Memanfaatkan Bahan Daur Ulang Pada Kemasan Agar Ekonomi Dan Keberlanjutan Lingkungan Dapat Beriringan Secara Bersamaan

Program OK-OCE merupakan salah satu program yang berkaitan dengan entrepreneurship yang pernah hadir di tengah-tengah masyarakat. Program yang bernama OK-OCE digarap serta digadang-gadang oleh seseorang yang bernama Sandiaga Uno. Kita sebagai masyarat mengenal bahwa Sandiaga Uno sebagai seseorang yang pernah menduduki jabatan wakil gubernur di wilayah DKI Jakarta serta pernah mencalonkan diri menjadi wakil presiden. Namun kini kita sebagai masyarakat mengenal Sandiaga Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia.

Program OK-OCE merupakan kepanjangan dari One Kecamatan One Center Entrepreneurship. Program OK-OCE ini hampir mirip seperti sebuah program one day one juz. Perbedaan kedua program tersebut yaitu program OK-OCE berkaitan dengan entrepreneurship sedangkan program one day one juz lebih kepada keagaaman terutama dalam membaca kitab suci bagi pemeluk agama Islam. Walaupun terdapat perbedaan tetapi ada kesamaan juga kesamaan yaitu dimulai dari langkah kecil tetapi berdampak besar dalam kehidupan sehari-hari. Langkah kecil program OK-OCE dimulai dari sebuah kecamatan tetapi untuk program one day one juz dimulai dari satu hari satu juz.

Program dari OK-OCE merupakan sebuah program yang mengusung basis sharing economy. Dimana pengertian dari sharing economy adalah sebuah gerakan ekonomi kerakyatan yang dapat memberikan banyak manfaat didalamnya. Manfaat yang diberikan bukan hanya bagi para wirausahawan tetapi juga kepada iklim perekonomian di negara Indonesia. Apalagi harapan akan target yang dapat dicapai dari program OK-OCE adalah menciptakan 200.000 wirausaha dalam lima tahun atau sebanyak 40.000 enterpreneur baru setiap tahunnya.

Peningkatan akan jumlah wirausaha didalam sebuah wilayah di negara Indonesia merupakan sebuah harapan besar bagi setiap masyarakat dan negara. Peningatan jumlah wirausaha didalam sebuah negara maka akan berdampak pula pada ekonomi masayakat berupa peningkatan penyerapan tenaga kerja serta pemasukan pajak bagi negara tersebut. Dampak tersebut tentunya dapat membuat masyarkat dan pemerintah dapat terjalin sebuah hubungan mutualisme.

Namun untuk dapat membuat dan menjalankan sebuah wirausaha tidak semudah seperti yang ada didalam sebuah film. Walaupun sudah ada program seperti OK-OCE tetap saja membuat dan menjalankan pastinya akan ada banyak rintangan yang harus dilewati. Salah satu contoh rintangan yang harus dilalui yaitu kemasan yang akan digunakan.

Kemasan didalam sebuah produk yang dijual oleh wirausaha merupakan salah satu kunci prodak tersebut laku atau tidak. Kemasan yang lucu serta menarik terlihat secara visual tentunya dapat mengundang para pembeli untuk bertransaksi berbelanja. Walaupun terdapat ungkapan don't judge a book by its cover yang artinya jangan menilai buku dari sampulnya tetapi nyatanya tetap tampilan masih menjadi salah satu faktor utama seseorang mau membeli produk tersebut. Bahkan ada saja orang-orang yang membeli sebuah produk hanya karena tampilan luarnya menarik. Maka dari itu disini pihak penjual atau entrepreneurship harus selalu membuat kemasan yang menarik dilihat secara mata agar produk laku terjual.

Berbicara mengenai kemasan tidak hanya didominasi oleh tampilan kemasan saja tetapi ada hal lain seperti bahan yang digunakan. Bahan yang digunakan untuk kemasan ada banyak sekali dari mulai berbahan dasar plastik sampai berbahan dasar karton. Setiap bahan memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Untuk kemasan berbahan dasar plastik memiliki kelebihan yaitu kuat terhadap produk-produk berair serta kekurangan yaitu sulit untuk terurai. Sedangkan untuk kemasan yang berbahan dasar karton memiliki kelebihan mudah untuk terurai dan kekurangan tidak baik digunakan untuk produk yang berair. Dengan kelebihan dan kekurangan tersebut tidak usah heran kalau banyak para wirausaha yang memiliki kemasan yang berbahan plastik dibandingkan kemasan berbahan dasar karton.

Dengan banyaknya wirausaha yang memiliki plastik untuk kemasannya memberikan efek lainya. Dimana efek lainnya yaitu terjadi peningkatan volume sampah berbahan dasar plastik yang bersumber dari kemasan akan sebuah produk. Padahal masalah sampah di negara Indonesia masih merupakan bayangan hitam yang selalu menghantui. Buktinya permasalahan sampah masih merupakan bayangan hitam akan sebuah peristiwa di TPU Leuwigajah pada tahun 2005.

Pada tanggal 21 Februari 2005 sekitar pukul 02.00 WIB ledakan keras terjadi di wilayah TPA Leuwigajah Kota Cimahi. Ledakan yang terjadi diikuti oleh longsoran sampah dari TPA Leuwigajah. Dampak longsoran sampah tersebut menyapu dua pemikiman yaitu Kampung Cilimus dan Kampung Pojok. Munculnya longsor dan ledakan dikarenakan guyuran hujan sera konsentrasi gak metan yang berasal dari tumpukan sampah. Kejadian yang terjadi pada TPA Leuwigajah menandakan bahwa peramasalahan sampah masih menghantui negara Indonesia.

Negara Indonesia diperkirakan menghasilkan sebanyak 64 juta ton sampah setiap tahunnya. Berdasarkan data yang diberikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa sebanyak 60% dari total sampah termasuk sampah organik sedangkan 14% merupakan sampah plastik. Apabila terjadi peningkatan penggunaan plastik pada kemasan maka bisa saja komposisi sampah plastik kini melewati sampah yang termasuk kategori organik.

Permasalahan sampah di negara Indonesia tidak hanya didominasi oleh volume sampah yang dihasilkan tetapi juga terdapat pada pengelolaan. Dimana rata-rata pengolaan sampah di negara Indonesia masih belum sepenuhnya berwawasan lingkungan. Alasan belum berwawasan lingkungan karena pengelolaan TPA masih menerapkan metode open dumping dan metode landfill.

Metode open dumping adalah metode dimana sampah diangkut ke TPA kemudian dibiarkan begitu saja tanpa adanya proses lebih lanjut. Sedangkan untuk metode landfill merupakan metode dimana sampah diratakan dan dipadatkan menggunakan alat berat kemudian dilapisi dengan tanah. Walaupun terdapat beberapa metode lainnya tetapi kedua metode tersebut masih banyak didominasi pada TPA di negara Indonesia.

Dengan kondisi sampah yang tidak dilakukan proses lanjutan pada TPA membuat permasalahan sampah akan merusak lingkungan. Belum lagi negara Indonesia termasuk kedalam negara sebagai pembuang sampah plastik ke laut tersebesar di dunia setelah negara Cina. Didalam satu tahun kurang lebih sampah plastik yang dibuang kelaut sebanyak 1,2 juta ton. Jika kondisi tersebut terus dilakukan terus menerus dengan jenjang waktu yang lama maka akan berdampak pada kerusakan lingkungan terutama pencemaran akibat sampah plastik. 

Bagaimana Solusi Agar Ekonomi Dan Keberlanjutan Lingkungan Beriiringan Secara Bersamaan???

Perlu diakui terkadang sangat sulit untuk merubah sesuatu yang ada didalam masyarakat apalagi merubah kemasan berbahan dasar plastik bagi para wirausaha. Bukan hanya sulit tetapi banyak yang harus dikorbankan dari mulai tenaga, waktu, sampai biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Namun belum lagi hasil yang diberikan belum tentu 100% dapat merubah para wirausaha untuk merubah bahan kemasan tidak menggunakan plastik. Maka cara yang dapat dilakukan adalah tetap menggunakan kemasan plastik tetapi plastik yang telah dilakukan dari hasil daur ulang.

Kini sudah banyak sekali produk-produk yang menggunakan plastik hasil daur ulang. Tentunya dengan menggunakan produk plastik daur ulang pada kemasan membuat sampah plastik dapat setidaknya ditekan volumenya. Sehingga diujungnya permasalahan yang bersumber dari sampah plastik dapat lebih diperkecil seperti pencemaran baik itu didataran maupun dilaut.

Pihak Yang Dibutuhkan Dalam Pengelolaan

Agar dapat berfungsi pastinya dibutuhkan beberapa pihak yang terlibat didalamnya. Menurut penulis sendiri memerlukan tiga pihak yang terlibat didalam pengelolaan sampah plastik daur ulang untuk sebuah kemasan. Dimana pihak-pihak yang terlibat yaitu pihak pemerintah, pihak investor, dan pihak anak muda. Setiap pihak yang terlibat didalamnya memiliki hak dan kewajibanmasing-masing yang saling berkaitan satu sama lain.

Pihak pemerintah memiliki beberapa kewajiban yaitu sebagai pihak yang memberikan peraturan mengenai pengolaan sampah plastik daur ulang serta membangun berbagai fasilitas pengelola sampah plastik daur ulang melalui BUMN yang bergerak dibidang konstruks. Sedangkan hak dari pemerintah adalah menarik pajak dari operasional pengelolaan sampah plastik daur ulang. Pihak investor haknya mendapatkan komisi beberapa persen dari operasional pengolaan sampah plastik daur ulang serta kewajibannya yaitu menanamkan modal agar pembangunan fasilitas pengelolaan sampah plastik daur ulang dapat dibangun. Sedangkan pihak anak muda memilik kewajiban untuk menjalankan oprasional pengelolaan sampah plastik daur ulang serta haknya adalah diberikan keuntungan dari hasil pengolaan.

Dengan adanya ketiga pihak yang terlibat serta mengubah kemasan plastik yang digunakan menjadi kemasan plastik hasil daur ulang juga memiliki beberapa manfaat didalamnya. Untuk manfaat utamanya sudah pasti mengubah dampak kurang baik dari kemasan berbahan dasar plastik bagi lingkungan. Sedangkan manfaat tambahan yaitu menjadi sebuah sumber roda penggerak ekonomi baru dalam masyarakat dan negara. Dimana bagi pemerintah sebagai sumber pajak baru dan bagi masyarakat sebagai mata pencarian baru.

Diharapkan diujungnya negara Indonesia ini dapat tetap bergerak ekonominya akibat munculnya lonjakan keinginan seseorang menjadi entrepreneurship serta tetap menekan dampak kurang baik dari peningkatan kemasan berbahan dasar plastik yang digunakan oleh enterpreneurship dalam membungkus makanan. Serta diharapkan dapat terjadi dan berjalan beriringan antara ekonomi dan berkelanjutan lingkungan dengan menggunakan kemasan plastik yang dihasilkan daur ulang. Apalagi disini ketiga pihak yang telah dipaparkan turut menyumbang bahan plastik daur ulang sebagai tempat penyedia akan membuat kemasan yang dibtuhkan oleh pihak entrepreneurship dalam membungkus produknya.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca serta tulisan ini dapat masuk ke dalam Tentang 1000 Gagasan Pembangunan Ekonomi Tanpa Merusak Lingkungan. Terima kasih.

Perlu digaris bawahi bahwa penulis disini bersikap tidak menyalahkan atau membenarkan mengenai program OK-OCE tetapi disini penulis hanya bersikap netral. Terlebih disini penulis hanya memaparkan bahwa program OK-OCE merupakan salah satu faktor banyak orang-orang yang mulai terjun ke dalam dunia entrepreneurship.


Sumber gambar, tulisan, video:

  1. https://pixabay.com/id/photos/uang-koin-investasi-bisnis-2724241/
  2. https://pixabay.com/id/photos/kertas-bisnis-keuangan-dokumen-3213924/
  3. https://pixabay.com/id/photos/teluk-tinggi-saham-kisaran-408222/
  4. https://pixabay.com/id/photos/sampah-plastik-lingkungan-polusi-3962409/
  5. https://www.youtube.com/watch?v=6sj_FL-Hn0E&t=1s
  6. https://pixabay.com/id/photos/pembuangan-dump-sampah-rongsokan-1846033/
  7. https://smartcity.jakarta.go.id/blog/402/perkembangan-terkini-program-ok-oce
  8. https://humas.bandung.go.id/berita/tragedi-leuwigajah-kisah-kelam-bandung-lautan-sampah#:~:text=HumasBandung%20%2D%20Dua%20puluh%20satu%20tahun,di%20kawasan%20Leuwigajah%20Kota%20Cimahi.&text=Dua%20permukiman%20yang%20jaraknya%20sekitar,dan%20menewaskan%20157%20jiwa%20tewas
  9. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-sampah-di-indonesia-didominasi-sampah-organik
  10. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/07/negara-pencemar-sampah-plastik-ke-laut
  11. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-inovasi-pengelolaan-sampah-di-indonesia/#:~:text=Sebagian%20besar%20pengelolaan%20sampah%20TPA,ulang%20meskipun%20tidak%20banyak%20digunakan
  12. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/09/07/negara-pencemar-sampah-plastik-ke-laut
  13. https://pixabay.com/id/photos/daur-ulang-reuse-dapat-didaur-ulang-57136/
  14. https://pixabay.com/id/photos/tim-kerja-sama-tim-bersama-sama-3393037/

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Memanfaatkan Bahan Daur Ulang Pada Kemasan Agar Ekonomi Dan Keberlanjutan Lingkungan Dapat Beriringan Secara Bersamaan"

Posting Komentar