Energi Alternatif Untuk Energi Bahan Bakar Sebagai Solusi Di Negara Indonesia

Kini sebuah media hiburan yang bernama film tidak hanya sebatas menjadi hiburan semata ketika seseorang sedang penat akibat aktifitas sehari-hari yang tinggi. Tetapi kini film juga berfungsi sebagai media oleh para pembuat film untuk menyampaikan sebuah hal positif akan keadaan lingkungan. Ada banyak sekali hal yang disampaikan didalam sebuah film yang ditonton. Salah satu contohnya adalah ancaman kerusakan bumi yang akan namkan di masa depan akibat ulah manusia.

Film Space Sweeper adalah satu dari sekian banyak yang mengangkat tema sampai latar belakang akan kerusakan bumi. Didalam film tersebut dipaparkan bahwa kondisi bumi pada tahun 2092. Di tahun tersebut manusia untuk dapat melakukan kegiatan bernapas dengan menggunakan alat bantu karena lingkungan sudah hancur pada tingkatan parah. Lingkungan alam semesta juga dipenuhi beberapa bangkai satelit dan pesawat ruang angkasa yang sudah tidak berfungsi sehingga menjadi sampah yang berserakan. Maka untuk dapat bertahan hidup dengan baik ada sebuah perusahaan yang menciptakan rumah baru di sebuah planet mars. Untuk dapat tinggal di planet mars tidak dapat ditempati oleh banyak orang-orang tetapi hanya beberapa orang terpilih saja yang dapat meninggali tempa tersebut.

Secara benang merahnya dari film tersebut adalah setiap orang yang tinggal di bumi harus menjaga lingkungan. Kerusakan lingkungan merupakan sebuah permasalahan yang kini dihadapi oleh seluruh negara. Bahkan kini negara Indonesia yang dikenal sebagai paru-paru dunia serta sumber daya alam yang melimpah juga sedang dihadapkan sebuah bayangan hitam dari kerusakan lingkungan. Ada banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan kerusakan lingkungan salah satunya berasal dari energi minyak yang digunakan pada transportasi.

Minyak atau biasa masyarakat menyebutnya dengan sebutan Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakakan salah satu faktor penyebab kerusakan lingkungan. Agar lebih jelas lebih baik penulis memaparkan terlebih dahulu tentang BBM tersebut. Berikut ini adalaha video pemaparan yang menurut penulis sudah cukup bisa mengambarkan mengenai BBM tersebut.

Bahan Bakar Minyak atau biasa disingkat dengan nama BBM merupakan salah satu dari sekian banyak komoditas yang penting didalam kehidupan masyarakat sehari-hari. BBM sendiri merupakan salah satu komoditas dari sumber daya yang berupa minyak dan gam bumi. Kebanyakan penggunaan dari dua hal tersebut berada pada sektor energi. Contohnya saja pada minyak bumi banyak dimanfaatkan oleh pihak pemerintah sebagai energi bahan bakar pada mobilitas transportasi. Dengan menggunakan minyak sebagai energi bahan bakar membuat berbagai moda transportasi dapat berjalan untuk aktifitas sehari-hari.

Banyak sedikitnya penggunan energi bahan bakar minyak tergantung dari dua faktor yaitu banyak sedikitnya aktifitas akan penggunakan alat transportasi dan jumlah penduduk. Bisa dikatakan bahwa baik itu alat transportasi dan jumlah penduduk akan selalu berbanding lurus dengan banyak dan sedikitnya penggunaan energi bahan bakar minyak yang digunakan. Apabila jumlah alat transportasi dan jumlah penduduk banyak maka konsumsi energi bahan bakar juga akan banyak. Namun apabila jumlah alat transportasi dan jumlah sedikit maka konsumsi energu bahan bakar akan sedikit pula.

Konsumsi Bahan Minyak (BBM) di tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 2,76% menjadi 73,56 juta kiloliter (kl) dari pada tahun sebelumnya. Berdasarkan data dari Pengatur Hilir Migas dan Gas Bumi (BPH Migas) jumlah tersebut terdiri dari konsumsi Jenis BBM Umum (JBU) mencapai 48,66 juta kl, Jenis BBM Tertentu (JBT) 14,28 juta kl, dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) sebanyak 10,62 juta kl. Sedangkan data sementara di tahun 2017 untuk konsumsi BBM mencapai 34,11 juta liter yang terdiri dari beberapa bagian yaitu JBU sebanyak 21,28 juta kl, JBT sebanyak 8,4 juta liter, dan JBKP sebanyak 4,4 juta kl. Terlepas dari naik turunnya angka konsumsi BBM tersebut bisa dikatakan terbilang cukup tinggi agar dapat memenuhi segala macam aktifitas sehari-hari.

Semakin banyaknya penggunaan BBM dalam kehidupan sehari-hari nyatanya menyimpan sebuah dampak yang kurang baik. Dimana dampak kurang baik tersebut dapat terasa secara langsung atau tidak langsung. Contoh dampak secara langsung adalah kualitas udara yang memburuk akibat pembuangan dari alat transportasi. Sedangkan contoh dampak secara tidak langsung adalah kesehatan yang menurun akibat terlalu seringnya menghirup hasil pembuangan alat transportasi yang mengandung racun. Apabila terus saja hal tersebut dilakukan maka lingkungan dan kesehatan dari masyarakat akan mengalami kerusakan yang parah dari tahun ke tahun.

Tentunya disini pihak pemerintah tidak ingin dampak kurang baik tersebut masih tetap ada dan tidak memberikan solusi sama sekali. Maka pemerintah melalui BUMN dalam hal ini adalah Pertamina melakukan beberapa hal salah satunya dengan memanfaatkan minyak sawit. Kini Pertama mulai menyediakan solar dengan kandungan 30 persen Fatty Acid Methyl Ester (FAME) yang bahan bakunya berasal dari minyak sawit. Bahan bakar yang mengandung minyak sawit dapat digunakan bagi sektor transportasi maupun sektor industri.

Langkah yang dilakukan pertamina patut diapresiasi apalagi berdasarkan informasi bahwa implementasi yang dilakukan lebih cepat satu bulan dibandingkan kebijakan pemerintah yang mewajibka penyediaan B30 di tanggal 1 Januari 2020. Dari VP Corporate Communication Pertamina yaitu Fajriyah Usman mengatakan bahwa percepatan implementasi ini akan membawa dampak yang signifikan untuk Indonesia. Apalagi dengan adany B30 ini dapat mengptimalkan potensi sumber daya alam di negara Indonesia sebagai produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Selain itu dengan secara konsistennya penyerapan kelapa sawit bagi FAME setidaknya dapat menjaga kestabilan harga kelapa sawit sampai ke tingkat petani. Secara rata-rata penyerapan FAME yang dilakukan pihak Pertamina hingga pada bulan Oktober 2019 berada di angka 460 ribu Kilo Liter (KL) perbulan untuk menghasilkan B20. Dengan angka tersebut maka dengan adanya implementasi B30 secara penuh maka penyerapan FAME akan meningkat menjadi 690 ribu KL perbulan atau sekitar 8,3 juta KL per tahun.

Apa Itu B30???

Ada beberapa pengertian mengenai B30 sedangkan menurut penulis sendiri B30 adalah sebuah campuran yang diri dari 30% fatty acid methyle ester (FAME) dan 70% campuran yaitu solar. Produk FAME berasal dari hasil olahan minyak kepala sawit atau CPO. Dari hasil tersebut kini FAME dapat disalurkan kepada penerima BBM melalui kapal sampai mobil tangki.

Produk B30 dapat juga menjadi sebuah energi alaternatif pengganti dari energi BBM. Bahkan pihak pemerintah melakukan penerapan program biosolar dalam rangka meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi serta meningkatkan nilai tambah pada industri kelapa sawit. Bahan bakar yang menggunakan B30 juga relatif lebih bersih dan dapat mengurangi emisi karbon. Dari kelebihan B30 tersebut harapannya para pemakain biodiesel dapat mengurangi ketergantungan akan impor BBM yang selama ini selalu membebani anggaran belanja negara Indonesia.

Dari hasil implementasi B30 dapat menghemat devisa sebanyak Rp 63 Triliun. Jika diartikan bahwa BBM yang termasuk B30 dapat juga membantu bidang ekonomi negara Indonesia dengan melakukan pengurangan volume impor solar. Kelebihan dari FAME ini mampu juga meningkatkan performa mesin karena FAME bersifat detergency yang dapat mampu membersihkan mesin baik itu mesin industri ataupun mesin kendaraan.

Tentunya untuk dapat benar-benar merealisasikan meminimalisir penggunana BBM berbahan dasar fosil yang diganti oleh penggunaan B30 lainnya dibutuhkan peran dari masyarakat. Ada banyak sekali peran dari masyarakat namun salah satu contoh peran dari masyarakat menurut penulis yaitu:

Pertama masyarakat dapat menjadi bagian pengembangan dari B30. Tentunya produk hasil berupa B30 tidak menjadi sebuah akhir dari perjalanan. Nyatanya masih panjang sekali perjalanan B30. Maka dari itu disini dibutuhkan peran dari masyarakat. Dimana masyarakat dapat menjadi salah satu tenaga ahli dari pengembangan dari B30. Sehingga negara Indonesia tidak hanya menghasilkan energi BBM yang B30 tetapi sudah sampai B100 yang mana menandakan bahwa bahan bakar fosil menjadi bahan bakar kelapa sawit.

Kedua masyarakat dapat menjadi investor. Pastinya untuk dapat benar-benar digunakan oleh masyarkat dibutuhkan pengembangan sampai fasilitas yang lengkap. Untuk dapat menyediakan hal tersebut pastinya dibutuhkan modal yang cukup besar. Penyediaan modal tersebut bisa diberikan kepada masyarakat dengan regulasi yang jelas oleh pemerintah. Sehingga pemerintah dapat tetap membuat pengembangan sampai fasilitas B30 tanpa harus menggunakan anggaran belanja negara.

Ketiga masyarakat dapat membantu dengan menggunakan B30 sebagai bahan bakar alat transportasinya. Tentunya disini juga dibutuhkan pihak dukungan oleh masyarakat dengan cara membeli produk B30. Dengan masyarakat membeli maka roda aktifitas dari produk B30 akan dapat berjalan. Karena apabila masyarakat tidak membeli produk B30 tentunya modal untuk menggerakan roda aktifitas dari B30 tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya.

Harapannya dengan adanya B30 yang sedang dilakukan oleh pihak pemerintah melalui Pertamina dapat membuat negara Indonesia terbebas dari BBM yang berasal dari fosil dan beralih menjadi bahan bakar yang berasal dari kelapa sawit. Apalagi B30 juga memiliki segudang manfaat didalamnya baik itu bagi pemilik dalam hal ini kesehatan, negara Indonesia, dan lingkungan. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/07/200000769/pengelolaan-bahan-bakar-minyak-bbm-di-indonesia
  2. https://www.youtube.com/watch?v=cHzVm-EkFqc
  3. https://environment-indonesia.com/dampak-negatif-penggunaan-energi-fosil-dari-sektor-transportasi-dan-industri/
  4. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/03/06/2016-konsumsi-bbm-mencapai-7356-juta-kilo-liter
  5. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4117345/pertamina-mulai-sediakan-solar-campur-30-persen-minyak-sawit
  6. https://katadata.co.id/sortatobing/berita/60c3301497d12/mengenal-biosolar-b30-bagaimana-pertamina-menyalurkannya#:~:text=Melansir%20laman%20resmi%20Pertamina%2C%20B30,minyak%20kelapa%20sawit%20atau%20CPO 
  7. https://madaniberkelanjutan.id/2021/03/10/perpanjangan-moratorium-sawit-momentum-build-back-better
  8. https://madaniberkelanjutan.id/2020/02/25/agar-sawit-benar-benar-berkelanjutan
  9. https://pixabay.com/id/photos/bioskop-tirai-teater-film-4609877/
  10. https://pixabay.com/id/photos/dongkrak-pompa-ladang-minyak-minyak-848300/
  11. https://pixabay.com/id/photos/jatuh-kebun-daun-buah-makanan-3306105/
  12. https://pixabay.com/id/photos/kemiskinan-hitam-dan-putih-emosi-4561704/
  13. https://pixabay.com/id/photos/minyak-minyak-nabati-dapur-memasak-4482643/

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Energi Alternatif Untuk Energi Bahan Bakar Sebagai Solusi Di Negara Indonesia "

Posting Komentar