Mengelola
keuangan merupakan seni tersendiri yang melibatkan kebijaksanaan pada diri
seseorang. Atas hal tersebut maka bagi sebagian orang dalam mengelola keuangan
merupakan hal mudah. Tetapi disisi lainnya banyak pula yang menganggap bahwa
melakukan pengelolaan keuangan sangatlah sulit. Dari sekian banyak pihak yang
merasa kesulitan contohnya berupa mahasiswa yang tinggal mandiri dengan ngekos
di sekitar kampus.
Mahasiswa
dan ngekos dapat diibaratkan seperti dua sisi pada mata koin yang tidak bisa
perpisahkan. Apalagi terkadang kampus yang terbaik berada di wilayah jauh dari
tempat tinggal mahasiswa. Sehingga untuk mendapatkan pendidikan kampus terbaik
solusi yang ditempuh dengan ngekos secara mandiri. Agar dapat dapat bertahan
hidup para mahasiswa biasanya hanya mengandalkan satu sumber penghasilan berupa
kiriman orang tua yang biasanya terjadi pada tanggal satu disetiap bulannya.
Dengan
pengiriman yang hanya satu kali tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan selama
satu bulan penuh. Dikarenakan dalam menjalani hidup dimasa depan tidak ada yang
tahu maka terkadang mahasiswa merasa kekurangan uang karena kebutuhan yang
banyak dan mendadak harus terpenuhi. Dampaknya kini dapat terlihat akan banyaknya
mahasiswa yang merasa kekurangan uang walaupun berada di minggu pertama atau
pertengahan bulan. Jika memang habisnya uang yang dikirim untuk keperluan
kehidupan kuliah tidak masalah. Tetapi yang menjadi masalah jika uang yang
dihabiskan untuk memenuhi keinginan untuk jangka pendek tanpa memikirkan
kedepannya rasanya cukup memilukan. Walaupun jika para mahasiswa tersebut
meminta uang lagi orang tua rasanya orang tua akan selalu berusaha. Rasanya
jika harus selalu meminta uang dengan waktu yang sering rasanya akan membebani
pihak orang tua.
Kondisi
yang terjadi pada mahasiswa jika harus digambarkan oleh pandangan masyarakat
Indonesia dikenal dengan fenomena “uang dimakan hantu”. Secara arti dapat
dikatakan bahwa fenomena tersebut merujuk kepada sebuah situasi dari mahasiswa
dimana uang yang didapatkan habis atau terpakai dengan cepat tanpa meninggalkan
manfaat bagi mahasiswa tersebut. Padahal seharusnya uang yang dimiliki untuk
memenuhi kebutuhan pokok atau kegiatan sehari-hari tidak bukan untuk hal
konsuntif yang tidak jelas.
Adanya
fenomena tersebut tentunya memberikan dampak yang sangat serius terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dimana ketika mahasiswa di masa depan nanti sudah
menjadi bagian masyarakat tetapi masih menjadi sahabat fenomena tersebut maka
pengelolaan keuangan akan tidak sehat. Akhirnya akan berpotensi lebih besar
masuk ke dalam lingkaran utang yang tidak berujung. Jika banyak mahasiswa yang
terjebak pada lingkaran hutang dalam jumlah yang banyak maka perputaran uang di
masyarakat akan terhambat. Apabila hal tersebut terjadi dengan jenjang waktu
yang lama akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tidak bergerak bahkan
cenderung diam. Padahal Indonesia sedang membutuhkan perputaran ekonomi yang
besar dan banyak untuk dapat terealisasikan visi Indonesia Emas 2045 di
beberapa tahun kedepan.
Berbicara
mengenai uang pastinya akan membahas mengenai uang kertas. Hal tersebut karena
secara dominasi penggunaan uang kertas masih menjadi primadona dalam melakukan
transaksi di masyarakat Indonesia. Tingginya pengguaan uang kertas karena masih
tergolong mudah akan proses menggunakannya. Hanya dengan mengeluarkan uang
kertas yang dipegang seseorang sudah dapat melakukan transaksi atas barang yang
diinginkan.
Tentunya
saat menggunakan uang kertas sebagai media transaksi akan banyak oknum-oknum
jahat yang mengintai mencari keuntungan pribadi. Menurut data yang dimiliki
oleh Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa sebanyak 188.370 lembar uang rupiah
palsu beredar di Indonesia sepanjang Januari-Juli 2021. Angka tersebut
mengalami kenaikan sebanyak 43,16% dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya sebanyak 107.058 lembar. Jika dihitung secara rasio temuan uang
rupiah palsu dengan jenjang bulan Januari-Juli 2021 sebanyak 3 lembar per 1
juta uang yang diedarkan.
Selain itu penggunaan uang kertas juga berpeluang terjadi mutilasi. Bahkan kasus mutilasi uang kertas sampai menarik perhatian media masa. Buktinya masih maraknya terjadi mutilasi uang kertas dapat dilihat dari video dibawah yang dipaparkan oleh media masa:
Uang
kertas yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat transaksi ditinjau dari
kebersihan sangatlah kotor. Menunjukan kotornya uang kertas yang digunakan
dilihat dari berbagai macam penelitian. Hasil dari penelitian tersebut menarik
kesimpulan bahwa uang tunai yang digunakan nyatanya sangat kotor. Apalagi di
zaman yang modern ini penyebaran penyakit lebih mudah karena penyebaran dapat
dilakukan melalui penggunaan uang kertas yang berputar di masyarakat.
Material
pembuat uang berupa kombinasi katun sebanyak 75 persen dan linen 25 persen
dalam contoh kasus uang kertas dollar AS. Kombinasi tersebut telah terbukti
memiliki pertumbuhan bakteri cukup tinggi. Jika dilihat uang kertas AS
mengandung 10 mikroba bakteri per sentimeter persegi. Angka bakteri tersebut
lebih tinggi dibandingkan dollar Australia atau Selandia Baru. Hasil studi yang
dilakukan tahun 2017 pada dollar AS yang beredar di New York menemukan adanya
DNA hewan peliharaan, jejak kokain, dan lebih dari seratus jenis bakteri dalam
selembar uang kertas. Tidak menutup kemungkinan uang rupiah yang digunakan oleh
masyarakat sama seperti uang kertas di AS yang kotor. Sehingga tidak menutup
kemungkinan bahwa uang kertas yang digunakan masyarakat dapat pula sebagai
media penyalur virus Corona yang terjadi dibeberapa waktu yang lalu.
Tentunya
untuk mengatasi permasalahan dampak dari fenomena tersebut pihak pemerintah
menunjuk pihak BI melakukan sebuah solusi bagi masyarakat. Dimana pihak BI
mengeluarkan solusi berupa QRIS Cross-Border yang merupakan sistem pembayaran
digital yang memungkinkan bertransaksi lintas batas menggunakan kode QR (Quick
Response). Untuk lebih jelasnya mengenai seluk beluk akan QRIS Cross-Border
dipaparkan melalui video bawah ini:
Keunggulan yang ditawarkan oleh QRIS Cross-Border memfasilitasi transaksi lintas batas tanpa harus mengubah mata uang yang digunakan oleh negara tersebut. Kondisi tersebut didukung pula oleh bank sentral dari empat negara The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berupa Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT).
Sehingga para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri tanpa harus melewati mekanisme konversi mata uang yang terkadang terdapat oknum jahat berusaha mengambil keuntungan. Untuk dapat menikmati kemudahan QRIS Cross-Border pengguna seperti mahasiswa harus terlebih dahulu mengunduh aplikasi perbankan atau jasa keuangan selanjutnya melakukan tahapa sebagai berikut:
- Buka aplikasi pembayaran dan klik menu “Scan QRIS".
- Masukkan
jumlah nominal yang harus dibayar atau ditransfer, dalam mata uang negara asal.
Misal 10 baht (฿).
- Konfirmasi
tujuan dan nominal dalam Rupiah (otomatis sudah terkonversi, misal dari 10 ฿ akan otomatis menjadi Rp 4500).
- Masukkan PIN Anda akan menerima notifikasi bahwa transaksi berhasil dilakukan.
- Pembayaran dengan QRIS antarnegara selesai dilakukan.
Bukti
secara nyata akan solusi dari QRIS Cross-Border dalam menyelesaikan fenomena
pada mahasiswa dan beberapa masalah yang telah dipaparkan berupa memperbaiki
manajemen keuangan. Dimana pada QRIS Cross-Border memiliki kemampuan untuk
merekam dan melacak setiap transaksi yang dilakukan menggunakan kode QR. Hal
tersebut dapat diakses melalui histori transaksi akan masuk dan keluar dari
rekening yang digunakan. Adanya histori transaksi tersebut memungkinkan para
mahasiswa untuk membangun pengelolaan keuangan menjadi lebih bijaksana.
Sehingga pengeluaran untuk hal-hal yang diluar pos kebutuhan hidup sebagai
mahasiswa dapat ditekan seminimal mungkin. Selain itu jika para mahasiswa melakukan
pengelolaan baik memiliki potensi untuk menyimpan uang sebagai dana darutat
yang digunakan di kemudian hari.
Penggunaan
QRIS Cross-Border oleh para mahasiswa juga memberikan dampak positif kepada
pihak lain khususnya yang terlibat dalam ekonomi Indonesia. Dimana mahasiswa yang
dilabel oleh masyarakat sebagai agen perubahan dan sosok inovator akan dapat
memanfaatkan teknologi tersebut secara maksimal untuk mengembangkan bisnis yang
sedang dijalakan. Kini dengan adanya globalisasi membuat jarak antar negara
kian terkikis maka pelanggan dari produk bisnis yang dijalankan oleh mahasiswa
semakin besar berupa pasar internasional. Saat produk bisnis dilirik oleh pasar
internasional maka akan memberikan dampak pada pendapatan dan keberlanjutan
bisnis yang dikelola mahasiswa. Apalagi pihak calon pembeli menggunakan mata
uang dari negaranya untuk bertransaksi maka akan berkontribusi bagi pendapatan
devisa untuk negara.
Tidak
hanya itu penggunaan QRIS Cross-Border yang dilakukan oleh mahasiswa dapat
terciptanya ekosistem bisnis yang inovatif dan berorientasi kepada teknologi di
Indonesia. Semakin banyaknya produk bisnis melakukan kegiatan ekspor dengan
memanfaatkan QRIS Cross-Border akan membawa dampak lain. Salah satunya berupa
menciptakan lapangan kerja baru yang memberdayakan pekerja lokal karena adanya
perluasan jangkauan bisnis. Dampak lain yang akan terbawa berupa tumbuhnya
sektor jasa seperti logistik dan pembayaran digital karena turut memudahkan
atas transaksi lintas batas negara. Untuk memudahkan transaksi para mahasiswa
dapat membangun starup dan bisnis yang inovatif akan mendukung pertumbuhan
ekonomi di masa depan khususnya membentuk masa depan ekonomi digital yang
berkelanjutan. Sehingga penggunaan QRIS Cross-Border oleh mahasiswa tidak hanya
berdampak kepada peningkatan peluang bisnis karena pasarnya bertransformasi
dari nasional menjadi internasional tetapi juga menciptakan dampak sosial bagi
negara.
Adanya
penggunaan QRIS Cross-Border dapat menjadi kunci penting untuk mewujudkan
pertumbuhan ekonomi dalam merealisasikan visi Indonesia Emas 2045. Hal tersebut
karena dengan adanya QRIS Cross-Border yang dapat digunakan pada kawasan ASEAN
akan terbentuk pula kerjasama antar negara. Tentunya kondisi tersebut dapat
dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa dalam menjalankan bisnis yang mau ekspansi
ke kawasan ASEAN. Jika sudah dapat berekspansi karena pasarnya sudah
internasional berupa ASEAN secara tidak langsung akan berdampak kepada
pertumbuhan ekonomi yang menjadi penopang visi Indonesia Emas 2045.
Oleh karena itu ayo para mahasiswa maksimalkan pengguaan akan produk QRIS Cross-Border yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia melalui BI. Haparannya dengan adanya pemaparan diatas akan mengunggah masyarakat khususnya mahasiswa agar tidak lagi merasakan fenomena “uang dimakan setan”. Sehingga uang yang dikirim oleh orang tua dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perkembang dalam dunia perkuliahan yang berdampak bagi masa depan dirinya. Kini dengan adanya penggunaan “QRISnya satu, menangnya banyak!” itulah yang akan dirasakan oleh pengguna seperti mahasiswa. Participantof BI Digital Content Competition 2023. Terima kasih.
Sumber
tulisan, gambar, dan video:
- https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/29/bi-temukan-188370-lembar-uang-palsu-hingga-juli-2021
- https://www.youtube.com/watch?v=0u9NY1W4jnw
- https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-uang-tunai-jadi-media-penyebaran-virus-corona
- https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/QRIS-antar-negara.aspx
- https://www.youtube.com/watch?v=_hbmRQDiWGI
- https://www.youtube.com/watch?v=MHd7fvR8fnU&t=37s
- https://www.bi-digitalcompetition.com/
Belum ada tanggapan untuk "QRIS Cross-Border dan Transformasi Ekonomi Mahasiswa Menuju Indonesia Emas 2045"
Posting Komentar