Kisah Perempuan Hebat Ditengah Badai Pandemik Virus Corona

Di Indonesia serta di seluruh dunia sampai saat ini sedang dilandai oleh sebuah wabah pandemik. Dimana wabah pandemik tersebut digadang-gadang disebabkan oleh sebuah virus yang dinamai oleh Corona. Mungkin untuk saat ini wabah pandemik tersebut sudah mulai diatasi. Ada banyak sekali kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah untuk dapat menekan penyebaran virus Corona bagi masyarakat. Salah satu contoh kebijakan yang dilakukan adalah pembelajaran jarak jauh, pembatasan aktifitas, work form home, dan banyak kebijakan lainnya. Agar lebih maksimal dalam menekan penyebaran virus Corona maka kini pemerintah mendorong masyarakat agar mau divaksin. Tujuan divaksin bagi masyarakat adalah agar masyarakat dapat membentuk sistem kekebalan tubuh. Dengan sudah dimiliki sistem kekebalan tubuh tersebut harapannya banyak masyarakat yang peluang terjangkit virus Corona menjadi kian mengecil pada masyarakat.

Berdasarkan data yang ada sampai tanggal 29 April 2022 jumlah kasus aktif virus Corona di Indonesia berada di angka 8365 orang. Akibat jumlah tersebut pihak Worldomater menempatkan angka kasus aktif di Indonesia berada di urutan ke 19 tertinggi di kawasan Asia. Walaupun berdasarkan beberapa waktu yang dibeberapa waktu yang lalu Indonesia mengalami penurunan yang berada di bawah urutan 20 tetapi kini Indonesia berada di urutan ke 19. Berdasarkan statistik secara global kasus aktif yang berada di kawasan Asia berada di angka 20,66 persen terhadap kasus total di seluruh negara. Sedangkan berdasarkan data yang diberikan tersebut mengatakan bahwa urutan teratas dengan kasus aktif yang masih tinggi berada di Vietnam. Vietnam mencatat bahwa kasus aktif virus Corona berada di angka 1,35 juta juwa orang. Setelah Vietnam disusul oleh Jepang yang berada di urutan ke dua dengan angka kasus aktif sebanyak 422,71 ribu orang.

Berada di urutan ke 19 tertinggi pada kawasan Asia membuat banyak sekali dampak yang diberikan kurang baik bagi masyarakat ataupun pemerintah didalam menjalani kehidupan sehari-hari. Pertama adalah banyak distribusi barang dan jasa menjadi terhambat. Ya, distribusi kian mengalami lesu karena adanya ketakutan masyarakat terhadap terinfeksi serta kebijakan pemerintah yang membuat masyarakat sulit untuk bertemu. Kedua adalah naiknya harga serta muncul kebutuhan baru berupa alat kesehatan sehari-hari sebagai penangkal terinfeksi virus corona. Naiknya harga-harga dikarenakan distribusi barang dan jasa yang tersendat tetapi masyarakat yang mencari akan kebutuhan tersebut kian tinggi. Ketiga adalah mulai melesunya ekonomi yang berakibat pada pemutusan hubungan kerja. Ya, pastinya dengan lesunya daya beli masyarakat membuat banyak sekali tempat-tempat yang awalnya ramai oleh pengujung kini mulai sepi. Tidak hanya sepi karena pengujung tetapi juga tidak ada pengujung sama sekali karena masyarakat lebih memilih diam di rumah dibandingkan pergi ke suatu tempat.

Semua dampak yang diakibatkan oleh pandemik virus Corona membuat kehidupan menjadi sulit untuk dijalani. Walaupun sulit untuk dijalani kita sebagai masyarakat harus tetapi bertahan dalam menjalani kehidupan walaupun sedang ditekan oleh pandemik virus Corona. Jika hanya berfokus kepada kurang baik yaitu berupa kesusahan maka kehidupan rasanya akan selalu saja sulit. Tetapi jika kita berfokus kepada hal baik maka kehidupan menjadi baik. Salah satu contoh hal baik yang terjadi di tengah pandemik adalah saling tolong menolong.

Apabila dilihat diberbagai macam media baik itu media elektronik sampai media cetak ada banyak sekali berita yang memaparkan kebaikan berbagi. Bahkan berbagi yang dilakukan saat sedang terjadi pandemik ada banyak sekali hal-hal yang dilakukan. Salah satu contoh berbagi yang dilakukan melalui cara berbagi makanan, minuman, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyaknya kegiatan berbagi ada satu hal berbagi yang dibutuhkan adalah jasa dalam menjadi kemudi ambulan. Ya, kemudi ambulan merupakan salah satu hal yang dibutuhkan ketika terjadi pandemik virus Corona. Dengan banyaknya ambulan yang dijalankan maka akan semakin banyak orang sakit yang diantarkan untuk mendapatkan fasilitas kesehatan sehingga dapat menyembuhkan seseorang yang sedang terinfeksi dari virus Corona.

Pada umumnya jika sudah membahas akan seseorang yang mengendarai kemudi ambulan akan selalu berkaitan dengan laki-laki. Tetapi karena kebutuhan akan seseorang kemudi ambulan sangat tinggi tidak menutup kemungkinan juga pihak perempuan dapat menjadi kemudi ambulan supaya mengantarkan pasien yang sakit ke fasilitas kesehatan terdekat. Salah satu dari sekian banyak seseorang pengemudi ambulan perempuan adalah Ika Dewi Maharani. Ketika menjadi seseorang kemudi ambulan ketika terjadi pandemik virus Corona Ika Dewi Maharani berada di usia 27 tahun. Ia merupakan seseorang perempuan yang berasal dari Halmahera Barat. Ia menjadi relawan perempuan yang memiliki latar belakang perawat yang dikombinasikan dengan pengemudi ambulan.

Saat itu ia menjadi seseorang relawan yang diberangkatkan ke Jakarta maupun daerah sekitarnya dengan tujuan mempercepat penanganan virus Corona selama pandemik. Pandemik virus Corona sendiri diumumkan oleh pemerintah sekitar awal Maret 2020. Ketika sudah pengumuman tersebut mulai ada banyak sekali masyarakat yang mulai terinfeksi virus Corona baik itu di daerah perkotaan sampai ke daerah pedesaan tanpa pandang bulu terjangkit virus tersebut. Semakin banyaknya masyarakat yang terinfeksi virus Corona membuat banyak pula masyarakat yang membutuhkan ambulan untuk mengantarkan masyarakat tersebut ke fasilitas kesehatan terdekat.

Sampai di Jakarta Ika sudah cukup lama berada di Jakarta. Saking lamanya Ika berada di Jakarta untuk membantu percepatan penangan tersebut ia tidak bertemu orang tercinta. Orang tercinta tentunya dalam hal ini orang tuanya sampai anak simata wayang. Diawal-awal sebelum berangkat ke Jakarta tentunya ada sebuah penolakan yang diberikan ibu. Pastinya sang ibu selayaknya sama ibu-ibu pada umumnya memiliki sebuah ketakutan apalagi pada saat itu virus Corona merupakan virus yang baru serta mematikan. Dari hal itu saja membuat sang ibu waswas terhadap Ika sehingga ketika Ika mau berangkat ke Jakarta rasanya sang ibu kurang setuju.

Walaupun terdapat kurang setuju dari sang ibu tetapi Ika berusaha untuk meyakinkan sang ibu bahwa ia akan baik-baik saja selama disana. Salah satu cara yang dilakukan oleh Ika ketika bertugas untuk menghindari virus Corona yang menginfeksinya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri yang sudah sesuai standar SOP yang sangat berlapis-lapis. Menerapkan alat pelindung diri yang sudah standar SOP dapat meminimalisir penularan virus Corona yang pada saat itu sedang berada di puncak-puncaknya. Akhirnya setelah diberikan penjelasan yang baik serta dikombinasikan akan niat baik untuk membantu masyarakat diujungnya sang ibu merestui sang anak untuk menjadi bagian relawan percepatan penanganan virus Corona di daerah Jakarta dan sekitarnya dengan menjadi tenaga kesehatan serta pengemudi ambulan.

Pada saat sebelum berangkat Ika merupakan salah satu mahasiswa yang baru saja selesai menyelesaikan pendidikan studi S1 pada sebuah fasilitas pendidikan yang berada di Surabaya. Saat itu juga ia hanya tinggal melakukan beberapa hal dari mulai wisuda serta beberapa revisi yang harus dilakukan sebelum dinyatakan lulus dalam menempuh pendidikan studi S1. Ika sendiri mendapatkan pendidikan keperawatan dari sebuah fasilitas pendidikan Sekolah Keperawatan RS Husada Jakarta. Informasi relawan tersebut didapatkan dari temannya yang mengatakan bahwa pada saat itu BNPB sedang membutuhkan sebuah tenaga yang berprofesi sebagai perawat tetapi memiliki keahlian lain berupa bisa menyetir ambulan. Dengan memiliki keterampian menyetir serta latar belakang pendidikan perawat membuat Ika cocok menjadi bagian dalam relawan tersebut. Untuk tempat tinggal selama berada di Jakarta selama menjadi relawan Ika tinggal di sebuah mes Rumah Sakit UI Depok.

Pekerjaan tugas yang diberikan kepada Ika bertugas selama 12 jam dari mulai pukul sembilan pagi sampai sembilan malam. Agar tidak terlalu menguras tenaga serta tetap produktifitas tinggi sistem kerja yang diterapkan menggunakan dibagi-bagi berdasarkan per shift. Dalam satu hari kerja maka akan diberikan satu hari kerja untuk off. Sistem kerja per shift tersebut harapannya setiap tenaga kerja dapat tetap produktifitas tinggi serta konsetrasi dalam pekerja tinggi sehingga ketika membuat kesalahan menjadi lebih kecil bahkan mendekati angka nol. Tetapi sistem kerja per shift tersebut bersifat flexible tergantung akan kondisi lapangan. Apabila didalam lapangan membutuhkan tenaga perawat yang tinggi membuat Ika harus bertugas dalam dua hari full tanpa adanya sebuah istiharat. Tidak hanya itu saja tetapi kadang Ika melakukan tugasnya dengan bekerja overtime untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dalam meraih fasilitas kesehatan.

Semua hal yang dilakukan tersebut pastinya akan ditemukan berbagai macam kendala sampai kesulitan didalamnya tetapi Ika tidak menyerah akan hal tersebut. Bahkan dengan adanya tantangan tersebut membuat Ika menjadi bersemangat dalam menjadi relawan perawat demi mempercepat pemulihan kondisi dari pandemik virus Corona yang berada di daerah Jakarta dan sekitarnya. Ada sebuah kalimat yang selalu dipegang oleh Ika dalam menjalani kegiatan tersebut yaitu selama negara membutuhkan Ika akan selalu siap mengabdi kepada negeri. Walaupun dalam melaksanakan kegiatan pengabdian kepada negara memiliki resiko akan terpapar virus Corona yang dapat menyebabkan kehilangan nyawa tetapi Ika masih semangat dan akan terus berusaha menjalankan tugas pekerjaannya dengan baik dan benar sesuai SOP yang sudah ada.

Dari bulan pertengahan Desember di tahun 2020 berdasarkan data atau catatan dari Ikatan Dokter Indonesia sudah ada 202 dokter yang meninggal dunia diakibatkan virus Corona. Salah satu alasan faktor yang menyebabkan dokter tersebut meninggal dunia adalah kelelahan dalam bekerja. Apalagi ketika sedang berada di tahun 2020 pada saat itu virus Corona sedang berada di puncak-puncaknya sehingga beban kerja untuk dokter pastinya akan berada di kondisi tinggi. Tingginya pekerjaan didalam fasilitas kesehatan tidak hanya dirasakan oleh pihak dokter saja tetapi saat sedang berada di puncak-puncaknya penyebaran virus Corona di masyarakat beberapa pihak yang bekerja didalam bidang kesehatan juga turut merasakan tingginya pekerjaan.

Memang pada bulan-bulan di tahun 2020 kondisi masyarakat mengenai angka positif mengalami kenaikan. Bahkan hingga Desember 2020 tercatat angka kenaikan yang cukup tinggi dari pada bulan-bulan sebelumnya berdasarkan laporan dari Instagram @kawalcovid19.id. Kondisi tersebutlah yang harus dihadapi oleh Ika didalam menjalani kesehariannya sebagai relawan untuk mempercepat pemulihan kondisi virus Corona. Tentunya didalam keseharian sebagai relawan ada sebuah harapan yang selalu diyakini oleh Ika bahwa pandemik virus Corona ini segera berakhir atau paling tidak mereda sehingga setiap masyarakat termasuk Ika dapat berkumpul bersama keluarga tanpa adanya hambatan. Tetapi ternyata keinginan untuk dapat berkumpul bersama keluarga tanpa adanya hambatan sepertinya harus diredam terlebih dahulu dan bersiap untuk selalu di garda terdepan dalam mempercepat pemulihan kondisi dari pandemik virus Corona.

Dibeberapa waktu tahun 2020 juga diprediksi akan terjadi lonjakan akibat adanya libur akhir tahun. Tentunya hal tersebut menjadi kian berat tantangan dalam mempercepat pemulihan dari pandemik virus Corona. Bahkan menurut data yang diberikan oleh pihak Pemerintah DKI Jakarta per tanggal 25 Desember 2020 sebanyak 6.984 orang yang telah menempati tempat tidur isolasi yang disediakan di Jakarta sudah terisi sebanyak 84%. Angka tersebut kian meninggi dari hari ke hari pada masyarakat. Akibat hal tersebut maka tenaga kesehatan salah satunya yaitu Ika harus bekerja kian ekstra keras lagi dalam memberikan layanan kesehatan bagi orang-orang yang terinfeksi virus Corona. Saking banyaknya masyarakat yang mengalami infeksi virus Corona membuat banyak sekali tempat-tempat fasilitas kesehatan baik itu yang sudah ada atau dibuat secara mendadak mengalami penolakan jika pasien yang datang. Alasan penolakan dikarenakan sudah terjadi kepenuhan tempat isolasi sehingga fasilitas kesehatan tersebut tidak mampu memberikan lagi fasilitas kesehatan kepada pasien yang baru datang. Mau tak mau dengan kondisi tersebut harus membuat Ika harus berada di Jakarta dengan jenjang yang cukup lama serta menggunakan APD selama melakukan tugasnya.

Menggunakan APD selama melakukan kegiatan pekerjaan tidaklah mudah. Terlebih lagi APD yang digunakan biasanya tingkat tiga dengan sistem keamanan standar yang tinggi bagi para tenaga kesehatan seperti Ika. Secara sederhana perlengkapan APD yang digunakan oleh Ika ada banyak sekali dari mulai masker N95, hazmat khusus, sepatu bot, pelindung mata, sarung tangan, sampai penutup kepala. Semua itu harus digunakan selama proses kegiatan bekerja berlangsung agar terhindar dari penyebaran penyakit virus Corona yang sedang menyerang kehidupan masyarakat. Tentunya bisa dibayangkan panasnya sampai tidak nyaman menggunakan APD didalam kondisi bekerja. Bisa dibayangkan kita menggunakan jas hujan saat panas saja rasanya tidak nyaman apalagi menggunakan APD dalam kondisi panas serta pandemik virus Corona. Walaupun demikian pihak tenaga kesehatan dalam hal ini adalah Ika harus menggunakan APD yang sudah sesuai standar yang berlaku agar terhindar dari infeksi virus Corona yang sedang menyerang.

Untuk mencegah penyebaran virus Corona Ika tidak hanya mengandalkan penggunaan APD yang sudah sesuai standar saja tetapi ada hal lain. Salah satu contoh yang dilakukan oleh Ika adalah mandi sampai keramas setiap selesai pekerjaan untuk membersihkan diri dari virus Corona yang sedang menyerang. Sedangkan untuk melepas rindu kepada anak semata wayang yang harus diasuh oleh Ibunya di kampung halaman dengan melakukan video call. Secara sederhana itulah yang dilakukan oleh Ika selama di Jakarta dalam mencegah penyebaran virus Corona dari pekerjaan yang dilakukan serta melepaskan rindu dari sang anak yang saat itu sedang diasuh oleh sang ibu.

Melaksanakan tugas yang diberikan kepada Ika tidaklah mudah apalagi berfikir seperti membalikan telapak tangan. Mengendari ambulan pastinya lebih sulit jika dibandingkan mobil yang sudah dilengkapi teknologi canggih apalagi bagian setir pada ambulan masih menggunakan power steering. Belum lagi kondisi di Jakarta yang selalu mengalami kemacetan membuat Ika harus bertarung dengan beberapa pengemudi-pengemudi kendaraan yang tidak mau memberikan jalur kepada ambulan yang dikendarai oleh Ika. Kondisi macet yang dikombinasikan terhadap kondisi pasien membuat setiap penggendara ambulan dalam hal ini Ika mengalami tekanan batin. Jika Ika tidak bisa mengandalikan batinnya terhadap kondisi tersebut pastinya akan membuat pekerjaan yang sedang dilakukan menjadi kacau.

Membahas menganai hambatan yang terjadi pada pekerjaan yang dilakukan oleh Ika tidak hanya itu saja. Salah satu contoh lainnya adalah jalan atau medan yang belum terlalu hafal. Sehingga untuk menyiasati akan hal tersebut Ika mengandalkan sebuah teknologi yang bernama GPS untuk dapat memandu pasien ke dalam fasilitas kesehatan yang dibutuhkan. Ada hal lain hambatan yang akan dirasakan dalam mengantar pasien ke fasilitas kesehatan yaitu adalah akses rumah pasien. Karena Ika bukan merupakan seseorang yang berasal dari Jakarta maka sulit sekali menemukan rumah sang pasien. Terkadang bentuk mobil yang lebar tidak bisa masuk ke dalam seluruh jalan-jalan yang ada di Jakarta. Lebih lagi sadisnya lalu lintas sepedah motor membuat beberapa detik saja ambulan yang dikendari oleh Ika berhenti akan menumbulkan kemacetan yang cukup parah serta dibarengi oleh kemarahan para sepedah motor yang tidak sabar.

Walaupun ada segudang hambatan didalam melaksanakan pekerjaan sebagai relawan di Jakarta ada sebuah kisah yang menyentuh hati Ika setelah selesai pekerjaan yang dilakukan. Dimana saat Ika menjemput pasien yang posifit virus Corona dengan usia yang baru saja menginjak empat bulan. Bayi yang masih kecil tersebut dijemput bersama ibunya tanpa ditemani oleh sang ayah disampingnya. Dari sekian banyaknya pasien yang dijemput dengan latar belakang yang berbeda-beda baru bayi itulah pasien yang termuda dijemput oleh Ika. Dengan hal tersebut Ika kini menjadi lebih sadar bahwa virus Corona ini merupakan sebuah virus yang dapat menyerang berbagai macam orang tanpa memandang usia seseorang. Akibat hal tersebut juga membuat Ika semakin bersemangat lagi dalam mengantarkan berbagai macam pasien agar dapat mendapatkan penanganan di dalam fasilitas kesehatan dan sembuh dari penyakit virus Corona yang sedang menyerang.

Terkadang ada sebuah kesedihan didalam masyarakat akan kondisi pandemik virus Corona. Dimana kondisi tersebut adalah seperti dua sisi pada koin. Disatu sisi ada banyak sekali masyarakat yang sedang berjuang selamat dari serangan virus Corona yang mematikan. Sedangkan disatu sisi lainnya ada banyak sekali masyarakat yang sangat tidak peduli akan pandemik virus Corona sehingga tidak mau menerapkan berbagai macam hal pencegahan. Padahal jika sudah melihat dan merasakan secara langsung akan ganasnya virus Corona jika sudah menyerang barulah orang-orang yang tidak percaya atau peduli baru menuruti aturan yang sudah dibuat pemerintah untuk pencegahan.

Terkadang kian membuat binggung pula ada juga sebagai masyarakat yang sudah tau kondisi pandemik virus Corona sedang berada di puncak-puncaknya masih saja ada orang-orang yang egonya tinggi. Dimana orang-orang tersebut dalam kondisi tersebut melakukan kegiatan berlibur tanpa memperhatikan protokol kesehatan. Tetapi orang-orang tersebut ketika sudah terinveksi virus Corona baru menyalahkan banyak hal tetapi tidak menyalahkan dirinya sendiri yang tidak mau menerapkan protokol kehatan dan menahan diri untuk tidak berlibur. Jika sudah demikian maka pihak-pihak yang bekerja pada bidang kesehatan seperti Ika harus bekerja lebih ekstra lagi untuk menyembuhkan orang-orang yang terinfeksi virus Corona.

Kini setelah waktu berlalu serta pandemik yang mulai mengalami penurunan membahas mengenai manfaat tidak hanya bisa dilakukan oleh seseorang tenaga kesehatan seperti Ika tetapi ada hal lain. Salah satu contoh dalam menjadi seseorang yang bermanfaat adalah dengan melakukan Zakat. Ya, saat ini adalah bulan Ramadhan dan biasanya diakhir bulan tersebut akan ditutup oleh melakukan pembayaran Zakat. Tetapi kini dengan kondisi kehidupan ditengah-tengah penyebaran virus Corona membuat pembayaran Zakat secara konfensional yaitu bertemu secara langsung dihindari. Alasan dihindari tersebut karena uang ataupun barang yang dikasih dalam Zakat dapat menjadi perantara penyebaran virus Corona sehingga kini hal tersebut perlu ditekan. Maka salah satu solusi yang dapat dilakukana dalah melakukan pembayaran Zakat melalui pihak Dompet Dhuafa.

Dompet Dhuafa jika diartikan dapat menjadi sebuah lembaga filantropi dan kemanusia yang memiliki pergerakan dalam memberdayakan umat serta kemanusiaan. Pemberdayaan tersebut bergulir melalui pengelolaan dana seperti Zakat, infak, sedekah, sampai wakaf, ataupun dana sosial lainnya. Tentunya didalam pengelolaan yang dilakukan oleh Dompet Dhuafa juga menerapkan konsep welas asih atau kasih sayang sebagai akar gerakan filantropis. Gerakan filantropis juga mengedepankan lima pilar didalam melakukan programnya yaitu Kesehatan, Pendidikan, Ekonomi, serta Dakwah dan Budaya.

Membahas mengenai sejarah Dompet Dhuafa lahir berdasarkan jiwa-jiwa para jurnalis Harian Umum Republika yang bergerak pada tahun 1993. Dengan tekad tersebut maka tanggal 2 Juli 1993 hadir didalam kolom donasi Dompet Dhuafa pada halaman utama yang terdapat di Harian Umum Republika. Setelah itu pada tanggal tersebut pula mulai tersurat sebagai lahirnya sebuah lembaga yang begerak pada falantropi dan kemanusiaan. Setahun kemudian Dompet Dhuafa telah mengantongi sebuah akta pendirian akan yayasan. Tercatat melalui Akta No. 41 Tanggal 14 September 1994 di hadapan Notaris H. Abu Yusuf, S.H., yang diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 163/A.YAY.HKM/1996/PNJAKSEL. 

Jadi apakah para pembaca memiliki sosok yang dapat menginspirasi menjadi 30 Hari Jadi Manfaat?. Jika ada tidak ada salahnya para pembaca memaparkan didalam kolom komentar. Semoga dengan adanya sebuah pemaparan didalam kolom komentar tersebut penulis dan pembaca dapat saling bertukar pikiran akan seseorang yang dapat menjadi sosok 30 Hari Jadi Manfaat atau melakukan berbagi melalui Zakat. Terima kasih sudah membaca tulisan ini.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Jadi Manfaat yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Sumber tulisan, gambar, dan video:

  1. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/29/kasus-covid-19-aktif-indonesia-urutan-ke-19-di-asia
  2. https://bangdzul.com/kisah-perempuan-heroik-di-tengah-pandemi/
  3. https://www.youtube.com/watch?v=rcElQRPuG4E
  4. https://www.dompetdhuafa.org/

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Kisah Perempuan Hebat Ditengah Badai Pandemik Virus Corona"

Posting Komentar