Pendidikan
merupakan salah satu pilar yang sangat penting dalam pembangunan suatu negara.
Bukti nyata dapat terlihat di Jepang di mana sejarah yang dipelajari di sekolah
mengungkapkan bahwa negara ini mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II akibat
bom atom yang diluncurkan oleh pihak Sekutu. Dampak peristiwa tersebut
menyebabkan kehancuran infrastruktur dan hal-hal lainnya yang telah dibangun di
Jepang. Akibatnya Jepang mengalami kekalahan dan menyerah kepada Sekutu tanpa
syarat.
Pada
tahun 1945 pemerintahan Jepang di bawah kepemimpinan Kaisar Hirohito
mengeluarkan pernyataan yang dikenal sebagai "Resepsi Bersejarah"
(Gyokuon-hōsō). Pernyataan tersebut mengakui kekalahan Jepang dan meminta
rakyatnya untuk menerima kondisi tersebut dan berusaha membangun kembali negara
mereka. Pernyataan ini juga menegaskan perlunya perubahan dalam berbagai aspek
kehidupan termasuk sistem pendidikan.
Kaisar
Hirohito memberikan perhatian khusus pada bidang pendidikan sebagai bagian dari
upaya pembangunan kembali Jepang. Ia menyadari bahwa pendidikan harus sesuai
dengan prinsip-prinsip demokrasi. Perubahan besar-besaran dalam bidang
pendidikan tersebut telah mengantarkan Jepang menjadi pusat perkembangan yang
diakui secara global. Bahkan saat ini banyak peralatan yang digunakan oleh
masyarakat Indonesia diproduksi oleh Jepang.
Untuk
mencapai kemajuan seperti Jepang, Indonesia perlu melakukan perubahan dalam
bidang pendidikan. Terlebih lagi di Indonesia pendidikan selalu dikaitkan
dengan nilai-nilai Pancasila yang menjadi dasar negara dan landasan ideologi
serta identitas bangsa. Melalui penerapan pendidikan yang sesuai nilai-nilai Pancasila
dapat ditanamkan pada generasi muda. Akibatnya generasi muda tersebut tidak
hanya cerdas tetapi juga menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan
memiliki integritas yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam memajukan
bangsa dan negara di masa depan.
Namun
jika melihat kondisi pendidikan di Indonesia secara langsung masih ada berbagai
tantangan yang harus dihadapi. Salah satu masalah klasik adalah kesenjangan
akses pendidikan yang hingga saat ini belum berhasil diselesaikan secara
efektif. Kesenjangan tersebut terlihat dalam berbagai aspek terutama antara
daerah perkotaan dan pedesaan. Untuk meratakan pendidikan tersebut diperlukan
upaya yang melibatkan waktu, tenaga, dan pikiran yang besar. Salah satu
hambatan yang menghadang perubahan adalah keterbatasan dana yang tersedia.
Seseorang
yang ingin mendapatkan pendidikan tinggi tentunya membutuhkan biaya yang tinggi
pula. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS) biaya
yang diperlukan untuk pendidikan formal adalah sebagai berikut: Sekolah Dasar
(SD) sebesar Rp 3,24 juta, Sekolah Menengah Pertama (SMP) sebesar Rp 5,59 juta,
Sekolah Menengah Atas (SMA) sebesar Rp 7,6 juta, dan Perguruan Tinggi sebesar
Rp 7,8 juta. Biaya pendidikan formal tersebut berlaku untuk tahun ajaran 2020/2021
dan kemungkinan akan mengalami peningkatan di tahun-tahun berikutnya.
Biaya
pendidikan formal tersebut biasanya dipenuhi oleh pendapatan dari bekerja.
Namun pendapatan seseorang yang bekerja hanya mengalami peningkatan yang kecil.
Berdasarkan hasil survei total remunerasi tahun 2022 yang dilakukan oleh Mercer
Indonesia dengan melibatkan 550 organisasi dan perusahaan dari tujuh kategori
industri pada bulan April dan Juni 2022 gaji para karyawan diprediksi akan
mengalami kenaikan sebesar 6,1 persen pada tahun depan. Angka kenaikan ini
meningkat dari angka 5,8 persen di tahun 2022.
Jumlah
pendapatan yang mengalami kenaikan tersebut harus dibagi-bagi untuk memenuhi
kebutuhan hidup termasuk biaya pendidikan. Dalam kondisi tersebut terdapat dua
kemungkinan yaitu terpenuhi dan tidak terpenuhi. Jika semua pos kebutuhan hidup
terpenuhi termasuk biaya pendidikan maka tidak akan timbul masalah yang
diinginkan. Namun jika tidak terpenuhi hal itu akan berdampak pada kehidupan
seseorang. Terkadang untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang terpaksa
mengorbankan akses pendidikan.
Laporan
data yang dimiliki oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi, atau yang biasa disebut Kemendikbudristek menunjukkan bahwa pada
tahun 2021 terdapat 75.303 orang yang mengalami putus sekolah. Jumlah tersebut
terdiri dari 38.716 orang di tingkat SD 15.042 orang di SMP, 13.951 orang di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan 13.879 orang di SMA. Angka tersebut
menunjukkan bahwa masih banyak anak-anak di masyarakat yang mengalami putus
sekolah yang sangat berdampak pada masa depan mereka.
Untuk
mengatasi masalah keuangan dalam mendapatkan akses pendidikan berkualitas saat
ini tidak hanya bergantung pada pendidikan formal di sekolah. Salah satu pihak
yang turut berperan dalam memberikan solusi terhadap masalah pendidikan di
Indonesia dikenal dengan nama Nyalanesia.
Nyalanesia
kini harus terlibat dalam pendidikan masyarakat untuk menciptakan ekosistem
literasi dan pendidikan yang memajukan. Terlebih lagi tujuan ekonomi yang ingin
dicapai akan didukung oleh teknologi yang sudah terintegrasi. Tidak hanya itu
teknologi tersebut dirancang untuk mempercepat pencapaian berbagai harapan dan
visi. Tidak hanya fokus pada menulis buku tetapi juga memiliki kemampuan untuk
melakukan berbagai hal seperti memesan, menjual, dan memasarkan berbagai produk
dan karya. Inilah masa depan pendidikan di Indonesia di mana setiap elemen yang
terlibat dalam pendidikan dapat terhubung secara sinergis untuk menciptakan
solusi yang baik di masa depan.
Berikut
ini beberapa bukti nyata yang dilakukan oleh Nyalanesia yang dapat memberikan dampak pada dunia pendidikan di
Indonesia:
Program
Banpelis (Pengembangan dan Pembinaan Literasi Sekolah) merupakan program yang
dirancang untuk memberikan fasilitas kepada sekolah. Selain itu, program ini
juga memberikan pendampingan kepada sekolah dalam mengembangkan program
literasi selama 3 tahun melalui kemitraan. Dengan menjalin kemitraan sekolah
akan mendapatkan berbagai fasilitas pendampingan, penerbitan buku, pelatihan, dan
sertifikasi kompetensi secara gratis. Program ini juga menyediakan berbagai
fasilitas lainnya.
Gerakan
Sekolah Menulis Buku Nasional (GSMB Nasional) adalah program pengembangan
literasi sekolah terpadu yang memberikan fasilitas kepada semua pihak dalam pendidikan,mulai
dari siswa hingga guru,untuk berkarya dan menghasilkan buku serta karya
lainnya. Program ini juga memberikan kompetisi berliterasi yang bergengsi di
tingkat nasional dengan total hadiah mencapai ratusan juta rupiah. Program ini
telah berlangsung selama 7 tahun dan diikuti oleh ribuan sekolah dari 35
provinsi di Indonesia.
Akademisi
Menulis Buku (AMB) adalah program yang bertujuan untuk mengembangkan literasi
dengan memberikan fasilitas akademik di Indonesia melalui Ekosistem Nyalanesia seperti menerbitkan buku.
Program ini juga memberikan kesempatan untuk mendapatkan penghargaan dengan
hadiah puluhan juta rupiah. Program ini sejalan dengan tujuan Nyalanesia untuk memberikan akses
kepada para pengkarya untuk menerbitkan buku. Adanya fasilitas penerbitan
gratis sebagai bentuk apresiasi dan upaya memajukan pendidikan dan literasi
melalui karya dan penerbitan buku akademik.
Festival
Literasi Nasional adalah acara puncak dari pertemuan, pembelajaran, perayaan,
dan penganugerahan untuk setiap program literasi yang diselenggarakan oleh Nyalanesia sepanjang tahun. Acara ini
memberikan kesempatan bagi Nyalanesia
untuk menciptakan ruang pertemuan bagi berbagai pegiat literasi dan pendidikan
di seluruh Indonesia serta berbagi inspirasi dan keberhasilan bersama dengan
kehadiran para tokoh nasional.
Pada
dasarnya Nyalanesia telah melakukan banyak hal untuk memberikan dampak pada
dunia pendidikan di Indonesia, seperti yang telah dijelaskan di atas. Apakah
para pembaca memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan bukti bahwa
Nyalenesia memberikan dampak pada dunia pendidikan di Indonesia?. Jika iya,
silakan membagikannya di kolom komentar agar terjadi interaksi antara pembaca
dan penulis.
Dalam
tujuh tahun kolaborasi dengan ribuan pendidikan, Penggerak Literasi, dan mitra
lainnya Nyalanesia berhasil
memfasilitasi lebih dari 350.000 pendidikan dan peserta didik di 35 provinsi
Indonesia dengan lebih dari 5.000 judul buku yang diterbitkan dan lebih dari
300.000 peserta mendapatkan pelatihan literasi dengan kompetensi yang
diberikan.
Dukungan
teknologi memungkinkan penyelenggaraan berbagai acara literasi dan pengembangan
komunitas dengan basis sharing economy membuat Nyalanesia menjadi pelopor dalam menciptakan ekosistem literasi
terbesar di Indonesia. Selain itu Nyalanesia
telah memberdayakan dan mengalokasikan dana sebesar 3,2 miliar rupiah
memecahkan 6 Rekor MURI di bidang literasi dan pendidikan,sejalan dengan visi Nyalanesia untuk memastikan adanya
nyala di setiap mata.
Salah
satu bukti nyata terlihat dalam Program Gerakan Sekolah Menulis Buku Chapter
II: Karesidenan Soloraya yang diprakarsai oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia.
Program ini melibatkan lebih dari 19.000 pelajar dan 250 guru di Soloraya dalam
kegiatan menulis buku. Program ini juga melibatkan Balai Bahasa dan Pemerintah
Provinsi Jawa Tengah dengan dukungan dari Koordinator Gerakan Literasi Nasional
Kemendikbud RI dan sponsor dari pihak swasta. Hasilnya tercipta 216 buku dalam
72 judul buku berjilid serta 1.500 buku donasi yang siap digunakan oleh
anak-anak di pelosok Nusantara. Kegiatan ini juga berhasil meraih lebih dari
250 piala dan penghargaan kepada siswa, guru, sekolah, serta pemecahan Rekor
MURI. Semua hasil dari program ini menciptakan jutaan energi yang memperkuat
keyakinan terhadap masa depan pendidikan di Indonesia.
"Gerakan
Menulis Buku Indonesia berusaha mengabadikan tulisan-tulisan yang dihasilkan
melalui program Gerakan Sekolah Menulis Buku Chapter II: Soloraya. Harapannya,
buku-buku hasil program ini akan menjadi catatan sejarah keberadaan para
penulisnya dan bermanfaat serta dikenang oleh generasi penerus. Selain itu,
semoga buku ini menjadi pemantik semangat kreatif dalam upaya membangun makna
kehidupan kita," ujar Tirto Suwondo, Kepala Balai Bahasa Jawa Tengah.
Secara
keseluruhan Nyalanesia memiliki
peran yang sangat penting dalam melakukan perubahan melalui peningkatan
pendidikan dalam masyarakat. Dengan berbagai program yang sukses dan memberikan
dampak yang signifikan bagi masyarakat Nyalanesia
telah berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Di era
digital yang terus berkembang peran Nyalanesia
menjadi semakin penting dalam mengubah bidang pendidikan. Pada akhirnya
generasi muda Indonesia akan bergerak menuju perbaikan yang lebih baik seperti
negara maju seperti Jepang.
Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
#Nyalanesia #7TahunBerdampak #7TahunNyalanesia
#BergerakTerbitkanDampak
Sumber tulisan, gambar, dan video:
- https://dataindonesia.id/ragam/detail/makin-tinggi-jenjang-biaya-pendidikan-di-indonesia-makin-mahal
- https://bisnis.tempo.co/read/1667857/survei-mercer-gaji-karyawan-akan-naik-61-persen-pada-2023
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/03/16/berapa-jumlah-anak-putus-sekolah-di-indonesia
- https://youtu.be/DS3BRTwFXgs
- https://youtu.be/KLUHZJuDrzI
- https://Nyalanesia.id/keren-gerakan-ini-mengajak-lebih-dari-19-000-pelajar-bersama-sama-menulis-buku/
- https://nyalanesia.id/
Belum ada tanggapan untuk "Pendidikan sebagai Pilar Pembangunan, Bukti Dampak Nyalanesia dalam Transformasi Pendidikan di Indonesia Menuju Masa Depan yang Gemilang"
Posting Komentar