Sudah
dipastikan bahwa didalam menjalani kehidupan sehari-hari ini pasti akan ada
banyak sekali masalah yang ditemui. Dari mulai bangun tidur sampai kembali
tidur baik itu anak kecil sampai orang dewasa pastinya akan mengalami berbagai
macam masalah. Sekian banyak masalah yang terjadi ada satu masalah yang
terkadang dapat dialami oleh setiap orang. Dimana nama masalah tersebut
berkaitan dengan ekonomi.
Ya,
masalah ekonomi merupakan sebuah masalah yang selalu dapat terjadi oleh
siapapun. Apalagi kini dari tahun ke tahun terjadi sebuah inflasi yang
mengakibatkan berbagai macam barang atau jasa mengalami peningkatan. Belum lagi
kini yang sedang terjadi peristiwa hangat-hangatnya yaitu kenaikan BBM.
Kenaikan BBM tersebut membuat berbagai macam kebutuhan seperti sembako
mengalami kenaikan. Terkadang kenaikan akan barang dan jasa yang terjadi dalam
masyarkat membuat kehidupan menjadi lebih berat lagi.
Berdasarkan
data yang dimiliki oleh Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa jumlah
penduduk miskin di Indonesia mengalami pengurangan. Jumlah pengurangan yang
terjadi sebesar 1,04 juta jiwa sehingga jika dihitung masih berada di angka
26,5 juta jiwa di bulan Maret 2021. Tetapi jika dibandingkan dengan bulan
Semptember 2021 jumlah penduduk sama mengalami pengurangan sebanyak 1,05 juta
jiwa.
Demikian
pula jika di persentasekan jumlah penduduk miskin juta turun sebesar 0,43
persen poin menjadi 9,71% di bulan Sempember 2021 dibandingkan bulan Maret
2021. Tetapi jika dibandingkan dengan bulan September 2021 angka kemiskinan
hanya mengalami penurunan sebesar 0,48 persen poin. Walaupun dilihat-lihat
berdasarkan data jumlah penduduk persentasi penduduk miskin tersebuh masih
tinggi dibandingkan sebelum terjadi pandemik Covid-19.
Maka
untuk tetap bertahan hidup ditengah melambungnya harga-harga akibat inflasi
atau hal lain maka dibutuhkan sebuah inovasi. Akibat adanya kondisi kehidupan
tersebut terkadang inovasi yang keluar untuk menyelesaikan masalah menjadi
solusi terbaik. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan
penghasilan selain dari bekerja adalah melakukan sebuah bisnis. Tidak usah
heran jika saat ini ada banyak sekali bisnis yang bermunculan ditengah-tengah
kehidupan masyarakat. Dari sekian banyak bisnis ada satu bisnis yang menarik
untuk dibahas bernama Es Gak Beres.
Es
Gak Beres merupakan sebuah bisnis yang diprakasari oleh anak muda yang bernama
Yudi Efrinaldi. Yudi Efrinaldi merupakan seseorang anak muda yang berasal dari
Kisaran Kabupaten Asahan Provinsi Sumatera Utara. Bisa dikatakan bahwa bisnis
yang dijalakankan oleh Yudi Efrinaldi merupakan sebuah bisnis yang memiliki
bidang minuman.
Diawal-awal
pendirian bisnis Es Gak Beres bisa dikatakan tidak pernah terpikirkan. Alasannya
karena Yudi Efrinaldi tidak pernah terpikirkan untuk menjadi wirausaha. Apalagi
saat itu latar belakangnya merupakan seseorang yang sudah bekerja. Pekerjaan yang
sedang ditempuh pada saat itu merupakan seorang pegawai honor non-PNS. Tetapi pada
tahun 2017 yang lalu dengan mantap dan yakin Yudi Afrinaldi mengundurkan dari
pekerjaan honor-non-PNSnya.
Sebelum
benar-benar sukses dengan bisnis Es Gak Beres pihak Yudi Afrinaldi melakukan
beberapa kali peruntukan. Peruntukan bisnis yang dicoba yaitu mengenai bubur
ayam. Waktu bertahan dari berjualan bubur ayam hanya sampai satu tahun saja. Alasan
hanya bertahan satu tahun berjualan bubur ayam karena lokasi dan masalah cuaca.
Dimana lokasi yang dijadikan tempat berjualan hanya menumpang dipinggi jalan
sehingga mudah sekali terusir. Serta masalah cuaca seperti hujan yang membuat
pelanggan atau pembeli tidak mau keluar rumah untuk membeli dagangan bubur
ayam.
Setelah
bisnis bubur ayam dinyatakan gulung tikar maka selanjutnya melakukan bisnis
ojek online dengan skala lokal. Tempat yang menjadi sasaran mencari penumpang
berada di Kecamatan Kota Kisaran Timur, Kabupaten Asahan. Bisnis ojek online
yang dilakukan memiliki nama Kijek. Kijek sendiri merupakan singkatan dari kata
“Kisaran Ojek”. Cara masyarakat mau menggunakan layanan Kijek tersebut dengan
menggunakan sebuah platform yang banyak digunakan oleh masyarakat yaitu WA. Dengan
adanya Kijek tersebut membantu masyarakat khususnya yang berada di Asahan dalam
mobilitasnya. Tetapi di tahun 2019 bisnis Kijek harus terjadi gulung tikar
karena kalah bersaing akan ojek online yang muncul ditengah kehidupan
masyarkat.
Bisnis
yang ketiga dilakukan setelah gulung tikarnya bisnis Kijek adalah bisnis
penjual pisang goreng. Usaha akan pisang goreng tersebut dilakukan hanya tiga
bulan saja yaitu pada tahun 2019 lebih tepatnya sampai Ramadhan. Tetapi ternyata
bisnis pisang goreng yang dijalaninya tidak begituh mulus. Alasan tidak
mulusnya bisnis pisang goreng karena masyarakat pada saat itu lebih memilih
gorengan lain. Dimana pilihan gorengan yang dipilih oleh masyarakat seperti
bala-bala, tahu goreng, sampai tempe goreng dibandingkan pisang goreng. Sehingga
mau tidak mau karena kalahnya persaingan bisnis pisang goreng harus kembali
mengalami gulung tikar.
Setelah
berusaha mencari kembali akan bisnis yang akan dijalaninya. Akhirnya Yudi
Afrinaldi memilih sebuah bisnis mengenai minuman. Dimana minuman tersebut
dijual ketika mau menjelang buka puasa. Bisa dikatakan bahwa minuman yang
dijajakan merupakan es serta buah yang diblender seperti jus. Tidak disangka-sangka
bisnis yang dijalaninya tersebut viral serta membuahkan hasil yang manis. Saking
lakunya salah satu teman dari Yudi Afrinaldi memaparkan bahwa ketika ingin
membeli selalu saja kehabisan sehingga mengeluarkan kata-kata "Es kau gak
beres, cepat kali abisnya”. Dari kata-kata temannya tersebut membuat Yudi
Afrinaldi membuat produk bisnis yang dijualnya diberikan nama Es Gak Beres.
Tetapi
ketika sedang menjalani bisnis Es Gak Beres tersebut ada salah satu masalah
yang terjadi. Dimana masalah tersebut muncul karena waktu jualan yang cukup
panjang dari pagi sampai sore. Dengan jenjang waktu cukup lama tersebut membuat
bahan baku yang segar menjadi mengendap serta rasanya menjadi kurang enak untuk
minuman yang dibuat. Perubahan rasa dalam minuman yang dibuat membuat banyak
pelanggan banyak yang melakukan protes. Tentunya agar pelanggan tetap mau
membeli bisnis yang dijalankan Yudi Afrinaldi melakukan banyak sekali
eksperimen untuk menciptakan minumannya yang segar serta tidak mengendal. Maka Yudi
Afrinaldi mencari solusi di internet khususnya youtube sambil terus mencoba. Akhirnya
setelah ditemukanlah sebuah resep baru yaitu dengan menggunakan bahan baku yang
dicampurkan. Bahan baku yang dicampurkan tersebut terdiri dari bubuk rasa,
susu, dan sirup.
Nyatanya
banyak pelanggan yang membeli tentunya membuat Yudi Afrinaldi menjadi sulit
dalam memasok bahan baku minuman dengan jumlah yang besar. Mau tidak mau Yudi Afrinaldi
harus melakukan mencari rekanan yang dapat membuat bubuk rasa. Setelah banyak
mencari akhirnya Yudi Afrinaldi mendapatkan pasokan bubuk rasa tersebut berada
di Bogor, Jawa Barat. Bubuk rasa tersebut dipesan kemudian dikirim ke Kabupaten
Asahan. Di Kabupaten Asahan tersebut dilakukanlah kegiatan me-rebranding dengan
nama Es Gak Beres.
Setelah terselesaikan berbagai macam masalah
tersebut serta tingginya permintaan akan bisnis minuman tersebut membuat Yudi
Afrinaldi kini banyak sekali tempatnya. Bahkan salah satu tempat yang telah
dimiliki oleh Yudi Afrinaldi sudah mulai berbentuk outlet. Tidak hanya outlet
kini banyak masyarakat yang mau membuka bisnis seperti Yudi Afrinaldi. Tetapi Yudi
Afrinaldi mengatakan bahwa bisnis yang dijalaninya tidak menggunakan sistem
franchise. Tetapi mitra yang mau membuka bisnis Es Gak Beres harus bermitra
dengan Yudi Afrinaldi dengan cara membeli bahan baku. Maka tidak heran bahwa saat
banyak sekali ditemukan bisnis minuman dengan merek Es Gak Beres ditengah
kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dampak
yang diberikan serta bisnis yang sudah sukses tersebut membuat Yudi Afrinaldi
menjadi salah satu pemenang akan sebuah kompetisi. Bahkan hal yang lebih
membanggakan bahwa peserta yang mengikuti kompetisi tersebut mencapai angka
13.148 peserta. Dimana nama dari kompetisi yang dilakukan oleh Yudi Afrinaldi bernama
apresiasi SATU Indonesia Awards. Apresiasi SATU Indonesia Awards merupakan
sebuah anugerah yang diberikan kepada anak bangsa yang sudah tidak kenal lelah telah
melakukan kontribusi kepada masyarakat dengan rela berkorban akan kepentingan
pribadinya demi mewujudkan sebuah perubahan yang besar dan banyak kepada masyarakat.
Setelah
tahap seleksi yang cukup ketat kini persaingan yang sangat besar yaitu final. Dimana
seleksi final dalam bidang kewirausahaan diperebutkan oleh 2 orang. Pertama oleh
Yudi Afrinaldi dengan Es Gak Beres dan kedua oleh Benny Santosi dengan pengusaha
tempe asal Bali. Persaingan tersebut cukup ketat tetapi pada akhirnya dimenangkan
oleh Yudi Afrinaldi dengan Es Gak Beres. Yudi Efrinaldi dimenangkan dalam kompetisi
Satu Indonesia Award Astra 2021 untuk kategori kewirausahaan.
Dampak
dari adanya bisnis Es Gak Beres banyak sekali tetapi pastinya berkaitan dengan
kegiatan ekonomi menjadi lebih tumbuh pada masyarakat. Perputaran bisnis yang
dijalankan Es Gak Beres tidaklah main-main. Dari mulai bahan baku, tempat
berupa outlet sampai cafe dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, serta
perputaran kegiatan bisnis yang besar membuat kehidupan masyarakat menjadi
lebih baik. Sehingga masyarakat yang berada di naungan dari bisnis Es Gak Beres
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang kian mengalami peningkatan harga.
Semoga
dengan adanya pemaparan diatas dapat menjadi sebuah motivasi kepada para
pembaca untuk juga melakukan hal yang sama seperti Yudi Afrinaldi membuka
sebuah bisnis Es Gak Beres. Dengan adanya banyak bisnis yang bermunculan
harapannya dapat menyerap tenaga kerja dilikungan sekitar. Sehingga angka
pengangguran serta masyarakat dapat membeli akan barang dan jasa yang
dibutuhkan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Terima kasih sudah membaca
tulisan ini.
Sumber
tulisan, gambar, dan video:
- https://www.radioidola.com/2022/mengenal-yudi-efrinaldi-pengusaha-muda-dan-ceo-es-gak-beres-dari-asahan-sumut/
- https://www.mistar.id/inspirasi/yudi-efrinaldi-es-gak-beres-di-finalis-satu-indonesia-award-2021/
- https://hypeabis.id/read/15235/profil-owner-es-gak-beres-bermula-dari-gerobak-pinggir-jalan-kini-punya-omzet-ratusan-juta-per-bulan
- https://www.republika.co.id/berita/r4ybkd430/es-kau-gak-beres-cepat-sekali-habisnya-part1
- https://www.youtube.com/watch?v=cASOZOkJKqU
- https://www.instagram.com/p/CVnF4IHv9G_/
- https://www.instagram.com/esgakberes/
- https://www.instagram.com/p/CUpsER9gEfL/
- https://www.instagram.com/p/CauIzTTlAZI/
Belum ada tanggapan untuk "Bertahan Hidup Di Tengah-Tengah Himpitan Ekonomi Pada Masyarakat"
Posting Komentar