GiniDok dan Peran AI dalam Mewujudkan Layanan Medis yang Efisien dan Berkeadilan

Indonesia merupakan salah satu bangsa yang besar. Kebesaran Indonesia tidak hanya terlihat dari luas wilayahnya yang membentang dari Sabang hingga Merauke. Tetapi kebesaran Indonesia juga terlihat dari semangat juang yang luas biasa khususnya dalam meraih kemerdekaan. Hal tersebut selaras dengan sejarah yang mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia bukan sebuah hadiah atau diberikan secara cuma-cuma dari tangan penjajah yang menyiksa. Namun kemerdekaan tersebut diraih atas perjuangan panjang dengan pengorbanan tanpa lelah dari tangan para pahlawan. Belum lagi perjuangan tersebut kian besar takala dibumbui oleh semangat persatuan, keberanian, sampai tekad yang kuat. Berbagai hal tersebut pada akhirnya mampu membebaskan diri dari tangan para penjajah yang menyiksa. Sehingga kini bangsa Indonesia mampu berdiri secara tegak sebagai sebuah negara yang merdeka dan berdaulat secara penuh.  

Disamping yang telah dipaparkan diatas salah satu indikator yang memaparkan Indonesia sebagai bangsa besar yaitu jumlah penduduknya. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan bahwa jumlah penduduk Indonesia memasuki tahun 2024 mencapai 281,6 juta jiwa. Angka tersebut memaparkan bahwa pertumbuhan yang cukup signifikan mencapai 200% dibandingkan tahun 1961 mencapai 97,1 juta jiwa. Pertumbuhan penduduk yang signifikan tersebut mampu menjadi potensi besar untuk Indonesia menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia. Bahkan diproyeksikan saat memasuki usia ke-100 Indonesia tepatnya tahun 2045 jumlah penduduk mencapai 324,1 juta jiwa.

Banyaknya jumlah penduduk di Indonesia mampu memberikan berbagai keuntungan strategis bagi pembangunan bangsa. Salah satu bentuk keuntungan tersebut berupa tersedianya akan Sumber Daya Manusia (SDM) yang melimpah. Para SDM tersebut mampu menjadi motor penggerak pembangunan di berbagai sektor mulai ekonomi, pendidikan, hingga teknologi. Dengan bergeraknya berbagai sektor di Indonesia akan secara tidak langsung membangkitkan pasar domestic. Bergeraknya pasar domestic secara tidak lansangsu menjadi daya tarik tersendiri bagi investor dalam negeri maupun luar negeri untuk menanamkan modalnya.

Walaupun jika dianalisis akan kondisi jumlah penduduk besar di Indonesia memberikan kelebihan tetapi nyatanya didalamnya terdapat bayangan hitam yang selalu menghantui. Bentuk bayangan tersebut berupa kebutuhan dasar yang harus dipenuhi khususnya dalam bidang kesehatan. Terlebih lagi kesehatan merupakan pondasi utama dalam terciptanya masyarakat yang produktif. Tanpa disokong oleh kesehatan yang baik maka potensi besar dari penduduk tidak akan mampu berkontribusi secara maksimal bagi pembangunan nasional. Oleh karena itu disini pihak pemerintah harus dapat memastikan bahwa akses terhadap layanan kesehatan dapat merata dan berkualitas. Pemenuhan tersebut merupakan langkah penting dalam menjaga stabilitas dan keberlanjutan pembangunan bangsa Indonesia.

Ujung tomka dari kesehatan berupa ketersediaan tenaga medis khususnya dokter. Dokter menjadi ganda terdepat dalam memberikan layanan kesehatan berkualitas bagi masyarakat. Kondisi demikian membuat WHO menciptakan standar akan rasio ideal tenaga dokter yaitu 1 dokter untuk setiap 1.000 penduduk (1:1.000). Namun secara lapangan dimasyarakat berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan rasio dokter secara nasional berada diangka 0,32:1.000. Jompangnya rasio tersebut menjadi tantangan serius dalam memeratakan layanan kesetahatan bagi masyarakat khususnya di daerah terpencil.

Ketimpangan akan ketersediaan tenaga dokter terlihat secara jelas pada antarprovinsi. Di wilayah seperti DKI Jakarta memiliki rasio 1,97:1.000 yang melampaui dari standar. Sedangkan untuk provinsi lainnya seperti Jawa Barat memiliki 0,50:1.000. Beberapa provinsi lainnya seperti Bali (1,15:1.000), DI Yogyakarta (1,12:1.000), dan Sulawesi Utara (1,96:1.000) telah memenui akan rasio WHO. Beberapa provinsi lainnya seperti Maluku Utara (0,276:1.000), Nusa Tenggara Timur (0,222:1.000), dan Sulawesi Barat (0,145:1.000) masih berada cukup jauh dari standar.

Data lainnya memaparkan bahwa rasio existing Indonesia berada diangka 0,72 per 1.000 penduduk. Angka tersebut menunjukan bahwa Indonesia membutuhkan kurang lebih 78.663 dokter untuk mampu mencapai standar dari WHO. Rasio yang dimiliki oleh Indonesai nyatanya jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya berada cukup rendah. Negara di kawasan ASEAN sendiri memenuhi standar dari WHO hanya diraih oleh tiga negara yaitu Singapura (2,46), Malaysia (2,286), dan Brunei (1,609).

Jumlah dokter spesialis pun mengalami kondisi yang sangat mengkhawatirkan. Hal tersebut karena jumlah dokter spesialis mengalami kekurangan hamper di seluruh provinsi. Secara pemerataan dokter spesialis terkonsentrasi di Pulau Jawa diangka 59%. Akibat terkonsentrasi tersebut menyebabkan lebih dari 30 provinsi lainnya mengalami kekurangan dokter spesialis. Oleh karena itu dibutuhkan 2.7000 lulusan spesialis per tahun untuk dapat menutup gap yang ada. Secara spesifik dokter spesialis tersebut seperti Sp. Anak, Sp. Penyakit Dalam, Sp. Bedah, Sp. Obsgin, Sp. Anestasi, Sp. Radiologi, dan Sp. Patologi Klinik. Ketujuh dokter spesialis tersebut sangat dibutuhkan bagi Rumah Sakit.

Kekurangan dokter khususnya spesialis merupakan permasalahan kompleks yang harus segera ditangani. Untuk dapat menyelesaikan maka harus diketahui akan hambatannya penyebab. Dari sekian banyak penyebab salah hambatan salah satunya karena proses pendidikan dokter spesialis itu sendiri. Dalam proses seleksi dilakukan sangat ketat serta tidak sebanding dengan jumlah peminat yang terus meningkat setiap tahunnya. Disisi lainnya secara spesifik berupa pihak perguruan tinggi nyatanya menyediakan peluang yang minim dalam pendidikan dokter spesialis membuat kuota sangat terbatas. Kondisi tersebut membuat banyak para calon dokter menjadi gagal dalam menempuh pendidikan karena ketatnya persaingan. Walaupun seseorang tersebut memiliki potensi dan semangat yang besar untuk menjadi sosok dokter tetapi kenyataan berkata sebaliknya.

Saat menjalankan pendidikanpun biaya yang dikeluarkan serta waktu tempuh studi yang panjang menjadi tantangan tersendiri. Dua hal tersebut membuat tidak semua orang mampu untuk dapat menanggung beban menjadi sosok dokter. Setelah lulus pun terkadang sebagian dokter terkadang lebih memilih untuk berkarier di luar negeri karena kesejahteraan yang lebih layak. Berbagai fenomena tersebut saling terkait yang pada akhirnya membuat fasilitas kesehatan kian kurang baik bagi Indonesia. Kini dengan zaman yang semakin canggih kondisi tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan AI.

Artificial Intelligence atau biasa disingkat oleh masyarakat berupa AI merupakan teknologi yang memungkinkan mesin atau computer untuk meniru kemampuan kognitif manusia. Dapat dikatakan pula bahwa AI merupakan system yang dapat memahami, belajar, dan berpikir layaknya manusia dalam berbagai aspek. Disamping itu penggunaan AI juga sudah dilaksanakan secara luas pada berbagai bidang dalam hal ini seperti bisnis, kesehatan, dan hiburan.

Penggunaan AI juga mencakup penggunaan berbagai teknologi seperti machine learning, deep learning, sampai natural language processing (NPL). Machine learning membuat computer dapat belajar dari data sampai pengalaman tanpa harus melakukan pemograman secara eksplisit. Tidak hanya itu saja NLP juga memungkinkan mesin untuk memahami bahasa manusia seperti ditemukan pada asisten virtual berupa Siri dan Google Assistant. Semua kondisi tersebut membuat AI berkembang secara pesat karena perkembangan dalam komputasi, data besar (big data), sampai algoritma yang semakin canggih. Berbagai kombinasi tersebut membuat AI dari waktu ke waktu semakin pintar serta dapat menyelesaikan berbagai macam permasalahan kompleks di masa depan.

Munculnya perkembangan AI dimulai saat memasuki tahun 1950-an. Secara spesifik ketika sosok Alan Turing atau yang dikenal sebagai penemu artificial intelligence merupakan seorang ilmuwan computer. Pada saat itu sosok tersebut memperkenalkan konsep mesin yang dapat berpikir seperti seseorang manusia. Saat itu pula sosok tersebut juga menciptakan akan Turing Test. Test tersebut digunakan untuk dapat mengukur kemampuan suatu mesin dalam meniru akan kecerdasan manusia. Saat memasuki tahun ke 1956 maka terciptalah sebuah istilah “Artificial Intelligence” diperkenalkan dalam sebuah konferensi di Dartmouth College konferensi tersebut dianggap sebagai sebuah titik awal pada bidang AI yang mana para peneliti mulai mengembangkan algoritma dalam menyelesaikan permasalahan kompleks.

Memasuki tahun 1980-an perkembangan AI mulai sangat pesat. Hal tersebut dimulai dengan munculnya sebuah expert systems. System tersebut mampu memberikan rekomendasi didasarkan akan pengetahuan yang telah deprogram sebelumnya. Penerapan teknologi tersebut banyak digunakan pada sektor medis maupun bisnis. Namun saat memasuki era 2000-an perkembangan AI mulai semakin pesat karena kemajuan komputasi dan data yang melimpah. Belum lagi adanya deep learning serta neural networks yang sudah diterapkan pada berbagai aplikasi membuat perkembangan AI semakin pesat lagi.

Dari sekian banyak pihak yang menerapkan kecerdasan buatan atau AI khususnya dalam bidang kesehatan bernama GiniDok. Secara permukaan dapat dikatakan bahwa GiniDok merupakan asisten AI berbasis suara yang dirancang untuk dapat membantu proses pencatatan rekam medis. Teknologi tersebut bekerja untuk dapat menghasilkan rekam medis yang berformat (Subjective, Objective, Assessment, Plan). Format yang dihasilkan secara otomatis melalui percakapan antara dokter dengan pasiennya. Sehingga pihak tenaga medis tidak usah melakukan cara konvensional berupa pencatatan selama konsultasi berlangsung. Akibatnya waktu sampai serta tenaga dari tenaga kesehatan secara spesifik berupa dokter dapat difokuskan secara penuh untuk melakukan interasi dengan pasien.

Adanya teknologi yang diusung oleh GiniDok tentunya memberikan manfaat secara langsung khususnya dalam peningkatan efisiensi pelayanan kesehatan. Sosok dokter dapat secara penuh memberikan perhatiannya kepada pasien tanpa harus terganggu oleh aktivitas administrasi yang memakan waktu. Tidak hanya itu hasil rekaman dapat ditransformasikan menjadi catatan medis elektronik untuk memastikan data tersimpan secara rapih dan sesuai standar medis. Penerapan tersebut tentunya akan meminimalisir akan resiko kehilangan informasi penting yang memungkinkan terjadi pada saat pencatatan manual.

Selain secara efisiensi adanya penerapan AI bernama GiniDok juga mampu menghadirkan keuntungan dari sisi sumber daya manusia. Secara spesifik pihak rumah sakit atau klinik tidak perlu melakukan penambahan staf untuk melakukan pencatatan medis. Hal tersebut karena kini seluruh proses dokumentasi dapat dilakukan oleh system AI dari GiniDok. Dengan demikian maka penggunaan AI dari pihak GiniDok tidak hanya meningkatkan kualitas pelayanan tetapi menekan biaya operasional rumah sakit atau klinik. Disamping itu teknologi dari pihak GiniDok juga menunjukan akan bagaimana pengaplikasian dari AI yang mampu mengubah praktek medis tradisional menjadi lebih modern, cepat, dan beroritentasi kepada pihak pasien.

Secara spesifik atas penerapan AI dari pihak GiniDok mampu terbukti mempercepat proses dokumentasi medis hingga 35% lebih efisien. Percakapan antara sosok dokter dan pasien dilakukan secara otomatis langsung ditranskrip menjadi sebuah teks. Hasil dari teks tersebut secara langsung akan diubah kedalam format rekam medis yang berstandar SOAP untuk dapat langsung digunakan. Melalui teknologi tersebut maka waktu entri rekam medis yang biasanya dilakukan memakan waktu 7-12 menit per pasien kini dapat disingkat menjadi hanya 1-3 menit per pasien. Pengurangan waktu tersebut tidak hanya mampu menghemat waktu tenaga medis tetapi juga mempercepatan alur pelayanan di setiap poli. Sehingga pada akhirnya jumlah pasien dapat ditangani secara cepat dalam satu sesi tanpa harus mengorbankan akan kualitas layanan.

Penerapan dari AI dari pihak GiniDok juga secara nyata dapat meningkatkan akan jumlah pasien yang dilayani. Hal tersebut dibuktikan akan kenaikan hingga 18% atas jumlah pelayanan pasien per hari berkat proses alur konsultasi yang singkat dan pencatatan otomatis. Efisiensi tersebut membuat pihak tenaga menis yang terlibat dapat melayani lebih banyak pasien dalam waktu yang bersamaan tanpa harus mengorbankan kualitas layanan. Hal tersebut nyatanya memberikan dampak positif bagi pihak rumah sakit atau klinik karena mampu mengoptimalkan alur kerja disamping mempercepat proses pelayanan kesehatan.

Lebih jauh lagi melalui penggunaan AI dari pihak GiniDok akan mampu menurunkan beban kerja tenaga medis. Berdasarkan data memaparkan bahwa overtime dokter tercatat mengalami penurunan hingga 23% dan tingkat burnout berkurang mencapai 30%. Penurunan tersebut menunjukan bahwa kondisi kerja yang semakin sehat dan seimbang saat menggunakan AI dari pihak GiniDok. Penurunan tersebut terjadi karena berkurangnya tekanan administratif khususnya bagi dokter. Hal tersebut karena pihak dookter dapat lebih fokus kepada interaksi dengan pasien serta menjalani praktik dengan nyaman. Pada akhirnya secara keseluruhan melalui penggunaan GiniDok mampu menghadirkan efisiensi secara nyata yang tidak hanya menguntungkan bagi pasien tetapi abgi kesejahteraan tenaga medis.

Dampak baik yang ditimbulkan dari penggunaan GiniDok mampu menghadirkan system kerja sederhana namun efisien. Dalam mendapatkan dampak baik tersebut maka harus ada beberapa langkah utama yang dilakukan demi menghasilkan rekam medis elektronik (RME). Langkah pertama dimulai dengan melakukan perekaman atas percakapan antara pihak dokter dan pasien dalam sesi konsultasi. Semua informasi yang dipaparkan oleh pasien maupun tanggapan dari sosok dokter akan direkam secara otomatis tanpa adanya intervensi secara manual. Pada proses tersebut juga untuk memastikan tidak ada detail penting yang terlewatkan dalam percakapan medis serta menjaga keakuratan data yang dikumpulkan.

Langkah kedua yang dilakukan berupa transkripsi otomatis. Pada tahapan tersebut system AI dari pihak GiniDok akan melakukan pengubahan rekaman suara untuk menjadi teks secara cepat tetapi tetap akurat. Dalam tahapan tersebut juga menjadi inti dari otomatisasi dokumentasi karena akan mampu mengurangi kebutuhan tenaga medis untuk melakukan pengetikan ulang akan hasil konsultasi. Jika transkripsi selesai maka pihak GiniDok secara otomatis menyusun data tersebut ke dalam format rekam medis berstandar SOAP. Tahap tersebut juga proses administrasi yang biasanya memakan waktu lama kini dapat diselesaikan hanya melalui hitungan menit.

Sedangkan langkah terakhir yang dilakukan berupa penyalinan akan hasil SOAP ke dalam system RME untuk digunakan pihak rumah sakit ataupun klinik. Pihak dokter dapat secara langsung menyalin hasil yang telah dioleh oleh AI dari pihak GiniDok tanpa harus melakukan proses tambahan. Berikut tersebut merupakan tahapan akan pencatata medis berjalan lebih cepat, praktis, dan efisien. Sistem ini tidak hanya mempercepat alur kerja tenaga medis tetapi juga memastikan kualitas dokumentasi medis tetap terjaga sesuai standar profesional.

Paparkan Pengalaman Menggunakan Layanan dari GiniDok

Seseorang teman dekat penulis yang berprofefsi sebagai dokter umum sekaligus pemilik klinik di sebuah pinggiran kota pernah bercerita. Pada saat itu ia bercerita dengan nada yang lelah tetapi masih ada harapan. Hal tersebut karena ia sedang menjalankan sebuah klinik kurang lebih dari lima tahun lamanya. Klinik tersebut tidaklah besar tapi cukup ramai terlebih sejak pandemic berakhir. Bisa dikatakan hamper tiap hari teman penulis tersebut menangani puluhan pasien dengan berbagai macam keluhan. Dari operasional klinik tersebut bagian yang paling menguras tenaga bukan menangani pasien dengan beragam keluhan. Namun bagian yang paling menguras tenaga yaitu mencatat rekam medis satu per satu.

Hal tersebut selaras karena iya sampai menyampaikan “Kadang saya merasa lebih banyak menulis dibandingkan mendengar”. Terlebih lagi saat pasien sedang menceritakan kondisinya teman penulis tersebut harus dapat mengetik secara cepat. Akibatnya teman penulis tersebut sudah sangat merasa tidak fokus. Selaras dengan kondisi tersebut membuat banyak sekali momen-momen penting saat berkonsultasi berlangsung terlewatkan karena terlalu sibuk mengejar kelengkapan catatan medis. Belum lagi terkadang pihak pasien yang selanjutnya sudah menunggu membuat rasanya sedang berpacu dengan waktu dalam mengoperasionalkan kliniknya.

Permasalahan tersebut kini dapat diselesaikan ketika akhirnya datang layanan dari pihak GiniDok. Tujuan penggunaan layanan GiniDok merupakan asisten AI berbasis suara yang didapatkan informasi tersebut dari teman sejawatnya. Pastinya diawal-awal penggunaan layanan GiniDok tersebut teman penulis juga merasa keraguan tetapi karena rasa lelah yang menumpuk mau tidak mau harus mencoba solusi dari GiniDok. Dihari pertama pengguaan teman penulis benar-benar merasakan keringanan yang luar biasa saat menjalani operasional kliniknya. Untuk pertama kalinya teman penulis tersebut dapat merasakan duduk menghadap pasien tanpa harus membagi fokusnya seperti sebelumnya. Bahkan teman penulis kini benar-benar mengurangi kegiatannya dan dapat fokus untuk mendengarkan dan berdialog karena layanan GiniDok mampu bekerja untuk merekam sampai menyusun percakapan untuk ditransformasikan menjadi catatan medis berformat SOAP.

Teman penulis tersebut benar-benar terkesima ketika hasilnya muncul. Catatan medis yang disajikan benar-benar rapi, lengkap, dan tidak perlu melakukan penyutingan lagi. Keuntungan yang didapatkan tersebut membuat teman penulis kini menggunakan layanan GiniDok setiap harinya. Teman penulis juga memaparkan bahwa waktu pencatatan yang biasanya membutuhkan waktu 7-10 menit kini hanya 2-3 menit. Transformasi yang dirasakan mampu mengubah alur kerja di klinik secara drastic. Pihak pasien yang datang juga mampu ditangai secara cepat tetapi tetap menjaga kualitas pelayanan. Bahkan secara tidak langsung menurut teman penulis jumlah pasien yang ditangani mampu mengalami peningkatan per hari hingga 20% tanpa harus menambah jam kerja.

Menurut teman penulis yang paling iya syukuri yaitu perasaaan tidak terlalu lelah seperti sebelumnya telah hilang. Teman penulis sampai dapat pulang lebih cepat supaya dapat bermain bersama anaknya atau hanya sekedar duduk santai disore hari. Hal tersebut terjadi karena layanan GiniDok mampu mengurangi tekanan administrasi yang ada di operasional kliniknya. Bahkan staf administrasi yang bekerja di klinik teman penulis juga mampu merasakan dampak positifnya karena semua administrasi menjadi lebih terstuktur dan efisien.

Ketika penulis mendengarkan cerita teman penulis tersebut membuat penulis mengetahui secara jelas dan pasti akan bagaimana teknologi khususnya yang diberikan oleh GiniDok mampu membantu pekerjaan teknis. Namun nyatanya tidak hanya itu saja juga mampu berdampak dalam mengubah dalam menjalankan profesinya. Seketika teman penulis meraskan kembali menjadi sosok dokter yang hadir secara penuh kepada pasien yang membutuhkan bukan menjadi sosok pencatat data medis.

Setelah mendapatkan keuntungan dari layanan GiniDok teman penulis juga mulai merekomendasikan kepada teman-teman sesame pemilik klinik. Baginya menurut teman penulis layanan dari GiniDok bukan hanya sekedar alat kerja tetapi menjadi partner yang memberikan ruang. Ruang tersebut membuat teman penuis mampu untuk bernapas agar dapat mendengarkan lebih baik yang pada akhirnya berdampak merawat pasien dengan maksimal.

Melalui pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya dapat ditarik benang merahnya bahwa tantangan besar dalam dunia kesehatan Indonesia. Dimana tantangan tersebut bukan hanya bertumpu kepada jumlah tenaga medis yang belum merata tetapi efisiensi kerja, kualitas layanan, dan kesejahteraan tenaga medis itu sendiri. Dalam keterbatasan tersebut kini mampu diselesaikan atas bantuan teknologi berupa AI yang menjadi angina segar. Secara spesifik AI tersebut dihadirkan oleh GiniDok sebagai bukti konkret bahwa inovasi digital mampu membawa perubahan. Ketika teknologi telah berpihak kepada kemanusiaan maka masa depan pelayanan kesehatan Indonesia akan merata, efesien, dan bermartabat. Kondisi tersebut akan mampu menjadi penopang akan realisasinya Indonesia Emas 2045 yang akan datang.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai AI transkip suara menjadi rekam medis, hasilkan rekam medis SOAP dengan AI, aplikasi AI untuk pencatatan medis dokter, solusi rekam medis otomatis denganAI, sampai teknologi AI untuk dokter modern dapat mengakses di GiniDok.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://goodstats.id/infographic/penduduk-indonesia-tembus-281-juta-di-2024-ggjxg
  2. https://theconversation.com/cek-fakta-benarkah-indonesia-kekurangan-dokter-dan-distribusinya-tak-rata-221580#:~:text=Bagaimana%20dengan%20rasio%20dokter?,lima%20kali%20lipat%20dibanding%20Jakarta.&text=Jadi%2C%20pernyataan%20Ganjar%20bahwa%20Indonesia,Aliansi%20Jurnalis%20Independen%20(AJI)
  3. https://www.cnbcindonesia.com/research/20240503134537-128-535541/krisis-dokter-semengerikan-apa-sektor-kesehatan-ri
  4. https://www.ruangguru.com/blog/apa-itu-artificial-intelligence
  5. https://id.wikipedia.org/wiki/Indonesia
  6. https://www.youtube.com/watch?v=YVGRnkGaAlM
  7. https://www.youtube.com/watch?v=-FLvWas27eQ
  8. https://www.youtube.com/watch?v=NnGB0Hhm8Yg
  9. https://youtu.be/0p9py9RF9JQ

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "GiniDok dan Peran AI dalam Mewujudkan Layanan Medis yang Efisien dan Berkeadilan"

Posting Komentar