Indonesia
merupakan tanah air yang kaya akan beragam keajaiban baik secara alam maupun budayanya.
Selain itu sangat sering sekali Indonesia diidentifikasikan dengan berbagai
macam julukan yang melekat pada dirinya. Dari sekian banyak julukan tersebut
salah satunya memiliki nama berupa Nusantara. Munculnya julukan tersebut
merupakan sebuah istilah Jawa Kuno yang mencakup kepulauan beragam di
Indonesia. Selain itu melalui julukan tersebut Indonesia juga membahas mengenai
kekayaan alam yang melimpah dengan lebih dari 17.000 pulau tersebar di antara
dua samudera besar. Wilayah yang sangat besar tersebut menjadi habitat untuk
berbagai flora dan fauta endemik. Tidak hanya itu saja hutan hujan tropis sampai
terumbu karang yang eksotis dimiliki Indonesia.
Nyatanya
julukan lain yang dimiliki Indonesia tidak hanya itu saja tetapi masih banyak
lagi seperti “Tanah Air Pertiwi”. Secara arti dari julukan tersebut merangkum
atas hubungan yang erat antara bangsa Indonesia dengan tanahnya sendiri. Dapat
dikatakan bahwa arti atas Pertiwi merupakan ibu bumi dalam kepercayaan Jawa.
Sosok tersebut memberikan makna spiritual atas filosofis dalam keberagaman
Indonesia. Julukan tersebut menyoroti kedalaman hubungan budaya, spiritual,
sampai sejarah yang ada di dalam masyarakat Indonesia. Semua hal tersebut
mengakar secara dalam di setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia yang
menciptakan identitas yang unik dan memikat.
Berbicara
mengenai Indonesia nyatanya masih banyak julukan yang dimiliki salah satu
contoh lainnya dengan nama “Bumi Pertiwi”. Julukan tersebut menekankan pada sisi
kekayaan atas sumber daya alam yang melimpah. Hal tersebut dapat terlihat dari
mulai tambang minyak, gas alam, sampai kehutanan yang subur di miliki
Indonesia. Indonesia juga dikenal sebagai salah satu produsen utama dalam
kelapa sawit, kopi, sampai rempah-rempah. Melalui berbagai sumber daya alam
membuat Indonesia memiliki peran penting dalam suplay kebutuhan dunia.
Kelebihan
yang dimiliki oleh Indonesia masih banyak lainnya seperti dapat terlihat dari
pertumbuhan jumlah penduduk dalam setiap tahunnya. Hal tersebut selaras dengan
data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Dalam data tersebut
memaparkan bahwa jumlah penduduk di pertengahan tahun 2023 telah berada di
angka 278,69 juta jiwa. Angka tersebut mengalami kenaikan 1,05% dari pada tahun
sebelumnya. Dimana di pertengahan tahun 2022 jumlah penduduk Indonesia hanya
berada di angka 275,77 juta jiwa. Untuk lebih jelas pertumbuhan penduduk di
setiap tahunnya pada Indonesia dapat dilihat dari gambar dibawah:
Menurut
data lainnya yang dimiliki oleh pihak BPS memaparkan bahwa 67,88% penduduk
Indonesia telah memiliki handphone di tahun 2022. Persentasi tersebut telah
meningkat jika dibandingkan tahun 2021 yang hanya berada diangka 65,87%. Dapat
dikatakan dari angka tersebut merupakan rekor yang tinggi dalam sedekade
terkahir. Dari persentasi tersebut secara spesifik wilayah yang kepemilikan
handphone tertinggi berada di Provinsi Kalimantan Timur sedangkan yang terendah
di Provinsi Papua.
Dengan
pertumbuhan jumlah penduduk ditambah tingginya proporsi kepemilikan handphone
di Indonesia menciptakan berbagai kasus. Salah satu contoh kasus yang cukup
menyedot perhatian masyarakat dikenal dengan kasus yang bernama “mamah minta
pulsa”. Kasus tersebut biasanya melibatkan teknologi berupa handphone sebagai
media operasinya. Supaya lebih mulus maka sangat sering sekali pelaku menggunakan
identitas seseorang yang dihormati seperti ibu atau mamah. Dengan menjadi sosok
dihormati maka ketika sedang meminta bantuan atas kondisi yang mendesak untuk
keperluan darurat seperti biaya medis sampau pulsa berpotensi diberikan lebih
besar. Modus operasi tersebut akan semakin lancar tatkala masyarakat Indonesia memiliki
sifat cenderung membantu keluarga atau kerabad dalam situasi darurat. Melalui
kebiasaan tersebut para oknum jahat dapat mengambil keuntungan besar secara
pribadi.
Untuk
dapat melancarkan operasional dalam kasus tersebut didalamnya terdapat seluk
beluk yang cukup rumit. Dimana para oknum jahat dalam melancarkan aksinya harus
mengetahui identitas korban sampai orang terdekat disekelilingnya. Setelah
mendapatkan informasi atas identitas maka para pelaku akan menggunakan teknik
manipulasi emosi ditambah adanya tekanan waktu kepada korban agar merasa
terdesar untuk memberikan bantuan sesegera mungkin. Setelah korban mengirimkan
pulsa atau dana yang dibutuhkan maka pelaku langsung diblok atau dibuang
komunikasi yang sedang terjalin. Modus tersebut menjadi salah satu contoh nyata
atas bagaimana kejahatan online dapat memanfaatkan sisi emosi dan hal lain yang
dimiliki oleh masyarakat Indonesia untuk mencari keuntungan pribadi pelaku.
Maraknya
kasus tersebut yang merugikan masyarakat membuat Polisi akhirnya turun tangan
dalam menyelesaikan kasus tersebut. Kini pihak Polisi telah berhasil menangkap
geng yang menjalankan operasional kasus tersebut dengan nama Effendi alias
Keleng (36). Dari hasil penyelidikan didapatkan bahwa oknum bos besar tersebut berhasil
menyita aset mencapai Rp 2 miliar. Jumlah dana tersebut merupakan taksiran atas
sejumlah material seperti mobil CRV, motor besar, sejumlah alat elektronik yang
digunakan untuk melakukan penipuan, dan juga termasuk rumah pelaku. Jika
dihitung secara total kerugian dari para korban memiliki jumlah yang cukup
fantastis mencapai Rp 13 miliar dengan operasional sudah 2 tahun beraksi.
Setelah
cukup banyak dilakukan dalam menjaring masyarakat Indonesia dapat dikatakan
bahwa kasus tersebut memiliki kelemahan. Dimana kasus tersebut operasinya
terlalu jelas dan sering kali kurang bervariasi. Pihak penipu akan menggunakan
pendekatan yang relatif sangat sederhana dengan mengirim pesan kebanyak orang
tanpa melakukan penyesuaian yang signifikan terhadap terget kobrannya. Dengan
dikirimnya ke banyak pihak maka sering kali pesan yang dibuat terlalu umum dan
tidak personal. Pada akhirnya melalui pesan yang banyak tersebut dengan dikirim
secara acak maka hanya menjaring sedikit korban. Dikarenakan hanya dapat menarik
beberapa korban dalam hitungan jari dibandingkan jumlah pesan yang dikirim mencapai
ribuan membuat hal tersebut tidak begituh efektif.
Maka
dari itu kasus tersebut mengalami transformasi kini modus yang dilakukan
melalui telepon dengan mengaku pihak yang berwenang. Sosok berwenang yang
digunakan seperti polisi, pewagai bank, atau pihak lainnya. Agar lebih sukses
sosok oknum jahat yang mengaku tersebut melakukan menakut-nakuti korban dengan
ancaman hukum atau konsekuensi keuangan yang serius seperti penangkapan atau
pembekuan rekening bank. Pihak oknum jahat tersebut akan meminta korban untuk
memberikan informasi pribadi seperti nomor kartu identitas, nomor rekening
bank, sampai kata sandi. Permintaan informasi pribadi yang diminta oleh pelaku
kepada korban memiliki alasan untuk melakukan verifikasi atau investigasi lebih
lanjut. Saat kondisi korban yang sedang terintimidasi pastinya memiliki potensi
untuk memberikan informasi data pribadi agar keluarg dari kondisi tersebut.
Ketika data pribadi korban didapatkan maka akan digunakan secara leluasa untuk
menarik keuntungan secara maskimal dengan menguras korban.
Secara
permukaan modus penipuan melalui telepon dengan menyamar sebagai pihak
berwenang menciptakan korban dalam situasi yang mendesak dan tertekan. Bahkan
dalam beberapa kasus pihak oknum jahat berhasil menggunakan trik psikologis
yang lebih canggih untuk mengelabui korban. Hal tersebut karena telah berhasil
memanfaatkan teknologi untuk menampilkan nomor telepon yang tampak berasal dari
lembaga yang sah di masyarakat Indonesia. Pengabungkan taktik intimidasi
ditambah teknologi yang dilakukan oknum penipu mampu menciptakan kondisi yang
terasa nyata dan meyakinkan bagi korban. Sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan kemungkinan keberhasilan atas operasional penipuan yang dilakukan
menjadi lebih maksimal.
Adanya
kedua kasus tersebut menunjukan bahwa social engineering telah menjadi senjata utama bagi para oknum jahat dalam
mendapatkan informasi sensitif korban. Dimana melalui dua kasus tersebut oknum
jahat tidak hanya menggunakan teknologi modern saja. Bahkan oknum jahat juga
memanfaatkan sifat manusia yang rentan terhadap manupulasi psikologis. Dalam
kasus mamah minta pulsa maka oknum jahat tersebut mengambil keuntungan dari
hubungan personal atau emosional dengan korban untuk meminta bantuan finansial
dalam berbagai bentuk. Sedangkan untuk kasus modus penipuan melalui telpon
pihak oknum jahat menyamar sebagai pihak berwenang untuk menipu korban agar mau
memberikan informasi pribadi atau melakukan tindakan finansial. Dari pemaparan
diatas pastinya para pembaca memiliki pertanyaan mengenai:
Apa Itu Social Engineering???
Jika
mencari ke berbagai sumber ada banyak sekali berbagai pemaparan yang terkait
dengan pengertian secara permukaan mengenai social engineering. Tetapi jika pertanyaan akan hal tersebut
diberikan kepada penulis maka menurut penulis social engineering merujuk kepada sebuah praktik manipulasi menggunakan
psikologi yang digunakan oleh invividu atau kelompok untuk memanipulasi kepada orang
lain yang menjadi korban. Tujuan oknum pelaku melakukan social engineering agar mendapatkan informasi sensitif yang
dimiliki korban. Setelah berhasil didapatkan maka oknum pelaku akan dengan
sangat leluasa untuk menggunakannya dalam mencari keuntungan secara maskimal
dengan menguras korban secara maksimal.
Melihat
ke berbagai sumber munculnya istilah tersebut muncul ketika membicarakan mengenai
keamanan informasi. Pada saat itu seseorang mulai menggunakan teknik psikologi
untuk menipu orang lain agar memberikan akses ke sistem komputer atau informasi
rahasia. Kini seiring berjalannya waktu khususnya saat ada teknologi dan
penetrasi internet semakin canggih maka social engineering bertransforamsi menjadi ancarman yang serius mengintai
kehidupan masyarakat. Kini para oknum jahat sebagai pelaku dari kegiatan social engineering menggunakan berbagai
platform online seperti email, media sosial, sampai telepon untuk mengelabui
korban.
Penggunaan social engineering ditinjau dari
bidang psikologi dan ilmu sosial dimanfaatkan dengan sangat baik oleh para
oknum jahat. Dimana para oknum jahat sebagai pelaku memanfaatkan kelemahan secara
psikologi dan sosial seperti rasa ingin tahun, kepercayaan, sampai ketergantungan
untuk mendapatkan akses akan informasi sensitif atau mengarahkan korban untuk
bertindak sesuai keinginan pelaku. Istilah social engineering semakin populer dimasyarakat seiring meningkatkan ketergantungan
masyarakat terhadap teknologi informasi dan peningkatan kesadaran akan
internasi manusia dengan kehidupan digital.
Aspek
utama dalam menjalankan operasional social engineering berupa penggunaan teknik persuasif untuk mengelabui korban. Hal
tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara seperti memanfaatkan emosi,
membangkitkan rasa urgnesi, sampai menipu korban agar merasa nyaman saat
memberikan informasi rahasianya. Untuk menyukseskan tujuan biasanya para oknum
jahat yang menjadi pelaku sering menyamar sebagai seseorang yang dikenal oleh
masyarakat memiliki otoritas seperti rekan kerja, teman, keluarga, atau pihak
berwenang. Tujuan menjadi sosok tersebut agar mendapatkan kepercayaan dari korban
serta mempermudah manipulasi yang dilakukan. Selain itu para oknum penipu yang
menjadi pelaku juga sering kali melakukan riset untuk mengumpulkan informasi
tentang korban. Hasil riset yang digunakan digunakan dalam memberikan skenario
yang lebih meyakinkan bagi korban. Sehingga korban akan memberikan informasi
yang bersifat pribadi dengan sesegera mungkin kepada oknum pelaku.
Dari
beberapa hal yang dipaparkan dampak kurang baik adanya social engineering yang dilakukan oleh para pelaku bagi korbanya
berupa hilangnya informasi pribadi. Dari informasi tersebut oknum pelaku akan
meraih keuntungan finansial sebesar-besarnya untuk menguras korban secara
maksimal. Di Indonesia tentunya operasional atas social engineering masih banyak para korban yang terjeratnya.
Kondisi tersebut diperparah dengan masih banyaknya individu di masyarakat Indonesia
yang sangat mudah memberikan informasi pribadinya.
Dampak lainnya yang dihasilkan dari social engineering berupa kerusakan reputasi dan citra individu atau perusahaan. Hidup di tengah-tengah era digital maka informasi yang tersebar dengan sangat cepat membuat momen viral sangatlah mudah dilakukan. Ketika seseorang individu atau perusahaan telah terperangkap dengan label korban atas serangan social engineering maka reputasi yang dibangun sangatlah lama dapat hancur dalam sekejap.
Contohnya
saja jika seseorang karyawan dalam sebuah perusahaan mengungkapkan informasi
rahasia perusahaan kepada pihak yang tidak bertanggung jawaban karena terkecoh
atas social engineering. Maka dampak
yang akan terjadi pada perusahaan berupa tercorengnya di depan mata publik sampai
mitra bisnis. Dengan kerusakan yang ditimbulkan dari social engineering tersebut akan merusak pekerjaan yang sedang
dilakukan atau bahkan pembatalan pada proyek yang akan dilaksanakan.
Apabila
dampak dari social engineering dilihat konteks masyarakat Indonesia yang cenderung lebih bersifat kolektivis.
Sudah pasti dampak yang diberikan kepada bidang sosial sangatlah merugikan
masyarakat. Dilihat dari sisi sebuah organisasi atau komunitas yang menjadi
korban atas social engineering. Hal
ini akan dapat menciptakan ketidakpercayaan antaranggota komunitas atau
jaringan sosial dimasyarakat yang akan dapat berpengaruh dalam merubah hubungan
diantara pihak-pihak terlibat didalamnya. Sehingga jika hal tersebut terjadi
dan tanpa adanya penyelesaian maka akan berpotensi terjadi perpecahan dalam
organisasi atau komunitas tersebut di masa depan.
Dari
pemaparan atas dampak yang diberikan sudah pasti diujungnya memberikan dampak
kurang baik bagi korban. Maka dari itu untuk menghindari atas dampak yang
diberikan dari social engineering seseorang dapat mengikuti beberapa hal berikut: Pertama yaitu meningkatkan
kesadaran atas risiko keamanan digital di masyarakat Indonesia yang selalu
mengintai. Pengetahuan yang harus ditingkatkan mengenai teknik manupulasi yang
digunakan oleh pelaku social engineering.
Tidak hanya itu saja masyarakat juga harus dapat dengan mudah melakukan
identifikasi ciri-ciri social engineering agar lebih waspada ketika adanya permintaan informasi pribadi yang
mencurigakan.
Kedua
melakukan edukasi yang menyeluruh mengenai kebijakan keamanan informasi dan
praktik cyber-hygiene untuk diterapkan oleh masyarakat. Secara spesifik
penerapannya berupa penggunaan sandi yang kuat, kehati-hatian dalam membuka
lampiran atau tautan yang mencurigakan dalam email atau pesan, sampai
penggunaan mekanisme otentikasi untuk melindungi akun online. Melalui tahap
kedua ini diharapkan setiap invididu akan dapat mengurangi risiko jatuh korban
terhadap serangan social engineering yang menyerang.
Ketiga
berupa masyarakat Indonesia yang membangun budaya yang saling mengingatkan dan
berbagai informasi mengenai serangan social engineering. Melalui pemberian peringatan dan tips akan keamanan kepada
sesama akan membentuk jaringan yang kuat dan solid. Apalagi melalui kebersamaan
di masyarakat yang dibentuk maka sekecil apapun peluang atas serangan social engineering yang dilakukan oleh
para pelaku akan diselesaikan secara bersama-sama. Dengan hal tersebut akan
dapat membantu dalam meningkatkan kesadaran secara kolektif tentang pentingnya
menjaga keamanan informasi di era digital saat ini.
Sedangkan
cara yang terakhir menurut penulis lakukan yaitu kolaborasi. Dimana kolaborasi
yang dilakukan antara beberapa pihak dari mulai pemerintah, sektor swasta, dan
lembaga masyarakat sipil. Pihak-pihak yang terlibat tersebut akan melakukan
berbagai cara seperti penyediaan pelatihan keamanan cyber bagi masyarakat umum,
pemantauan aktif terhadap tren serangan, sampai penegakan hukum terhadap pelaku social engineering. Kerjasama yang
solid yang dilakukan semua pada setiap pihak yang terlibat akan dapat
menciptakan lingkungan online yang lebih aman dan terhindar dari dampak negatif
dari social engineering.
Hidup
di negara Indonesia yang memiliki semangat gotong royong sangat tinggi merupakan
anugerah yang luar biasa. Apalagi masyarakat Indonesia memegang Pancasila
sebagai dasar negara sehingga menekankan pada semangat kerjasama, persatuan,
dan kebersamaan dalam mencapai kesejahteraan bersama. Semangat tersebut
tercermin dalam berbagai aspek kehidupan sehari-harinya. Hal tersebut dalam
upayah mencegah dampak kurang baik akibat operasional social engineering yang dilakukan oleh oknum jahat sebagai pelaku.
Semangat gotong royong tersebut terlihat dari kolaborasi antara beberapa pihak
seperti pemerintah, sektor swasta, sampai lembaga masyarakat sipil yang bersatu
untuk melindungi masyarakat dari ancaman keamanan digital khususnya yang
disebabkan oleh social engineering.
Dari
sekian banyak pihak yang turut secara langsung melalui semangat gotong untuk
mencegah dampak dari social engineering salah satunya berupa Bank Rakyat Indonesia (BRI). Saat mendengar kata bank BRI masyarakat Indonesia secara
langsung mengacu kepada salah satu bank terbesar di Indonesia. Selain itu bank BRI juga dikenal sebagai pihak
yang tidak hanya fokus kepada pelayanan keuangan saja. Sudah sejak dahulu
hingga saat pihak bank BRI selalu
memberikan edukasi dan pelatihan keamanan digital bagi masyarakat umum. Sebelum
membahas mengenai langkah yang dilakukan oleh BRI mengenai langkah nyata yang
dilakukan alangkah baiknya jika membahas mengenai secara permukaan mengenai bank BRI terlebih dahulu.
Nama
panjang dari bank BRI secara lengkap
berupa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Dimana pihak tersebut dikatakan
merupakan sebuah badan usaha milik negara Indonesia yang menyediakan berbagai
macam atas layanan jasa keuangan. Melihat kedalam sejarahnya bank BRI didirikan di Purwokerto, 16
Desember 1895 yang dilakukan oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja. Untuk kantor
pusat dari bank BRI kini berada di Jakarta
Selatan, DKI Jakarta. Dilihat dari produk yang ditawarkan oleh bank BRI cukup banyak mulai dari
simpanan, pinjaman, kartu kredit, reksa dana, sampai asuransi. Sedangkan merek
yang ditawarkan oleh bank BRI salah
satunya seperti BritAma, Junio, Simpedes, sampai Kupedes.
Melihat
tahun 2022 saja pihak bank BRI juga
melakukan mencatat kinerja keuangan yang cukup mengesankan. Pendapatan bank BRI mengalami peningkatan sampai
berada di angka Rp 124,597 triliun, laba operasi naik sebesar Rp 64,306
triliun, dan laba bersih yang meningkat sebesar Rp 48,569 triliun. Tidak hanya
itu saja secara total aset bank BRI juga mengalami kenaikan yang signifikan sampai di angka Rp 1.866 triliun. Tetapi
jika melihat secara total ekuitas pihak bank BRI juga mengalami kenaikan sampai di angka Rp 303,395 triliun. Hal
mengejutkan dari kepemilikan mayoritas dimiliki oleh dua pihak yaitu Pemerintah
Indonesia sebesar 53,19% dan sisanya dimiliki oleh publik sebesar 46,81%. Sehingga
dapat dikatakan bahwa bank BRI secara dominan dimiliki oleh pemerintah Indonesia sebagai penggerak aktifitas
keuangan masyarakatnya.
Dalam
mendukung kegiatan operasionalnya hingga akhir tahun 2022 pihak bank BRI didukung oleh 449 unit kantor
cabang dan 13.863 unit ATM yang tersebar di wilayah Indonesia. Belum lagi pihak bank BRI juga mulai memiliki kantor
di luar wilayah Indonesia salah satunya berada di New York, Hong Kong, Singapura,
Cayman Islands, Taiwan, Colmera, Fatuhada, Hudilaran, dan Audian. Setelah
mengetahui secara permukaan mengenai bank BRI maka berikut adalah beberapa langkah yang dilakukan untuk mencegah
operasional dari kegiatan social engineering sebagai berikut:
Langkah
proaktif yang dilakukan bank BRI dengan
menyelenggarakan kampanye bernama #BilangAjaGak.
Atas kampanye tersebut pihak bank BRI memberikan edukasi dan langkah praktis kepada masyarakat untuk menghindari social engineering yang menghantui dan merugikan
masyarakat. Kampanye tersebut mendorong masyarakat untuk menolak secara
mentah-mentah atas jebakan yang dilakukan oleh oknum jahat sebagai pelaku melalui social engineering. Dengan
memberikan kampanye yang jelas dan proaktif untuk menyebarkan pesan secara
jelas dan tegas diharapakan akan membangun kesadaran dan kewaspadaan masyarakat
dari upayah peluang dari tindakan social engineering. Pada akhirnya melalui kampanye tersebut tidak hanya melindungi
nasabah bank BRI saja tetapi secara
tidak langsung akan meningkatkan keamanan digital secara keseluruhan di
masyarakat Indonesia.
Hal
lain yang dilakukan oleh bank BRI dalam mencegah social engineering dengan memanfaatkan saluran komunikasi secara spesifik melalui konten hiburan
web series. Pihak bank BRI memproduksi seri web dengan judul “Modus Operandi”. Seri web tersebut
diharapkan dapat melakukan dua hal secara bersamaan yaitu memberikan edukasi
sekaligus hiburan kepada masyarakat Indonesia. Untuk menonton web series dapat
dimulai sejak tanggal 4 November 2022 melalui kanal YouTube resmi BRI. Secara
sinopsis seri web tersebut memiliki tujuan untuk meningkatkan kewaspadaan
masyarakat terhadap segala macam praktik kejatan menggunakan social engineering.
Pihak bank BRI juga melakukan kerja sama
dengan kepolisian setempat. Kolaborasi tersebut memiliki tujuan untuk dapat
menganalisis secara bersama-sama mengenai alur transaksi yang terlibat dalam
kasus penipuan. Pendekatan yang dilakukan tersebut secara proaktif BRI
mendukung atas proses pengungkapan dari hulu hingga hilir atas kejahatan
menggunakan social engineering yang
dilakukan oleh oknum jahat. Kegiatan kolaborasi tersebut selaras dengan
pemaparan dari Direktur Kepatuhan BRI Ahmad Solichin Lutfiyanto sebagai
berikut:
"Upaya BRI dalam memerangi social engineering di industri perbankan ini diantaranya adalah dengan dilakukannya pengaduan oleh BRI kepada Siber Polda Metro Jaya, bersama Polda Metro Jaya, BRI juga turut melakukan analisa terkait alur transaksi, pengungkapan modus, hingga melakukan penindakan dan penangkapan pelaku kejahatan social engineering".
Tindakan lain yang dilakukan oleh bank BRI untuk mencegah kejahatan menggunakan social engineering berupa saluran komunikasi yang siap membantu. Saluran komunikasi secara resmi telah diverifikasi (verified/centang biru) untuk menandakan keasliannya. Beberapa layanan komunikasi yang dapat dipilih dapat melalui situs web resmi www.bri.co.id, akun Instagram @bankbri_id, Twitter @bankbri_id. Selain itu ada beberapa akun lainnya seperti kontak_bri, promo_bri di Twitter, Facebook: bank BRI, Youtube: bank BRI, dan Tiktok: bank BRI, serta layanan Contact BRI di nomor 14017/1500017. Banyaknya layanan komunikasi yang diberikan untuk memberikan informasi agar masyarakat dapat menerima layanan informasi dengan cepat dan mudah.
Pihak bank BRI juga tidak hanya berfokus
kepada pencegahan tetapi juga melakukan penangkapan terhadap pelaku kejahatan
menggunakan social engineering.
Salah satu penangkapan dilakukan Kamis (24/11) yang dilakukan oleh polisi
berhasil menungkapan dan menangkap tersangka penipuan social engineering menggunakan modus phsing melalui situs palsu
atas perubahan tarif transfer BRI. Dari hasil tersebut telah berhasil menangkap
beberapa tersangka berinisial FI, H, dan N. Tidak hanya itu bank BRI juga melakukan pelaporan
kepada polisi dengan nomor LP/B/0569/IX/2022/SPKT/BareskrimPolri tanggal 29
September 2022. Penangkapan yang dilakukan menunjukan secara jelas dan tegas
atas komitmen bank BRI untuk
melindungi nasabah sambil memastikan keamanan dalam penggunaan layanan
perbankan.
Jika
harus dipaparkan secara lengkap dan jelas memang ada banyak sekali cara-cara
yang dilakukan oleh bank BRI untuk
mencegah operasional tindakan social engineering yang merugikan masyarakat. Namun dari sekian banyak tindakan
tersebut salah satu cara yang telah dilakukan telah dipaparkan diatas. Kini
apakah para pembaca memiliki pemikiran yang berbeda dari pemaparan diatas?.
Jika iya maka tidak ada salahnya para pembaca untuk memaparkannya didalam kolom
komentar. Diharapkan dengan adanya pemaparan dari para pembaca akan terjalin
transfer informasi yang saling berkolaborasi antara pembaca dan penulis.
Pengalaman Penulis Saat Berhadapan Dengan Social Engineering
Sebagai
seseorang penulis yang merangkap jabatan mahasiswa menjadikan sehari-hari
sangat padat oleh berbagai macam kegiatan. Dari mulai pagi sampai malam hari
dipenuhi oleh berbagai kegiatan seperti kuliah, organisasi, lomba, rapat,
sampai menulis. Semua kegiatan tersebut diambil tanpa menyisakan satu kegiatan
yang terlewat. Alasan semua kegiatan diambil tanpa terlewat karena berpikir
semua kegiatan pastinya akan berdampak dalam membuka pintu kesuksesan bagi
penulis dimasa depan nantinya.
Walaupun
dengan mengambil berbagai macam kegiatan tersebut akan memiliki dampak kurang
baik berupa waktu istirahat yang akan berkurang. Pada umumnya waktu istirahat
menurut berbagai informasi kesehatan yang beredar berada dalam jangka waktu 7-8
jam setiap hari yang tidak bisa dipenuhi. Maka dari itu ketika ada satu hari
libur maka akan dimanfaatkan secara maksimal untuk beristirahat. Namun nyatanya
ada satu hari yang harusnya beristirahat tetapi tidak bisa dilakukan. Pada saat
itu penulis belum mengetahui bahwa pada saat itu sedang dilanda social engineering. Tetapi yang penulis
tahu pada saat itu ada yang menelpon yang mengaku dari pihak bank.
Secara
spesifik penulis sedang santai menikmati waktu sendirian dikosan karena pada
hari itu tanggal libur karena seluruh aktifitas diliburkan. Tentunya penulis
tidak hanya berdiam diri agar lebih merasakan ketenangan saat liburan penulis
juga menonton film favorit sambil bersantai di atas kasur. Ketika sedang dalam
posisi sangat santai tiba-tiba telepon berdering sangat keras memecahkan
kenyamanan yang telah dibangun. Tanpa adanya pikir panjang penulis langsung
mengambil hp untuk menjawab panggilan tersebut karena penulis yakin pasti ada
yang sangat penting.
Di
seberang sambungan nyatanya ada seseorang pria dengan suara yang sangat percaya
diri tetapi tetap tenang. Beberapa detik berlangsung dalam panggilan tersebut
ada banyak sekali informasi yang diberikan tetapi dipaparkan secara sistematis.
Dari sekian banyak informasi secara intinya ia menyampaikan bahwa penulis
mendapatkan sebuah dana cukup besar dikirim ke rekening pribadi penulis.
Mendengar hal tersebut tentunya penulis senangnya bukan main seperti
mendapatkan bongkahan berlian di tengah kondisi yang cukup sulit. Apalagi pada
saat itu penulis masih berstatus mahasiswa yang memiliki sumber pendapatan
hanya mengandalkan satu jalur. Dengan adanya satu jalur tersebut terkadang
untuk memenuhi kebutuhan hidup yang kian tinggi menjadi sangat sulit.
Sebelum
dana tersebut sampai kepada penulis nyatanya ada sebuah masalah dalam proses
klaim hadiahnya. Pria di seberang sambungan juga menjelaskan ada beberapa tahapan
yang harus dilakukan. Tetapi hal pertama yang harus dilakukan berupa verifikasi
identitas penulis dan beberapa informasi tambahan. Diawal-awal masih menanyakan
hal yang pada umumnya seperti nama namun pertanyaan mulai berubah ke hal
senstifi dalam rekening penulis. Pada saat sedang dalam veritikasi sensitif
berupa rekening tersebut tiba-tiba saja di sekeliling sambungan terdapat suara
kemenangan. Tentunya hal tersebut membuat sambungan telpon langsung saja
dimatikan tanpa adanya aba-aba. Respon yang diberikan penulis pun langsung
heran atas situasi tersebut dikarenakan langsung dimatikan ketika penulis
mendengar situasi kemenangan disebelah sambungan.
Di
tengah-tengah kebinggungan tersebut penulis memutuskan untuk mengambil tindakan
lebih lanjut berupa datang secara langsung ke pihak bank BRI. Tentunya setelah sampai di bank BRI penulis langsung berkomunikasi dengan institusi keuangan tersebut
yang memahami akan seluk beluk hal tersebut. Saat sampai di bank BRI penulis diterima sangat baik
oleh staf yang ramah dan responsift terhadap masalah penulis yang sedang diharapi.
Setelah menjelaskan insiden yang sedang dialami oleh penulis secara tanggap
langsung mengambil tindakan preventif untuk melindungi akun penulis. Secara
spesifik penulis disarankan untuk mengganti PIN dan menguatkan langkah-langkah
keamanan lainnya yang terkait dengan kata sandi.
Walaupun
situasi penulis belum mancapai tahap dimana dana terserap tetapi hanya
informasi rekening secara permukaan tetapi membuat penulis was-was. Setelah
dilakukan berbagai langkah pengamanan data penulis bisa merasa lega dengan
tanggapan cepat dan solusi yang ditawarkan oleh pihak bank BRI. Responsif dan proaktif dalam menangani inseden yang
terjadi penulis oleh bank BRI sangatlah baik. Sehingga pada akhirnya penulis sangat merasa nyaman dan aman
setelah berbagai cara dilakukan bank BRI untuk mengamankan data keuangan penulis. Setelah semua selesai diganti dan
keamanan ditingkatkan penulis akhirnya kembali ke kosan untuk beristirahat.
Tetapi saat sedang santai di kosan penulis kembali ditelepon oleh seseorang.
Dimana ia menanyakan mengenai data diri yang sebelumnya terputus. Dikarenakan
penulis sudah mengetahui akan hal tersebut termasuk ke dalam social engineering penulis tidak
memberikan secara benar. Pada akhirnya seseorang tersebut cukup naik dalam hal
emosionalnya dan langsung memutuskan sambungan teleponnya.
Adanya
momen tersebut menjadi pembelajaran yang sangat berharga bagi penulis akan
pentingnya keamanan digital serta kewaspadaan terhadap upaya penipuan online
seperti social engineering yang
mencuri data pribadi. Tetapi dikarenakan penulis merupakan pengguna layanan
dari bank BRI maka berbagai
kejatahatan yang dihasilkan dari social engineering dapat diatasi secara baik. Hal tersebut karena pihak bank BRI akan selalu siap membantu
penulis sebagai pengguna layanannya untuk selalu membantu dalam mengindari
dampak kurang baik dari social engineering. Adanya berbagai hal yang dilakukan menegaskan bahwa bank BRI selalu berkomutmen untuk
menjaga keamanan finansial dan informasi pribadi nasabahnya. Dengan demikian
nasabah seperti penulis akan merasa nyaman dan aman ketika menggunakan layanan
perbankan yang diberikan oleh bank BRI.
Berbagai
cara yang dilakukan oleh bank BRI untuk menekan gerak-gerik dari kasus social engineering seperti yang telah dipaparkan diatas. Diharapakan melalui
berbagai hal yang dilakukan oleh bank BRI tersebut akan dapat menekan korban seminimal mungkin. Sehingga
dikemudian hari tidak akan terjadi lagi berbagai kasus seperti dialami oleh
Zainuddin yang berasal dari Jombang, Jawa Timur. Dimana ia mengalami kerugian
dana hilang mencapai Rp 44 juta dalam rentang waktu 11 menit. Hal tersebut
terjadi menurut Zainuddin ketika sudah mendapatkan telepon dari seseorang yang
merupakan petugas BRI.
Melalui berbagai pencegahan dan kebijakan lainnya diharapakan ketika Indonesia telah berada di tahun 2045 hal-hal tersebut tidak terjadi. Apalagi kini pihak bank BRI telah melakukan berbagai cara untuk mencegah hal tersebut terjadi lagi. Salah satunya melalui kampanye #BilangAjaGak atau hal lainnya sehingga akan #MemberikanMaknaIndonesia yang lebih cerah. Pada akhirnya masyarakat akan dengan nyaman ketika menggunakan layanan perbankan sebagai penunjang kehidupan sehari-harinya tanpa harus terganggu oleh berbagai kegiatan kejatahan dari social engineering. Agar lebih jelas atas berbagai cara yang dilakukan oleh bank BRI para pembaca dapat melihatnya secara langsung ke dalam link ini.
Semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih.
Sumber
tulisan, gambar, dan video:
- https://www.youtube.com/watch?v=Xx2_e0iu4ow
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/07/13/penduduk-indonesia-tembus-278-juta-jiwa-hingga-pertengahan-2023
- https://www.youtube.com/watch?v=qKUlL7nZN7o
- https://www.youtube.com/watch?v=vDldp05xxck
- https://www.youtube.com/watch?v=0f7cqsSYR3Y
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2023/03/08/67-penduduk-indonesia-punya-handphone-pada-2022-ini-sebarannya
- https://www.youtube.com/watch?v=qzvudg3gu0A
- https://www.youtube.com/watch?v=hMhYKTqkODM
- https://bri.co.id/infografis-detail?title=memberi-makna-indonesia-bri-cetak-laba-rp32-22-triliun
- https://www.youtube.com/watch?v=c0w8uH1n2_g
- https://id.m.wikipedia.org/wiki/Berkas:BANK_BRI_logo.svg
- https://www.brihongkong.com/index/memberi-makna-indonesia/
- https://www.facebook.com/BRIofficialpage/photos/a.447152235492010/2105144316359452/?type=3
- https://pixabay.com/id/vectors/dukungan-vektor-berkomunikasi-1950883/
- https://pixabay.com/id/illustrations/siswa-menyimpan-perpustakaan-5540227/
- https://pixabay.com/id/photos/baca-buku-gadis-untuk-belajar-515531/
- https://pixabay.com/id/photos/melihat-tidak-ada-kejahatan-3444212/
- https://news.detik.com/berita/d-3064799/total-kerugian-korban-korban-penipuan-mama-minta-pulsa-capai-rp-13-m
- https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Rakyat_Indonesia
- https://www.bri.co.id/detail-news?title=bilang-aja-gak-ajakan-bri-perangi-modus-kejahatan-perbankan-social-engineering
- https://www.merdeka.com/uang/cegah-social-engineering-bri-luncurkan-web-series-modus-operandi.html
- https://www.cnbcindonesia.com/market/20220829204213-17-367569/bongkar-kejahatan-soceng-bri-lakukan-hal-ini
- https://bisnis.solopos.com/bri-turut-aktif-perangi-kejahatan-social-engineering-3-pelaku-diringkus-1407362
- https://www.bri.co.id/en/web/guest/waspada-modus-detail?title=kenali-4-modus-social-engineering
- https://www.cnbcindonesia.com/mymoney/20221128122147-72-391771/bri-dan-polri-proaktif-ungkap-kejahatan-perbankan
- https://regional.kompas.com/read/2020/08/13/14591901/social-engineering-kejahatan-yang-membuat-uang-rp-44-juta-milik-nasabah-raib?page=all
- https://bri.co.id/briedukasi
Belum ada tanggapan untuk "Social Engineering dalam Era Digital dan Peran Bank BRI"
Posting Komentar