Pekan Imunisasi Dunia 2023

Indonesia Emas 2045 merupakan sebuah visi jangka panjang yang sudah direncanakan oleh pemerintah Indonesia di masa depan. Perencanaan tersebut akan merubah kondisi Indonesia menjadi lebih maju dalam segala hal. Maksud dari segala tidak hanya satu bidang seperti ekonomi tetapi lebih lengkap dalam segala bidang khususnya masalah klasik yang sudah ada di kehidupan masyarakat.

Perencanaan akan cita-cita Indonesia Emas 2045 nyatanya tidak dapat begituh saja direalisasikan. Apalagi pemikiran merealisasikan hal tersebut mudah seperti membuat mie instan yang membutuhkan waktu beberapa menit untuk dapat disantap. Maka dari itu untuk membesarkan peluang merealisasikan cita-cita tersebut dibutuhkan beberapa stakeholder yang terlibat. Dimana pihak stakeholder antara lain pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Ketiga saling berkolaborasi untuk menghasilkan beberapa hal antara lain:

Pertama pembangunan infrastuktur. Pihak pemerintah saat ini sedang melakukan gerilya akan pembangunan infrastuktur. Tujuan melakukan hal tersebut yaitu memajukan pertumbuhan ekonomi melalui terkoneksinya antar wilayah di Indonesia. Sehingga arus logistik dari satu wilayah ke wilayah lain akan mudah dan cepat.

Kedua pendidikan. Pendidikan merupakan kunci penting dalam merealisasikan Indonesia Emas 2045. Bukti pentingnya dapat dilihat dari Jepang, dimana setelah Jepang di bom atom pada dua kota maka kehancuran berbagai hal sudah ada di depan mata. Tetapi dengan adanya pendidikan kini Jepang bukan tertinggal tetapi malah menjadi salah satu negara maju. Kemajuan Jepang bisa dilihat pada tahun 90-an sampai saat ini akan produk Jepang digemari oleh masyarakat Indonesia.

Ketiga kesehatan. Aspek kesehatan merupakan sebuah aspek yang sangat penting dalam merealisasikan Indonesia Emas 2045. Pastinya akan sangat sulit merealisasikan jika masyarakat yang ada dengan mudah terserang oleh penyakit. Jika seseorang terserang penyakit yang masih kecil tentunya pengobatan juga masih kecil tetapi berbeda jika sudah termasuk ke dalam penyakit berat. Pastinya akan sangat berlapis-lapis untuk melakukan penyembuhan yang dilakukan

Di Indonesia berbicara penyakit yang tergolong berbahaya dengan kematian tertinggi masih bersarang di masyarakat. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang dikenal dengan nama WHO menujukan terdapat 10 penyakit dengan kematian tertinggi. Pada urutan pertama dipegang oleh store dengan jumlah kasus 131,8 kematian per 100 ribu penduduk. Urutan ke dua dipegang oleh penaykit jantung iskemik atau panyakit serangan jantung dengan kasus 95,68. Sedangkan pada urutan ketiga dengan jumlah yang sangat jauh yaitu penyakit diabetes melitus dengan 40,78 kasus yang terjadi. Sedangkan penyakit sisanya dapat dilihat pada gambar dibawah.

Dengan masih adanya penyakit dengan jumlah kematian tertinggi di Indonesia juga terdapat biaya yang harus dikeluarkan oleh pemerintah. Biaya yang dikeluarkan tersebut dikelola oleh asuransi pemerintah dengan nama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS KESEHATAN). Data yang dimiliki oleh Pusat Kebijakan Pembiayaan dan Desentralisasi Kesehatan, Kementerian Kesehatan terdapat 8 penyakit katatropik yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Dimana angka yang harus dikeluarkan mencapai angka Rp 17,92 triliun untuk tahun 2021. Tapi...... apa itu penyakit katatropik ?.

Penyakit katastropik merupakan sebuah panyakit yang membutuhkan sebuah proses perawatan dengan keahlian khusus. Tidak hanya keahlian khusus saja tetapi juga harus ditopang dengan alat kesehatan canggih sampai pelayanan kesehatan yang diberikan seumur hidup. Atas kondisi tersebut menujukan bahwa untuk penyembuhan penyakit tersebut memerlukan sebuah biaya yang mahal.

Untuk penanganan dan pengobatan dari penyakit katastropik yang sangat mahal untuk sepanjang tahun jatuh ke penyakit jantung. Dimana penyakit jantung membutuhkan dana mencapai Rp 8,6 triliun sepanjang tahun 2012. Apalagi berdasarkan data yang dimiliki oleh BPJS KESEHATAN Kesehatan jumlah kasus penyakit jantung mencapai angka 12,9 juta dengan rata-rata biaya yang harus dikeluarkan per kasus mencapai Rp 670,4 ribu.

Selain itu untuk penanganan penyakit katastropik termahal selanjutnya pada penyakit kanker. Untuk biaya yang dibutuhkan pada penyakit tersebut membutuhkan dana mencapai Rp 3,5 triliun. Sedangkan penyakit selanjutnya dipegang oleh stroke dengan biaya Rp2,16 triliun, gagal ginjal Rp1,78 triliun, Thalasemia Rp604,6 miliar. Sedangkan ada pula hemofilia dengan biaya mencapai Rp590,66 miliar, kemudian leukemia sebesar Rp364,61 miliar, serta sirosis hepatitis Rp238,5 miliar.

Semua biaya tersebut terkadang ditangguh oleh satu pemerintah melalui pihak BPJS KESEHATAN. Tingginya biaya yang harus dikeluarkan berbanding terbalik dengan pemasukan membuat pihak BPJS KESEHATAN mengalami defisit. Bahkan dari Direktur Utama BPJS KESEHATAN Kesehatan yang dipegang oleh Ali Ghufron Mukti memaparkan bahwa badan yang dipimpinan tersebut akan kembali mengalami defisit di tahun 2023. Alasan hal tersebut karena terjadi peningkatan tren utilisasi dari pelayanan Jaminana Kesehatan Nasional (JKN).

Maka dari itu kata Ali beserta pihaknya melakukan berbagai macam cara antisipasi akan terjadinya peningkatan pula pada layanan utilisasi layanan JKN. Apalagi dengan adanya peningkatan utilisasi layanan JKN yang sangat tajam membuat kas yang dimiliki oleh BPJS KESEHATAN mengalami defisit.

Untuk dapat menyelesaikan berbagai macam masalah mengenai kesehatan dari hulu sampai hilir mengenai BPJS Kesehatan dan hal lainnya maka dengan cara pencegahan. Apalagi ada sebuah pribahasa yaitu lebih baik mencegah dari pada mengobati. Adanya hal tersebut maka pihak pemerintah melakukan pencegahan akan kesehatan untuk masyarakat melalui imunisasi. Sebelum membahas lebih dalam alangkah baiknya mempelajari terlebih dahulu akan sejarah munculnya imunisasi.

Melihat sejarah akan imunisasi dimulai ketika memasuki akhir abad ke-18 atau awal ke abad ke-19. Dimana pada saat itu terjadi sebuah wabah penyakit cacar yang menyerang masyarakat Eropa. Atas wabah tersebut menyebabkan masyarak Eropa menyebabkan kematian secara massal. Setelah dilakukan analisis oleh seseorang yang berprofesi dokter dengan nama Edward Jenner memperhatikan bahwa para perternak susu sapi terserang penyakit cacar sapi jarang terkena penyakit cacar manusia. Hal tersebut membuat Jenner melakukan sebuah penelitian yang di dasari oleh hipotesisnya akan orang yang terkena cacar sapi bisa mendapatkan pula kekebalan terhadap cacar manusia.

Pada tahun 1796 mulailah Jenner ini melakukan sebuah eksperimen dengan cara mengambil sebuah cairan dari lepuh cacar sapi. Cairan tersebut di masukkan ke dalam sebuah luka kecil yang ada di lengan seseorang anak bernama James Phipps. Setelah itu Jenner mencoba menginfeksi anak itu dengan cacar manusia. Tetapi anak tersebut nyatanya tidak terinfeksi. Hal tersebut membuktikan bahwa seseorang anak tersebut telah memiliki kekebalan terhadap cacar manusia karena sudah terpapar lebih dahulu akan cacar sapi. Hasil eksperimen tersebut menghasilkan jenis imunisasi yang dilakukan oleh Jenner tersebut diberi nama vaksinasi yang berasal dari kata vaccinia (nama virus cacar sapi).

Semenjak hasil eksperimen tersebut mulai lah dilakukan berbagai macam penemuan imunisasi vaksin yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Sehingga hasilnya saat ini sudah mulai banyak ditemukan berbagai macam imunisasi vaksin dari berbagai penyakit antara lain polio, difteri, tetanus, dan influenza. Bahkan sampai saat ini perkembangan imunisasi vaksin terus dilakukan oleh para ilmuwan dan dokter agar menghasilkan sebuah vaksin yang efektif dan aman. Sehingga diakhirnya banyak orang yang akan berpeluang menekan terserang penyakit yang berbahaya.

Tentunya pihak pemerintah Indonesia tidak menginginkan akan kematian akibat penyakit berbahaya terjadi pada masyarakatnya. Oleh karena itu pemerintah Indonesia telah melakukan mengimplementasikan program imunisasi vaksin secara nasional melalui pihak Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Dimana tujuan dari program tersebut untuk memberikan sebuah perlindungan kesehatan kepada masyarakat akan berbagai macam penyakit yang berbahaya dan menular.

Jika dilihat secara waktu program imunisasi vaksin di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1959. Dimana di awal-awal pemberian vaksin BCG untuk menghindari akan penyakit tuberkulosis. Setelah itu maka program imunisasi nasional terus mengalami perkembangan. Bahkan kini imunisasi vaksin sudah mulai akan berbagai macam penyakit antara lain polio, vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus), vaksin campak, vaksin hepatitis B, dan lain sebagainya.

Program imunisasi nasional tersebut tidak hanya untuk sebuah wilayah seperti Pulau Jawa yang menjadi sentral Indonesia. Tetapi dalam hal pelaksanaan program tersebut sudah mencapai ke daerah-daerah yang sangat sulit atau terisolasi. Untuk biaya pihak masyarakar tidak akan dibebani karena pihak Pemerintah Indonesia memberikan secara gratis melalui fasilitas kesehatan pemerintah, termasuk puskesmas dan rumah sakit.

Selain biaya gratis program tersebut juga tidak akan pernah mengotak-ngotakan seperti untuk kelompok tertentu. Maka kini dari mulai ibu hamil, bayi, sampai anak-anak dapat mendapatkan hak yang sama untuk memperoleh imunisasi vaksin. Memang akan ada banyak sekali pihak yang akan menerima program tersebut untuk menarik dibahas. Dari sekian banyak pihak yang menerima program tersebut ada satu pihak yang akan dibahas yaitu bagi para ibu hamil.

Program imunisasi yang dilakukan oleh para ibu hamil di Indonesia agar dapat melindungi kesehatan tidak hanya kepada ibu tetapi kepada bayi yang dikandung. Dimana kedua pihak tersebut agar terhindar dari penyakit menular yang dapat berbahaya. Ada beberapa imunisasi vaksin yang direkomendasikan untuk diberikan kepada ibu hamil di Indonesia antara lain:

Pertama influenza. Ibu hamil yang mengandung bayi akan dianjurkan agar dapat menerima imunisasi vaksin influenza dari setiap tahunnya saat sedang mengandung. Dimana imunisasi akan vaksin tersebut bertujuan untuk mencegah akan terinfeksi penyakit influenza. Penyakit tersebut dapat menyebabkan penyakit komplikasi yang sangat serius kepada sang ibu dan bayi yang dikandungnya.

Kedua Tdap (tetanus, difteri, dan pertusis). Imunisasi vaksin ke dua tersebut direkomendasrikan dikonsumsi bagi para ibu hamil saat sedang hamil dengan usia kehamilan 27-36 minggu. Fungsi dikonsumsi imunisasi vaksin tersebut digunakan untuk melindungi ibu hamil dan bayi dari ketiga penyakit yang berbahaya tersebut.

Ketiga hepatitis B. Ketika seseorang ibu hamil sudah mengonsumsi akan imunisasi vaksin hepatitis B tersebut dapat mencegah terpaparkan akan penyakit tersebut. Biasanya pemberian imunisasi vasksin tersebut diberikan kepada sang ibu hamil saat sedang mengandung.

Keempat HPV (human papillomavirus) direkomendasikan untuk dikonsumsi bagi perempuan dengan usia 9-26 tahun. Dalam hal ini termasuk pula kepada seseorang ibu hamil yang belum menerima imunisasi vasksin tersebut sebelumnya. Tujuan pemberian imunisasi vaksin tersebut agar dapat mencegah terinfeksi akan penyakit HPV yang dapat memunculkan penyakit kanker serviks pada ibu hamil dan perempuan secara umum.

Selain itu pihak ibu hamil juga sangat dianjurkan untuk selalu melakukan pemeriksaan dan imunisasi sesuai dengan jadwal yang telah direkomendasikan oleh tenaga kesehatan berasal dari dokter atau petugas kesehatan. Walaupun sudah diberikan secara lengkap, gratis, dan memberikan manfaat yang sangat besar ketika sudah dikonsumsi bagi ibu hamil tetapi masih ada sebuah bayangan hitam didalamnya. Bayangan hitam tersebut sampai membuat banyak sekali ibu hamil menjadi tidak mau untuk diberikan imunisasi vaksin. Dari sekain banyak bayangan hitam tersebut salah salah satunya yaitu efek samping dan potensi risiko alargi.

Pastinya ketika sudah diberikan akan imunisasi vaksin akan ada sebuah efek samping yang dirasakan. Kemerahan, pembengkakan, sampai nyeri dari lokasi tempat suntikan merupakan efek samping yang langsung dirasakan. Walaupun bersifat ringan dan berlangsung singkat tetapi jika terjadi secara berulang akan membuat orang-orang yang berstatus ibu hamil menjadi tidak mau mengonsumsi imunisasi vaksin. Jika efek samping terus terjadi akan dapat berpotensi terjadi resiko alergi yang bersifat serius.

Salah satu imunisasi vaksin yang sedang ramai digunakan kepada semua orang seperti ibu hamil saat pandemik virus Corona yaitu Sinovac dan AstraZeneca. Informasi tersebut diedarkan akan sebuah ungghan tangkapan layar sebuah percakapan akan sebuah media sosial. Dimana didalamnya dipaparkan bahwa kedua imunisasi vaksin tersebut diklaim mengandung sebuah DNA babi. Hal tersebut dipaparkan sebuah narasi dari percakapan tangkapan layar dengan bunyi “saya dan keluarga besar ogah divaksin Corona. Vaksin Sinovac buatan Cina dan vaksin Astrazeneca buatan Inggris, yang sama-sama mengandung DNA babi, wapres Ma’ruf Amin, tidak jadi persoalan?”.

Tetapi secara fakta atas hasil pemeriksaan memaparkan bahwa imunisasi vaksin tersebut mengandung DNA babi adalah keliru. Pihak Majelis Ulama Indonesia atau biasa disebut dengan MUI sudah memberikan bukti dengan sertifikat halal akan imunisasi vaksin tersebut. Sedangkan untuk imunisasi vaksin AstraZeneca juga sempat dipertanyakan akan kehalalan dan diduga juga mengadung tripsin babi. Tetapi ia menerpakan bahwa enzim tripsin yang dimasukan ke dalam formula dari imunisasi vaksin hanya menggunakan potongan dari sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari Bank Sel, Thermo Fisher. Tidak hanya itu pihak pihak Kepala Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) RI juga mengatakan bahwa vaksin AstraZeneca tidak mengandung babi. Dengan pemaparan tersebut sudah dipastikan bahwa imunisasi vaksin aman untuk digunakan oleh masyarakat agar memiliki kelebalan di dalam tubuhnya.

Di tahun ini melalui pihak Kementerian Kesehatan melakukan pemambahan jumlah imunisasi rutin wajib bagi masyarakat Indonesia. Dimana di awalnya jumlah berada di angka 11 vaksin tetapi kini menjadi 14 vaksin. Walaupun terjadi penambahan terhadap jumlah imunisasi rutin yang dibuat oleh pemerintah tetapi masyarakat tidak usah khawatir akan biaya. Biaya untuk mendapatkan vaksin tersebut sudah ditanggung oleh pihak pemerintah bahkan termasuk pula pada vaksin Human Papilloma Virus (HPV). Berikut ini merupakan 11 jenis vaksin yang harus diberikan kepada masyarkat yaitu:

Untuk imunisasi dasar lengkap untuk bayi usia 0-11 bulan yaitu:

  • 1 Bulan : BCG Polio 1, mencegah penularan tuberculosis dan polio
  • 2 Bulan : DPT-HB-Hib 1 Polio 2, mencegah polio, difteri, batuk rejan, retanus, hepatitis B, meningitis, & pneumonia
  • 3 Bulan : DPT-HB-Hib 2 Polio 3
  • 4 Bulan : DPT-HB-Hib 3 Polio 4
  • 9 Bulan : Campak, mencegah campak

Sedangkan untuk imunisasi lanjutan bayi usia 18-24 bulan akan diberikan antara lain  Imunisasi DPT-HB-Hib 1 dosis, berfungsi untuk mencegah penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, pneumonia, dan meningitis. Tidak hanya itu untuk imunisasi campak rubella dengan banyak 1 dosis.

Tetapi untuk imunisasi lanjutan bagi anak yang sudah berada di sekolah dasar pada program tahunan Bulan Imunisasi Nasional akan diberikan Imunisasi campak rubella dan DT pada anak kelas 1 dan Imunisasi tethanus diphteria td pada anak kelas 2 dan kelas 5. Untuk penambahan 3 imunisasi yang diberikan kepada masyarakat yaitu vaksin Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), vaksin Rotavirus, dan vaksin Human Papilloma Virus (HPV).

Tujuan pemberian vaksin PCV tersebut agar dapat mencegah beberapa penyakit antara lain radang paru, radang selaput otak, radang telinga yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus. Sedangkan pemberian vaksin Rotavirus yang digunakan untuk pencegahan diare berat dan komplikasinya yang disebebakan oleh virus Rota. Untuk pemberian vaksin HPV juga digunakan agar dapat mencegah kanker leher rahim (kanker serviks) pada wanita.

Pihak Kementerian Kesehatan melakukan pembahan 3 jenis vaksin saat menjalankan program imunisasi rutin lengkap antara lain PCV, Rotavirus dan HPV. Ada sebuah alasan mengapa terjadi penambahan vaksin tersebut yaitu untuk mengurangi akan angka kematian yang terjadi pada ibu dan anak. Bahkan pihak Menteri Kesehatan RI yang dipegang oleh Budi Gunadi Sadikin memaparkan bahwa program intervensi kesehatan yang dilakukan lebih mudah dan lebih efektif kalau dilakukan di hulu melalui imunisasi. Bahkan Budi mengamati bahwa ada 2 problem di Indonesia yaitu kematian ibu dan anak. Ada banyak sekali alasan hal tersebut terjadi yaitu kanker berupa yakni kanker serviks dan kanker payu dara. Tetapi kematian anak paling banyak disebabakan oleh infeksi dan yang paling tinggi adalah diare dan pneumonia.

Untuk mendaptkan imunisasi tersebut masyarakat Indonesia dapat mengikuti akan kegiatan Pekan Imunisasi Dunia 2023. Tetapi dengan banyaknya rintangan yang ada di masyarakat berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan agar masyarakat mau mengikuti kegiatan tersebut dalam diberikan imunisasi. Berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan yaitu:

Pertama melakukan kampanye penyuluhan. Disini kampanye penyuluhan yang bertujuan untuk mengajak masyarakat mau melakukan imunisasi cukup efektif. Perlu diperhatian bahwa saat melakukan kampanye penyuluhan harus menggunakan pendekatan yang sedehana dan mudah dipahami. Harapannya dengan hal tersebut pemberian informasi yang akurat tentang manfaat imunisasi dalam mencegah penyakit dapat lebih ditekan. Agar lebih menarik perhatian masyarakat yang terhalang oleh jarak dan waktu dapat melakukan kampanye penyuluhan melalui beberapa media seperti tv, radio, koran, sampai media sosial. Berikut ini contoh kampanye penyuluhan yang dilakukan secara media sosial.

Melakukan kerja sama dengan beberapa pihak. Ada banyak sekali pihak yang dapat terlibat dalam menyukseskan kegiatan imunisasi di masyarakat. Pihak-pihak yang terlibat antara lain pemerintah daerah, fasilitas kesehatan, dan organisasi masyarakat sipil. Ketiga pihak tersebut saling membantu dalam memperluas jaringan atas kegiatan kampanye imunisasi.

Hal yang ketiga yang dapat dilakukan yaitu menyebarluar luaskan testimoni setelah mengikuti akan kegiatan Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Indonesia. Pemparan dari sebuah testimoni merupakan hal yang sangat berpengaruh. Saking berpengaruhnya seseorang jika testimoni yang diberikan bersifat positif maka akan memiliki potensi kepada masyarakat untuk mau menjadi bagian dari kegiatan tersebut sebagai peserta dalam menerima imunisasi. Berikut ini salah satu contoh testimoni yang ada ketika sedang mengikuti kegiatan Pekan Imunisasi Dunia 2023 yang diselenggarakan oleh pemerintah Indonesia melalui Kemenkes. Berikut ini beberapa testimoini yang diberikan antara lain:

"Saya sangat senang bisa mengikuti program imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia 2023 untuk anak saya sebagai seorang ibu muda. Melihat anak saya divaksin memberikan ketenangan pikiran karena saya tahu bahwa ia akan terlindungi dari penyakit yang dapat dicegah. Saya merasa menjadi bagian dari upaya pemerintah dan komunitas dalam menjaga kesehatan anak saya dan masyarakat secara keseluruhan."

"Saya sebagai ibu muda menyadari betapa pentingnya imunisasi bagi anak saya. Mengikuti program imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia 2023 memberikan perlindungan yang sangat berharga untuk anak saya dari penyakit seperti campak, polio, dan lainnya. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk kesehatan anak saya, dan imunisasi adalah langkah awal yang penting."

"Saya merasa terbantu sebagai ibu muda dengan adanya Pekan Imunisasi Dunia 2023. Program imunisasi yang diselenggarakan oleh pemerintah memberikan kemudahan akses dan informasi yang jelas tentang pentingnya imunisasi. Saya merasa sangat diuntungkan karena anak saya dapat mengikuti imunisasi dengan mudah dan terjangkau, dan saya tahu bahwa ia akan terlindungi dari penyakit yang berbahaya."

"Sebagai ibu muda, saya merasa bertanggung jawab untuk melibatkan anak saya dalam program imunisasi. Saya ingin memberikan perlindungan yang optimal bagi kesehatannya, dan imunisasi adalah salah satu cara terbaik untuk itu. Melihat anak saya tumbuh sehat dan terlindungi dari penyakit berkat program imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia 2023 membuat saya merasa bangga dan bahagia."

"Saya mengikuti program imunisasi pada Pekan Imunisasi Dunia 2023 untuk anak saya sebagai ibu muda karena saya ingin memberikan investasi terbaik bagi masa depannya. Saya tahu bahwa imunisasi bukan hanya melindungi anak saya saat ini, tetapi juga memberikan perlindungan jangka panjang dari penyakit yang dapat dicegah. Saya merasa lega dan puas karena telah mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan anak saya."

Pada dasarnya ada banyak sekali testimoni yang diberikan oleh masyarakat yang diberikan setelah mengikuti kegiatan Pekan Imunisasi Dunia 2023 di Indonesia salah satunya telah dipaparkan diatas. Ada sebuah harapan yang diinginkan oleh pemerintah kepada anak-anak yang telah diberikan imunisasi tersebut. Dimana harapan tersebut dimana para anak yang telah di imunisasi tersebut dapat menjadi kekebalan dalam tubuh sehingga anak-anak tersebut akan dapat menjadi sumber daya manusia yang dapat bergerak ke arah yang lebih baik bagi Indonesia dalam meraih Indonesia Emas 2045 yang akan datang. Sehingga ayo para ibu-ibu yang memiliki anak kecil tidak ada salahnya untuk memberikan imunisasi agar kekebalan tubuh sang anak menjadi lebih baik di depan nanti tidak ada lagi penyakit berbahaya yang menyerang kepada anak tersebut. Agar lebih mengetahui akan informasi tentang imunisasi atau hal lainnya bisa mengunjungi beberapa akun sosial media dari Kemenkes antara lain Twitter, Instagram, atau Fanpage FB.

Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi anda para pembaca. Terima kasih. #Imunisasi #PID

Sumber tulisan, gambar, dan video:

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Pekan Imunisasi Dunia 2023"

Posting Komentar