Melacak Perjalanan Emosional dari Tantangan hingga Harapan dalam Pencegahan Ekstremisme Kekerasan

Indonesia merupakan negara dengan keberagaman budaya, geografis, dan sosial yang sangat luar biasa. Bahkan dapat dikatakan Indonesia merupakan sebuah bangsa yang menarik bagi negara-negara lainnya di seluruh dunia. Hal tersebut dapat terlihat dari sejarah yang dipelajari oleh masyarakat Indonesia saat masih berstatus sebagai pelajar. Dari pelajaran sejarah dipaparkan Indonesia merupakan negara penghasil komoditas remah-rempah yang sangat digemari masyarakat pada saat itu. Dengan penghasil komoditas rempah-rempah maka banyak sekali negara penjajah yang ingin menguasai wilayah Indonesia. Salah satu negara yang menjajah Indonesia dipaparkan oleh berbagai bahan bacaan terkait sejarah berupa Belanda.

Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda kepada masyarakat Indonesia pastinya memberikan dampak yang cukup kompleks. Salah satu dampak yang cukup terasa berupa terjadinya penindasan terhadap budaya dan identitas lokal. Ketika Belanda datang ke wilayah Indonesia pastinya menerapkan kebijakan kolonial yang memaksa budaya Eropa dan agama Kristen kepada masyarakat pribumi. Hasilnya kebijakan tersebut terjadilah marginalisasi terhadap budaya asli Indonesia yang telah melekat. Hal tersebut sudah pasti akan mengakibatkan terjadinya pergesekan antara nilai tradisional serta hilangnya kepercayaan sampai praktik lokal yang telah berkembang menjadi aktivitas sehari-hari masyarakat Indonesia.

Tidak hanya itu penjajahan Belanda juga menerapkan tanam kerja paksa atau bisa disebut dengan nama “Kerja Rodi”. Melakukan aktivitas tersebut dilakukan untuk mengeksploitasi sumber daya alam secara besar-besaran pada wilayah Indonesia. Bentuk nyata atas kerja paksa di penjajahan Belanda berupa masyarakat Indonesia dilakukan pemaksaan agar mau bekerja di perkembunan Belanda. Hasil dari kerja paksa untuk eksploitasi sumber daya alam Indonesia dan memberikan masyarakat Indonesia kerugian seperti dalam bidang ekonomi. Maka tidak usah heran jika pada saat itu masyarakat Indonesia mengalami kondisi ditengah-tengah kemiskinan dan kesengsaraan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Dampak lain dari penjajagan yang dilakukan oleh Belanda berupa terjadinya ketidaksetaraan sosial di antara masyarakat Indonesia. Belanda saat menjajah Indonesia menerapkan sistem kasta yang membedakan antara beberapa kelompok masyarakat seperti Eropa sampai pribumi. Dimana pada saat itu orang-orang Eropa akan mendapatkan perlakukan istimewa sampai hak-hak yang lebih banyak dibandingkan orang-orang pribumi. Selain itu orang-orang pribumi juga sering sekali diperlakukan secara diskriminatif sampai anggap masyarakat kelas rendah. Kondisi tersebut mau tidak mau menyebabkan terjadinya polarisasi sosial yang merugikan masyarakat pribumi dalam kemajukan sosial sampai ekonomi.

Penjajahan yang dilakukan menyebabkan Indonesia mengalami ketertinggalan dalam berbagai aspek pembangunan dan kemajuan. Salah satu dampak utamanya terlihat dalam bidang pendidikan. Selama penjajahan berlangsung Belanda secara terbatas memberikan akses pendidikan bagi masyarakat pribumi Indonesia. Keterbatasan mengakses pendidikan bagi masyarakat pribumi membuat minim terhadap pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memajukan bangsa. Akibatnya membuat Indonesia mengalami ketertinggalan untuk memajukan sosial dan ekonomi masyarakatnya.

Tidak lupa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda juga turut menghambat perkembangan infrastuktur dan teknologi. Pastinya saat menjajah oleh Belanda maka pembangunan infrastuktur hanya difokuskan untuk mendukung kepentingan kolonial. Salah satu bentuk infrastuktur tersebut seperti pembangunan jalan, pelabuhan, sampai rel kereta api yang berfungsi untuk memudahkan mobilitas komoditas ekspor. Daerah pembanguan infrastuktur hanya berpusat pada wilayah penghasil komoditas ekspor. Sehingga sangat sering kali berbagai wilayah lainnya seperti pedalaman atau terpencil dari wilayah Indonesia tidak merasakan pembangunan infrastuktur. Akibat pembangunan infrastuktur yang tidak merata dan menyeluruh pada wilayah Indonesia akan menyebabkan keterbatasan aksesibilitas dan konektivitas antar wilayah. Sudah pasti di ujungnya aktivitas masyarakat di kehidupan sehari-harinya akan mengalami terganggu.

Memang masa penjajahan yang dilakukan oleh Belanda sudah berakhir sangat lama tetapi dampak psikologi masih terasa dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Sisi trauma sampai pengalaman ketidakadilan yang dirasakan oleh para nenek moyak masih sangat membekas dalam pikiran kolektif bangsa Indonesia. Hal itu tercermin dalam pola pikir dan perilaku masyarakat yang masih terpengaruh oleh masa lalu kolonial. Contohnya saja masih dapat ditemukan individu di masyarakat yang masih merasa kurang percaya diri dalam mengembangkan potensi lokal atau sikap skeptis terhadap otoritas dan kekuasaan. Selain itu adanya ketidaksetaraan sosial yang diwariskan dari masa penjajahan nyatanya masih memengaruhi dinamika ekonomi saat ini khususnya pada hal akses terhadap sumber daya dan peluang pembangunan. Oleh karena itu meskipun dilihat secara waktu penjajahan telah berakhir sangat lama tetapi proses penyembuhan sampai rekonsiliasi dari dampak psikologi masih merupakan cukup belum sembuh pada masyarakat Indonesia.

Kondisi tersebut membuat Indonesia tertinggal dalam berbagai aspek pembangunan dibandingkan negara lainnya. Trauma sampai ketidakpercayaan diri yang diwariskan dari masa penjajahan Belanda telah menghambat kemajuan sosial, ekonomi, sampai politik Indonesia. Secara jelas hal tersebut tercermin dalam rendahnya tingkat tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan lokal serta dalam pembentukan kebijakan yang inklusif dan berdaya saing global. Ketidaksetaraan sosial yang masih mengakar dalam struktur masyarakat telah menjadi hambatan besar dalam menciptakan kesetaraan peluang dan akses terhadap sumber daya. Akibatnya banyak sekali potensi lokal yang belum tergali dengan baik. Sedangkan disisi lainnya negara masih harus terus berjuang untuk dapat menciptakan lingkungan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dilihat dari sisi koneksi internet di Indonesia berdasarkan pemaparan Speedtest Global Index memaparkan bahwa Indonesia berada di posisi ke-112 dunia dengan secara rata-rata kecepatan melakukan pengunduhan (download) file diangka 17,02 Mbps per Mei 2019. Sedangkan secara rata-rata kecepatan mengunggah (upload) file diangka 10,44 Mbps yang membuat Indonesia berada di peringkat ke-123 dunia. Posisi tersebut jika dibandingkan dengan negara tetangga yang berada di kawasan Asean mamaparkan Indonesia hanya unggul dari Kamboja dan Mynmar dengan kecepatan unduh diangka 15,81 Mbps dan 12,81 Mbps. Untuk Kamboja berada di peringkat ke-117 dunia untuk kecepatan unduh tetapi Myanmar di peringkat ke-127. Dapat dikatakan bahwa kecepatan internet untuk digunakan ketika menguggah file di Indonesia berada di posisi paling bunci di kawasan Asean.

Data lainnya dalam IMD World Competitiveness Centre 2017 memaparkan bahwa peringkat daya saing global Indonesia mengalami kenaikan ke level 42 dari tahun sebelumnya yang berada di 48. Sehingga dalam laporan tersebut memaparkan bahwa daya saing Indonesia memperoleh skor 71,116. Kenaikan yang terjadi pada peringkat daya saing global Indonesia belum mampu mendongkrak dari posisi bunci terhadap 5 negara yang berada di kawasan Asean (Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Indonesia). Data tersebut juga memaparkan bahwa Singapura masih menempati posisi pertama sebagai negara dengan daya saing tertinggi dalam Asean dengan skor 99,488. Setelah itu Malaysia berada di urutan kedua dengan skor 83,53, lalu Thailand di posisi ketiga dengan skor 80,095, dan di posisi ke empat Filipina dengan skor 71,798.

Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and Communications Technology/ICT) untuk Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara anggota Group Twenty (G20) lainnya. Indeks yang didapatkan oleh Indonesia untuk tahun 2017 berada di 4,33 poin. Melalui angka tersebut membuat Indonesia berada di posisi 114 dunia atau kedua terendah di G20 setelah India. Saat berada di 10 Februari 2020 memaparkan Indonesia didaulat sebagai negara maju dalam prinsip Countervailing Duty (CVD). Hal tersebut salah satunya disebabkan oleh Indonesia yang masuk ke dalam anggota G20. Tidak hanya tertinggal dalam bidang teknologi tetapi Indonesia tertinggal dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB) per kapitanya. Saat berada di tahun 2020 maka PDB per kapita untuk Indonesia diproyeksikan berada di angka US$ 4.460 atau terendah kedua di G20.

Meskipun Indonesia berada tertinggal pada berbagai macam bidang seperti yang telah dipaparkan diatas. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa banyak juga para individu yang berprestasi muncul di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Para individu tersebut menunjukan dedikasi dan keunggulan dalam berbagai bidang mulai dari teknologi, seni, olahraga, sampai ilmu pengetahuan. Prestasi yang diraih juga mampu menginspirasi bagi generasi muda untuk terus berkembang dan berkontribusi untuk memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik. Salah satu contoh seseorang individu dari Indonesia yang memiliki prestasi bernama Adi Utarini.

Pastinya para pembaca sekalian pernah mendengar akan Teknologi Wolbachia yang ditemukan oleh Founder dan Direktur The World Mosquito Program (WMP) Global dijabat oleh Prof. Scott O'Neill pada 2008. Teknologi Wolbachia merupakan sebuah inovasi yang mampu melumpuhkan virus yang terkandung dalam nyamuk penyebab demam berdarah. Disini teknologi tersebut kemudian di uji oleh ilmuan asal Indonesia bernama Prof dr Adi Utarini, MSc, MPH, PhD. Nyatanya penerapan teknologi telah diuji efikasi dan selesai pada bulan Agustus 2020. Bersama dengan timnya maka Adi Utarini melakukan implementasikan teknologi tersebut di Kabupaten Sleman, DIY. Hasil dari uji coba tersebut mampu menurunkan kasus demam berdarah yang terjadi di Kota Yogyakarta sampai 77% Studi. Hal tersebut menjadi sebuah terobosan sambil membuktikan bahwa teknik tersebut telah berhasil menurunkan tingkat penyakit yang terjadi di lingkungan masyarakat. Berkat studi yang dilakukan membuat Adi Utarini didapuk menjadi Komunitas jurnal penelitian Nature Research sebagai 10 orang yang dianggap paling berpengaruh dalam pengembangan ilmu pengetahuan pada 2020.

Tokoh lainnya yang berprestasi dari Indonesia dikenal oleh masyarakat dengan nama BJ Habibie yang menjadi penemu atas Crack Progression Theory. Hasil temuannya tersebut merupakan salah satu inovasi yang luar biasa dalam dunia penerbangan yang berkontribusi sangat besar terhadap keselamatan dan efisiensi pesawat terbang. Teori tersebut diciptakan kurang lebih saat berada di tahun 1960-an yang memberikan metode untuk mengkalkulasi keretakan pada badan pesawat yang disebabkan oleh kelelahan atau fatigue. Pemahaman mengenai titik rawan fatigue membuat para insinyur penerbangan dapat melakukan perbaikan dan perawatan di waktu yang tepat untuk menghindari kecelakaan yang disebabkan oleh kerusakan stuktural. Tidak hanya itu tokoh BJ Habibie juga telah berhasil mengurangi bobot pesawat hingga 10 persen bahkan mencapai 25 persen menggunakan material komposit.

Dalam bidang pembangunan Indonesia juga mampu memberikan inovasi yang luar biasa dengan nama Pondasi Cakar Ayam. Inovasi tersebut ditemukan oleh seseorang yang bernama Prof Ir RM Sedyatmo pada tahun 1961. Pondasi tersebut menjadi terobosan karena mampu mengatasi masalah drainase yang sudah sangat seringkali menjadi kendala dalam pembangunan konstruksi. Selain itu penggunaan teknologi Pondasi Cakar Ayam juga akan memiliki daya dukung luar bisa mencapai 600 ton per kolom. Penerapan atas temuan tersebut dilakukan pada landasan pacu Bandara Soekarno-Hatta. Keberhasilan atas penerapan teknologi tersebut tidak hanya memberikan solusi teknis bagi infrrastuktur bangunan tetapi menjadi simbol kemajuan dalam bidang pembangunan di Indonesia.

Dilihat dari berbagai macam prestasi oleh para individu Indonesia membuktikan bahwa msayarakat Indonesia memiliki potensi yang luar bisa untuk menciptakan inovasi yang signifikan. Walaupun jika melihat dalam kondisi masyarakat secara nyata terdapat tekanan akibat dampak penjajahan di masa lampau. Tetapi melalui kreativitas sampai kegigihan yang dimiliki oleh individu seperti Prof Ir RM Sedyatmo menunjukan walaupun terdapat tantangan besar tetapi semangat untuk berkarya dan memajukan bangsa tetap menggelora. Prestasi yang diraih oleh para individu Indonesia pastinya membanggakan bagi Indonesia sambil menciptakan sebuah solusi yang berdampak positif bagi masyarakat dan pembangunan negara secara keseluruhan.

Berbicara mengenai Indonesia khususnya pada sisi kreativitas individunya tidak hanya terbatas pada bidang-bidang yang telah disebutkan diatas. Kini secara perlahan namun pasti kreativitas yang dimiliki mulai meluas ke arah digital. Buktinya dapat terlihat dari terbentuknya sebuah platform yang bernama K-Hub. Dapat dikatakan bahwa K-Hub merupakan sebuah pusat data untuk inisiatif dalam Pencegahan dan Penanggulan Kekerasan Ekstremisme (PCVE). Dimana K-Hub juga menyediakan sebuah layanan berbagi seperti manajemen data sampai informasi pendanaan bagi organisasi mitra yang bergerak pada sektor PCVE. Kehadiran K-Hub bagi masyarakat Indonesia akan memberikan akses yang lebih luas terhadap berbagai informasi terkini mengenai seluk beluk mengenai PCVE. Tidak hanya itu adanya K-Hub juga akan memungkinkan terjadi koordinasi yang lebih efektif antara berbagai macam pihak seperti swasta, pemerintah, dan masyarakat dalam menghadapi tantangan PCVE yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Keberadaan K-Hub tidak hanya mencerminkan mengenai kecakapan teknis para individu Indonesia dalam mengembangkan platform digital yang lebih kompleks tetapi nyaman ketika digunakan. Tetapi platform K-Hub juga menegaskan akan kemampuan kreatif dan kolaborasi yang dapat diarahkan ke dalam berbagai bidang kemanusiaan dan berdampak secara sosial. Melalui inisiatif seperti K-Hub maka para inovator yang ada di Indonesia akan mampu memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya berkarya untuk dirinya sendiri. Tetapi kini melalui hal tersebut juga untuk kesejahteraan masyarakat dan pembangunan negara secara keseluruhan.

Selain menjadi platform yang memberikan fasilitas terhadap akses informasi terkini terhadap PCVE di Indonesia nyatanya K-Hub juga menjadi sarana penting dalam mempublikasikan berbagai produk pengetahuan yang telah dihimpunan oleh para ahli yang memiliki ilmu di bidang tersebut. Salah satu contohnya dengan terciptanya sebuah Panduan POKJA Training Curriculum yang tersedia dalam format PDF. Publikasi tersebut menawarkan akan wawasan yang mendalam mengenai pendekatan dalam hukum, pelepasan, sampai pemerintahan terkait PCVE. Disamping itu dalam karya tersebut juga disajikan mengenai informasi yang berharga terkait peningkatan kapasitas, penguatan HAM, dan perlindungan bagi korban terorisme.

Untuk memberikan upayah yang lebih mendalam mengenai pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia pihak K-Hub melakukan berbagai macam program. Salah satu program yang berhasil direalisasikan berupa acara buka bersama dan scriptural reasoning bersama YIPC Jawa Barat. Acara tersebut tidak hanya menjadi kesempatan untuk berkumpul secara bersama-sama dalam suasana yang penuh damai. Tetapi didalam acara tersebut juga dilakukan acara diskusi dan refleksi bersama mengenai nilai keagamaan yang mengedepankan perdamaian sampai toleransi. Keterlibatan para anak muda yang merupakan agen perubahan selalu mengedepankan untuk membangun kesadaran kolektif akan pentingnya kerukunan dan saling pengertian dalam masyarakat. Sehingga melalui acara tersebut diharapkan menjadi momen berharga untuk saling bertemu, berbagi, sampai memperkuat koneksi antarinvidu yang akhirnya memperkuat pondasi perdamaian pada lingkungan sekitar.

Menjadi bagian dalam upayah pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia maka K-Hub akan meluncurkan berbagai gebrakan. Dari sekian banyak gebrakan salah satunya berupa Virtual Exhibition yang mampu menampilkan pengetahuan mengenai seluk beluk PCVE tetapi dengan sisi visual yang interaktif. Peluncuran gebrakan tersebut dilakukan pada tanggal 14 Juni 2021 yang akan menjadi wadah penting untuk menyebarkan inforamsi secara luas kepada masyarakat terhadap seluk beluk PCVE. Melalui pengalaman visual yang mendalam maka pengunjung akan dapat lebih memahami dinamikan atas PCVE serta langkah konkret yang dapat diambil untuk mengatasi hal tersebut. Kini di tahun ini pihak K-Hub juga melakukan gebrakan baru dengan meluncurkan K-Hub PCVE Outlook #2 yang merupakan Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia.

Latar Belakang Peluncuran Meluncurkan K-Hub PCVE Outlook #2

Ketika memasuki tahun 2022 pihak Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) memaparkan sudah sejak 2010 terdapat secara total 24 anak di bawah umur mendapatkan hukuman pidana karena terlibat kasus terorisme. Bahkan dari empat di antara para pelaku pengeboman yang terjadi di Surabaya masing-masing berada di usia 9,12,16, dan 18 tahun. Tidak hanya itu saja jika dilihat pihak yang terlibat juga ada dua anak yang menjadi teroris asing (foreign terrorist fighter) di Suriah tanpa pengawasan orangtua. Untuk dua tokoh tersebut memiliki usia 12 dan 17 tahun.

Riset yang dilakukan oleh SETARA Institute dilakukan tahun 2023 menunjukan terjadi peningkatan jumlah pelajar intoleran aktif pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sederajat di lima kota di Indonesia. Secara spesifik berada di angka 5,6 persen pelajar masuk ke dalam kategori intoleran aktif. Angka tersebut menunjukan peningkatan sebanyak dua kali lipat dari survei yang dilakukan tujuh tahun lalu yang hanya menyentuh angka 2,4 persen. Sedangkan pelajar yang terpapar intoleransi pasif berada di angka 0,6 persen. Hal tersebut tidak kalah mengejutkan bahwa sebanyak 83,3 persen pelajar menilai Pancasila bukan ideologi negara yang bersifat permanen dan dapat digantikan. Data yang dipaparkan tersebut tentunya menunjukan akan gentingnya membangun daya tahan terhadap resiko ekstremisme kekerasakan sejak dini. Apalagi dalam hal upaya pencegahan yang dilakukan melalui jalur pendidikan.

Kondisi yang dipaparkan diatas telah menjadi salah satu fokus pada Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan yang Mengarah pada Terorisme (RAN PE) yang disahkan di tahun 2021. Pada hal tersebut terdapat fokus di antaranya fokus dua, tiga dan empat di pilar pencegahan. Untuk secara jelas atas fokus dua memiliki bunyi “Memperkuat kesadaran dan kapasitas para pemangku kepentingan mengenai risiko ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme dan upaya meresponsnya (kesiapsiagaan).”

Secara nyata hal yang dilakukan berupa peningkatan kapasitas yang terdiri dari beberapa strategis, aksi, sampai keluaran (output) RAN PE yang lebih terpericni. Beberapa aksi dan luaran yang menjadi sorotan berupa (a) penyusunan modul pelatihan dan sosialisasi pencegahan ekstremisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme (PVE - Preventing Violent Extremism) bagi komunitas anak muda; (b) penyusunan kurikulum pendidikan formal pada tingkat dasar, menengah, serta perguruan tinggi; dan (c) pelatihan bagi pemelajar (siswa) dan pembelajar (seperti guru dan dosen).

Namun setelah lebih dari dua tahun RAN PE disahkan nyatanya belum ada kompilasi resmi yang memetakan ragam modul pelatihan dan sosialisasi PVE. Maka dari itu untuk itu jawaban atas kondisi tersebut membuat pihak K-Hub PCVE Outlook #2 terbentuk. Pembentukan tersebut merupakan hasil kolaborasi bersama dengan beberapa peneliti dari Magister Perdamaian dan Resolusi Konflik (MPRK) dari UGM. Hasil berupa outlook edisi kedua ini juga membahas mengenai ragam modul yang dikeluarkan oleh Organisasi masyarakat sipil (OMS) dan rekomendasi bagi OMS mengenai pengembangan dan implementasi modil PCVE di Indonesia yang akan datang.

Riset yang dituangkan dalam bentuk model tersebut merupakan bahan ajar yang mudah dipahami  sampai diaplikasikan oleh berbagai pihak. Selain itu ada juga pihak organisasi masyarakat yang tidak hanya secara kaku mengikuti atas metode dalam pembuatan bahan ajar seperti dunia akademis umumnya. Tetapi jika melihat ke dalam pembuatan bahan ajar secara akademis pada umumnya biasanya dimulai dari pembentukan kurikulum sampai pembuatan modul. Tetapi kini organisasi masyarakat sipil akan dapat langsung menurunkan tujuan ke dalam bahan ajar modul karena kepraktisanya dan ketidak adaan strategi pendidikan yang komprehensif.

Pada penelitian yang dituangkan oleh K-Hub PCVE Outlook #1 dipaparkan mengenai 77 program dari OMS yang bergerak dalam sektor pendidikan untuk PCVE. Dari program tersebut terdapat 16 produk yang masuk ke dalam kategori modul PCVE. Sedangkan keenam belas modul tersebut merupakan modil yang berhasil disimpulkan oleh tim K-Hub dari berbagai bahan penelitian yang mengambarkan modil PCVE dan tidak merepresentasikan keseluruhan pada modul PCVE yang telah diproduksi oleh OMS di Indonesia.

Pada penelitian K-Hub PCVE Outlook #1, kami memetakan 77 program dari OMS yang bergerak pada sektor pendidikan untuk upaya PVE. Dari 77 program tersebut, terdapat 16 produk yang masuk ke dalam kategori modul PVE. Keenam belas modul tersebut merupakan modul yang berhasil Tim K-Hub kumpulkan dan menjadi bahan penelitian sehingga hasil penelitian ini hanya menggambarkan sebagian modul PVE dan tidak merepresentasikan keseluruhan modul PVE yang telah diproduksi oleh OMS di Indonesia. Selain itu modul hanyalah satu komponen dari komponen-komponen program yang lain sehingga penelitian terhadap modul tidak dapat mengevaluasi kualitas keseluruhan sebuah program.

Pandangan Penulis Terhadap K-Hub PCVE Outlook #2

K-Hub PCVE Outlook #2 merupakan bagian integral dari Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia memiliki tujuan untuk menjadi pemerataan bagi modul pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia. Kini produk tersebut menawarkan kategorisasi yang meliputi berbagai macam segmen masyarakat seperti Semua Persona, Pendidik, Pelajar, Tokoh Agama atau Santri, sampai Umum. Adanya Outlook #2 tersebut memungkinkan terjadi penyesuaian yang tepat dengan kebutuhan penerima manfaatnya. Tidak hanya akan menghasilkan akses yang lebih luas terhadap sumber daya yang relevan tetapi juga turut memperkuat upaya akan pencegahan ekstremisme dengan menyasar beragam kelompok untuk di lakukan edukasi sampai pemahaman yang lebih baik akan perdamaian dan toleransi.

Kategori yang ditawarkan pada K-Hub PCVE Outlook #2 menggambarkan pemahaman mendalam akan kebutuhan yang berbeda di masyarakat terkait dengan ekstremisme. Pada pandangan penulis adanya kategori untuk pendidik memiliki peran yang sangat krusial dalam membentuk pola pikir bagi generasi mendatang. Menyediakan sebuah modul yang terfokus pada pendidik akan dapat memperluas pengaruh dalam menyebarkan nilai-nilai perdamaian dan menumbuhkan sikap toleransi di kalangan siswa. Sementara itu kaum pelajar merupakan pilar utama bagi masa depan maka dengan adanya modul tersebut diharapkan dapat membangun kepekaan sosial sambil menghindari atas jebakan radikalisme yang mengintai kehidupan sehari-hari.

Kategori tokoh agama atau santri juga menurut penulis sangat menarik perhatian. Hal tersebut karena melalui kategori tersebut memiliki peran sentral untuk membimbing masyarakat dalam urusan hal spiritualitas dan moralitas. Modul tersebut juga memiliki fokus kepada kelompok tersebut agar dapat membantu dalam menanamkan pemahaman yang lebih dalam mengenai esensi atas perdamaian dalam ajaran agama. Selain itu melalui modul tersebut juga turut mempersiapkan para tokoh agama atau santri untuk dapat menjadi perantara dialog antaragama yang konstruktif. Namun disisi lainnya juga dengan adanya keterlibatan dari masyarakat umum dalam upaya pencegahan ekstremisme akan mampu menciptakan lingkungan yang nyata dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Modul tersebut juga ditujukan kepada masyarakat secara umum untuk dapat memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengidentifikasi sambil dibarengi melawan radikalisasi. Pada akhirnya secara tidak langsung akan membangun solidaritas dalam mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.

Sebagai anak anak muda yang memiliki kepedulian terhadap isu-isu sosial sampai keamanan. Menurut pandangan penulis terhadap subtansi modul yang didasarkan kepada kerangka RAN PE merupakan langkah yang sangat positif. Pertama melalui aspek kesiapsiagaan membuat modul tersebut akan dapat memberikan nilai tambah dalam mempersiapkan masyarakat terhadap berbagai macam peluang terpaparkan terhadap paham ekstremisme kekerasan. Hal tersebut tentunya sangat relevan dalam menghadapi tantangan zaman modern yang mana informasi akan sangat mudah tersebar dan rentan dimanipulasi. Dengan memahami cara respon dilakukan secara damai maka penulis sebagai generasi muda akan dapat benar-benar menjadi agen perubahan yang bertanggung jawab untuk membangun masyarakat yang lebih toleran dan inklusif.

Kedua berupa fokus kepada aspek kontra terhadap radikalisasi juga sangat penting dalam menyikapi fenomena paham ekstremisme kekerasan yang semakin meresahkan di kehidupan masyarakat. Melalui modul yang mengarah kepada pemberian narasi alternatif akan dapat memberikan pendekatan yang lebih holistik dalam menghadapi tantangan tersebut. Dengan mempertimbangkan beragam macam faktor dan konteks yang mempengaruhi penyebaran paham tersebut akan dapat menyediakan sarana yang lebih efektif untuk membuka pikiran sambil mengubah pandangan masyarakat yang telah terpapar.

Sedangkan yang terakhir berupa integrasi dalam kedua aspek tersebut yang terkandung dalam modul PCEV sangatlah relevan akan situasi sosial di masyarakat. Maka dari itu sebagai anak muda yang berpotensi besar menjadi agen perubahan di masa datang untuk memajukan agenda perdamaian dan ekadilan. Melalui penggunaan substansi modul tersebut peran penulis sebagai agen perubahan akan menjadi berperan sangat aktif dalam membangun masyarakat menjadi lebih aman dan damai. Selain itu juga akan membantu dalam mencegah penyebaran paham ekstremisme kekerasan di tengah kehidupan sehari-hari masyarakat.

Saat penilis melihat akan diagram kategorisasi pada modul PCVE yang dibuat maka satu kata yang keluar dari dalam diri penulis berupa relevan. Hal tersebut karena modul-modul yang dibuat memiliki fokus kepada keterampilan yang paling praktik dan relevan dalam konteks kehidupan sehari-hari. Kini dalam menjalani kehidupan yang sangat mudah berubah dengan sangat cepat maka memiliki keterampilan seperti resolusi konfilk atau kemampuan komunikasi yang efektif menjadi sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan sosial dan politik yang kompleks.

Nilai yang disampaikan melalui beberapa modul juga sangat penting bagi para anak muda. Dimana dalam modul tersebut memperhatikan berbagai macam nilai seperti empati, toleransi, sampai keadilan sosial yang dibalut dalam konteks pembelajaran. Modul tersebut juga akan membantu memperkuat dan menginternalisasi nilai-nilai tersebut agar mampu memberikan dampak positif dalam membentuk sikap dan perilaku anak muda sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Maka dari itu menurut penulis saat merancang sampai mengimplementasikan modul PVE sangat penting untuk memperhatikan kebutuhan dan perspektif anak muda. Adanya perspektif anak muda agar lebih efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

Pada modul yang didasarkan terhadap kerangka fokus RAN PE juga menunjukan terdapat fokus yang seimbang antara aspek kesiapsiagaan dan kontra radikalisasi. Dengan jumlah yang lebih beragam kepada aspek kesiapsiagaan menggambarkan kesadaran akan pentingnya mempersiapkan masyarakat dalam menghadapi potensi ekstremisme kekerasan. Hal tersebut mencerminkan terhadap upaya untuk membangun kesadaran dan pengetahuan mengenai bagaimana merespon secara tepat ketika dihadapkan dengan pemahaman tersebut.

Jumlah modul yang cukup signifikan juga diperuntukkan untuk kontra radikalisasi. Tidak hanya itu saja di dalam modul tersebut juga turut menyoroti kesadaran akan pentingnya memberikan narasi alternatif dan mengubah pandangan yang telah terpapar terhadap ekstremisme kekerasan. Saat melihat akan jumlah modul tersebut penulis sangat mengapresiasi setinggi-tingginya sebagai upaya untuk mengatasi tantangan ekstremisme kekerasan melalui pendekatan yang komprehensif. Walaupun tetap ada kesadaran bahwa perjalanan yang dicapai untuk mencapai tujuan dalam pencegahan dan penanggulanagan ekstremisme masih panjang dan cukup menyulitkan. Tetapi hal tersebut akan semakin sukses ketika melibatkan berbagai macam pihak seperti pendidik, pelajar, tokoh agama, santri, dan masyarakat umum.

Jika melihat ke dalam sasaran atas lokasi implementasi menurut penulis bahwa upayah yang dilakukan untuk memastikan bawha modul PVE tersedia dan dapat diimplementasikan pada berbagai tingkat pendidikan dan lokasi. Tentunya hal tersebut akan dapat mencerminkan akan pentingnya menyediakan sumber daya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan konteks untuk memastikan efektivitas dalam pencegahan dan penanggulangan ekstremisme kekerasan. Namun penulis juga merasa sangat penting untuk memastikan bahwa tidak ada kelompok yang terpinggirkan dalam akses terhadap modul. Sehingga semua kalangan tanpa harus memandang identitas keagaaman akan dapat memanfaatkan untuk memperkuat kesadaran dan kesiapsiagaan di masa depan.

Menjadi anak muda seperti penulis saat melihat Modul Pelatihan Guru dan Kepala Sekolah, Sekolah Damai 2023 dari Wahid Foundation merupakan langkah prograsif untuk meningkatkan pemahaman mengenai toleransi dan perdamaian di lingkungan pendidikan. Fokus utama dari keragaman identitas dan keterampilan berpikir kritis membuat modul tersebut menjanjikan. Modul tersebut juga melakukan pendekatan inklusif yang relevan bagi semua orang tanpa harus memandang latar belakang keagamaan. Hal tersebut memiliki tujuan untuk memenuhi akan pendidikan yang tidak hanya mengajarkan kepada pengetahuan tetapi juga turut membentuk sikap dan perilaku yang mempromosikan nilai-nilai keharmonisan sosial.

Pendekatan yang digunakan pada Modul Pelatihan Guru dan Kepala Sekolah, Sekolah Damai 2023 berpedoman pada tiga pilar utama. Dimana maksud dari tiga pilar utama tersebut berupa kebijakan, toloransi dan perdamaian serta pengelolaan organisasi kesiswaan untuk menyediakan landasan bagi peserta. Para peserta tersebut akan dapat memahami dan mengimplementasikan nilai toleransi dalam konteks praktik sekolah. Penggunaan modul tersebut tidak hanya akan memberikan informasi tetapi juga memberikan metode ajar yang komprehensif. Dengan memfasilitasi pemahaman yang mendalam dan aplikasi langsung di lingkungan pendidikan.

Menurut penulis kelebihan utama dari modul tersebut berupa adanya sesi eksperimentasi. Dengan adanya sesi tersebut memungkinkan para peserta untuk dapat melakukan kolaborasi untuk menciptakan sebuah inovasi pada program toleransi di sekolahnya. Kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dapat menjadi modul ajar atau rencana pelaksanaan program yang memberikan kesempatan bagi para pendidik untuk menjadi agen perubahan. Pada akhirnya akan dapat menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan damai. Ketika para pembaca yang merupakan masyarakat Indonesia membaca modul tersebut akan menjadi inspirasi dan panduan praktis untuk membangun masyarakat lebih toleransi dan harmonis dimulai dari lingkungan pendidikan.

Berbicara modul lainnya juga cukup menarik untuk dibahas seperti Modul Menyiapkan Pemimpin Muda Lintas Agama yang Inklusif-Pluralis dan Pancasila dari ICRP. Dimana modul tersebut merupakan langkah maju untuk meningkatkan kapasitas kepemimpiann yang inklusif dan pluralis di kalangan pemuda lintas agama. Fokus utama dari modul tersebut berupa pemahaman mengenai perdamaian dan pengembangan keterampilan. Sehingga modul tersebut akan menjanjikan sebuah pendekatan yang komprehensif. Melalui pendekatan tersebut akan membekali para pemuda dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menjadi pemimpin yang inklusif di masa depan.

Komprehensifnya materi yang dibawa dalam modul tersebut mencerminkan atas kompleksitas isu yang dihadapai oleh pemuda lintas agama untuk memperjuangkan kebhinekaan, toleransi, hak asasi manusia, dan perdamaian. Secara total halaman pada modul tersebut sebanyak 406 yang akan memebrikan kedalaman pemahaman yang diperlukan bagi para peserta didik untuk memahami dan mengimplementasikan nilai pluralisme dan Pancasila dalam kepemimpian. Modul tersebut juga memiliki dua tipe materi berupa materi dasar dan materi penguat. Dimana kedua tipe tersebut menunjukan akan kebutuhan pemahaman yang mendalam sebelum peserta dapat memperoleh keterampilan yang lebih tinggi dalam kepemimpinannya.

Selain itu adanya kehadiran beberapa topik seperti studi perdamaian, emdiasi konflik, sampai penguatan organisasi masyarakat sipil menunjukan bahwa modul tersebut tidak berfokus kepada teori. Namun pada modul tersebut juga memberikan pendekatan praktis untuk menghadapi tantangan yang diharapi oleh pemimpin linta agama. Dengan demikian maka modul tersebut tidak hanya akan memberikan pengetahuan saja tetapi juga akan membekali peserta dengan keterampilan yang langsung diterapkan dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan damai.

Modul lainnya yang memiliki judul Pelatihan Toleransi dari Yayasan Putih sebagai sebuah upaya yang berani dan penting dalam menanamkan nilai toleransi melalui lensa gender. Pendekatan transformasi gender yang diusung modul tersebut tercermin keinginan untuk menghadirkan perspesifk yang lebih inklusif dan anti kekerasan. Melalui pengajaran konsep identitas gender akan mengajar pembaca untuk merenungkan akan bagaimana konstruksi identitas dan kesetaragan gender memengaruhi dinamikan sosial.

Materi yang disajikan pada modul tersebut juga menawarkan sebuah terobosan yang penting dalam konteks sosial Indonesia. Fokus kepada maskulinitas positif dan kesetaraan gender menjadi sorotan penting. Hal tersebut karena sangat jarang dijumpai dalam konten pelatihan. Keberanian yang dilakukan oleh Yayasan Pulih dalam mengekspolrasi aspek-aspek yang terabaikan dalam duskusi mengetani toleransi dan esktemisme kekerasan. Menyoroti pentingnya perspektif gender dalam memangi dan mencegar kekerasan maka modul tersebut tidak hanya menginformasikan. Namun didalam modul tersebut akan juga membuat para pembaca lebih ke berpikir secara mendalam mengenai hubungan antara gender, identitas, sampai intoleransi.

Langkah-langkah praktis yang tersaji dalam modul tersebut akan memberikan informasi tentang pembuatan rencana aksi untuk mencegah intoleransi, radikalisme, sampai ekstremisme kekerasan. Hal tersebut memberikan dorongan yang kuat bagi anak muda untuk mengambil tindakan nyata dalam memerangi intoleransi. Sehingga tidak hanya akan memberikan alat untuk memahami tetapi juga melakukan tindakan. Hasilnya akan menciptakan perasaan harapan dan tanggung jawab dalam bentuk masyarakat yang lebih inklusif dan damai.

Hal Menarik Dari K-Hub PCVE Outlook #2

Saat melihat K-Hub PCVE Outlook #2 menawarkan pengalaman visual yang menyenangkan dan menarik ketika dibaca. Tata letak juga dibuat sangat ergonomis dan desain yang ramah untuk mata. Apalagi setiap kunjungan ke platform bagi penulis menjadi pengalaman yang menyenangkan. Penggunaan warna yang cerah dan harmonis tidak hanya memperindah secara tampilan saja. Tetapi juga akan membawa pembaca untuk secara tidak langsung terdorong untuk menjelajahi setiap halaman menjadi lebih lama dan intens. Kombinasi antara estetika yang menarik dengan kenyamanan membuat K-Hub PCVE Outlook #2 yang memberikan pengalaman yang memikat dan mengundang pembaca untuk tetap terhubung dalam eksplorasi yang mendalam.

Tidak hanya tampilan saja yang modern dan intuitif pada K-Hub PCVE Outlook #2 tetapi juga konten yang menarik dan mudah dihapami. Setiap elemen disusun secara rapi untuk mengundang pembaca untuk mengeksplorasi lebih lanjut. Dari sisi grafik juga dibuat sangat dinamis dibumbui oleh ilustrasi yang menarik. Setiap halaman menawarkan pengalaman yang menggunakan visual yang memikat dan mendalam. Navigasi yang lancar ditambah tata letak yang terorganisir dengan baik bahkan pembaca seperti penulis sangat mudah untuk menemukan informasi menarik didalamnya. Menurut penulis secara visual berupa tampilan K-Hub PCVE Outlook #2 tidak hanya memikat secara estetis tetapi juga memastikan pengalaman pembaca yang memuaskan dan bermakan ketika dikunjungi.

K-Hub PCVE Outlook #2 yang menyajikan Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia memiliki fokus kepada pemerataan modul pencegahan ekstremisme kekerasan. Salah satu kelebihan utama yang ditawarkan dari ensiklopedia ini berupa pemahaman yang komprehensif tentang berbagai modul yang telah dikembangkan untuk melawan ekstremisme kekerasan di Indonesia. Dengan mengumpulkan dan menyusun informasi tentang modul tersebut maka Ensiklopedia tersebut memberikan pandangan yang jelas mengenai berbagai pendekatan dan strategi yang telah diterapkan untuk pencegahan ekstremisme kekerasan.

Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia yang disajikan oleh K-Hub PCVE Outlook #2 juga menghadirkan lanskap yang begituh dalam. Saking dalamnya sampai membangkitkan rasa ingin tahun dan kepedulian terhadap upaya pencegahan ekstremisme kekerasan. Dalam setiap halaman terdapat temuan yang menjadi sebuah gelombang emosi yang melandai. Gelombang emosi tersebut terlahir dari kekhawatiran akan tantangan yang dihadapai hingga harapan akan perubahan yang ingin dicapai.

Melalui pemetaan yang dituangkan dalam modul tersebut maka para pembaca akan diundang untuk menjelajahi lorong pengetahuan yang penuh warna. Selain itu juga akan menyaksikan mengenai upayah kreatif yang dilakukan untuk merangkul perdamaian dalam kehidupan sehari-hari. Adanya sentuhan kehangan dalam setiap ungkapan yang terdapat di dalam modul akan menjadi rasa rindu terhadpa modul masa depan yang lebih inklusif dan relevan.

Selain itu Ensiklopedia tersebut juga menyoroti temuan kunci yang signifikan dari riset yang telah dilakukan. Secara contoh dapat terlihat dari fokus modul pada strategi kontra-radikalisasi dan kesiapsiagaan sampai kurangnya prioritas pada topik gender dalam modul tersebut. Ensiklopedia tersebut juga tidak hanya mengidentifikasi keberhasilan dan kelemahan modul-modul yang sudah ada. Tetapi lebih dalam juga memberikan arahan untuk pengembangan bagi modul-modul di masa depan agar lebih efektif dan inklusif.

Rekomendasi yang disampaikan disampaikan dalam Ensiklopedia juga salah satu kelebihan yang ditawarkan. Secara lebih dalam rekomendasi yang disampaikan juga mencakup berbagai aspek mulai dari perluasan materi modul hingga penggunaan perspektif gender dalam penyusunan modul. Dengan demikian maka Ensiklopedia tidak hanya akan berfungsi sebagai sumber informasi tentang modul-modul yang sudah ada saja. tetapi kini adanya Ensiklopedia tersebut juga akan memiliki fungsi sebagai panduan untuk pengembangkan modul-modul baru yang lebih berkualitas dan relevan dengan konteks sosial dan budaya Indonesia.

Berbagai rekomendasi yang disampaikan juga sangat relate dengan kehidupan karena didalamnya terbentuk dari perjalanan emosional yang mendalam. Kegembiraan dalam harapan akan perubahan terpencar dari setiap saran yang ditawarkan. Tidak lupa juga perasaan akan kekhawatiran terhadap tantangan yang harus diatasi dari setiap perjalanan menunju perdamaian yang lebih kokoh. Namun di tengah semua hal tersebut juga terdapat kilatan harapan yang menyala sangat terang tercermin dalam praktik baik yang telah terbukti berhasil. Setiap momen tersebut akan memberikan sebuah semangat dan inspirasi untuk menguatkan tekad agar terus berjuang demi perdamian yang lebih baik.

K-Hub Outlook #2 juga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sipil dan aktor lainnya dalam upaya bina damai dengan menyajikan konten yang relevan dan masa kini mengenai pencegahan ekstremisme kekerasan. Fokus utama kepada praktik baik secara pendidikan sampai peran organisasi masyarakat sipil. Isi dari K-Hub juga mampu memberikan wawasan yang berharga bagi para pembaca untuk terlibat dalam membangun ketahanan terhadap radikalisme. Informasi yang disajikan juga tidak hanya mendukung terhadap pemahaman tentang tantangan yang dihadapi tetapi menyediakan panduan praktik untuk bertindak. Dapat dikatakan K-Hub Outlook #2 tidak hanya akan memenuhi kebutuhan informasi tetapi juga sebagai alat yang berguna bagi para aktor untuk berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih aman dan damai.

Meskipun K-Hub PCVE Outlook #2 telah menyajikan konten yang berharga dan bermanfaat dalam upayah pencegahan ekstremisme kekerasan terhadap beberapa aspek yang perlu diperbaiki untuk pengalaman pengguna. Pertama berupa peningkatan akan keragaman konten yang akan memperkaya pengalaman pembaca dengan menyediakan sudut pandang yang lebih luas dan mendalam mengenai isu-isu relevan. Selain itu integrasi fitur interaktif seperti forum diskusi atau ruang kolaborasi dapat meningkatkan keterlibatan pengguna dan mendorong pertukaran gagasan yang lebih aktif. Selanjutnya perbaikan yang dilakukan kepada navigasi dan pencarian konten untuk membantu pengguna dalam menemukan informasi yang lebih cepat dan efisien. Perbaikan subtansi dan fitur-fitur tersebut akan mampu menjadikan K-Hub PCVE Outlook #2 menjadi platform yang efektif dalam mendukung upayah pencegahan ekstremisme kekerasan secara global.

Salah satu rekomendasi paling penting dalam menyusun modul bina damai yang perlu disampaikan kepada pembuat modul berupa memastikan pendekatan yang holostik dan inklusif dalam pengembangan konten. Modul bina damai harus juga mencakup beragama aspek mulai dari pemahaman tentang sumber-sumber ekstremisme kekerasan hingga strategi konkret dalam membangun ketahanan komunitas. Selain itu sangat penting juga untuk mempertimbangkan konteks lokal dan kebutuhan khusus dari masyarakat yang menjadi sasaran modul tersebut. Integrasi pendekatan partisipatif dalam proses pengembangan juga sangat dianjurkan dengan melibatkan pemangku kepentingan utama seperti anggota masyarakat, tokoh agama, dan pemimpin lokal. Apalagi dengan mengedepankan pendekatan inklusif dan partisipatif maka modul bina damai akan menjadi alat yang lebih efektif dalam mendukung upaya pencegahan ekstremisme kekerasan dan membangun masyarakat lebih aman dan harmonis.

Bagi penulis Ensiklopedia tersebut juga menyoroti akan praktik baik yang telah dilakukan seperti pelatihan toleransi bagi guru sampai persiapan pemimpin muda lintas agama yang inklusif. Dengan memperlihatkan praktik baik maka Ensiklopedia tersebut akan menjadi inspirasi dan contoh bagi berbagai para praktisi di lapangan untuk mengadopsi pendekatan yang sama untuk pencegahan ekstremisme kekerasan di Indonesia. Maka secara keseluruhan atas Ensiklopedia tersebut bukan hanya sekadar kumpulan data sampai fakta saja. Tetapi jika membaca secara menyeluruha terdapat juga kisah hidup sampai perjuangan yang penuh warna. Dampak ketika dibaca akan membangkitkan emosi yang beragam dari mulai kekhawatiran sampai harapan serta semangat hingga rasa syukur. Pada akhirnya Ensiklopedia Modul Pendidikan Perdamaian di Indonesia akan menjadi sumber informasi yang berharga dan insiprasi bagi para pemangku kepentingan yang terlibat dalam upaya pencegahan ekstremisme kekerasan.

Dalam menjaga keamanan dan memerangi ekstremisme kekerasan maka akses yang terbuka terhadap sumber daya yang relevan sangatlah penting. K-Hub PCVE Outlook #2 merupakan jendela menunju pemahaman yang lebih dalam tentang modus operandi ekstremisme kekerasan, strategi bina damai, dan praktik baik dalam upaya pencegahan. Melalui modul yang informatif para pembaca dapat memperoleh wawasan yang berharga tentang bagaimana pendidikan dan peran organisasi masyarakat dapat menjadi pilar dalam membangun ketahanan terhadap radikalisme. Sehingga marilah bersama-sama membuka pintu menuju pemahaman yang lebih luas dan berkolaborasi dalam membangun masyarakat yang aman dan inklusif. Jadi ayo akses K-Hub sekarang untuk menjadi bagian perubahan yang positif.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/06/04/koneksi-internet-di-indonesia-masih-tertinggal-dari-negara-negara-asean
  2. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2017/06/02/naik-6-level-daya-saing-indonesia-masih-tertinggal
  3. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/28/pembangunan-teknologi-indonesia-tertinggal-di-negara-g20
  4. https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-7181725/8-penemuan-orang-indonesia-yang-diakui-dunia-bidang-sains-hingga-teknologi
  5. https://khub.id/resource/197859047
  6. https://khub.id/program/84520479
  7. https://www.youtube.com/watch?v=gCyHUBtu3tk
  8. https://www.youtube.com/watch?v=xHF4yOBrbnA
  9. https://www.youtube.com/watch?v=dBTrMHZ-zRI
  10. https://www.youtube.com/watch?v=lzzD9Ef7Nlg
  11. https://www.youtube.com/watch?v=mzrMHO82idk
  12. https://www.youtube.com/watch?v=sBSST9j9NA8  
  13. https://outlook.khub.id/id/ensiklopediamodulpve
  14. https://khub.id/aboutkhub
  15. https://youtu.be/X_wsPb99HLA
  16. https://youtu.be/-7__-sTJ7T0
  17. https://khub.id/

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Melacak Perjalanan Emosional dari Tantangan hingga Harapan dalam Pencegahan Ekstremisme Kekerasan"

Posting Komentar