Social Engineering dalam Era Digital dan Peran Bank BRI

Indonesia merupakan tanah air yang kaya akan beragam keajaiban baik secara alam maupun budayanya. Selain itu sangat sering sekali Indonesia diidentifikasikan dengan berbagai macam julukan yang melekat pada dirinya. Dari sekian banyak julukan tersebut salah satunya memiliki nama berupa Nusantara. Munculnya julukan tersebut merupakan sebuah istilah Jawa Kuno yang mencakup kepulauan beragam di Indonesia. Selain itu melalui julukan tersebut Indonesia juga membahas mengenai kekayaan alam yang melimpah dengan lebih dari 17.000 pulau tersebar di antara dua samudera besar. Wilayah yang sangat besar tersebut menjadi habitat untuk berbagai flora dan fauta endemik. Tidak hanya itu saja hutan hujan tropis sampai terumbu karang yang eksotis dimiliki Indonesia.

Nyatanya julukan lain yang dimiliki Indonesia tidak hanya itu saja tetapi masih banyak lagi seperti “Tanah Air Pertiwi”. Secara arti dari julukan tersebut merangkum atas hubungan yang erat antara bangsa Indonesia dengan tanahnya sendiri. Dapat dikatakan bahwa arti atas Pertiwi merupakan ibu bumi dalam kepercayaan Jawa. Sosok tersebut memberikan makna spiritual atas filosofis dalam keberagaman Indonesia. Julukan tersebut menyoroti kedalaman hubungan budaya, spiritual, sampai sejarah yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Semua hal tersebut mengakar secara dalam di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang menciptakan identitas yang unik dan memikat.

Berbicara mengenai Indonesia nyatanya masih banyak julukan yang dimiliki salah satu contoh lainnya dengan nama “Bumi Pertiwi”. Julukan tersebut menekankan pada sisi kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Hal tersebut dapat terlihat dari mulai tambang minyak, gas alam, sampai kehutanan yang subur di miliki Indonesia. Indonesia juga dikenal sebagai salah satu produsen utama dalam kelapa sawit, kopi, sampai rempah-rempah. Melalui berbagai sumber daya alam membuat Indonesia memiliki peran penting dalam suplay kebutuhan dunia.

Kelebihan yang dimiliki oleh Indonesia masih banyak lainnya seperti dapat terlihat dari pertumbuhan jumlah penduduk dalam setiap tahunnya. Hal tersebut selaras dengan data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam data tersebut memaparkan bahwa jumlah penduduk di pertengahan tahun 2023 telah berada di angka 278,69 juta jiwa. Angka tersebut mengalami kenaikan 1,05% dari pada tahun sebelumnya. Dimana di pertengahan tahun 2022 jumlah penduduk Indonesia hanya berada di angka 275,77 juta jiwa. Untuk lebih jelas pertumbuhan penduduk di setiap tahunnya pada Indonesia dapat dilihat dari gambar dibawah:

Menurut data lainnya yang dimiliki oleh pihak BPS memaparkan bahwa 67,88% penduduk Indonesia telah memiliki handphone di tahun 2022. Persentasi tersebut telah meningkat jika dibandingkan tahun 2021 yang hanya berada diangka 65,87%. Dapat dikatakan dari angka tersebut merupakan rekor yang tinggi dalam sedekade terkahir. Dari persentasi tersebut secara spesifik wilayah yang kepemilikan handphone tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Timur sedangkan yang terendah di Provinsi Papua.

Dengan pertumbuhan jumlah penduduk ditambah tingginya proporsi kepemilikan handphone di Indonesia menciptakan berbagai kasus. Salah satu contoh kasus yang cukup menyedot perhatian masyarakat dikenal dengan kasus yang bernama “mamah minta pulsa”. Kasus tersebut biasanya melibatkan teknologi berupa handphone sebagai media operasinya. Supaya lebih mulus maka sangat sering sekali pelaku menggunakan identitas seseorang yang dihormati seperti ibu atau mamah. Dengan menjadi sosok dihormati maka ketika sedang meminta bantuan atas kondisi yang mendesak untuk keperluan darurat seperti biaya medis sampau pulsa berpotensi diberikan lebih besar. Modus operasi tersebut akan semakin lancar tatkala masyarakat Indonesia memiliki sifat cenderung membantu keluarga atau kerabad dalam situasi darurat. Melalui kebiasaan tersebut para oknum jahat dapat mengambil keuntungan besar secara pribadi.

Untuk dapat melancarkan operasional dalam kasus tersebut didalamnya terdapat seluk beluk yang cukup rumit. Dimana para oknum jahat dalam melancarkan aksinya harus mengetahui identitas korban sampai orang terdekat disekelilingnya. Setelah mendapatkan informasi atas identitas maka para pelaku akan menggunakan teknik manipulasi emosi ditambah adanya tekanan waktu kepada korban agar merasa terdesar untuk memberikan bantuan sesegera mungkin. Setelah korban mengirimkan pulsa atau dana yang dibutuhkan maka pelaku langsung diblok atau dibuang komunikasi yang sedang terjalin. Modus tersebut menjadi salah satu contoh nyata atas bagaimana kejahatan online dapat memanfaatkan sisi emosi dan hal lain yang dimiliki oleh masyarakat Indonesia untuk mencari keuntungan pribadi pelaku.

Maraknya kasus tersebut yang merugikan masyarakat membuat Polisi akhirnya turun tangan dalam menyelesaikan kasus tersebut. Kini pihak Polisi telah berhasil menangkap geng yang menjalankan operasional kasus tersebut dengan nama Effendi alias Keleng (36). Dari hasil penyelidikan didapatkan bahwa oknum bos besar tersebut berhasil menyita aset mencapai Rp 2 miliar. Jumlah dana tersebut merupakan taksiran atas sejumlah material seperti mobil CRV, motor besar, sejumlah alat elektronik yang digunakan untuk melakukan penipuan, dan juga termasuk rumah pelaku. Jika dihitung secara total kerugian dari para korban memiliki jumlah yang cukup fantastis mencapai Rp 13 miliar dengan operasional sudah 2 tahun beraksi.

Setelah cukup banyak dilakukan dalam menjaring masyarakat Indonesia dapat dikatakan bahwa kasus tersebut memiliki kelemahan. Dimana kasus tersebut operasinya terlalu jelas dan sering kali kurang bervariasi. Pihak penipu akan menggunakan pendekatan yang relatif sangat sederhana dengan mengirim pesan kebanyak orang tanpa melakukan penyesuaian yang signifikan terhadap terget kobrannya. Dengan dikirimnya ke banyak pihak maka sering kali pesan yang dibuat terlalu umum dan tidak personal. Pada akhirnya melalui pesan yang banyak tersebut dengan dikirim secara acak maka hanya menjaring sedikit korban. Dikarenakan hanya dapat menarik beberapa korban dalam hitungan jari dibandingkan jumlah pesan yang dikirim mencapai ribuan membuat hal tersebut tidak begituh efektif.

Maka dari itu kasus tersebut mengalami transformasi kini modus yang dilakukan melalui telepon dengan mengaku pihak yang berwenang. Sosok berwenang yang digunakan seperti polisi, pewagai bank, atau pihak lainnya. Agar lebih sukses sosok oknum jahat yang mengaku tersebut melakukan menakut-nakuti korban dengan ancaman hukum atau konsekuensi keuangan yang serius seperti penangkapan atau pembekuan rekening bank. Pihak oknum jahat tersebut akan meminta korban untuk memberikan informasi pribadi seperti nomor kartu identitas, nomor rekening bank, sampai kata sandi. Permintaan informasi pribadi yang diminta oleh pelaku kepada korban memiliki alasan untuk melakukan verifikasi atau investigasi lebih lanjut. Saat kondisi korban yang sedang terintimidasi pastinya memiliki potensi untuk memberikan informasi data pribadi agar keluarg dari kondisi tersebut. Ketika data pribadi korban didapatkan maka akan digunakan secara leluasa untuk menarik keuntungan secara maskimal dengan menguras korban.

Secara permukaan modus penipuan melalui telepon dengan menyamar sebagai pihak berwenang menciptakan korban dalam situasi yang mendesak dan tertekan. Bahkan dalam beberapa kasus pihak oknum jahat berhasil menggunakan trik psikologis yang lebih canggih untuk mengelabui korban. Hal tersebut karena telah berhasil memanfaatkan teknologi untuk menampilkan nomor telepon yang tampak berasal dari lembaga yang sah di masyarakat Indonesia. Pengabungkan taktik intimidasi ditambah teknologi yang dilakukan oknum penipu mampu menciptakan kondisi yang terasa nyata dan meyakinkan bagi korban. Sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kemungkinan keberhasilan atas operasional penipuan yang dilakukan menjadi lebih maksimal.

Adanya kedua kasus tersebut menunjukan bahwa social engineering telah menjadi senjata utama bagi para oknum jahat dalam mendapatkan informasi sensitif korban. Dimana melalui dua kasus tersebut oknum jahat tidak hanya menggunakan teknologi modern saja. Bahkan oknum jahat juga memanfaatkan sifat manusia yang rentan terhadap manupulasi psikologis. Dalam kasus mamah minta pulsa maka oknum jahat tersebut mengambil keuntungan dari hubungan personal atau emosional dengan korban untuk meminta bantuan finansial dalam berbagai bentuk. Sedangkan untuk kasus modus penipuan melalui telpon pihak oknum jahat menyamar sebagai pihak berwenang untuk menipu korban agar mau memberikan informasi pribadi atau melakukan tindakan finansial. Dari pemaparan diatas pastinya para pembaca memiliki pertanyaan mengenai:

Apa Itu Social Engineering???

Jika mencari ke berbagai sumber ada banyak sekali berbagai pemaparan yang terkait dengan pengertian secara permukaan mengenai social engineering. Tetapi jika pertanyaan akan hal tersebut diberikan kepada penulis maka menurut penulis social engineering merujuk kepada sebuah praktik manipulasi menggunakan psikologi yang digunakan oleh invividu atau kelompok untuk memanipulasi kepada orang lain yang menjadi korban. Tujuan oknum pelaku melakukan social engineering agar mendapatkan informasi sensitif yang dimiliki korban. Setelah berhasil didapatkan maka oknum pelaku akan dengan sangat leluasa untuk menggunakannya dalam mencari keuntungan secara maskimal dengan menguras korban secara maksimal.

Melihat ke berbagai sumber munculnya istilah tersebut muncul ketika membicarakan mengenai keamanan informasi. Pada saat itu seseorang mulai menggunakan teknik psikologi untuk menipu orang lain agar memberikan akses ke sistem komputer atau informasi rahasia. Kini seiring berjalannya waktu khususnya saat ada teknologi dan penetrasi internet semakin canggih maka  social engineering bertransforamsi menjadi ancarman yang serius mengintai kehidupan masyarakat. Kini para oknum jahat sebagai pelaku dari kegiatan social engineering menggunakan berbagai platform online seperti email, media sosial, sampai telepon untuk mengelabui korban.

Penggunaan social engineering ditinjau dari bidang psikologi dan ilmu sosial dimanfaatkan dengan sangat baik oleh para oknum jahat. Dimana para oknum jahat sebagai pelaku memanfaatkan kelemahan secara psikologi dan sosial seperti rasa ingin tahun, kepercayaan, sampai ketergantungan untuk mendapatkan akses akan informasi sensitif atau mengarahkan korban untuk bertindak sesuai keinginan pelaku. Istilah social engineering semakin populer dimasyarakat seiring meningkatkan ketergantungan masyarakat terhadap teknologi informasi dan peningkatan kesadaran akan internasi manusia dengan kehidupan digital.  

Aspek utama dalam menjalankan operasional social engineering berupa penggunaan teknik persuasif untuk mengelabui korban. Hal tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti memanfaatkan emosi, membangkitkan rasa urgnesi, sampai menipu korban agar merasa nyaman saat memberikan informasi rahasianya. Untuk menyukseskan tujuan biasanya para oknum jahat yang menjadi pelaku sering menyamar sebagai seseorang yang dikenal oleh masyarakat memiliki otoritas seperti rekan kerja, teman, keluarga, atau pihak berwenang. Tujuan menjadi sosok tersebut agar mendapatkan kepercayaan dari korban serta mempermudah manipulasi yang dilakukan. Selain itu para oknum penipu yang menjadi pelaku juga sering kali melakukan riset untuk mengumpulkan informasi tentang korban. Hasil riset yang digunakan digunakan dalam memberikan skenario yang lebih meyakinkan bagi korban. Sehingga korban akan memberikan informasi yang bersifat pribadi dengan sesegera mungkin kepada oknum pelaku.

Dari beberapa hal yang dipaparkan dampak kurang baik adanya social engineering yang dilakukan oleh para pelaku bagi korbanya berupa hilangnya informasi pribadi. Dari informasi tersebut oknum pelaku akan meraih keuntungan finansial sebesar-besarnya untuk menguras korban secara maksimal. Di Indonesia tentunya operasional atas social engineering masih banyak para korban yang terjeratnya. Kondisi tersebut diperparah dengan masih banyaknya individu di masyarakat Indonesia yang sangat mudah memberikan informasi pribadinya.

Dampak lainnya yang dihasilkan dari social engineering berupa kerusakan reputasi dan citra individu atau perusahaan. Hidup di tengah-tengah era digital maka informasi yang tersebar dengan sangat cepat membuat momen viral sangatlah mudah dilakukan. Ketika seseorang individu atau perusahaan telah terperangkap dengan label korban atas serangan social engineering maka reputasi yang dibangun sangatlah lama dapat hancur dalam sekejap.

Contohnya saja jika seseorang karyawan dalam sebuah perusahaan mengungkapkan informasi rahasia perusahaan kepada pihak yang tidak bertanggung jawaban karena terkecoh atas social engineering. Maka dampak yang akan terjadi pada perusahaan berupa tercorengnya di depan mata publik sampai mitra bisnis. Dengan kerusakan yang ditimbulkan dari social engineering tersebut akan merusak pekerjaan yang sedang dilakukan atau bahkan pembatalan pada proyek yang akan dilaksanakan.

Apabila dampak dari social engineering dilihat konteks masyarakat Indonesia yang cenderung lebih bersifat kolektivis. Sudah pasti dampak yang diberikan kepada bidang sosial sangatlah merugikan masyarakat. Dilihat dari sisi sebuah organisasi atau komunitas yang menjadi korban atas social engineering. Hal ini akan dapat menciptakan ketidakpercayaan antaranggota komunitas atau jaringan sosial dimasyarakat yang akan dapat berpengaruh dalam merubah hubungan diantara pihak-pihak terlibat didalamnya. Sehingga jika hal tersebut terjadi dan tanpa adanya penyelesaian maka akan berpotensi terjadi perpecahan dalam organisasi atau komunitas tersebut di masa depan.

Dari pemaparan atas dampak yang diberikan sudah pasti diujungnya memberikan dampak kurang baik bagi korban. Maka dari itu untuk menghindari atas dampak yang diberikan dari social engineering seseorang dapat mengikuti beberapa hal berikut: Pertama yaitu meningkatkan kesadaran atas risiko keamanan digital di masyarakat Indonesia yang selalu mengintai. Pengetahuan yang harus ditingkatkan mengenai teknik manupulasi yang digunakan oleh pelaku social engineering. Tidak hanya itu saja masyarakat juga harus dapat dengan mudah melakukan identifikasi ciri-ciri social engineering agar lebih waspada ketika adanya permintaan informasi pribadi yang mencurigakan.

Kedua melakukan edukasi yang menyeluruh mengenai kebijakan keamanan informasi dan praktik cyber-hygiene untuk diterapkan oleh masyarakat. Secara spesifik penerapannya berupa penggunaan sandi yang kuat, kehati-hatian dalam membuka lampiran atau tautan yang mencurigakan dalam email atau pesan, sampai penggunaan mekanisme otentikasi untuk melindungi akun online. Melalui tahap kedua ini diharapkan setiap invididu akan dapat mengurangi risiko jatuh korban terhadap serangan social engineering yang menyerang.

Ketiga berupa masyarakat Indonesia yang membangun budaya yang saling mengingatkan dan berbagai informasi mengenai serangan social engineering. Melalui pemberian peringatan dan tips akan keamanan kepada sesama akan membentuk jaringan yang kuat dan solid. Apalagi melalui kebersamaan di masyarakat yang dibentuk maka sekecil apapun peluang atas serangan social engineering yang dilakukan oleh para pelaku akan diselesaikan secara bersama-sama. Dengan hal tersebut akan dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran secara kolektif tentang pentingnya menjaga keamanan informasi di era digital saat ini.

Sedangkan cara yang terakhir menurut penulis lakukan yaitu kolaborasi. Dimana kolaborasi yang dilakukan antara beberapa pihak dari mulai pemerintah, sektor swasta, dan lembaga masyarakat sipil. Pihak-pihak yang terlibat tersebut akan melakukan berbagai cara seperti penyediaan pelatihan keamanan cyber bagi masyarakat umum, pemantauan aktif terhadap tren serangan, sampai penegakan hukum terhadap pelaku social engineering. Kerjasama yang solid yang dilakukan semua pada setiap pihak yang terlibat akan dapat menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan terhindar dari dampak negatif dari social engineering.

Hidup di negara Indonesia yang memiliki semangat gotong royong sangat tinggi merupakan anugerah yang luar biasa. Apalagi masyarakat Indonesia memegang Pancasila sebagai dasar negara sehingga menekankan pada semangat kerjasama, persatuan, dan kebersamaan dalam mencapai kesejahteraan bersama. Semangat tersebut tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut dalam upayah mencegah dampak kurang baik akibat operasional social engineering yang dilakukan oleh oknum jahat sebagai pelaku. Semangat gotong royong tersebut terlihat dari kolaborasi antara beberapa pihak seperti pemerintah, sektor swasta, sampai lembaga masyarakat sipil yang bersatu untuk melindungi masyarakat dari ancaman keamanan digital khususnya yang disebabkan oleh social engineering.

Dari sekian banyak pihak yang turut secara langsung melalui semangat gotong untuk mencegah dampak dari social engineering salah satunya berupa Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat mendengar kata bank BRI masyarakat Indonesia secara langsung mengacu kepada salah satu bank terbesar di Indonesia. Selain itu bank BRI juga dikenal sebagai pihak yang tidak hanya fokus kepada pelayanan keuangan saja. Sudah sejak dahulu hingga saat pihak bank BRI selalu memberikan edukasi dan pelatihan keamanan digital bagi masyarakat umum. Sebelum membahas mengenai langkah yang dilakukan oleh BRI mengenai langkah nyata yang dilakukan alangkah baiknya jika membahas mengenai secara permukaan mengenai bank BRI terlebih dahulu.

Nama panjang dari bank BRI secara lengkap berupa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dimana pihak tersebut dikatakan merupakan sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang menyediakan berbagai macam atas layanan jasa keuangan. Melihat kedalam sejarahnya bank BRI didirikan di Purwokerto, 16 Desember 1895 yang dilakukan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja. Untuk kantor pusat dari bank BRI kini berada di Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Dilihat dari produk yang ditawarkan oleh bank BRI cukup banyak mulai dari simpanan, pinjaman, kartu kredit, reksa dana, sampai asuransi. Sedangkan merek yang ditawarkan oleh bank BRI salah satunya seperti BritAma, Junio, Simpedes, sampai Kupedes.

Melihat tahun 2022 saja pihak bank BRI juga melakukan mencatat kinerja keuangan yang cukup mengesankan. Pendapatan bank BRI mengalami peningkatan sampai berada di angka Rp 124,597 triliun, laba operasi naik sebesar Rp 64,306 triliun, dan laba bersih yang meningkat sebesar Rp 48,569 triliun. Tidak hanya itu saja secara total aset bank BRI juga mengalami kenaikan yang signifikan sampai di angka Rp 1.866 triliun. Tetapi jika melihat secara total ekuitas pihak bank BRI juga mengalami kenaikan sampai di angka Rp 303,395 triliun. Hal mengejutkan dari kepemilikan mayoritas dimiliki oleh dua pihak yaitu Pemerintah Indonesia sebesar 53,19% dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 46,81%. Sehingga dapat dikatakan bahwa bank BRI secara dominan dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebagai penggerak aktifitas keuangan masyarakatnya.

Dalam mendukung kegiatan operasionalnya hingga akhir tahun 2022 pihak bank BRI didukung oleh 449 unit kantor cabang dan 13.863 unit ATM yang tersebar di wilayah Indonesia. Belum lagi pihak bank BRI juga mulai memiliki kantor di luar wilayah Indonesia salah satunya berada di New York, Hong Kong, Singapura, Cayman Islands, Taiwan, Colmera, Fatuhada, Hudilaran, dan Audian. Setelah mengetahui secara permukaan mengenai bank BRI maka berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan untuk mencegah operasional dari kegiatan social engineering sebagai berikut:

Langkah proaktif yang dilakukan bank BRI dengan menyelenggarakan kampanye bernama #BilangAjaGak. Atas kampanye tersebut pihak bank BRI memberikan edukasi dan langkah praktis kepada masyarakat untuk menghindari social engineering yang menghantui dan merugikan masyarakat. Kampanye tersebut mendorong masyarakat untuk menolak secara mentah-mentah atas jebakan yang dilakukan oleh oknum jahat sebagai pelaku melalui social engineering. Dengan memberikan kampanye yang jelas dan proaktif untuk menyebarkan pesan secara jelas dan tegas diharapakan akan membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat dari upayah peluang dari tindakan social engineering. Pada akhirnya melalui kampanye tersebut tidak hanya melindungi nasabah bank BRI saja tetapi secara tidak langsung akan meningkatkan keamanan digital secara keseluruhan di masyarakat Indonesia.

Hal lain yang dilakukan oleh bank BRI dalam mencegah social engineering dengan memanfaatkan saluran komunikasi secara spesifik melalui konten hiburan web series. Pihak bank BRI memproduksi seri web dengan judul “Modus Operandi”. Seri web tersebut diharapkan dapat melakukan dua hal secara bersamaan yaitu memberikan edukasi sekaligus hiburan kepada masyarakat Indonesia. Untuk menonton web series dapat dimulai sejak tanggal 4 November 2022 melalui kanal YouTube resmi BRI. Secara sinopsis seri web tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap segala macam praktik kejatan menggunakan social engineering.

Pihak bank BRI juga melakukan kerja sama dengan kepolisian setempat. Kolaborasi tersebut memiliki tujuan untuk dapat menganalisis secara bersama-sama mengenai alur transaksi yang terlibat dalam kasus penipuan. Pendekatan yang dilakukan tersebut secara proaktif BRI mendukung atas proses pengungkapan dari hulu hingga hilir atas kejahatan menggunakan social engineering yang dilakukan oleh oknum jahat. Kegiatan kolaborasi tersebut selaras dengan pemaparan dari Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto sebagai berikut:

"Upaya BRI dalam memerangi social engineering di industri perbankan ini diantaranya adalah dengan dilakukannya pengaduan oleh BRI kepada Siber Polda Metro Jaya, bersama Polda Metro Jaya, BRI juga turut melakukan analisa terkait alur transaksi, pengungkapan modus, hingga melakukan penindakan dan penangkapan pelaku kejahatan social engineering".

Tindakan lain yang dilakukan oleh bank BRI untuk mencegah kejahatan menggunakan social engineering berupa saluran komunikasi yang siap membantu. Saluran komunikasi secara resmi telah diverifikasi (verified/centang biru) untuk menandakan keasliannya. Beberapa layanan komunikasi yang dapat dipilih dapat melalui situs web resmi www.bri.co.id, akun Instagram @bankbri_id, Twitter @bankbri_id. Selain itu ada beberapa akun lainnya seperti kontak_bri, promo_bri di Twitter, Facebook: bank BRI, Youtube: bank BRI, dan Tiktok: bank BRI, serta layanan Contact BRI di nomor 14017/1500017. Banyaknya layanan komunikasi yang diberikan untuk memberikan informasi agar masyarakat dapat menerima layanan informasi dengan cepat dan mudah.

Pihak bank BRI juga tidak hanya berfokus kepada pencegahan tetapi juga melakukan penangkapan terhadap pelaku kejahatan menggunakan social engineering. Salah satu penangkapan dilakukan Kamis (24/11) yang dilakukan oleh polisi berhasil menungkapan dan menangkap tersangka penipuan social engineering menggunakan modus phsing melalui situs palsu atas perubahan tarif transfer BRI. Dari hasil tersebut telah berhasil menangkap beberapa tersangka berinisial FI, H, dan N. Tidak hanya itu bank BRI juga melakukan pelaporan kepada polisi dengan nomor LP/B/0569/IX/2022/SPKT/BareskrimPolri tanggal 29 September 2022. Penangkapan yang dilakukan menunjukan secara jelas dan tegas atas komitmen bank BRI untuk melindungi nasabah sambil memastikan keamanan dalam penggunaan layanan perbankan.

Jika harus dipaparkan secara lengkap dan jelas memang ada banyak sekali cara-cara yang dilakukan oleh bank BRI untuk mencegah operasional tindakan social engineering yang merugikan masyarakat. Namun dari sekian banyak tindakan tersebut salah satu cara yang telah dilakukan telah dipaparkan diatas. Kini apakah para pembaca memiliki pemikiran yang berbeda dari pemaparan diatas?. Jika iya maka tidak ada salahnya para pembaca untuk memaparkannya didalam kolom komentar. Diharapkan dengan adanya pemaparan dari para pembaca akan terjalin transfer informasi yang saling berkolaborasi antara pembaca dan penulis.

Pengalaman Penulis Saat Berhadapan Dengan Social Engineering

Sebagai seseorang penulis yang merangkap jabatan mahasiswa menjadikan sehari-hari sangat padat oleh berbagai macam kegiatan. Dari mulai pagi sampai malam hari dipenuhi oleh berbagai kegiatan seperti kuliah, organisasi, lomba, rapat, sampai menulis. Semua kegiatan tersebut diambil tanpa menyisakan satu kegiatan yang terlewat. Alasan semua kegiatan diambil tanpa terlewat karena berpikir semua kegiatan pastinya akan berdampak dalam membuka pintu kesuksesan bagi penulis dimasa depan nantinya.

Walaupun dengan mengambil berbagai macam kegiatan tersebut akan memiliki dampak kurang baik berupa waktu istirahat yang akan berkurang. Pada umumnya waktu istirahat menurut berbagai informasi kesehatan yang beredar berada dalam jangka waktu 7-8 jam setiap hari yang tidak bisa dipenuhi. Maka dari itu ketika ada satu hari libur maka akan dimanfaatkan secara maksimal untuk beristirahat. Namun nyatanya ada satu hari yang harusnya beristirahat tetapi tidak bisa dilakukan. Pada saat itu penulis belum mengetahui bahwa pada saat itu sedang dilanda social engineering. Tetapi yang penulis tahu pada saat itu ada yang menelpon yang mengaku dari pihak bank.

Secara spesifik penulis sedang santai menikmati waktu sendirian dikosan karena pada hari itu tanggal libur karena seluruh aktifitas diliburkan. Tentunya penulis tidak hanya berdiam diri agar lebih merasakan ketenangan saat liburan penulis juga menonton film favorit sambil bersantai di atas kasur. Ketika sedang dalam posisi sangat santai tiba-tiba telepon berdering sangat keras memecahkan kenyamanan yang telah dibangun. Tanpa adanya pikir panjang penulis langsung mengambil hp untuk menjawab panggilan tersebut karena penulis yakin pasti ada yang sangat penting.

Di seberang sambungan nyatanya ada seseorang pria dengan suara yang sangat percaya diri tetapi tetap tenang. Beberapa detik berlangsung dalam panggilan tersebut ada banyak sekali informasi yang diberikan tetapi dipaparkan secara sistematis. Dari sekian banyak informasi secara intinya ia menyampaikan bahwa penulis mendapatkan sebuah dana cukup besar dikirim ke rekening pribadi penulis. Mendengar hal tersebut tentunya penulis senangnya bukan main seperti mendapatkan bongkahan berlian di tengah kondisi yang cukup sulit. Apalagi pada saat itu penulis masih berstatus mahasiswa yang memiliki sumber pendapatan hanya mengandalkan satu jalur. Dengan adanya satu jalur tersebut terkadang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kian tinggi menjadi sangat sulit.

Sebelum dana tersebut sampai kepada penulis nyatanya ada sebuah masalah dalam proses klaim hadiahnya. Pria di seberang sambungan juga menjelaskan ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Tetapi hal pertama yang harus dilakukan berupa verifikasi identitas penulis dan beberapa informasi tambahan. Diawal-awal masih menanyakan hal yang pada umumnya seperti nama namun pertanyaan mulai berubah ke hal senstifi dalam rekening penulis. Pada saat sedang dalam veritikasi sensitif berupa rekening tersebut tiba-tiba saja di sekeliling sambungan terdapat suara kemenangan. Tentunya hal tersebut membuat sambungan telpon langsung saja dimatikan tanpa adanya aba-aba. Respon yang diberikan penulis pun langsung heran atas situasi tersebut dikarenakan langsung dimatikan ketika penulis mendengar situasi kemenangan disebelah sambungan.

Di tengah-tengah kebinggungan tersebut penulis memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut berupa datang secara langsung ke pihak bank BRI. Tentunya setelah sampai di bank BRI penulis langsung berkomunikasi dengan institusi keuangan tersebut yang memahami akan seluk beluk hal tersebut. Saat sampai di bank BRI penulis diterima sangat baik oleh staf yang ramah dan responsift terhadap masalah penulis yang sedang diharapi. Setelah menjelaskan insiden yang sedang dialami oleh penulis secara tanggap langsung mengambil tindakan preventif untuk melindungi akun penulis. Secara spesifik penulis disarankan untuk mengganti PIN dan menguatkan langkah-langkah keamanan lainnya yang terkait dengan kata sandi.

Walaupun situasi penulis belum mancapai tahap dimana dana terserap tetapi hanya informasi rekening secara permukaan tetapi membuat penulis was-was. Setelah dilakukan berbagai langkah pengamanan data penulis bisa merasa lega dengan tanggapan cepat dan solusi yang ditawarkan oleh pihak bank BRI. Responsif dan proaktif dalam menangani inseden yang terjadi penulis oleh bank BRI sangatlah baik. Sehingga pada akhirnya penulis sangat merasa nyaman dan aman setelah berbagai cara dilakukan bank BRI untuk mengamankan data keuangan penulis. Setelah semua selesai diganti dan keamanan ditingkatkan penulis akhirnya kembali ke kosan untuk beristirahat. Tetapi saat sedang santai di kosan penulis kembali ditelepon oleh seseorang. Dimana ia menanyakan mengenai data diri yang sebelumnya terputus. Dikarenakan penulis sudah mengetahui akan hal tersebut termasuk ke dalam social engineering penulis tidak memberikan secara benar. Pada akhirnya seseorang tersebut cukup naik dalam hal emosionalnya dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Adanya momen tersebut menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi penulis akan pentingnya keamanan digital serta kewaspadaan terhadap upaya penipuan online seperti social engineering yang mencuri data pribadi. Tetapi dikarenakan penulis merupakan pengguna layanan dari bank BRI maka berbagai kejatahatan yang dihasilkan dari social engineering dapat diatasi secara baik. Hal tersebut karena pihak bank BRI akan selalu siap membantu penulis sebagai pengguna layanannya untuk selalu membantu dalam mengindari dampak kurang baik dari social engineering. Adanya berbagai hal yang dilakukan menegaskan bahwa bank BRI selalu berkomutmen untuk menjaga keamanan finansial dan informasi pribadi nasabahnya. Dengan demikian nasabah seperti penulis akan merasa nyaman dan aman ketika menggunakan layanan perbankan yang diberikan oleh bank BRI.

Berbagai cara yang dilakukan oleh bank BRI untuk menekan gerak-gerik dari kasus social engineering seperti yang telah dipaparkan diatas. Diharapakan melalui berbagai hal yang dilakukan oleh bank BRI tersebut akan dapat menekan korban seminimal mungkin. Sehingga dikemudian hari tidak akan terjadi lagi berbagai kasus seperti dialami oleh Zainuddin yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Dimana ia mengalami kerugian dana hilang mencapai Rp 44 juta dalam rentang waktu 11 menit. Hal tersebut terjadi menurut Zainuddin ketika sudah mendapatkan telepon dari seseorang yang merupakan petugas BRI.

Melalui berbagai pencegahan dan kebijakan lainnya diharapakan ketika Indonesia telah berada di tahun 2045 hal-hal tersebut tidak terjadi. Apalagi kini pihak bank BRI telah melakukan berbagai cara untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi. Salah satunya melalui kampanye #BilangAjaGak atau hal lainnya sehingga akan #MemberikanMaknaIndonesia yang lebih cerah. Pada akhirnya masyarakat akan dengan nyaman ketika menggunakan layanan perbankan sebagai penunjang kehidupan sehari-harinya tanpa harus terganggu oleh berbagai kegiatan kejatahan dari social engineering. Agar lebih jelas atas berbagai cara yang dilakukan oleh bank BRI para pembaca dapat melihatnya secara langsung ke dalam link ini.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://www.youtube.com/watch?v=Xx2_e0iu4ow
  2. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/13/penduduk-indonesia-tembus-278-juta-jiwa-hingga-pertengahan-2023
  3. https://www.youtube.com/watch?v=qKUlL7nZN7o
  4. https://www.youtube.com/watch?v=vDldp05xxck
  5. https://www.youtube.com/watch?v=0f7cqsSYR3Y
  6. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/08/67-penduduk-indonesia-punya-handphone-pada-2022-ini-sebarannya
  7. https://www.youtube.com/watch?v=qzvudg3gu0A
  8. https://www.youtube.com/watch?v=hMhYKTqkODM
  9. https://bri.co.id/infografis-detail?title=memberi-makna-indonesia-bri-cetak-laba-rp32-22-triliun  
  10. https://www.youtube.com/watch?v=c0w8uH1n2_g
  11. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:BANK_BRI_logo.svg
  12. https://www.brihongkong.com/index/memberi-makna-indonesia/
  13. https://www.facebook.com/BRIofficialpage/photos/a.447152235492010/2105144316359452/?type=3
  14. https://pixabay.com/id/vectors/dukungan-vektor-berkomunikasi-1950883/
  15. https://pixabay.com/id/illustrations/siswa-menyimpan-perpustakaan-5540227/
  16. https://pixabay.com/id/photos/baca-buku-gadis-untuk-belajar-515531/
  17. https://pixabay.com/id/photos/melihat-tidak-ada-kejahatan-3444212/
  18. https://news.detik.com/berita/d-3064799/total-kerugian-korban-korban-penipuan-mama-minta-pulsa-capai-rp-13-m
  19. https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Rakyat_Indonesia
  20. https://www.bri.co.id/detail-news?title=bilang-aja-gak-ajakan-bri-perangi-modus-kejahatan-perbankan-social-engineering
  21. https://www.merdeka.com/uang/cegah-social-engineering-bri-luncurkan-web-series-modus-operandi.html
  22. https://www.cnbcindonesia.com/market/20220829204213-17-367569/bongkar-kejahatan-soceng-bri-lakukan-hal-ini
  23. https://bisnis.solopos.com/bri-turut-aktif-perangi-kejahatan-social-engineering-3-pelaku-diringkus-1407362
  24. https://www.bri.co.id/en/web/guest/waspada-modus-detail?title=kenali-4-modus-social-engineering
  25. https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20221128122147-72-391771/bri-dan-polri-proaktif-ungkap-kejahatan-perbankan
  26. https://regional.kompas.com/read/2020/08/13/14591901/social-engineering-kejahatan-yang-membuat-uang-rp-44-juta-milik-nasabah-raib?page=all
  27. https://bri.co.id/briedukasi

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Social Engineering dalam Era Digital dan Peran Bank BRI"

Posting Komentar