Indonesia merupakan salah satu bangsa
yang besar. Kebesaran Indonesia tidak hanya terlihat dari luas wilayahnya yang
membentang dari Sabang hingga Merauke. Tetapi kebesaran Indonesia juga terlihat
dari semangat juang yang luas biasa khususnya dalam meraih kemerdekaan. Hal
tersebut selaras dengan sejarah yang mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia bukan
sebuah hadiah atau diberikan secara cuma-cuma dari tangan penjajah yang
menyiksa. Namun kemerdekaan tersebut diraih atas perjuangan panjang dengan
pengorbanan tanpa lelah dari tangan para pahlawan. Belum lagi perjuangan
tersebut kian besar takala dibumbui oleh semangat persatuan, keberanian, sampai
tekad yang kuat. Berbagai hal tersebut pada akhirnya mampu membebaskan diri
dari tangan para penjajah yang menyiksa. Sehingga kini bangsa Indonesia mampu
berdiri secara tegak sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat secara
penuh.
Disamping yang telah dipaparkan diatas salah
satu indikator yang memaparkan Indonesia sebagai bangsa besar yaitu jumlah
penduduknya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan bahwa
jumlah penduduk Indonesia memasuki tahun 2024 mencapai 281,6 juta jiwa. Angka
tersebut memaparkan bahwa pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai 200%
dibandingkan tahun 1961 mencapai 97,1 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang
signifikan tersebut mampu menjadi potensi besar untuk Indonesia menjadi negara
dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Bahkan diproyeksikan saat memasuki
usia ke-100 Indonesia tepatnya tahun 2045 jumlah penduduk mencapai 324,1 juta
jiwa.
Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia
mampu memberikan berbagai keuntungan strategis bagi pembangunan bangsa. Salah
satu bentuk keuntungan tersebut berupa tersedianya akan Sumber Daya Manusia
(SDM) yang melimpah. Para SDM tersebut mampu menjadi motor penggerak
pembangunan di berbagai sektor mulai ekonomi, pendidikan, hingga teknologi.
Dengan bergeraknya berbagai sektor di Indonesia akan secara tidak langsung
membangkitkan pasar domestic. Bergeraknya pasar domestic secara tidak lansangsu
menjadi daya tarik tersendiri bagi investor dalam negeri maupun luar negeri
untuk menanamkan modalnya.
Walaupun jika dianalisis akan kondisi
jumlah penduduk besar di Indonesia memberikan kelebihan tetapi nyatanya
didalamnya terdapat bayangan hitam yang selalu menghantui. Bentuk bayangan
tersebut berupa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi khususnya dalam bidang
kesehatan. Terlebih lagi kesehatan merupakan pondasi utama dalam terciptanya
masyarakat yang produktif. Tanpa disokong oleh kesehatan yang baik maka potensi
besar dari penduduk tidak akan mampu berkontribusi secara maksimal bagi
pembangunan nasional. Oleh karena itu disini pihak pemerintah harus dapat
memastikan bahwa akses terhadap layanan kesehatan dapat merata dan berkualitas.
Pemenuhan tersebut merupakan langkah penting dalam menjaga stabilitas dan
keberlanjutan pembangunan bangsa Indonesia.
Ujung tomka dari kesehatan berupa
ketersediaan tenaga medis khususnya dokter. Dokter menjadi ganda terdepat dalam
memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat. Kondisi demikian
membuat WHO menciptakan standar akan rasio ideal tenaga dokter yaitu 1 dokter
untuk setiap 1.000 penduduk (1:1.000). Namun secara lapangan dimasyarakat
berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan rasio dokter secara nasional berada
diangka 0,32:1.000. Jompangnya rasio tersebut menjadi tantangan serius dalam
memeratakan layanan kesetahatan bagi masyarakat khususnya di daerah terpencil.
Ketimpangan akan ketersediaan tenaga
dokter terlihat secara jelas pada antarprovinsi. Di wilayah seperti DKI Jakarta
memiliki rasio 1,97:1.000 yang melampaui dari standar. Sedangkan untuk provinsi
lainnya seperti Jawa Barat memiliki 0,50:1.000. Beberapa provinsi lainnya
seperti Bali (1,15:1.000), DI Yogyakarta (1,12:1.000), dan Sulawesi Utara
(1,96:1.000) telah memenui akan rasio WHO. Beberapa provinsi lainnya seperti Maluku
Utara (0,276:1.000), Nusa Tenggara Timur (0,222:1.000), dan Sulawesi Barat
(0,145:1.000) masih berada cukup jauh dari standar.
Data lainnya memaparkan bahwa rasio
existing Indonesia berada diangka 0,72 per 1.000 penduduk. Angka tersebut
menunjukan bahwa Indonesia membutuhkan kurang lebih 78.663 dokter untuk mampu
mencapai standar dari WHO. Rasio yang dimiliki oleh Indonesai nyatanya jika
dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya berada cukup rendah. Negara di kawasan
ASEAN sendiri memenuhi standar dari WHO hanya diraih oleh tiga negara yaitu
Singapura (2,46), Malaysia (2,286), dan Brunei (1,609).
Jumlah dokter spesialis pun mengalami
kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut karena jumlah dokter
spesialis mengalami kekurangan hamper di seluruh provinsi. Secara pemerataan
dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa diangka 59%. Akibat
terkonsentrasi tersebut menyebabkan lebih dari 30 provinsi lainnya mengalami
kekurangan dokter spesialis. Oleh karena itu dibutuhkan 2.7000 lulusan
spesialis per tahun untuk dapat menutup gap yang ada. Secara spesifik dokter
spesialis tersebut seperti Sp. Anak, Sp. Penyakit Dalam, Sp. Bedah, Sp. Obsgin,
Sp. Anestasi, Sp. Radiologi, dan Sp. Patologi Klinik. Ketujuh dokter spesialis
tersebut sangat dibutuhkan bagi Rumah Sakit.
Kekurangan dokter khususnya spesialis
merupakan permasalahan kompleks yang harus segera ditangani. Untuk dapat
menyelesaikan maka harus diketahui akan hambatannya penyebab. Dari sekian
banyak penyebab salah hambatan salah satunya karena proses pendidikan dokter
spesialis itu sendiri. Dalam proses seleksi dilakukan sangat ketat serta tidak
sebanding dengan jumlah peminat yang terus meningkat setiap tahunnya. Disisi
lainnya secara spesifik berupa pihak perguruan tinggi nyatanya menyediakan
peluang yang minim dalam pendidikan dokter spesialis membuat kuota sangat
terbatas. Kondisi tersebut membuat banyak para calon dokter menjadi gagal dalam
menempuh pendidikan karena ketatnya persaingan. Walaupun seseorang tersebut
memiliki potensi dan semangat yang besar untuk menjadi sosok dokter tetapi
kenyataan berkata sebaliknya.
Saat menjalankan pendidikanpun biaya
yang dikeluarkan serta waktu tempuh studi yang panjang menjadi tantangan
tersendiri. Dua hal tersebut membuat tidak semua orang mampu untuk dapat
menanggung beban menjadi sosok dokter. Setelah lulus pun terkadang sebagian dokter
terkadang lebih memilih untuk berkarier di luar negeri karena kesejahteraan
yang lebih layak. Berbagai fenomena tersebut saling terkait yang pada akhirnya
membuat fasilitas kesehatan kian kurang baik bagi Indonesia. Kini dengan zaman
yang semakin canggih kondisi tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan AI.
Artificial Intelligence atau biasa
disingkat oleh masyarakat berupa AI merupakan teknologi yang memungkinkan mesin
atau computer untuk meniru kemampuan kognitif manusia. Dapat dikatakan pula bahwa
AI merupakan system yang dapat memahami, belajar, dan berpikir layaknya manusia
dalam berbagai aspek. Disamping itu penggunaan AI juga sudah dilaksanakan
secara luas pada berbagai bidang dalam hal ini seperti bisnis, kesehatan, dan
hiburan.
Penggunaan AI juga mencakup penggunaan
berbagai teknologi seperti machine learning, deep learning, sampai natural
language processing (NPL). Machine learning membuat computer dapat belajar dari
data sampai pengalaman tanpa harus melakukan pemograman secara eksplisit. Tidak
hanya itu saja NLP juga memungkinkan mesin untuk memahami bahasa manusia
seperti ditemukan pada asisten virtual berupa Siri dan Google Assistant. Semua
kondisi tersebut membuat AI berkembang secara pesat karena perkembangan dalam
komputasi, data besar (big data), sampai algoritma yang semakin canggih.
Berbagai kombinasi tersebut membuat AI dari waktu ke waktu semakin pintar serta
dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan kompleks di masa depan.
Munculnya perkembangan AI dimulai saat
memasuki tahun 1950-an. Secara spesifik ketika sosok Alan Turing atau yang
dikenal sebagai penemu artificial intelligence merupakan seorang ilmuwan
computer. Pada saat itu sosok tersebut memperkenalkan konsep mesin yang dapat
berpikir seperti seseorang manusia. Saat itu pula sosok tersebut juga
menciptakan akan Turing Test. Test tersebut digunakan untuk dapat mengukur
kemampuan suatu mesin dalam meniru akan kecerdasan manusia. Saat memasuki tahun
ke 1956 maka terciptalah sebuah istilah “Artificial Intelligence” diperkenalkan
dalam sebuah konferensi di Dartmouth College konferensi tersebut dianggap
sebagai sebuah titik awal pada bidang AI yang mana para peneliti mulai
mengembangkan algoritma dalam menyelesaikan permasalahan kompleks.
Memasuki tahun 1980-an perkembangan AI
mulai sangat pesat. Hal tersebut dimulai dengan munculnya sebuah expert
systems. System tersebut mampu memberikan rekomendasi didasarkan akan
pengetahuan yang telah deprogram sebelumnya. Penerapan teknologi tersebut
banyak digunakan pada sektor medis maupun bisnis. Namun saat memasuki era
2000-an perkembangan AI mulai semakin pesat karena kemajuan komputasi dan data
yang melimpah. Belum lagi adanya deep learning serta neural networks yang sudah
diterapkan pada berbagai aplikasi membuat perkembangan AI semakin pesat lagi.
Dari sekian banyak pihak yang menerapkan
kecerdasan buatan atau AI khususnya dalam bidang kesehatan bernama GiniDok. Secara permukaan dapat
dikatakan bahwa GiniDok merupakan
asisten AI berbasis suara yang dirancang untuk dapat membantu proses pencatatan
rekam medis. Teknologi tersebut bekerja untuk dapat menghasilkan rekam medis
yang berformat (Subjective, Objective, Assessment, Plan). Format yang
dihasilkan secara otomatis melalui percakapan antara dokter dengan pasiennya.
Sehingga pihak tenaga medis tidak usah melakukan cara konvensional berupa
pencatatan selama konsultasi berlangsung. Akibatnya waktu sampai serta tenaga
dari tenaga kesehatan secara spesifik berupa dokter dapat difokuskan secara
penuh untuk melakukan interasi dengan pasien.
Adanya teknologi yang diusung oleh GiniDok tentunya memberikan manfaat
secara langsung khususnya dalam peningkatan efisiensi pelayanan kesehatan.
Sosok dokter dapat secara penuh memberikan perhatiannya kepada pasien tanpa
harus terganggu oleh aktivitas administrasi yang memakan waktu. Tidak hanya itu
hasil rekaman dapat ditransformasikan menjadi catatan medis elektronik untuk
memastikan data tersimpan secara rapih dan sesuai standar medis. Penerapan
tersebut tentunya akan meminimalisir akan resiko kehilangan informasi penting
yang memungkinkan terjadi pada saat pencatatan manual.
Selain secara efisiensi adanya penerapan
AI bernama GiniDok juga mampu
menghadirkan keuntungan dari sisi sumber daya manusia. Secara spesifik pihak
rumah sakit atau klinik tidak perlu melakukan penambahan staf untuk melakukan
pencatatan medis. Hal tersebut karena kini seluruh proses dokumentasi dapat
dilakukan oleh system AI dari GiniDok.
Dengan demikian maka penggunaan AI dari pihak GiniDok tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan tetapi menekan
biaya operasional rumah sakit atau klinik. Disamping itu teknologi dari pihak GiniDok juga menunjukan akan bagaimana
pengaplikasian dari AI yang mampu mengubah praktek medis tradisional menjadi
lebih modern, cepat, dan beroritentasi kepada pihak pasien.
Secara spesifik atas penerapan AI dari
pihak GiniDok mampu terbukti
mempercepat proses dokumentasi medis hingga 35% lebih efisien. Percakapan
antara sosok dokter dan pasien dilakukan secara otomatis langsung ditranskrip
menjadi sebuah teks. Hasil dari teks tersebut secara langsung akan diubah
kedalam format rekam medis yang berstandar SOAP untuk dapat langsung digunakan.
Melalui teknologi tersebut maka waktu entri rekam medis yang biasanya dilakukan
memakan waktu 7-12 menit per pasien kini dapat disingkat menjadi hanya 1-3
menit per pasien. Pengurangan waktu tersebut tidak hanya mampu menghemat waktu
tenaga medis tetapi juga mempercepatan alur pelayanan di setiap poli. Sehingga
pada akhirnya jumlah pasien dapat ditangani secara cepat dalam satu sesi tanpa
harus mengorbankan akan kualitas layanan.
Penerapan dari AI dari pihak GiniDok juga secara nyata dapat
meningkatkan akan jumlah pasien yang dilayani. Hal tersebut dibuktikan akan
kenaikan hingga 18% atas jumlah pelayanan pasien per hari berkat proses alur
konsultasi yang singkat dan pencatatan otomatis. Efisiensi tersebut membuat
pihak tenaga menis yang terlibat dapat melayani lebih banyak pasien dalam waktu
yang bersamaan tanpa harus mengorbankan kualitas layanan. Hal tersebut nyatanya
memberikan dampak positif bagi pihak rumah sakit atau klinik karena mampu
mengoptimalkan alur kerja disamping mempercepat proses pelayanan kesehatan.
Lebih jauh lagi melalui penggunaan AI
dari pihak GiniDok akan mampu
menurunkan beban kerja tenaga medis. Berdasarkan data memaparkan bahwa overtime
dokter tercatat mengalami penurunan hingga 23% dan tingkat burnout berkurang
mencapai 30%. Penurunan tersebut menunjukan bahwa kondisi kerja yang semakin
sehat dan seimbang saat menggunakan AI dari pihak GiniDok. Penurunan tersebut terjadi karena berkurangnya tekanan
administratif khususnya bagi dokter. Hal tersebut karena pihak dookter dapat
lebih fokus kepada interaksi dengan pasien serta menjalani praktik dengan
nyaman. Pada akhirnya secara keseluruhan melalui penggunaan GiniDok mampu menghadirkan efisiensi
secara nyata yang tidak hanya menguntungkan bagi pasien tetapi abgi
kesejahteraan tenaga medis.
Dampak baik yang ditimbulkan dari
penggunaan GiniDok mampu
menghadirkan system kerja sederhana namun efisien. Dalam mendapatkan dampak
baik tersebut maka harus ada beberapa langkah utama yang dilakukan demi
menghasilkan rekam medis elektronik (RME). Langkah pertama dimulai dengan
melakukan perekaman atas percakapan antara pihak dokter dan pasien dalam sesi
konsultasi. Semua informasi yang dipaparkan oleh pasien maupun tanggapan dari
sosok dokter akan direkam secara otomatis tanpa adanya intervensi secara
manual. Pada proses tersebut juga untuk memastikan tidak ada detail penting
yang terlewatkan dalam percakapan medis serta menjaga keakuratan data yang
dikumpulkan.
Langkah kedua yang dilakukan berupa
transkripsi otomatis. Pada tahapan tersebut system AI dari pihak GiniDok akan melakukan pengubahan
rekaman suara untuk menjadi teks secara cepat tetapi tetap akurat. Dalam
tahapan tersebut juga menjadi inti dari otomatisasi dokumentasi karena akan
mampu mengurangi kebutuhan tenaga medis untuk melakukan pengetikan ulang akan
hasil konsultasi. Jika transkripsi selesai maka pihak GiniDok secara otomatis menyusun data tersebut ke dalam format
rekam medis berstandar SOAP. Tahap tersebut juga proses administrasi yang
biasanya memakan waktu lama kini dapat diselesaikan hanya melalui hitungan
menit.
Sedangkan langkah terakhir yang
dilakukan berupa penyalinan akan hasil SOAP ke dalam system RME untuk digunakan
pihak rumah sakit ataupun klinik. Pihak dokter dapat secara langsung menyalin
hasil yang telah dioleh oleh AI dari pihak GiniDok tanpa harus melakukan proses tambahan. Berikut tersebut merupakan tahapan akan
pencatata medis berjalan lebih cepat, praktis, dan efisien. Sistem ini tidak
hanya mempercepat alur kerja tenaga medis tetapi juga memastikan kualitas
dokumentasi medis tetap terjaga sesuai standar profesional.
Paparkan
Pengalaman Menggunakan Layanan dari GiniDok
Seseorang teman dekat penulis yang
berprofefsi sebagai dokter umum sekaligus pemilik klinik di sebuah pinggiran
kota pernah bercerita. Pada saat itu ia bercerita dengan nada yang lelah tetapi
masih ada harapan. Hal tersebut karena ia sedang menjalankan sebuah klinik
kurang lebih dari lima tahun lamanya. Klinik tersebut tidaklah besar tapi cukup
ramai terlebih sejak pandemic berakhir. Bisa dikatakan hamper tiap hari teman
penulis tersebut menangani puluhan pasien dengan berbagai macam keluhan. Dari
operasional klinik tersebut bagian yang paling menguras tenaga bukan menangani pasien
dengan beragam keluhan. Namun bagian yang paling menguras tenaga yaitu mencatat
rekam medis satu per satu.
Hal tersebut selaras karena iya sampai
menyampaikan “Kadang saya merasa lebih banyak menulis dibandingkan mendengar”.
Terlebih lagi saat pasien sedang menceritakan kondisinya teman penulis tersebut
harus dapat mengetik secara cepat. Akibatnya teman penulis tersebut sudah
sangat merasa tidak fokus. Selaras dengan kondisi tersebut membuat banyak
sekali momen-momen penting saat berkonsultasi berlangsung terlewatkan karena
terlalu sibuk mengejar kelengkapan catatan medis. Belum lagi terkadang pihak
pasien yang selanjutnya sudah menunggu membuat rasanya sedang berpacu dengan
waktu dalam mengoperasionalkan kliniknya.
Permasalahan tersebut kini dapat
diselesaikan ketika akhirnya datang layanan dari pihak GiniDok. Tujuan penggunaan layanan GiniDok merupakan asisten AI berbasis suara yang didapatkan
informasi tersebut dari teman sejawatnya. Pastinya diawal-awal penggunaan
layanan GiniDok tersebut teman
penulis juga merasa keraguan tetapi karena rasa lelah yang menumpuk mau tidak
mau harus mencoba solusi dari GiniDok.
Dihari pertama pengguaan teman penulis benar-benar merasakan keringanan yang
luar biasa saat menjalani operasional kliniknya. Untuk pertama kalinya teman
penulis tersebut dapat merasakan duduk menghadap pasien tanpa harus membagi
fokusnya seperti sebelumnya. Bahkan teman penulis kini benar-benar mengurangi
kegiatannya dan dapat fokus untuk mendengarkan dan berdialog karena layanan GiniDok mampu bekerja untuk merekam
sampai menyusun percakapan untuk ditransformasikan menjadi catatan medis
berformat SOAP.
Teman penulis tersebut benar-benar
terkesima ketika hasilnya muncul. Catatan medis yang disajikan benar-benar
rapi, lengkap, dan tidak perlu melakukan penyutingan lagi. Keuntungan yang
didapatkan tersebut membuat teman penulis kini menggunakan layanan GiniDok setiap harinya. Teman penulis
juga memaparkan bahwa waktu pencatatan yang biasanya membutuhkan waktu 7-10
menit kini hanya 2-3 menit. Transformasi yang dirasakan mampu mengubah alur
kerja di klinik secara drastic. Pihak pasien yang datang juga mampu ditangai
secara cepat tetapi tetap menjaga kualitas pelayanan. Bahkan secara tidak
langsung menurut teman penulis jumlah pasien yang ditangani mampu mengalami
peningkatan per hari hingga 20% tanpa harus menambah jam kerja.
Menurut teman penulis yang paling iya
syukuri yaitu perasaaan tidak terlalu lelah seperti sebelumnya telah hilang.
Teman penulis sampai dapat pulang lebih cepat supaya dapat bermain bersama
anaknya atau hanya sekedar duduk santai disore hari. Hal tersebut terjadi
karena layanan GiniDok mampu
mengurangi tekanan administrasi yang ada di operasional kliniknya. Bahkan staf
administrasi yang bekerja di klinik teman penulis juga mampu merasakan dampak
positifnya karena semua administrasi menjadi lebih terstuktur dan efisien.
Ketika penulis mendengarkan cerita teman
penulis tersebut membuat penulis mengetahui secara jelas dan pasti akan
bagaimana teknologi khususnya yang diberikan oleh GiniDok mampu membantu pekerjaan teknis. Namun nyatanya tidak hanya
itu saja juga mampu berdampak dalam mengubah dalam menjalankan profesinya.
Seketika teman penulis meraskan kembali menjadi sosok dokter yang hadir secara
penuh kepada pasien yang membutuhkan bukan menjadi sosok pencatat data medis.
Setelah mendapatkan keuntungan dari
layanan GiniDok teman penulis juga
mulai merekomendasikan kepada teman-teman sesame pemilik klinik. Baginya
menurut teman penulis layanan dari GiniDok bukan hanya sekedar alat kerja tetapi menjadi partner yang memberikan ruang.
Ruang tersebut membuat teman penuis mampu untuk bernapas agar dapat
mendengarkan lebih baik yang pada akhirnya berdampak merawat pasien dengan
maksimal.
Melalui pembahasan yang telah dipaparkan
sebelumnya dapat ditarik benang merahnya bahwa tantangan besar dalam dunia
kesehatan Indonesia. Dimana tantangan tersebut bukan hanya bertumpu kepada
jumlah tenaga medis yang belum merata tetapi efisiensi kerja, kualitas layanan,
dan kesejahteraan tenaga medis itu sendiri. Dalam keterbatasan tersebut kini
mampu diselesaikan atas bantuan teknologi berupa AI yang menjadi angina segar.
Secara spesifik AI tersebut dihadirkan oleh GiniDok sebagai bukti konkret bahwa inovasi digital mampu membawa
perubahan. Ketika teknologi telah berpihak kepada kemanusiaan maka masa depan
pelayanan kesehatan Indonesia akan merata, efesien, dan bermartabat. Kondisi
tersebut akan mampu menjadi penopang akan realisasinya Indonesia Emas 2045 yang
akan datang.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai AI transkip suara menjadi rekam medis, hasilkan rekam medis SOAP dengan AI,
aplikasi AI untuk pencatatan medis dokter, solusi rekam medis otomatis denganAI, sampai teknologi AI untuk dokter modern dapat mengakses di GiniDok.
Sumber tulisan, gambar, dan video:
- https://goodstats.id/infographic/penduduk-indonesia-tembus-281-juta-di-2024-ggjxg
- https://theconversation.com/cek-fakta-benarkah-indonesia-kekurangan-dokter-dan-distribusinya-tak-rata-221580#:~:text=Bagaimana%20dengan%20rasio%20dokter?,lima%20kali%20lipat%20dibanding%20Jakarta.&text=Jadi%2C%20pernyataan%20Ganjar%20bahwa%20Indonesia,Aliansi%20Jurnalis%20Independen%20(AJI)
- https://www.cnbcindonesia.com/research/20240503134537-128-535541/krisis-dokter-semengerikan-apa-sektor-kesehatan-ri
- https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-artificial-intelligence
- https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
- https://www.youtube.com/watch?v=YVGRnkGaAlM
- https://www.youtube.com/watch?v=-FLvWas27eQ
- https://www.youtube.com/watch?v=NnGB0Hhm8Yg
- https://youtu.be/0p9py9RF9JQ
Belum ada tanggapan untuk "GiniDok dan Peran AI dalam Mewujudkan Layanan Medis yang Efisien dan Berkeadilan"
Posting Komentar