QRIS Cross-Border dan Transformasi Ekonomi Mahasiswa Menuju Indonesia Emas 2045

Mengelola keuangan merupakan seni tersendiri yang melibatkan kebijaksanaan pada diri seseorang. Atas hal tersebut maka bagi sebagian orang dalam mengelola keuangan merupakan hal mudah. Tetapi disisi lainnya banyak pula yang menganggap bahwa melakukan pengelolaan keuangan sangatlah sulit. Dari sekian banyak pihak yang merasa kesulitan contohnya berupa mahasiswa yang tinggal mandiri dengan ngekos di sekitar kampus.

Mahasiswa dan ngekos dapat diibaratkan seperti dua sisi pada mata koin yang tidak bisa perpisahkan. Apalagi terkadang kampus yang terbaik berada di wilayah jauh dari tempat tinggal mahasiswa. Sehingga untuk mendapatkan pendidikan kampus terbaik solusi yang ditempuh dengan ngekos secara mandiri. Agar dapat dapat bertahan hidup para mahasiswa biasanya hanya mengandalkan satu sumber penghasilan berupa kiriman orang tua yang biasanya terjadi pada tanggal satu disetiap bulannya.

Dengan pengiriman yang hanya satu kali tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan selama satu bulan penuh. Dikarenakan dalam menjalani hidup dimasa depan tidak ada yang tahu maka terkadang mahasiswa merasa kekurangan uang karena kebutuhan yang banyak dan mendadak harus terpenuhi. Dampaknya kini dapat terlihat akan banyaknya mahasiswa yang merasa kekurangan uang walaupun berada di minggu pertama atau pertengahan bulan. Jika memang habisnya uang yang dikirim untuk keperluan kehidupan kuliah tidak masalah. Tetapi yang menjadi masalah jika uang yang dihabiskan untuk memenuhi keinginan untuk jangka pendek tanpa memikirkan kedepannya rasanya cukup memilukan. Walaupun jika para mahasiswa tersebut meminta uang lagi orang tua rasanya orang tua akan selalu berusaha. Rasanya jika harus selalu meminta uang dengan waktu yang sering rasanya akan membebani pihak orang tua.

Kondisi yang terjadi pada mahasiswa jika harus digambarkan oleh pandangan masyarakat Indonesia dikenal dengan fenomena “uang dimakan hantu”. Secara arti dapat dikatakan bahwa fenomena tersebut merujuk kepada sebuah situasi dari mahasiswa dimana uang yang didapatkan habis atau terpakai dengan cepat tanpa meninggalkan manfaat bagi mahasiswa tersebut. Padahal seharusnya uang yang dimiliki untuk memenuhi kebutuhan pokok atau kegiatan sehari-hari tidak bukan untuk hal konsuntif yang tidak jelas.

Adanya fenomena tersebut tentunya memberikan dampak yang sangat serius terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dimana ketika mahasiswa di masa depan nanti sudah menjadi bagian masyarakat tetapi masih menjadi sahabat fenomena tersebut maka pengelolaan keuangan akan tidak sehat. Akhirnya akan berpotensi lebih besar masuk ke dalam lingkaran utang yang tidak berujung. Jika banyak mahasiswa yang terjebak pada lingkaran hutang dalam jumlah yang banyak maka perputaran uang di masyarakat akan terhambat. Apabila hal tersebut terjadi dengan jenjang waktu yang lama akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi tidak bergerak bahkan cenderung diam. Padahal Indonesia sedang membutuhkan perputaran ekonomi yang besar dan banyak untuk dapat terealisasikan visi Indonesia Emas 2045 di beberapa tahun kedepan.

Berbicara mengenai uang pastinya akan membahas mengenai uang kertas. Hal tersebut karena secara dominasi penggunaan uang kertas masih menjadi primadona dalam melakukan transaksi di masyarakat Indonesia. Tingginya pengguaan uang kertas karena masih tergolong mudah akan proses menggunakannya. Hanya dengan mengeluarkan uang kertas yang dipegang seseorang sudah dapat melakukan transaksi atas barang yang diinginkan.

Tentunya saat menggunakan uang kertas sebagai media transaksi akan banyak oknum-oknum jahat yang mengintai mencari keuntungan pribadi. Menurut data yang dimiliki oleh Bank Indonesia (BI) mencatat bahwa sebanyak 188.370 lembar uang rupiah palsu beredar di Indonesia sepanjang Januari-Juli 2021. Angka tersebut mengalami kenaikan sebanyak 43,16% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 107.058 lembar. Jika dihitung secara rasio temuan uang rupiah palsu dengan jenjang bulan Januari-Juli 2021 sebanyak 3 lembar per 1 juta uang yang diedarkan.

Selain itu penggunaan uang kertas juga berpeluang terjadi mutilasi. Bahkan kasus mutilasi uang kertas sampai menarik perhatian media masa. Buktinya masih maraknya terjadi mutilasi uang kertas dapat dilihat dari video dibawah yang dipaparkan oleh media masa:

Uang kertas yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat transaksi ditinjau dari kebersihan sangatlah kotor. Menunjukan kotornya uang kertas yang digunakan dilihat dari berbagai macam penelitian. Hasil dari penelitian tersebut menarik kesimpulan bahwa uang tunai yang digunakan nyatanya sangat kotor. Apalagi di zaman yang modern ini penyebaran penyakit lebih mudah karena penyebaran dapat dilakukan melalui penggunaan uang kertas yang berputar di masyarakat.

Material pembuat uang berupa kombinasi katun sebanyak 75 persen dan linen 25 persen dalam contoh kasus uang kertas dollar AS. Kombinasi tersebut telah terbukti memiliki pertumbuhan bakteri cukup tinggi. Jika dilihat uang kertas AS mengandung 10 mikroba bakteri per sentimeter persegi. Angka bakteri tersebut lebih tinggi dibandingkan dollar Australia atau Selandia Baru. Hasil studi yang dilakukan tahun 2017 pada dollar AS yang beredar di New York menemukan adanya DNA hewan peliharaan, jejak kokain, dan lebih dari seratus jenis bakteri dalam selembar uang kertas. Tidak menutup kemungkinan uang rupiah yang digunakan oleh masyarakat sama seperti uang kertas di AS yang kotor. Sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa uang kertas yang digunakan masyarakat dapat pula sebagai media penyalur virus Corona yang terjadi dibeberapa waktu yang lalu.

Tentunya untuk mengatasi permasalahan dampak dari fenomena tersebut pihak pemerintah menunjuk pihak BI melakukan sebuah solusi bagi masyarakat. Dimana pihak BI mengeluarkan solusi berupa QRIS Cross-Border yang merupakan sistem pembayaran digital yang memungkinkan bertransaksi lintas batas menggunakan kode QR (Quick Response). Untuk lebih jelasnya mengenai seluk beluk akan QRIS Cross-Border dipaparkan melalui video bawah ini:

Keunggulan yang ditawarkan oleh QRIS Cross-Border memfasilitasi transaksi lintas batas tanpa harus mengubah mata uang yang digunakan oleh negara tersebut. Kondisi tersebut didukung pula oleh bank sentral dari empat negara The Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) berupa Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Thailand (BOT). 

Sehingga para mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan di luar negeri tanpa harus melewati mekanisme konversi mata uang yang terkadang terdapat oknum jahat berusaha mengambil keuntungan. Untuk dapat menikmati kemudahan QRIS Cross-Border pengguna seperti mahasiswa harus terlebih dahulu mengunduh aplikasi perbankan atau jasa keuangan selanjutnya melakukan tahapa sebagai berikut:

  1. Buka aplikasi pembayaran dan klik menu “Scan QRIS".
  2. Masukkan jumlah nominal yang harus dibayar atau ditransfer, dalam mata uang negara asal. Misal 10 baht (฿).
  3. Konfirmasi tujuan dan nominal dalam Rupiah (otomatis sudah terkonversi, misal dari 10 ฿ akan  otomatis menjadi Rp 4500).
  4. Masukkan PIN Anda akan menerima notifikasi bahwa transaksi berhasil dilakukan.
  5. Pembayaran dengan QRIS antarnegara selesai dilakukan. 

Bukti secara nyata akan solusi dari QRIS Cross-Border dalam menyelesaikan fenomena pada mahasiswa dan beberapa masalah yang telah dipaparkan berupa memperbaiki manajemen keuangan. Dimana pada QRIS Cross-Border memiliki kemampuan untuk merekam dan melacak setiap transaksi yang dilakukan menggunakan kode QR. Hal tersebut dapat diakses melalui histori transaksi akan masuk dan keluar dari rekening yang digunakan. Adanya histori transaksi tersebut memungkinkan para mahasiswa untuk membangun pengelolaan keuangan menjadi lebih bijaksana. Sehingga pengeluaran untuk hal-hal yang diluar pos kebutuhan hidup sebagai mahasiswa dapat ditekan seminimal mungkin. Selain itu jika para mahasiswa melakukan pengelolaan baik memiliki potensi untuk menyimpan uang sebagai dana darutat yang digunakan di kemudian hari.

Penggunaan QRIS Cross-Border oleh para mahasiswa juga memberikan dampak positif kepada pihak lain khususnya yang terlibat dalam ekonomi Indonesia. Dimana mahasiswa yang dilabel oleh masyarakat sebagai agen perubahan dan sosok inovator akan dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara maksimal untuk mengembangkan bisnis yang sedang dijalakan. Kini dengan adanya globalisasi membuat jarak antar negara kian terkikis maka pelanggan dari produk bisnis yang dijalankan oleh mahasiswa semakin besar berupa pasar internasional. Saat produk bisnis dilirik oleh pasar internasional maka akan memberikan dampak pada pendapatan dan keberlanjutan bisnis yang dikelola mahasiswa. Apalagi pihak calon pembeli menggunakan mata uang dari negaranya untuk bertransaksi maka akan berkontribusi bagi pendapatan devisa untuk negara.

Tidak hanya itu penggunaan QRIS Cross-Border yang dilakukan oleh mahasiswa dapat terciptanya ekosistem bisnis yang inovatif dan berorientasi kepada teknologi di Indonesia. Semakin banyaknya produk bisnis melakukan kegiatan ekspor dengan memanfaatkan QRIS Cross-Border akan membawa dampak lain. Salah satunya berupa menciptakan lapangan kerja baru yang memberdayakan pekerja lokal karena adanya perluasan jangkauan bisnis. Dampak lain yang akan terbawa berupa tumbuhnya sektor jasa seperti logistik dan pembayaran digital karena turut memudahkan atas transaksi lintas batas negara. Untuk memudahkan transaksi para mahasiswa dapat membangun starup dan bisnis yang inovatif akan mendukung pertumbuhan ekonomi di masa depan khususnya membentuk masa depan ekonomi digital yang berkelanjutan. Sehingga penggunaan QRIS Cross-Border oleh mahasiswa tidak hanya berdampak kepada peningkatan peluang bisnis karena pasarnya bertransformasi dari nasional menjadi internasional tetapi juga menciptakan dampak sosial bagi negara.

Adanya penggunaan QRIS Cross-Border dapat menjadi kunci penting untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi dalam merealisasikan visi Indonesia Emas 2045. Hal tersebut karena dengan adanya QRIS Cross-Border yang dapat digunakan pada kawasan ASEAN akan terbentuk pula kerjasama antar negara. Tentunya kondisi tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh mahasiswa dalam menjalankan bisnis yang mau ekspansi ke kawasan ASEAN. Jika sudah dapat berekspansi karena pasarnya sudah internasional berupa ASEAN secara tidak langsung akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi yang menjadi penopang visi Indonesia Emas 2045.

Oleh karena itu ayo para mahasiswa maksimalkan pengguaan akan produk QRIS Cross-Border yang ditawarkan oleh pemerintah Indonesia melalui BI. Haparannya dengan adanya pemaparan diatas akan mengunggah masyarakat khususnya mahasiswa agar tidak lagi merasakan fenomena “uang dimakan setan”. Sehingga uang yang dikirim oleh orang tua dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk perkembang dalam dunia perkuliahan yang berdampak bagi masa depan dirinya. Kini dengan adanya penggunaan “QRISnya satu, menangnya banyak!” itulah yang akan dirasakan oleh pengguna seperti mahasiswa. Participantof BI Digital Content Competition 2023Terima kasih.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/09/29/bi-temukan-188370-lembar-uang-palsu-hingga-juli-2021
  2. https://www.youtube.com/watch?v=0u9NY1W4jnw
  3. https://www.halodoc.com/artikel/benarkah-uang-tunai-jadi-media-penyebaran-virus-corona
  4. https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/cerita-bi/Pages/QRIS-antar-negara.aspx
  5. https://www.youtube.com/watch?v=_hbmRQDiWGI
  6. https://www.youtube.com/watch?v=MHd7fvR8fnU&t=37s
  7. https://www.bi-digitalcompetition.com/

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "QRIS Cross-Border dan Transformasi Ekonomi Mahasiswa Menuju Indonesia Emas 2045"

Posting Komentar