Meminimalisir Menghasilkan Sampah Makanan Dari Buah Hati Didalam Keluarga



Membentuk sebuah keluarga merupakan keinginan setiap orang ketika sudah memasuki usia dewasa. Berbagai alasan dikemukakan oleh orang-orang agar dapat membentuk sebuah keluarga seperti sudah memiliki rasa sayang antara kedua belah pihak. Kondisi tersebut akhirnya banyak membuat orang dewasa memberanikan diri untuk menginjakan kaki ke tahap pernikahan dengan orang pilihannya tersebut.

Ketika sudah berada di jenjang pernikahan maka keinginan selanjutnya adalah memiliki sebuah keturunan. Keturunan didalam sebuah keluarga dapat dikatakan sebagai sebuah pelengkap. Adanya anggapan tersebut maka membuat banyak orang-orang yang sudah menikah untuk sesegera mungkin memiliki keturunan. Harapan adanya keturunan tersebut dapat keluarga tersebut dapat menjadi lebih lengkap lagi serta kehidupannya menjadi lebih berwarna.

Namun nyatanya mengurus buah hati yang merupakan keturunan didalam sebuah keluarga tidaklah mudah. Apalagi sedikit saja kesalahan dalam mengurus buah hati akan mengakibatkan fatal bagi masa buah hati tersebut. Contoh apabila pihak orang tua mengajarkan anaknya untuk selalu memilih-milih makanan maka sang anak dimasa depannya akan pula menjadi seseorang yang pemilih dalam urusan makanan. Jika sudah demikian maka dampak lainnya yang akan muncul adalah sampah makanan yang akan bertambah banyak akibat pola hidup yang telah diterapkan oleh orang tua.

Data Sampah Di Negara Indonesia

Di negara Indonesia permasalahan mengenai sampah masih menjadi bayangan hitam yang selalu menghantui. Buktinya masih banyak saja ditemukan orang-orang yang membuang sampah secara sembarangan atau sampah yang bertebaran secara liar dijalan-jalan. Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan bahwa jumlah timbunan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton perhari atau setara 64 juta ton per tahun. Apabila menggunakan data tersebut jika diasumsikan maka sampah yang dihasilkan per hari oleh satu orang sebanyak 0,7 kg.

Dari sebanyak 64 juta ton per tahun terdapat beberapa komposisi pembentukan sampah tersebut. Komposisi terbanyak masih dipegang oleh sampah organik sebanyak 60% dari total sampah yang dihasilkan. Kemudian diposisi kedua sampah plastik sebanyak 14% serta disusul oleh sampah kertas sebanyak 9% dan 5,5% ditempati oleh sampah karet. Sedangkan untuk sisanya terdiri atas sampah logam, kain, kaca, dan berbagai sampah lainnya.

Pengelolaan & Kejadian Sampah Di Negara Indonesia

Untuk pengelolaan sampah di negara Indonesia masih bisa dikatakan jauh dari sisi lingkungan. Pengelolaan sampah di negara Indonesia masih didominasi menggunakan metode open dumping dan metode landfill. Metode open dumping merupakan sebuah metode pengolahan sampah yang dikumpulkan di TPA kemudian tidak dilakukan proses lebih lanjut atau bisa dikatakan dibiarkan begitu saja. Sedangkan metode landfill merupakan sebuah metode pengolahan sampah yang mana sampah ketika berada di TPA dilakukan pemadatan oleh alat berat serta dilapisi oleh tanah.

Dengan masih didominasi kedua metode tersebut serta jumlah volume sampah yang tiap tahun terus mengalami peningkatan akibatnya terjadilah sebuah kejadian yang cukup memilukan. Nama dari kejadian tersebut yaitu Tragedi Longsor Sampah diTPA Leuwigajah.

Kejadian tersebut terjadi pada hari Senin 21 Februari 2005. Dampak yang diberikan atas terjadi peristiwa tersebut benar-benar memberikan pukulan besar bagi setiap orang. Mungkin secara langsung banyak puluhan benda berharga seperti rumah yang tertimbun oleh longsoran sampah. Sedangkan dampak tidak langsung banyak sampah yang tidak bisa diangkut sehingga muncul penumpukan sampah serta bau yang tidak sedap di lingkungan masyarakat.

Solusi Akan Permasalahan Sampah

Dari tulisan yang telah dipaparkan oleh penulis diatas bisa ditarik sebuah benang merah bahwa permasalahan sampah dipengaruhi oleh dua faktor. Pertama adalah masyarakat sebagai pihak yang menghasilkan sampah. Kedua adalah pengelolaan sampah yang masih belum dapat benar-benar meminimalisir sampah yang dihasilkan. Mungkin untuk menyelesaikan permasalahan sampah yang dikarenakan faktor kedua rasanya membutuhkan biaya, waktu, sampai pihak yang terlibat cukup banyak. Sehingga menurut penulis solusi yang diberikan lebih menekan kepada pihak pertama yaitu masyarakat. Tetapi lebih spesifik lagi solusi yang diberikan kepada buah hati didalam sebuah keluarga.

Apa Alasan Menyasar Buah Hati Didalam Sebuah Keluarga Dalam Menyelesaikan Permasalahan Sampah Yang Dihasilkan???

Jika disuruh menjawab pertanyaan tersebut tentunya jawabannya cukup sederhana yaitu karena buah hati akan menjadi sumber daya manusia yang menggerakan roda kehidupan bagi pemerintahan dan masyarakat. Apabila roda penggerak sudah memiliki sifat dan tingkah laku yang baik maka arah gerak baik pemerintah dan masyarakat akan bersifat positif. Apalagi dengan merubah buah hati yang masih kecil akan juga berdampak kepada kepada generasi sesuah buah hati memiliki anak dimana dengan kata lain sedang merubah generasi berikut-berikutnya untuk menjadi lebih baik. Agar benar-benar dapat merubah sifat dan kelakuan buah hati terutama dalam hal menghasilkan sampah makanan berikut ini beberapa ajaran yang dapat diterapkan oleh orang tua:

Pertama membuat buah hati tidak memilih-milih dalam urusan makanan. Terkadang banyak sekali buah hati yang terkadang menolak beberapa makanan yang telah disediakan. Beberapa contoh makanan yang tidak suka dikomsumsi oleh buah hati yaitu sayuran ataupun buah-buahan. Dengan hal tersebut maka potensi akan makanan tersebut menjadi sampah menjadi besar. Untuk menekan sampah dari hal tersebut pihak orang tua harus membuat sang buah hati tidak memilih urusan makan sehingga makanan yang telah disediakan benar-benar dikonsumsi oleh buah hati.

Kedua menerapkan makan sampah habis tanpa ada sisa. Makan yang tidak habis atau menyisakan beberapa makanan memang berpotensi menjadi sampah. Walaupaun dari satu orang jumlahnya sedikit tetapi jika dikumpulkan dari beberapa orang atau bahkan kota rasanya sampah makanan yang sedikit tersebut akan kian banyak. Untuk menghindari sampah yang berasal dari makanan dengan menerapkan makan sampai habis tanpa adanya sisa.

Ketiga menerapkan berbagi makanan jika berlebih. Dengan melakukan kegiatan berbagi diharapkan ketika seseorang memiliki makanan berlebih dapat membaginya kepada orang yang membutuhkan. Kegiatan tersebut harus pula melibatkan buah hati agar buah hati memiliki sifat berbagai. Adanya sifat berbagi tentunya akan membuat kehidupan buah hati tersebut menjadi lebih berwarna lagi karena bisa membantu pihak lain dalam hal ini menyumbangkan makanan bagi pihak yang membutuhkan. Apabila kondisi tersebut terus saja berlanjut maka dua manfaat akan segera didapatkan yaitu meminimalisir sampah dari makanan yang dikonsumsi serta tidak membuang-buang makanan yang tidak dimakan.

Keempat menyadarkan buah hati akan batasan yang dimilikinya khususnya dalam hal mengonsumsi makanan. Contoh apabila sang buah hati hanya mampu menghabiskan makanan sebanyak satu porsi kue maka disini pihak orang tua jangan sampai membelikan kue dengan porsi yang berlebih. Ketika sang anak sudah mengetahui batasan akan kapasitas menyantap makanan maka dikemudian hari sang anak akan membeli makanan dan minuman sesuai dengan kapasitas agar tidak ada makanan dan minuman yang dibuang serta menjadi sampah makanan.

Pada dasarnya ada banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membuat buah hatinya agar tidak menjadi sumber manusia yang selalu gemar membuat sampah dari sisa makanan ataupun minuman yang dikonsumsi. Dimana cara-cara yang dapat dilakukan seperti yang telah dipaparkan diatas. Dengan demikian diharapkan diakhir bahwa negara Indonesia ini dapat menekan produksi sampah yang dihasilkan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi. Apalagi kini sumber daya manusia yang berupa buah hati telah diperbaiki baik itu sifat dan tingkah lakunya agar dapat selaras dengan menerapkan aktifitas sehari-harinya sesuai dengan menekan produksi sampah makanan dan minuman.

Semoga dengan hal tersebut dapat membuat negara Indonesia serta lingkungan sampai masyarakat bergerak ke arah yang lebih baik lagi. Serta sampahmakanan yang dihasilkan oleh aktifitas buah hati dapat lebih ditekan sehingga bebas sampah makanan dapat tercapai. Jadi ayo sukseskan gaya hidup minim sampah makanan yang dimulai dari buah hati agar dapat menekan kegiatan food waste serta menyukseskan kegiatan seperti Bandungfood smart city. Terima kasih sudah membaca tulisan ini.

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://ekonomi.bisnis.com/read/20190221/99/891611/timbulan-sampah-nasional-capai-64-juta-ton-per-tahun
  2. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2019/11/01/komposisi-sampah-di-indonesia-didominasi-sampah-organik
  3. https://egsa.geo.ugm.ac.id/2019/10/19/sejauh-manakah-inovasi-pengelolaan-sampah-di-indonesia/#:~:text=Sebagian%20besar%20pengelolaan%20sampah%20TPA,ulang%20meskipun%20tidak%20banyak%20digunakan
  4. https://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/pr-01274832/klipingpr-tragedi-longsor-sampah-di-tpa-leuwigajah-394179
  5. https://pixabay.com/id/photos/bayi-kaki-ayah-ibu-anak-kecil-2717347/
  6. https://www.youtube.com/watch?v=6sj_FL-Hn0E
  7. https://pixabay.com/id/photos/piring-porselen-kosong-putih-klasik-1227008/
  8. https://pixabay.com/id/photos/apple-tangan-memegang-merah-wanita-2471873/
  9. https://pixabay.com/id/photos/tong-sampah-sampah-ember-hijau-1111449/

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Meminimalisir Menghasilkan Sampah Makanan Dari Buah Hati Didalam Keluarga"

Posting Komentar