5EgObCD25Fjn8psvLf2Ul-g40L3MORmCiyQcopcPEOWK5JGmexRtquG-GoHIagMnaCs1pg4pRH4XmryVIP9f8e4xDndpepOhP3bbGAeLEmTdgTXiX3vzhzFQ021TaVV88qVcNBC6bZHnZ5V2w9KvbmkZTwGUWuXqRUTTVLT1nM1-WiFuh_CY9TQUgBRSMKp9dYE5vcFxbIHCE8_X89MsH1iNHsSgO0l_6IQZFNdDyEXTLNhLvyVM_AXjCjGNbSndB84ybv4mjEuIwm5mQ-pFWdZktZGiBPIcYo7SY5xrf5VbH3uxlZUHQy0kBS4o1AasWzyYd87I9yANLmFIUh_qCsYtb-PBdfVZOUBiQrRoVEYYKoKBB2ChnKs9dz86635hhiW2x9lQ47fCFUFbrodNhNU3qKbP2IpzG9spYLwoXaST3147GSWaD9zFJR1sjlq-YM0UR-zJ_1q2J3Eus3vzog
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/01/22/sensus-penduduk-2020-jumlah-penduduk-indonesia-2702-juta
- https://swarakampus.com/web/2020/08/04/wacana-generasi-muda-menuju-indonesia-emas-2045/
- https://katadata.co.id/febrinaiskana/berita/5f0586432d31c/badan-geologi-temukan-potensi-migas-baru-di-12-wilayah-indonesia
- https://www.dw.com/id/75-miliar-barel-potensi-cadangan-minyak-ri-yang-masih-perawan/a-50788383
- https://www.jpnn.com/news/skk-migas-siapkan-4-strategi-genjot-produksi-minyak-1-juta-barel-per-hari
- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201113130145-293-569399/strategi-industri-hulu-migas-capai-produksi-1-juta-bopd
- https://www.tribunnews.com/corona/2021/06/17/breaking-news-update-corona-indonesia-17-juni-2021-tambah-12624-kasus-total-1950276-positif
- https://money.kompas.com/read/2020/04/08/150300426/ini-hambatan-yang-dihadapi-sektor-hulu-migas-akibat-corona
- https://www.youtube.com/watch?v=bO7KjT6KN6g
- https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20200903080235-85-542226/harga-minyak-dunia-merosot-usai-penurunan-permintaan
- https://pixabay.com/id/vectors/perbatasan-negara-bendera-geografi-2099209/
- https://pixabay.com/id/illustrations/kerumunan-laki-laki-perempuan-2152653/
- https://pixabay.com/id/photos/putus-asa-berpikir-stres-5011953/
Belum ada tanggapan untuk "Strategi, Potensi, Dan Tantangan Menggapai 1 Juta BOPD & 12 BSCFD Di Industri Hulu Migas Saat Masa Pandemik"
Posting Komentar