Indonesia
merupakan sebuah negara yang memiliki ciri khas yang membedakannya dari negara
lain salah satunya adalah keberadaan Pancasila. Nilai-nilai Pancasila tersebut berasal
dari kehidupan sehari-hari masyarakat sehingga menjadikannya sebagai landasan
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu penerapan nilai-nilai
Pancasila ini juga mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan zaman.
Salah satu nilai yang relevan diterapkan di era sekarang adalah konservasi alam
dan lingkungan. Hal ini tidak dapat disangkal bahwa isu perubahan iklim saat
ini semakin meningkat dan mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak.
Jejak
karbon (carbon footprint) merujuk pada total emisi gas rumah kaca yang
dihasilkan secara langsung maupun tidak langsung oleh individu, organisasi,
atau kegiatan tertentu. Emisi gas rumah kaca ini di antaranya karbon dioksida
(CO2), metana (CH4), dan nitrous oksida (N2O), memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap perubahan iklim. Jejak karbon diukur dalam satuan metrik
ton CO2e (CO2 setara) yang menunjukkan jumlah emisi gas rumah kaca setara
dengan efek pemanasan yang dihasilkan oleh CO2 di atmosfer. Jejak karbon dapat
dihitung untuk berbagai aspek kehidupan seperti penggunaan energi,
transportasi, pola konsumsi, dan kegiatan industri.
Berdasarkan
data yang dimiliki oleh Carbon Brief pada tahun 2021 ditemukan bahwa
negara-negara yang memiliki luas wilayah besar dan melakukan deforestasi untuk
mengubah hutan menjadi lahan pertanian atau bahan bakar seperti AS, Rusia, dan
Cina, merupakan penyumbang emisi terbesar. Pada akhir abad ke-19 hingga awal
abad ke-20 negara-negara yang memiliki hutan termasuk Brasil dan Indonesia
mengalami deforestasi akibat aktivitas pemukiman yang menanam karet, tembakau,
dan tanaman komersial lainnya. Data menunjukkan bahwa Indonesia saat ini berada
di peringkat kelima sebagai negara penghasil emisi karbon kumulatif tertinggi
mencapai 102,562 GtCO2. Jumlah ini menunjukkan bahwa Indonesia juga memiliki
peran penting dalam perubahan lingkungan secara global.
Padahal
jika melihat sila keempat Pancasila yang berbunyi "Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan" dapat
diartikan bahwa masyarakat Indonesia memiliki peran aktif dalam menjaga
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh perubahan iklim. Selain itu sila
tersebut juga menggarisbawahi pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam
proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepentingan bersama
khususnya terkait dengan masalah lingkungan seperti perubahan iklim. Masyarakat
Indonesia diharapkan turut terlibat secara langsung dalam perencanaan dan
pelaksanaan kebijakan lingkungan. Berikut ini beberapa contoh tindakan nyata yang
dapat dilakukan dalam kehidupan sehari-hari:
Pertama
mengurangi penggunaan energi fosil. Energi fosil seperti bahan bakar fosil
merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Untuk mengurangi emisi gas
rumah kaca dapat dilakukan dengan menggunakan transportasi yang ramah
lingkungan seperti berjalan kaki, bersepeda, atau menggunakan transportasi
umum. Selain itu penggunaan peralatan di rumah juga dapat dihemat seperti
mematikan peralatan elektronik ketika tidak digunakan, menggunakan lampu hemat
energi, dan memanfaatkan panel surya untuk memaksimalkan penggunaan energi
terbarukan.
Kedua
mengadopsi pola konsumsi yang berkelanjutan. Nilai gotong royong dapat
diimplementasikan dengan mendaur ulang barang-barang yang tidak digunakan dan
mengurangi pembelian produk yang tidak ramah lingkungan seperti kemasan sekali
pakai atau produk yang menghasilkan limbah. Tindakan ini juga dapat mengurangi
jejak karbon.
Ketiga
mendukung program pertanian yang berkelanjutan. Pada penerapan ketiga ini lebih
ditekankan kepada pihak pengelola produk pertanian untuk menghasilkan produk
pertanian yang berkelanjutan. Arti dari berkelanjutan di sini adalah
menghasilkan produk organik atau lokal yang dapat mengurangi jejak karbon.
Seperti yang kita ketahui pertanian konvensional menggunakan pestisida dan
pupuk kimia yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Namun dengan beralih
dari pertanian konvensional menjadi pertanian organik hal ini sejalan dengan
nilai Pancasila berupa keadilan sosial yang dapat membantu petani kecil dan memperkuat
ekonomi lokal.
Keempat
menghemat penggunaan air dan membuang sampah secara benar. Dalam Pancasila
terdapat nilai kebersihan dan ketertiban. Menghemat air dengan memperbaiki
keran yang bocor menggunakan shower hemat air, atau mengurangi penggunaan air
untuk keperluan yang tidak penting merupakan langkah-langkah yang dapat kita
lakukan untuk mengurangi jejak karbon. Selain itu membuang sampah dengan benar
dan mengelola limbah secara efisien juga penting untuk menjaga lingkungan yang
bersih dan sehat.
Kelima
meningkatkan kesadaran dan pendidikan mengenai lingkungan. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila akan memberikan penekanan pada pentingnya
pendidikan. Oleh karena itu tidak ada salahnya memberikan pendidikan kepada
masyarakat mengenai lingkungan sehingga mereka dapat mengambil langkah nyata
untuk mengurangi jejak karbon. Selain itu melalui pendidikan juga dapat
diajarkan nilai-nilai Pancasila pengetahuan tentang perubahan iklim, energi
terbarukan, dan praktik berkelanjutan kepada generasi muda.
Mengurangi
jejak karbon dalam kehidupan sehari-hari masyarakat merupakan tanggung jawab
bersama sebagai masyarakat Indonesia. Terlebih lagi dengan adanya nilai-nilai
Pancasila sebagai pedoman hidup kita harus memperkuat upaya untuk melindungi
dan menjaga lingkungan agar warisan lestari tetap terjaga bagi generasi yang
akan datang. Melalui tindakan nyata tersebut terutama dengan semangat gotong
royong yang terdapat dalam kehidupan masyarakat Indonesia kita dapat lebih
memperbesar upaya menjaga bumi dan mencapai pembangunan yang berkelanjutan di
Indonesia.
Untuk
informasi lebih lanjut tentang jejak karbon dapat mengakses Jejakkarbonku.id.
Jejakkarbonku.id merupakan sebuah platform atau situs web yang bertujuan untuk
membantu individu menghitung dan memantau jejak karbon secara pribadi. Situs
tersebut juga menyediakan alat atau kalkulator jejak karbon yang dapat
digunakan untuk mengukur kontribusi emisi rumah kaca seseorang dalam kehidupan
sehari-harinya. Dengan memasukkan data seperti penggunaan energi, transportasi,
pola konsumsi, dan kebiasaan lainnya kalkulator akan menghitung jejak karbon
yang dihasilkan dari kegiatan sehari-hari. Selain itu situs tersebut juga
memberikan rekomendasi dan saran praktis mengenai cara mengurangi jejak karbon
dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian seseorang dapat lebih meminimalkan
jejak karbon dalam kehidupan sehari-harinya.
Semoga
tulisan ini bermanfaat bagi para pembaca. Terima kasih.
#jejakkarbonku.id
#iesr #generasienergibersih
Sumber
tulisan, gambar, dan video:
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/11/10/10-negara-penyumbang-emisi-karbon-terbesar-di-dunia-ada-indonesia
- https://www.youtube.com/watch?v=sxlYdRmg_d8
- https://pixabay.com/id/photos/pompa-dongkrak-minyak-ekstraksi-7025236/
- https://pixabay.com/id/photos/kran-air-ledeng-keran-dapur-dapur-7569844/
Belum ada tanggapan untuk "Pancasila dan Jejak Karbon Untuk Menuju Kehidupan Berkelanjutan Melalui Karbon Kalkulator di Indonesia "
Posting Komentar